Deteksi Penyebaran Bakteri Aeromonas Hydrophilla Pada Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Di Kecamatan Medan Tuntungan

DETEKSI PENYEBARAN BAKTERI Aeromonas hydrophilla
PADA IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DI
KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN

SKRIPSI

RAHMAD HIDAYAT
090302012

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2014

Universitas Sumatera Utara

DETEKSI PENYEBARAN BAKTERI Aeromonas hydrophilla
PADA IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DI
KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN

SKRIPSI

090302012

RAHMAD HIDAYAT
Skripsi sebagai satu diantara beberapa syarat untuk dapat memperoleh gelar
Sarjana Perikanan Pada Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2014

Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PENGESAHAN
Judul Penelitian

: Deteksi Penyebaran Bakteri Aeromonas Hydrophilla Pada
Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Di Kecamatan
Medan Tuntungan


Nama

: Rahmad Hidayat

Nim

: 090302012

Program Studi

: Manajemen Sumberdaya Perairan

Disetujui Oleh
Komisi Pembimbing

Pindi Patana, S. Hut, M.Sc
Ketua

Indra Lesmana, S.Pi, M.Si

Anggota

Mengetahui

Dr. Ir. Yunasfi, M. Si
Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

Universitas Sumatera Utara

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Rahmad Hidayat
NIM

: 090302012

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Deteksi Penyebaran Bakteri
Aeromonas Hydrophilla Pada Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Di
Kecamatan Medan Tuntungan” benar merupakan hasil karya sendiri dan belum

diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber
dan data informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam daftar pustaka di akhir skripsi ini.

Medan,

Januari 2014

Rahmad Hidayat
NIM. 090302012

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

RAHMAD HIDAYAT, Deteksi Penyebaran Bakteri Aeromonas Hydrophilla Pada
Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Di Kecamatan Medan Tuntungan
Dibimbing Oleh PINDI PATANA dan INDRA LESMANA.


Ikan lele memiliki kelebihan diantaranya adalah pertumbuhannya cepat,
memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi. Saat ini
sebagian besar kegiatan budidaya ikan lele dumbo dilakukan dengan
menggunakan sistem budidaya intensif. Salah satu faktor yang cukup menentukan
akan keberhasilan budidaya lele adalah hama serta penyakit yang ada pada
budidaya lele. Masalah penyakit biasanya merupakan kendala utama karena dapat
merugikan usaha budidaya seperti kematian total, penurunan produksi dan
penurunan kualitas air.
Salah satu penyakit yang sering menyerang lele adalah bakteri A.
hydrophila. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September – November 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui penyebaran
keberadaan bakteri jenis A. hydrophila yang terdapat pada ikan Lele khusus nya di
kecamatan Medan Tuntungan. Metode pennelitian dilakukan dengan pengambilan
sampel ikan, diagnosa bakteri dan identifikasi bakteri. Hasil penelitian diperoleh
90 isolat 19 diantaranya teridentifikasi bakteri A. hidrophila yaitu pada Kolam I :
7 spesies , Kolam II : 0 , Kolam III: 7 spesies, Kolam IV: 3 spesies, Kolam V: 2
spesies.
Kata kunci : Ikan Lele, Penyakit, Identifikasi Bakteri, Aeromonas hydrophila,

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT
RAHMAD HIDAYAT, Detection of the presence Aeromonas Hydrophilla on
Clarias batrachus cultured in Medan Tuntungan District. This research was
Under Suvervised by PINDI PATANA and INDRA LESMANA.
Catfish has several advantages, some of them are the rapid growth, the ability to
adapt in high environmental, and the nutritional content is high. Nowdays, most of
the African catfish aquaculture activities conducted using intensive farming
systems. One of significant factor for the success of catfish farming is pests and
diseases that exist in catfish farming. Disease problems are usually a major
obstacle because it can harm the cultivation such as total mortality, a decrease in
production and a decrease in water quality.
One of the diseases that often attack the catfish is a A. hydrophila
bacterium. This research had been conducted on September – November 2013.
This reseach intend to identify and determine the spread of the bacterium A.
hydrophila in catfish especially in Medan Tuntungan Sub-district. This research
used sampling method, bacterial diagnosis and identification of bacteria. The
result showed, from 90 isolates, 19 of them identified A. Hidrophila bacteria, that
was 7 species in pond I, 0 species in pond II, 7 species in pond III, 3 Species in
pond IV, 2 species in pond V.

Keyword : Cathfish (Clarias batrachus), Bacteria Identify, Types of Bacterias,
Aeromonas hydrophila Bacterium,

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Sukaraja, Provinsi
Sumatera Utara pada tanggal 29 September 1992
dari ayahanda Jumharis dan Ibunda Nani Suriani.
Penulis

merupakan

anak

pertama

dari


tiga

bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan di SMA
Mitra Inalum dengan jurusan IPA tahun 2009.
Penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi Manajemen Sumberdaya
Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatra Utara melalui jalur ujian
tertulis Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) Program Studi Baru.
Selain mengikuti perkuliahan, penulis juga aktif sebagai anggota Ikatan
Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan (IMMASPERA). Penulis pernah
menjadi Asisten Laboratorium Avertebrata Air dan Mikrobiologi (2011-2012).
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Stasiun Karantina Ikan
Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Kelas I Medan II,
Belawan, Provinsi Sumatera Utara.
Penulis melaksanakan penelitian untuk tugas akhir di Stasiun Karantina
Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Kelas I Medan
II, Belawan, Provinsi Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat,
hidayah, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ” Deteksi Penyebaran Bakteri Aeromonas Hydrophilla Pada Ikan
Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Di Kecamatan Medan Tuntungan”.
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada ayahanda
Jumharis dan Ibunda Nani Suriani serta saudara saya Annisa Hari Utami dan
Novi Arisni, yang selalu memberi motivasi dan dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada komisi pembimbing
Bapak Pindi Patana, S. Hut, M.Sc dan Bapak Indra Lesmana, S.Pi, M.Si selaku
anggota Komisi Pembimbing, yang telah banyak memberikan arahan dan
masukan dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada Bapak Dr. Ir. Yunasfi, M. Si dan Pindi Patana, S.Hut, M.Sc selaku ketua
dan sekretaris Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. Seluruf staff
pengajar dan pegawai di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan.
Dan ucapan terimakasih kepada seluruh staf pegawai di Unit Pelayanan
Teknis (UPT) Budidaya Ikan, Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Medan. Dan

seluruh staf pegawai di Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan
Hasil Perikanan Kelas I Medan II.
Terimakasih kepada seluruh teman-teman di angkatan 2009 Program Studi
Manajemen Sumberdaya Perairan,

Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera

Universitas Sumatera Utara

Utara yang telah berperan serta membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Demi kesempurnaan usulan penelitian ini penulis sangat berharap kritik
dan saran yang sangat membangun. Demikian usulan penelitian ini semoga dapat
bermanfaat.

