Distribusi Frekuensi Responden pada Kasus dan Kontrol

10 Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa responden pada kelompok kasus yang mempunyai riwayat kontak dengan penderita TB paru sebelumnya yang tinggal serumah sebanyak 15 responden 46,9 dan yang tidak mempunyai riwayat kontak dengan penderita TB paru sebelumnya sebanyak 17 responden 53,1. Sedangkan pada kelompok kontrol semua responden tidak mempunyai riwayat kontak dengan penderita TB paru sebelumnya sebesar 32 responden 100. Responden pada kelompok kasus yang kelembaban rumahnya tidak memenuhi syarat kesehatan sebanyak 11 responden 34,4 dan yang memenuhi syarat kesehtan sebanyak 21 responden 65,6. Sedangkan pada kelompok kontrol yang rumahnya tidak memenuhi syarat kesehatan sebanyak 13 responden 40,6 dan yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 19 responden 59,4. Responden pada kelompok kasus yang pencahayaan ruang keluarganya tidak memenuhi syarat kesehatan sebanyak 27 responden 84,4 dan yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 5 responden 15,6. Sedangkan pada kelompok kontrol yang pencahayaan ruang keluarganya tidak memenuhi syarat kesehatan sebanyak 27 responden 84,4 sedangkan yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 5 responden 15,6. Responden pada kelompok kasus yang pencahayaan kamar tidurnya tidak memenuhi syarat kesehatan sebesar 26 responden 81,3 dan yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 6 18,7. Sedangkan pada 11 kelompok kontrol yang pencahayaan kamar tidurnya tidak memenuhi syarat kesehatan sebesar 31 responden 96,8 dan yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 1 responden 3,2. Responden pada kelompok kasus yang kepadatan huniannya tidak memenuhi syarat kesehatan sebanyak 2 responden 6,3 dan yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 30 responden 93,7. Sedangkan pada kelompok kontrol yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 32 responden 100.

c. Riwayat Kontak

Tabel 2. Hubungan Antara Riwayat Kontak dengan Kejadian Tuberkulosis Paru pada Anak di Kabupaten Sukoharjo Kontrol Jumlah OR 95CI p value Kasus Ada riwayat kontak Tidak ada riwayat kontak Ada riwayat kontak 15 15 Tidak ada riwayat kontak 17 17 31 1,85- 518 0,0004 p0,001 Jumlah 32 32 Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa jumlah anak pada kelompok kasus yang memiliki riwayat kontak dengan penderita TB paru sebelumnya yang tinggal dalam satu rumah adalah sebanyak 15 anak 46,9, dan anak yang tidak memiliki riwayat kontak dengan penderita TB paru sebelumnya yang tinggal dalam satu rumah sebanyak 17 anak 53,1. Sedangkan pada kelompok kasus tidak terdapat riwayat kontak. 12 Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa anak pada kelompok kasus yang terpapar penderita TB paru sebelumnya yang tinggal dalam satu rumah lebih banyak, sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat riwayat kontak sama sekali dengan penderita TB paru sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis dengan Chi Square didapatkan nilai p0,001, dengan demikian ada hubungan antara riwayat kontak dengan kejadian TB paru pada anak di Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan hasil analisis bivariat diatas diketahui nilai OR=31, dengan nilai kontijensi 95 CI=1,855-518.

d. Kelembaban

Tabel 3. Hubungan Antara Tingkat Kelembaban dengan Kejadian Tuberkulosis Paru pada Anak di Kabupaten Sukoharjo Kontrol Jumlah OR 95CI p value Kasus Tidak memenu hi syarat Memenu hi syarat Memenuhi syarat 7 14 21 Tidak memenuhi syarat 6 5 11 1,4 0,44- 4,41 0,77 Jumlah 13 19 32 Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa tingkat kelembaban rumah pada kelompok kasus maupun kontrol yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 14 rumah. Sedangkan rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan pada kelompok kasus maupun kontrol sebanyak 6 rumah. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada kelompok kasus, rumah dengan tingkat kelembaban yang tidak memenuhi syarat kesehatan lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok kontrol sejumlah

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Pencahayaan Rumah, Kepadatan Penghuni dan Kelembaban, dan Risiko Terjadinya Infeksi Tb Anak SD di Kabupaten Jember

0 5 10

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Suspect Skabies Pada Santriwati Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia, Kec. Ampek Angkek, Kab. Agam, Sumatera Barat Tahun 2014

3 51 135

HUBUNGAN STATUS IMUNISASI DAN RIWAYAT KONTAK DENGAN KEJADIAN CAMPAK PADA BALITA DI KABUPATEN SUKOHARJO Hubungan Status Imunisasi dan Riwayat Kontak dengan Kejadian Campak Pada Balita di Kabupaten Sukoharjo.

0 5 16

HUBUNGAN STATUS IMUNISASI DAN RIWAYAT KONTAK DENGAN KEJADIAN CAMPAK PADA BALITA DI KABUPATEN SUKOHARJO Hubungan Status Imunisasi dan Riwayat Kontak dengan Kejadian Campak Pada Balita di Kabupaten Sukoharjo.

0 6 17

BAB 1 PENDAHULUAN Hubungan Status Imunisasi dan Riwayat Kontak dengan Kejadian Campak Pada Balita di Kabupaten Sukoharjo.

0 4 6

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT KONTAK, KELEMBABAN, PENCAHAYAAN, DAN KEPADATAN HUNIAN DENGAN Hubungan Antara Riwayat Kontak, Kelembaban, Pencahayaan, dan Kepadatan Hunian Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru pada Anak Di Kabupaten Sukoharjo.

2 8 15

PENDAHULUAN Hubungan Antara Riwayat Kontak, Kelembaban, Pencahayaan, dan Kepadatan Hunian Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru pada Anak Di Kabupaten Sukoharjo.

0 2 8

Hubungan Status Gizi, Imunisasi & Riwayat Kontak Dengan Kejadian Tuberkulosis Pada Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.

0 0 35

PENGARUH STATUS GIZI DAN RIWAYAT KONTAK TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS ANAK DI KABUPATEN JEMBER

0 0 12

KEPADATAN HUNIAN RUMAH PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH PUSKESMAS KENDIT KABUPATEN SITUBONDO

0 0 6