Uji Kebenaran Interpretasi Hasil Penelitian

5. Uji Kebenaran Interpretasi

Penelitian menggunakan data dan metode tertentu perlu dilakukan uji kebenaran, karena hasil uji kebenaran sangat mempengaruhi besarnya kepercayaan pengguna terhadap jenis data maupun metode analisisnya. Semakin banyak jenis dan jumlah data penginderaan jauh, maka uji kebenaran perlu dilakukan, baik untuk keperluan pemetaan maupun untuk evaluasi sumber daya lahannya. Dalam hal ini uji kebenaran interpretasi citra yang dipakai peneliti adalah survei lapangan. Pengecekan langsung ke lapangan bertujuan untuk mencocokan kenampakan hasil interpretasi hasil klasifikasi NDVI dengan kondisi nyata kerapatan vegetasi di lapangan. Berdasarkan, pengecekan lapangan didapatkan ketelitian sebesar 85,34 dari 116 titik survei yang dapat dilihat pada lampiran, untuk tabel data tabulasi kebenaran interpretasi dapat dilihat pada lampiran. Beberapa titik survei lapangan yang dilakukan tidak sesuai dengan hasil interpretasi yang dilakukan melalui citra. Hal ini dikarenakan citra yang digunakan adalah citra Landsat perekaman tahun 2012 mengalami SLC-Off dan adanya awan. Akan tetapi setelah dilakukan survei lapangan dan dikalkulasi tingkat ketelitian data hasil klasifikasi NDVI adalah 85,34 , sehingga data hasil klasifikasi NDVI dalam penelitian ini masih dapat diterima atau digunakan. Peta titik sampel penelitian dapat dilihat di lampiran.

B. Pembahasan

Hasil Analisis Perubahan Kerapatan Vegetasi Di Kota Semarang Tahun 1989-2012 Kerapatan vegetasi di Kota Semarang mempunyai jenis yang beraneka ragam dari kelas sangat rapat-tidak bervegetasi. Keanekaragaman jenis kerapatan vegetasi ini di pengaruhi oleh keanekaragaman penggunaan lahan yang terdapat di wilayah perkotaan. Keanekaragaman penggunaan lahan inilah yang menjadikan pembeda antara kerapatan vegetasi perkotaan dan kerapatan vegetasi di wilayah cagar alam. Kelas kerapatan vegetasi yang beranekaragam ini tersebar di seluruh wilayah Kota Semarang sesuai dengan penggunaan lahanya. Hasil interpretasi dan analisis data yang telah dilakukan diatas dapat dilihat perubahan tiap kelas kerapatan vegetasi di Kota Semarang. Data perubahan kerapatan vegetasi antara tahun 1989 hingga tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 4.14 dan grafik 4.14. Perubahan kerapatan vegetasi dengan klasifikasi sangat rapat selama kurun waktu tahun 1989-2012 telah terjadi perubahan kerapatan vegetasi dengan grafik meningkat tahun 2000 dan mengalami penurunan pada tahun 2012 dengan Keteraturan perubahan kerapatan vegetasi berkurang sebesar 12,7 HaTahun. Dengan perubahan luasan terbesar terdapat di Kecamatan Mijen berkurang sebesar 646,47 Ha. Berdasarkan intensitas berkurangnya tersebut dan pengamatan di lapangan, perubahan alih fungsi penggunaan lahan hutan maupun semak belukar banyak di pengaruhi oleh