Medan,

Januari 2014

Penulis


Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ........................................... .................................................
i
ABSTRACT ...........................................................................................

ii

RIWAYAT HIDUP ........................................... ...................................

iii

KATA PENGANTAR ........................................... ...............................

iv

DAFTAR ISI ..... ....................................................................................

vi

DAFTAR GAMBAR ..... .......................................................................

viii

DAFTAR TABEL..... ............................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN ..... ...................................................................

x

PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................
Perumusan Masalah ................................................................................
Kerangka Pemikiran Penelitian ...............................................................
Tujuan Penelitian ....................................................................................
Manfaat Penelitian ..................................................................................

1
3
3
4
4

TINJAUAN PUSTAKA
Morfologi Ikan Lele (Clarias sp) ............................................................
Penyakit Pada Ikan Lele ..........................................................................
Bakteri A. hydrophila .............................................................................
Karakteristik Umum Golongan A. hydrophila ........................................
Gejala Penyakit .......................................................................................
Jenis-jenis Organisme Yang Diserang Oleh Aeromonas hydrophila......

5
6
8
11
11
12

METODE PENELEITIAN
Waktu dan Tempat ..................................................................................
Ikan Uji ...................................................................................................
Alat dan Bahan ........................................................................................
Metode Penelitian ...................................................................................
Metode Identifikasi .................................................................................
Analisis Data ...........................................................................................

15
15
15
16
17
18

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ........................................................................................................
Gejala Klinis ...........................................................................................
Perubahan Patologi..................................................................................

19
19
20

Universitas Sumatera Utara

Hati ................................................................................................
Ginjal .............................................................................................
Hasil Uji Biokimia ..................................................................................
Isolasi Media TSA .........................................................................
Pewarnaan Gram............................................................................
Uji Oksidase ..................................................................................
Uji Katalase ...................................................................................
Uji TSIA ........................................................................................
Uji Indol .........................................................................................
Uji Motility ....................................................................................
Uji O/F ...........................................................................................
Uji Citrat ........................................................................................
Kualitas Air .............................................................................................
Pembahasan .............................................................................................
Bakteri A. hydrophila ..............................................................................
Gejala Klinis ...........................................................................................
Perubahan Patologi..................................................................................
Hati ................................................................................................
Ginjal .............................................................................................
Keberadaan bakteri A. hydrophila Pada Ulangan I, II, dan III ...............
Upaya Penanggulangan ...........................................................................

20
20
20
21
21
22
23
23
23
23
23
24
27
27
27
28
29
29
29
29
32

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .............................................................................................
Saran........................................................................................................

34
34

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No.

Halaman

1.

Bagan Alir Kerangka Pemikiran....................................................

4

2.

Ikan Yang Terserang Penyakit Aeromonas hydrophila ..... ...........

7

3.

Bakteri A. hydrophila. ...................................................................

9

4.

Gejala Klinis Pada Ikan Lele .........................................................

20

5.

Perubahan Patologi Ikan Lele ........................................................

20

6.

Bakteri Gram Negatif (A. hydrophila) ...........................................

22

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No.
1.

Halaman
Hasil Identifikasi Bakteri Aeromonas hydrophila sebelum
(A) dan setelah uji Postulat Koch (B) ..... ...................................

2.

Kriteria hasil uji identifikasi bakteri

10

A. hydrophila

secara biokimia ............................................................................

11

3.

Bakteri yang ditemukan pada Setiap Isolat..... ............................

19

4.

Sifat Bakteri yang di Temukan Pada Uji Biokimia Ulangan I ....

24

5.

Sifat Bakteri yang di Temukan Pada Uji Biokimia Ulangan II...

25

6.

Sifat Bakteri yang di Temukan Pada Uji Biokimia Ulangan III .

26

7.

Kualitas Air ................................................................................

27

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Halaman

1.

Lokasi Pengambilan Sampel Ikan Lele ..... .................................

36

2.

Alat dan Bahan ............................................................................

37

3.

Sampel Ikan .................................................................................

42

4.

Bakteri A. hydrophila.. ................................................................

44

5.

Skema Penggolongan Bakteri Gram Negatif Cowan (1974)..... .

45

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

RAHMAD HIDAYAT, Deteksi Penyebaran Bakteri Aeromonas Hydrophilla Pada
Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Di Kecamatan Medan Tuntungan
Dibimbing Oleh PINDI PATANA dan INDRA LESMANA.

Ikan lele memiliki kelebihan diantaranya adalah pertumbuhannya cepat,
memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi. Saat ini
sebagian besar kegiatan budidaya ikan lele dumbo dilakukan dengan
menggunakan sistem budidaya intensif. Salah satu faktor yang cukup menentukan
akan keberhasilan budidaya lele adalah hama serta penyakit yang ada pada
budidaya lele. Masalah penyakit biasanya merupakan kendala utama karena dapat
merugikan usaha budidaya seperti kematian total, penurunan produksi dan
penurunan kualitas air.
Salah satu penyakit yang sering menyerang lele adalah bakteri A.
hydrophila. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September – November 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui penyebaran
keberadaan bakteri jenis A. hydrophila yang terdapat pada ikan Lele khusus nya di
kecamatan Medan Tuntungan. Metode pennelitian dilakukan dengan pengambilan
sampel ikan, diagnosa bakteri dan identifikasi bakteri. Hasil penelitian diperoleh
90 isolat 19 diantaranya teridentifikasi bakteri A. hidrophila yaitu pada Kolam I :
7 spesies , Kolam II : 0 , Kolam III: 7 spesies, Kolam IV: 3 spesies, Kolam V: 2
spesies.
Kata kunci : Ikan Lele, Penyakit, Identifikasi Bakteri, Aeromonas hydrophila,

