commit to user 59
C. EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT
Berikut ini adalah evaluasi terhadap sistem pemberian kredit pada PD. BPR-BKK Boyolali Kota Cabang Ngemplak :
1. Syarat-syarat yang harus dipenuhi pemohon kredit
Syarat-syarat yang digunakan untuk mengikat debitur sudah baik karena sudah dapat digunakan sebagai dasar evaluasi awal prosedur
pemberian kredit. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya debitur yang berdomisili di luar wilayah kerja PD. BPR-BKK Boyolali Kota dan
kesediaan debitur untuk siap diperiksa olehpetugas bank setiap saat. Dalam pelaksanaannya masih terdapat kelemahan yaitu tidak
dipatuhinya jangka waktu pelunasan kredit seperti yang ditulis dalam persyaratan, sehingga menyebabkan timbulnya kredit bermasalah.
2. Fungsi Yang Terkait
Dalam prosedur pemberian kredit sudah terdapat pemisahan fungsi yang cukup tegas sesuai dengan struktur organisasi yang ada. Hal ini
dibuktikan dengan adanya pemisahan fungsi antara fungsi kredit, fungsi kas, dan fungsi akuntansi, serta keterlibatan Dewan Pengawas, Direktur
Umum, dan Direktur Pemasaran dalam realisasi kredit dengan nominal yang besar.
Adapun kelemahannya yaitu terbatasnya karyawan dalam Seksi Analisis Kredit terkadang mengharuskan Seksi Administrasi Kredit turun
ke lapangan untuk melakukan survey lapangan. Dengan adanya fungsi ganda tersebut, dikhawatirkan terjadinya kolusi antara pemohon kredit dan
commit to user 60
Seksi Administrasi Kredit, karena tidak terdapat internal check di dalamnya. Hal ini mengakibatkan kredit diberikan pada orang yang tidak
sesuai dengan klasifikasinya.
3. Dokumen Yang Digunakan
Dokumen-dokumen dalam prosedur pemberian kredit telah mencukupi untuk digunakan dalam prosedur pemberian kredit, proses
penelitian, dan proses pencairan kredit. Hal ini ditunjukkan dengan sudah menggunakan slip bukti bernomor tercetak, sehingga memudahkan dalam
melakukan internal check kontrak. Dalam pelaksanannya masih terdapat kelemahan. Hal ini
dibuktikan dengan surat perjanjian kredit yang terkadang langsung dimintakan tanda tangan oleh debitur tanpa dibacakan isinya terlebih
dahulu oleh petugas. Hal ini berakibat, debitur tidak mengetahui secara pasti isi dari surat perjanjian tersebut. Surat Perjanjian Kredit seharusnya
dibuat rangkap 2 dua, lembar pertama untuk debitur, dan lembar kedua untuk pihak bank. Sehingga kedua belah pihak mengetahui masing-masing
hak dan kewajibannya.
4. Catatan Akuntansi Yang Digunakan