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
RAHMAD HIDAYAT, Detection of the presence Aeromonas Hydrophilla on
Clarias batrachus cultured in Medan Tuntungan District. This research was
Under Suvervised by PINDI PATANA and INDRA LESMANA.
Catfish has several advantages, some of them are the rapid growth, the ability to
adapt in high environmental, and the nutritional content is high. Nowdays, most of
the African catfish aquaculture activities conducted using intensive farming
systems. One of significant factor for the success of catfish farming is pests and
diseases that exist in catfish farming. Disease problems are usually a major
obstacle because it can harm the cultivation such as total mortality, a decrease in
production and a decrease in water quality.
One of the diseases that often attack the catfish is a A. hydrophila
bacterium. This research had been conducted on September – November 2013.
This reseach intend to identify and determine the spread of the bacterium A.
hydrophila in catfish especially in Medan Tuntungan Sub-district. This research
used sampling method, bacterial diagnosis and identification of bacteria. The
result showed, from 90 isolates, 19 of them identified A. Hidrophila bacteria, that
was 7 species in pond I, 0 species in pond II, 7 species in pond III, 3 Species in
pond IV, 2 species in pond V.
Keyword : Cathfish (Clarias batrachus), Bacteria Identify, Types of Bacterias,
Aeromonas hydrophila Bacterium,

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Satu diantara berbagai macam bentuk usaha yang menghasilkan ikan
secara optimal dan tidak merusak populasi ikan dan media hidup ikan adalah
usaha budidaya ikan air tawar yang terstruktur dan dikembangkan dengan baik.
Keberhasilan budidaya ikan akan meningkatkan taraf hidup masyarakat
khususnya masyarakat yang mengandalkan hidupnya dari usaha perikanan
(Saparinto, 2009).
Lele merupakan ikan yang populer di kalangan masyarakat luas dan
menjadi kegemaran banyak orang di Indonesia. Ikan lele memiliki kelebihan
diantaranya adalah pertumbuhannya cepat, memiliki kemampuan beradaptasi
terhadap lingkungan yang tinggi, rasanya enak, dan kandungan gizinya cukup
tinggi.
Saat ini sebagian besar kegiatan budidaya ikan lele dumbo dilakukan
dengan menggunakan sistem budidaya intensif. Sistem ini dilakukan untuk
memperoleh hasil produksi yang maksimal dengan luas lahan yang minimal.
Sistem budidaya intensif yang menerapkan padat penebaran tinggi menyebabkan
ikan lebih rentan terserang penyakit (Khairuman dan Khairul, 2002).
Salah satu faktor yang cukup menentukan akan keberhasilan budidaya lele
adalah hama serta penyakit yang ada pada budidaya lele. Penyakit yang umum
menyerang pada lele budidaya biasanya lebih banyak disebabkan oleh
mikroorganisme yang bersifat parasit dan hidup pada tubuh lele, berupa sejenis
virus, bakteri dan jamur, serta protozoa yang berukuran sangat kecil. Cara

Universitas Sumatera Utara

penanggulangan penyakit pada budidaya lele merupakan upaya dalam
memaksimalkan budidaya ikan lele. Masalah penyakit biasanya merupakan
kendala utama karena dapat merugikan usaha budidaya seperti kematian total,
penurunan produksi dan penurunan kualitas air (Diani, 1991)
Salah satu penyakit yang sering menyerang lele adalah bakteri Aeromonas.
Ikan yang terserang bakteri ini akan mengalami pendarahan pada bagian tubuh
terutama pada bagian dada, perut dan pangkal sirip. Bakteri Aeromonas
hydrophila dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar meskipun pada kolam
yang terawatt dengan baik, sehingga dapat menimbulkan kerugian besar karena
menyebabkan kematian ikan secara missal. Pemeliharaan ikan lele sebagai ikan
komoditi budidaya sering kali terkendala oleh penyakit

Motile Aeromonas

Septicemia (MAS) yang disebabkan oleh bakteri A. hydrophila.
Hal ini terjadi karena kondisi padat tebar yang tinggi, suhu yang tinggi dan
kandungan bahan organik yang tinggi dapat menimbulkan stress ikan sehingga
mudah terserang penyakit. A. hydrophila termasuk kelompok bakteri gram
negatif, dapat tumbuh maksimal pada kisaran suhu 38oC- 41oC dan pertumbuhan
minimal pada suhu 0oC-5oC dengan kisaran pH 5,5-9 (Kabata, 1985). Bakteri
A. hydrophila banyak menyerang berbagai jenis ikan air tawar seperti ikan lele
dumbo (Clarias gariepinus), mas (Cyprinus carpio), gurami (Osphronemus
gouramy), patin (Pangasius hypopthalmus) dan dapat menimbulkan wabah
penyakit dengan tingkat kematian tinggi (80-100%) dalam waktu 1-2 minggu
(Kabata dalam Riauwaty, 1985).
Penyakit yang suka menyerang pada ikan budidaya lele ini memang sangat
beragam dan memerlukan penanganan yang intensif serta cara yang berbeda-beda

Universitas Sumatera Utara

tergantung dari jenis penyakit yang menyerangnya. Untuk mengetahui dan
bagaimana cara menanggulangi serangan penyakit maka kita harus tau jenis
penyakit apa yang menimpa ikan lele budidaya kita, kita bisa melihatnya dari
gejala fisiknya, perlu diperhatikan meskipun ikan lele termasuk salah satu ikan
yang memang tahan hidup dalam air yang berkualitas jelek, tetapi sanitasi air
memegang peranan penting dalam menunjang kesehatan lele yang kita
budidayakan.
Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah saat ini ikan lele menjadi
salah satu komoditas unggulan di bidang perikanan, penyakit bakterial yang
timbul akibat adanya luka pada ikan lele sangat mempengaruhi hasil budidaya.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.

Apakah terdapat penyebaran bakteri A. hydrophila pada kolam budidaya di
kecamatan Medan Tuntungan ?

2.

Bagaimanakah ciri-ciri ikan yang terserang bakteri A. hydrophila?

Kerangka Pemikiran
Berdasarkan pemaparan latar belakang penelitian, lele merupakan ikan
yang populer di kalangan masyarakat luas dan menjadi kegemaran banyak orang
di Indonesia. Hama serta penyakit yang ada pada budidaya ikan lele menjadi salah
satu faktor yang cukup menentukan akan keberhasilan budidaya ikan lele.
Timbulnya serangan penyakit merupakan hasil interaksi yang tidak seimbang
antara lingkungan, kondisi inang (ikan) dan patogen (penyakit). Identifikasi
bakteri pada luka ikan patin sangat penting untuk menentukan penyakit apa yang

Universitas Sumatera Utara

ditimbulkan oleh bakteri-bakteri tersebut. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada
Gambar 1.

Meningkatnya
Usaha Budidaya
Ikan Lele
Lingkungan
Serangan penyakit
Pada Ikan lele

Inang

Interaksi

Patogen

Virus

Bakteri

Jamur

Identifikasi
Bakteri

Gambar 1. Bagan Alir Kerangka Pemikiran

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi dan mengetahui
penyebaran keberadaan bakteri jenis A. hydrophila yang terdapat pada ikan Lele
khusus nya di kecamatan Medan Tuntungan.
Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang ciri-ciri dan gejala ikan
yang terinfeksi oleh bakteri tersebut.
2. Sebagai parameter pengendalian penyakit bagi pembudidaya.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Morfologi Ikan Lele ( Clarias sp. )
Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang
dan kulit licin. Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara
lain ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan
Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa
Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond
(Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang).
Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish.
Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai
dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air.
Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam
hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat
gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan (Saparinto dan Cahyo.
2009).
Menurut Saanin dalam Setiaji (2009) Klasifikasi Ikan Lele (Clarias sp.)
adalah sebagai berikut:
Kingdom

: Animalia

Sub-kingdom

: Metazoa

Phyllum

: Chordata

Sub-phyllum

: Vertebrata

Klas

: Pisces

Sub-klas

: Teleostei

Ordo

: Ostariophysi

Universitas Sumatera Utara

Sub-ordo

: Siluroidea

Familia

: Clariidae

Genus

: Clarias

Spesies

: Clarias batrachus

Bentuk tubuh ikan lele dumbo memanjang, agak silindris (membulat)
dibagian depan dan mengecil ke bagian ekornya. Kulitnya tidak memiliki sisik,
berlendir, dan licin. Jika terkena sinar matahari, warna tubuh ikan lele
dumbo berubah

menjadi

pucat

dan jika terkejut warna tubuhnya otomatis

menjadi loreng seperti mozaik hitam-putih. Mulut ikan lele dumbo relatif
lebar, yaitu sekitar ¼ dari panjang total tubuhnya (Khairuman dan Khairul,
2002)
Penyakit Pada Ikan Lele
Menurut Hendriana (2010) penyakit pada lele merupakan salah satu
masalah

yang

penyakit ini erat

sering dijumpai dalam usaha pembesaran lele. Munculnya
hubungannya dengan lingkungan tempat ikan itu berada.

Oleh karenanya, dalam pencegahan dan pengobatan penyakit ikan, selain
dilakukan pengendalian terhadap lingkungan, juga perlu diketahui hal-hal
yang

berkaitan

dengan timbulnya penyakit ikan itu sendiri. Berikut jenis

penyakit yang kerap menyambangi lele
1.

Penyakit karena bakteri A. hydrophila (Gambar 2)
Biasanya bila lele budidaya kita terserang penyakit ini menunjukan

gejala seperti warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat juga timbul pendarahan.
Lele bernafas kurang baik dan berada di permukaan air.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2. Ikan Yang Terserang A. hydrophila (Hendriana, 2010)

2.

Tuberculosis yang biasa disebabkan bakteri Mycobacterium fortoitum
Gejala yang muncul seperti tubuh ikan menjadi berwarna gelap, perut agak

bengkak (ini dikarenakan tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Bintik
putih di sekitar mulut serta sirip ikan.
3.

Penyakit karena Jamur Saprolegnia
Tumbuhnya jamur pada ikan bisa terjadi pada jaringan tubuh yang mati atau

ikan yang kondisinya sangat lemah sekali, biasanya gejala yang timbul pada ikan
akan ditumbuhi sekumpulan benang sangat halus seperti kapas dibagian daerah
luka atau ikan yang sudah lemah kondisinya, juga biasanya jamur ini menyerang
daerah kepala atau tutup insang pada sirip juga tubuh lainnya. Jamur ini juga
sering menyerang pada telur ikan yang kita budidaya.
4.

Bintik Putih dan juga Gatal (Trichodiniasis)
Pada bintik putih dan juga gatal (Trichodiniasis) Golongan penyakit ini

disebabkan oleh parasit dari golongan Ciliata yang bentuknya dan kadang-kadang
amuboid, mempunyai inti berbentuk seperti tapal kuda, yang sering disebut
disebut Ichthyophthirius multifilis.

Universitas Sumatera Utara

5.

Cacing Trematoda
Penyakit cacing Trematoda ini disebabkan oleh cacing kecil Gyrodactylus

dan Dactylogyrus yang biasa menyerang pada bagian insang dan kulit sirip,
biasanya gejala yang ditunjukan yaitu insang yang dirusak serta menjadi
luka-luka, lalu timbul pendarahan akibatnya pernafasan menjadi terganggu.
Namun dari keseluruhan, A. hydrophila merupakan bakteri yang paling sering
menyebabkan kematian yang merugikan bagi banyak pembudidaya.
Bakteri A. hydrophila
A. hydrophila termasuk bakteri gram negatif, dimana mempunyai
karakteristik berbentuk batang pendek, bersifat aerob dan fakultatif anaerob, tidak
berspora, motil, mempunyai satu flagel, hidup pada kisaran suhu 25-300C. Jika
organisme terkena serangan bakteri maka akan mengakibatkan gejala penyakit
hemorhagi septicaemia yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: terdapat luka
dipermukaan tubuh, insang, ulser, abses, dan perut gembung. Tidak hanya
menyerang organisme budidaya seperti ikan, tetapi penyakit ini juga menyerang
manusia dimana menyebabkan infeksi pada gastroenteristis, diare dan extra
intestinal pada manusia.
Bakteri A. hydrophila sangat mempengaruhi usaha budidaya ikan air tawar
dan seringkali menimbulkan wabah penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi
(80 – 100%) dalam kurun waktu yang singkat (1 – 2 minggu). Sehingga sangat
merugikan petani ikan dalam usaha budidaya ikan. Tingkat virulensi dari bakteri
A. hydrophila dapat menyebabkan kematian ikan tergantung dari racun yang
dihasilkan (Ghufran dan Kordi dalam Setiaji, 2009).

Universitas Sumatera Utara

Klasifikasi bakteri A. hydrophila menurut Kried dan Holt (1984) dalam
Setiaji (2009) :
Filum : Protophyta
Kelas : Schizomycetes
Ordo

: Pseudomonadales

Famili : Vibrionaceae
Genus : Aeromonas
Species :A. hydrophila
A. hydrophila merupakan bakteri heterotrofik uniseluller, tergolongprotista
prokariot yang dicirikan dengantidak adanya membran yang memisahkaninti
dengan sitoplasma. Bakteri inibiasanya berukuran 0,7-1,8 x 1,0-1,5µm dan
bergerak menggunakan sebuah polarflagel (Kabata, 1985). Hal ini diperkuat oleh
Krieg dan Holt (1984), yang menyatakan bahwa A. hydrophila bersifat motil
dengan flagela tunggal disa lah satu ujungnya.

Gambar 3. Bakteri A. hydrophila (Daskalov, 2005)

Bakteri A. hydrophila (Gambar 3) termasuk patogen oportunistik yang
hampir selalu terdapat di air dan seringkali menimbulkan penyakit apabila ikan
dalam kondisi yang kurang baik. Penyakit yang disebabkan oleh A. hydrophila
ditandai dengan adanya bercak merah pada ikan dan menimbulkan kerusakan

Universitas Sumatera Utara

pada kulit, insang dan organ dalam. Penyebaran penyakit bakterial pada ikan
umumnya sangat cepat serta dapat menyebabkan kematian yang sangat tinggi
pada ikan-ikan yang diserangnya. Gejala klinis yang timbul pada ikan yang
terserang infeksi bakteri A. hydrophila adalah gerakan ikan menjadi lamban, ikan
cenderung diam di dasar akuarium, luka/borok pada daerah yang terinfeksi;
perdarahan pada bagian pangkal sirip ekor dan sirip punggung, dan pada perut
bagian bawah terlihat buncit dan terjadi pembengkakan. Ikan sebelum mati naik
ke permukaan air dengan sikap berenang yang labil (Rahmaningsih, 2012).
Menurut Kamaludin (2011) Berdasarkan hasil pengujian terhadap bakteri
A. hydrophila menunjukkan bahwa bakteri tersebut merupakan bakteri yang
virulen, dan semakin meningkat virulensinya setelah dilakukan isolasi ulang
bakteri dari ikan lele yang diinfeksi A. hydrophila (Postulat Koch). Hal tersebut
ditandai dengan munculnya tukak pada tubuh ikan lele pasca uji tantang pada saat
uji virulensi. Setelah dilakukan uji pewarnaan Gram dan uji biokimia pada isolat
A (bakteri dari LKI) dan isolat B (bakteri hasil Postulat Koch), menunjukkan
bahwa kedua bakteri tersebut adalah bakteri A. hydrophila. Hasil uji Identifikasi
bakteri A. hidrophilla dapat dilihat Tabel 1.
Tabel 1. Hasil identifikasi bakteri A. hydrophila sebelum (A) dan setelah uji
Postulat Koch (B).
Is
ol
at
A
B

Warna

Elevasi

Krem
Krem

Cembung
Cembung

Morfologi Koloni
Tepian
Gram
Halus
Halus

-

Motilitas

O/F

Oksidase

+
+

F
F

+
+

Uji Biokimia
Katalase Gelatinase
+
+

+
+

Berdasarkan hasil tersebut dapat dipastikan bahwa bakteri yang digunakan
untuk uji tantang merupakan bakteri A. hydrophila, Hasil ini sesuai dengan BSNI

Universitas Sumatera Utara

(2009), yang menyatakan bahwa bakteri dinyatakan A. hydrophila apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut (Tabel 2).
Tabel 2. Kriteria hasil uji identifikasi bakteri A. hydrophila secara biokimia.
No.

Test

Hasil reaksi

1

Pewarnaan Gram

Gram negatif, bentuk batang pendek

2

Uji motilitas

Motil

3

Uji oksidasi

Positif oksidatif

4

Uji oksidatif-fermentatif

Positif O/F

Karakteristik Umum Golongan A. hydrophila
A. hydrophila adalah jenis bakteri yang bersifat metropolitan, oksidasif,
anaerobik fakultatif, dapat memfermentasi gula, gram negatif, tidak membentuk
spora, bentuk akar, dan merupakan penghuni asli lingkungan perairan. Bakteri ini
ditemukan di air payau, air tawar, muara, lautan, dan pada badan air yang
terklorinasi maupun tidak terklorinasi, dengan jumlah terbanyak ditemukan pada
musim hangat. Upaya isolasi aeromonas pada penyakit yang menyerang hewan
berdarah panas dan berdarah dingin telah dilakukan lebih dari 100 tahun yang
lalu, sedangkan isolasi dari manusia dilakukan sejak awal tahun 1950-an
(Hayes, 2000)
Gejala penyakit
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) ada beberapa gejala penyebab
penyakit diantaranya :
a. Gejala klinis (eksternal)
1.

Lesi terjadi secara subkutan dengan pembengkakan sehingga menyebabkan
ulcerative dermatitis (furunculosis)

Universitas Sumatera Utara

2.

Pembengkakan biasanya menjadi luka terbuka berisi nanah, darah dan
jaringan yangrusak di tengah luka tersebut terbentuk cekungan (bentuknya
seperti kaldera)

3.

Pada serangan akut tanda-tanda yang menyeluruh mungkin tidak tampak

4.

Hemorhagi pada dasar sirip dan sirip dorsal geripis

5.

Mata menonjol (eksopthalmia)

6.

Warna tubuh menjadi gelap

b. Gejala internal
1.

Petikiae pada jaringan otot tubuh

2.

Usus bagian belakang lengket dan bersatu

3.

Pembengkakan limpa (splenomegaly) dan ginjal yang berkembang menjadi
nekrosis

4.

Septicemia sangat jelas

c. Histopalogi
Nikrosis pada jaringan dengan kolonisasi bakteri, inflamasi sedikit dijumpai
karena bakteri menghasilkan leukocytolytic exotoxin.
Jenis-jenis Organisme yang Diserang Oleh A. hydrophila
Ikan Lele (Clarias sp.) merupakan salah satu jenis ikan budidaya air tawar
yang mempunyai nilai ekonomis penting dan telah dibudidayakan secara intensif.
Salah satu kendala yang dihadapi dalam budidaya intensif ikan nila adalah
penyakit ikan. Salah satu jenis penyakit ikan yang sering dijumpai adalah penyakit
bakterial yang disebabkan oleh bakteri A. hydrophila, yang menyerang spesies
ikan air tawar di perairan tropis (Rahmaningsih, 2012).

Universitas Sumatera Utara

Bakteri A. hydrophila merupakan bakteri patogen yang menyerang ikan
lele, dimana menyebabkan penyakit MAS (Motile Aeromonas Septicemia).
Bakteri ini dapat menyebabkan kematian pada ikan lele mencapai 80% bahkan
dapat mencapai 100% dalam kurun waktu 1 minggu (Mulia, 2012).
Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) telah umum dibudidayakan dan
menjadi andalan sebagai salah satu sumber protein hewani. Kawasan
pengembangan budidaya ikan gurami juga sudah terbentuk di beberapa daerah,
seperti di Jawa Barat (Bogor, Tasikmalaya, Ciamis, Garut), Jawa Tengah
(Cilacap, Banyumas, Banjarnegara, Purbalingga), Walaupun ikan gurami sudah
lama dibudidayakan secara komersial namun masih menghadapi kendala dalam
hal pertumbuhan yang lambat dan ketahanan hidup yang rendah.Salah satu
penyebabnya adalah serangan penyakit oleh bakteri A. hydrophila. Selain ikan,
berbagai spesies Aeromonas juga dapat menyerang amfibi dan hewan reptil. Pada
amfibi, bakteri ini dapat menyebabkan pendarahan dalam yang bisa berakibat
fatal. Pada manusia, bakteri ini dapat menyebabkan infeksi pada saluran
pencernaan, septicemia (keracunan darah), infeksi pada luka dan pembengkakan
pada lambung dan usus yang disertai muntah dan diare atau gastroenteritis
(Tanjung dkk., 2011).
Bakteri A. hydrophila diketahui sebagai patogen pada amfibi, reptil, ikan,
siput, sapi dan baru-baru ini, bakteri A. hydrophila menyerang manusia. Beberapa
kasus penyakit septicemias yang menyerang manusia yang dapat berakibat fatal
yang disebabkan oleh bakteri A. hydrophila, tetapi penyakit tersebut menyerang
pada manusia yang mempunyai daya tahan tubuh yang lemah dan terpapar oleh

Universitas Sumatera Utara

penyakit lainnya, misalnya leukemia.hanya A. hydrophila dilaporkan menyerang
dan menjadi patogen pada manusia ketika terdapat luka dan kontak langsung
dengan air dimana air tersebut mengandung strain bakteri A. hydrophila. Bakteri
A. hydrophila menyebabakan kerugian yang besar dibidang perikanan, misalnya,
pada tahun 1973, 37.500 ekor ikan mati selama dalam kurun waktu 13 hari dalam
satu periode di Danau North Carolina (Hazen dkk., 1978).

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September - November 2013,
pengambilan sampel dilakukan di Kolam Budidaya Ikan Masyarakat dan Unit
Pelayanan Teknis (UPT) Budidaya Ikan, Dinas Pertanian dan Kelautan Kota
Medan, identifikasi sampel ikan akan dilakukan di Stasiun Karantina Ikan
Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Kelas I Medan II,
Belawan.
Ikan Uji
Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan air tawar
yaitu ikan Lele (Clarias batrachus) di Tuntungan. Jumlah seluruh sampel
sebanyak 30 ekor, diambil di lima kolam masing-masing kolam sebanyak 2
ekor. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 3 kali ulangan.
Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : alat tulis,
kamera digital, kertas label, hot plate, timbangan analitik, cawan petri, tabung
reaksi, api bunsen, laminar air flow, alumunium foil, magnetic stirer, labu
Erlenmeyer, autoklaf, oven, inkubator, mikroskop, stomacher, jarum ose,
dissecting.
Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : sampel
uji ikan, Tryptone Soya Agar (TSIA), Oksidatif/Fermentatif (O/F), Motitlity Indol
Ornithin (MIO), Sulfit Indol Motility (SIM), Crystal violet, Akuades, Lugol, KoH,
H2O2, Oksidase, Alkohol 70%, H2O2 3%.

Universitas Sumatera Utara

Metode Penelitian
1. Pengambilan sampel ikan
a. Ikan yang menunjukkan gejala penyakit
Pengambilan sampel dilakukan secara acak di setiap masing-masing kolam
baik di Kolam budidaya masyarakat dan di Balai Benih Ikan, ikan yang
menunjukkan gejala klinis. A. hydrophila. Ikan pada saat dikumpulkan harus
dalam keadaan hidup, dan segera dikirim ke laboratorium dalam keadaan hidup.
Pengumpulan sampel organ ikan dilakukan segera. Sampel organ ini disimpan dan
diproses. Sampel harus diberi label identifikasi.
Organ dalam dapat digunakan sebagai sumber isolasi pathogen, sebab
bakteri

A. hydrophila termasuk bakteri septicemia. Isolasi dari jaringan luar

(luka) sering bercampur dengan bakteri saprofitik lainnya yang banyak diperairan.
Antibiotik tidak boleh di tambahkan pada medium transportasi dimana sampel
tersebut dikumpulkan, penanganan dan pengangkutan sampel dapat dilakukan
dengan cara :
a.

Sampel ikan hidup dapat dangkut dalam kantong plastik yang diberi
tambahan oksigen

b.

Sampel ikan yang mati (maksimum setengah jamsetelah mati) disimpan pada
suhu 40C selama 24 jam hingga dilakukan isolasi bakteri di laboraturium

2. Diagnosa Bakteri
Pemeriksaan penyakit bakteri pada ikan dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu pemeriksaan tubuh bagian luar dan pemeriksaan tubuh bagian dalam.
a. Pemeriksaan tubuh bagian luar (External Examination)

Universitas Sumatera Utara

Dalam pemeriksaan ini perlu dicatat gejala-gejala khusus yang ada pada
tubuh bagian luar ikan seperti tubuh kasar, bentuk tubuh tidak normal, kerusakan
pada sirip, adanya exophathalmus, perubahan warna pada tubuh, adanya
luka/borok dan lain-lain.
b. Pemeriksaan organ dalam
Pemeriksaan dilakukan dengan membedah tubuh ikan kemudian dicatat
gejala-gejala yang tidak normal pada tubuh ikan bagian dalam seperti perubahan
warna ginjal, hati, adanya cairan berlebih dalam rongga tubuh dan lain-lain.
3. Tahapan Identifikasi Uji Biokimia
Pemeriksaan bakteri dilakukan secara bertahap, dimana setiap sekali
pengambilan sampel dikelompokkan menjadi 5 bagian, masing-masing 2 ekor.
Kemudian setiap organ (kulit, hati, ginjal) diambil secara aseptic.
a. Isolasi Bakteri
Organ tersebut diisolasi dengan menggunakan media TSA dengan cara
menyentuh organ tersebut dengan menggunakan jarum Ose kemudian di goreskan
ke media TSA.
Tujuan dari penggoresan adalah untuk menumbuhkan/membiakkan bakteri
pada media TSA. Cawan petri diletakkan dengan posisi terbalik dan diberi label
keterangan, Cawan petri diinkubasikan pada suhu 250 - 300C selama 24 jam.
Setela 24 jam kultur bakteri yang diperoleh diwarnai dengan pewarnaan Gram dan
diamati dibawah mikroskop.
b. Uji Fisiologis karakteristik morfologi bakteri
Tujuan uji fisiologis karakteristik morfologi bakteri adalah mengetahui
Gram dan bentuk bakteri melalui pewarnaan Gram dan pengamatan mikroskop.

Universitas Sumatera Utara

c. Uji Oksidase
Uji ini berfungsi untuk menentukan ada tidaknya enzim oksidase pada
bakteri.
d. Uji Katalase
Menggunakan reagen hidrogen peroksida (H2O2 3%), hidrogen peroksida
bersifat toksik terhadap sel karena menginaktifasikan enzim dalam sel.
e. Uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA)
Merupakan media campuran berwarna merah untuk membedakan
kelompok Enterobacteriaceae berdasarkan fermentasi terhadap tiga gula yaitu
sukrosa, laktosa dan glukosa serta produksi H2S dan gas.
f. Uji Indol
Uji Indol dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri menghasilkan
indol dari asam amino triptophan.
g. Uji Motility
Uji motility dilakukan untuk membedakan bakteri motil dan bakteri non
motil.
h. Uji Oksidatif/Fermentatif (O/F)
Dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam melakukan
respirasi (oksidatif) maupun fermentatif karbohidrat (glukosa).
i. Uji Citrat
Pengujian citrat dilakukan untuk membedakan Enterobacteriaceae dan
bakteri gram (-) tertentu berdasarkan penggunaan citrat sebagai satu-satunya
sumber karbon.

Universitas Sumatera Utara

Metode Identifikasi
Biakan murni diidentifikasi mengikuti metode referensi Cowan and Steels
“Manual for the Identification of medical Bacteria” (1974). (Lampiran 3)

Analisis Data
Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan cara pengamatan
langsung, sedangkan data hasil penelitian dijelaskan dengan analisis deskriftif dan
menggunakan literatur pendukung.

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Pengumpulan sampel dilakukan sebanyak tiga kali ulangan pada kolam
yang berbeda, dimana terdapat lima kolam budidaya di Kecamatan Medan
Tuntungan dan setiap kolam masing-masing diambil dua sampel. Dari hasil
identifikasi bakteri A. hydrophila yang dilakukan di laboratorium Stasiun
Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM)
Kelas I Medan II, Belawan. Sebanyak 90 isolat tersebut ditemukan 19 spesies
bakteri A. hydrophila.
Pada tabel 3 dapat dilihat bakteri yang ditemukan pada jumlah sampel
yang terinfeksi yang telah diidentifikasi.
Tabel 3. Bakteri yang ditemukan pada setiap isolat
NO
1
2
3
4
5

Kolam I
Kolam II
Kolam III
Kolam IV
Kolam V

Pertama
4
3
1
2
Jumlah

Ulangan
Kedua
3
4
2
-

Ketiga
-

Jumlah
Isolat

Jumlah
7
7
3
2
19

Keterangan :
Kolam I, III, IV, V : Kolam budidaya Masyarakat
Kolam II : Kolam budidaya milik Pemerintah

Gejala Klinis
Gejala klinis yang tampak pada ikan lele yang diambil pada masingmasing kolam mengindikasikan luka tubuh (Gambar 4), luka pada sirip-siripnya,
perubahan warna ikan, ikan bergerak lambat, cenderung berenang dipermukaan
dan menyendiri (tidak bergerombol).

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4. Gejala klinis pada ikan lele
Perubahan Patologi
Hati
Perubahan patologi pada hati menunjukkan warna yang tampak pucat,
membengkak, dan megeluarkan aroma yang tidak sedap (Gambar 5).

Gambar 5. Perubahan patologi ikan lele
Ginjal
Perubahan patologi pada ginjal menunjukan perubahan warna yang pucat
pembengkakan ginjal
Uji Biokimia
Dari seluruh sampel yang telah diuji dapat dilihat bahwa hasil koloni yang
dimurnikan merupakan koloni dari bakteri A. hydrophila. Hasil uji biokimia
yang telah dilakukan dari 90 isolat terdapat 19 isolat yang diindikasikan ke dalam

Universitas Sumatera Utara

jenis A. hydrophila Seperti uji perwarnaan gram negatif, dengan bentuk morfologi
batang pendek, oksidasi positif, katalase positif, motility positif, menghasilkan
gas, bersifat fermentatif, H2S positif, indol positif, dan Citrat dengan hasil negatif.
Isolasi Media TSA
Ikan lele yang terdapat luka pada bagian tubuhnya, hati maupun ginjal
akan dilakukan isolasi pada media TSA dan di inkubasi pada suhu kamar selama
24 jam. Setelah proses isolasi selama 24 jam selesai dan timbul berbagai macam
koloni bakteri, kemudian dilakukan pemurnian terhadap bakteri yang terlihat
dominan pada media TSA yang telah dibuat untuk penanaman tersebut.
Pemurnian terhadap koloni yang dominan dilakukan agar diperoleh biakan dari
bakteri sehingga dapat diketahui jenis dari bakteri tersebut.
Pada media cawan isolasi bakteri ini berbentuk batang dan berwarna
kuning-krem dan berbau tidak sedap. Menurut (Kamiso H.N., dkk) A. hydrophila
ternyata dapat merupakan penyebab infeksi primer pada ikan lele. Bakteri ini
bersifat Gram negatif, berbentuk batang, koloni bulat, cembung, berwarna
kekuning-kuningan, dan mempunyai variasi biokimia.
Pewarnaan Gram
Dari hasil yang didapat pada pewarnaan Gram, pewarnaan Gram atau
metode Gram merupakan suatu metode atau teknik pewarnaan diferensial yang
penting untuk membedakan atau mencirikan bakteri. Dalam proses ini, olesan
bakteri yang terfiksasi diberi larutan tertentu yaitu Kristal Violet (gram A),
Iodium (gram B), Alkohol (gram C) dan Safranin (gram D). Bakteri yang sudah
diberi warna dengan menggunakan metode pewarnaan ini dapat dibedakan
menjadi dua kelompok yaitu bakteri gram positif (berwarna ungu) dan bakteri
gram negatif (berwarna merah).

Universitas Sumatera Utara

Gambar 6. Bakteri Gram Negatif (A. hydrophila)
Pada bakteri gram negatif dinding selnya memiliki struktur yang lebih tipis
dan lemak yang banyak, bakteri ini akan melepaskan/mengeluarkan kristal violet
dari dinding selnya ketika diberi gram C (Alkohol) dan menyerap warna merah
ketika diberi gram D (safranin) sehingga bakteri ini berwarna merah. Sesuai
dengan Tantu (2013) hasil yang diperoleh adalah bakteri bersifat negatif, hal ini
ditandai dengan warna merah muda pada struktur dinding sel yang diamati dengan
menggunakan mikroskop pada pembesaran 100x. Bakteri gram-negatif adalah
bakteri yang tidak mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses
pewarnaan gram sehingga akan berwarna merah bila diamati dengan mikroskop.
Oleh karena itu hasil pengamatan menunjukan bahwa karakteristik dari bakteri
yang diperiksa yang tumbuh pada media TSA digolongkan ke dalam bakteri
golongan Aeromonas.
Uji Oksidase
Uji ini berfungsi untuk menentukan ada tidaknya enzim oksidase pada
bakteri. Koloni bekteri yang besifat oksidase positif bila diberi reagens dimetil
p-fenillendiamin oksalat maka warna bentuk koloni berubah menjadi biru atau

Universitas Sumatera Utara

ungu dalam beberapa menit (Lay, 1994 dalam Tantu, 2013). Uji bersifat positif
ditunjukan oleh sampel yang ditunjukkan pada Tabel 4 dan Tabel 5.
Uji katalase
Menggunakan reagen hidrogen peroksida (H2O2 3%), hidrogen peroksida
bersifat toksik terhadap sel karena menginaktifasikan enzim dalam sel. Katalase
merupakan enzim yang digunakan mikroorganisme untuk menguraikan hidrogen
peroksida menjadi H2O dan O2 sampel hasil positif dapat dilihat pada Tabel 4
dan Tabel 5.
Uji TSIA
Pada uji TSIA, bakteri ini menimbulkan reaksi K/A; G; H2S yang berarti
reaksi Alkalin/Asam dan terdapat gas serta terdapat H2S dari hasil pengamatan
produksi gas H2S ditunjukan pada sampel yang terindikasi oleh A. hydrophila
ditunjukkan pada Tabel 4 dan Tabel 5.
Uji Indol
Uji Indol dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri menghasilkan
indol dari asam amino triptophan. Sampel dengan hasil positif ditunjukkan pada
Tabel 4 dan Tabel 5.
Uji Motility
Uji motilitas dilakukan untuk membedakan bakteri motil dan bakteri non
motil. Motilitas bakteri dapat diamati dari pertumbuhan bakteri pada media. hasil
positif ditunjukkan pada Tabel 4 dan Tabel 5.
Uji O/F
Dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam melakukan
respirasi (oksidatif) maupun fermentatif karbohidrat (glukosa).

Universitas Sumatera Utara

Media O/F merupakan media semi solid berwarna hijau gelap dalam
tabung reaksi.
Uji Citrat
Pengujian citrat dilakukan untuk membedakan Enterobacteriaceae dan
bakteri gram (-) tertentu berdasarkan penggunaan citrat sebagai satu-satunya
sumber karbon, dari hasil pengamatan yang ditunjukkan pada Tabel 4 dan
Tabel 5.
Berdasarkan hasil Uji Biokimia diperoleh diulangan pertama ditemukan
10 spesies bakteri A. hydrophila. Pada tabel 4 dapat dilihat hasil identifikasi
bakteri yang ditemukan pada ulangan I.

H2S

Motility

Indol

Citrat

O/F

5

TSIA

4

Katalase

3

Oksidase

2

Kulit (Luka) A
Kulit (Luka) B
Hati A
Hati B
Ginjal A
Ginjal B
Kulit A
Kulit B
Hati A
Hati B
Ginjal A
Ginjal B
Kulit (Luka) A
Kulit (Luka) B
Hati A
Hati B
Ginjal A
Ginjal B
Kulit A
Kulit (Luka) B
Hati A
Hati B
Ginjal A
Ginjal B
Kulit (Luka) A
Kulit (Luka) B
Hati A
Hati B
Ginjal A
Ginjal B

Pewarnaan
Gram

1

Kode
Sampel

Kolam

Tabel 4. Sifat Bakteri yang ditemukan pada uji biokimia ulangan I
Keterangan

-

+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-

+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+

K/A
K/A
K/A
A/A
K/A
A/A
A/A
K/K
A/A
K/K
A/A
A/A
K/A
K/A
A/A
A/A
A/A
K/A
A/A
K/A
K/K
K/K
A/A
A/A
K/A
K/A
K/K
A/A
A/A
A/A

+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-

+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-

+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-

+
+
-

+
+
F
O
F
F
O
F
F
F
F
F
+
F
-

Terinfeksi
Terinfeksi
Terinfeksi
Terinfeksi
Terinfeksi
Terinfeksi
Terinfeksi
Terinfeksi
Terinfeksi
Terinfeksi
-

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel di atas pada Kolam 1 ditemukan 4 isolat yang terinfeksi
bakteri A. hydrophila, yaitu pada kode sampel Kulit A, Kulit B, Hati A, dan
Ginjal A. Kolam 2 tidak ditemukan isolat yang terinfeksi bakteri A. hydrophila.
Kolam 3 ditemukan 3 isolat yang terinfeksi bakteri A. hydrophila dengan kode
sampel Kulit A, Kulit B, Ginjal B. Kolam 4 hanya satu isolate yang terinfeksi
bakteri A. hydrophila yaitu pada kode sampel Kulit B. Pada Kolam 5 ditemukan 2
isolat yang terinfeksi bakteri A. hydrophila yaitu pada kode sampel Kulit A dan
Kulit B.
Pada ulangan ke II ditemukan 10 spesies bakteri A. hydrophila. Hasil
identifikasi bakteri yang ditemukan pada ulangan II dapat dilihat pada Tabel 5,

H2S

Motility

Indol

Citrat

O