1
A. Pendahuluan
Penurunan kualitas lahan pertanian merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan pertanian indonesia.
Sedangkan kebutuhan produksi pangan semakin meningkat setiap harinya seiring dengan bertambahnya penduduk diindonesia. Degradasi tanah
merupakan salah satu penyebab rendahnya produktifitas di Indonesia. Menurut Havlin et al 2005 kesuburan tanah akan semakin menurun
akibat penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus dan menyebabkan rusaknya sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Keadaan ini
diperparah dengan banyaknya petani yang menggunakan pupuk kimia secara berkelanjutan. Oleh karena itu, diperlukan suatu usaha untuk
memenuhi kesejahteraan masyarakat petani tanpa harus mengurangi kualitas lahan pertanian. Berdasarkan permasalah ini, maka diperlukan
solusi untuk mengurangi pemakaian pupuk kimia anorganik. Penggunaan pupuk organik dapat dijadikan salah satu solusi sebagai pengganti pupuk
kimia. Serasah semakin hari semakin meningkat sedangkan usaha yang
dilakukan untuk mengatasinya belum efektif. Keberadaan serasah dapat mengakibatkan ketidaknyamanan dalam berbagai proses kegiatan,
terganggunya keindahan lingkungan dan pencemaran lingkungan. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk pemanfaatan serasah, sebagai usaha untuk
lebih mendayagunakan hasil yang kurang bermanfaat menjadi bentuk yang bermanfaat salah satunya dengan dibuat pupuk organik. Pupuk organik
dari limbah serasah dengan inokulum kotoran sapi telah tersedia hasil penelitian hibah bersaing tahap 2 oleh Siti Chalimah et al 2013. Untuk
mengetahui apakah pupuk organik memiliki potensi maka perlu di uji pada tanaman.
Tanaman cabai rawit merupakan salah satu komoditas hortikultra yang memiliki nilai ekonomis penting di Indonesia. Tanaman cabai rawit
merupakan tanaman yang mudah untuk dikembangbiakkan. Selain sebagai sumber bahan pangan, tanaman cabai rawit mengandung kapsiasin yang
2 berkasiat untuk melancarkan aliran darah serta sebagai pemati rasa kulit.
Kandungan zat
antioksidan dapat
digunakan untuk
mengatasi ketidaksuburan dan menghambat proses penuaan, selain itu cabai rawit
mampu mengurangi terjadinya penggumpalan darah dan juga menurunkan kadar kolesterol Alex, 2013.
Menurut Prihmantoro 2004 Pupuk organik yang telah umum dikenal masyarakat antara lain pupuk kandang, kompos, humus, pupuk
hijau, dan pupuk burung atau guano. Pupuk organik mengndung banyak bahan organik dari pada kadar haranya. Bahan organik memiliki peranan
dalam memperbaiki struktur tanah, sifat kimia tanah, sifat biologi tanah serta pelestarian lingkungan. Pupuk organik yang ditambahkan kedalam
tanah akan mengalami beberapa kali perombakan oleh mekroorganisme tanah untuk menjadi humus Susetya, 2012.
Chalimah et al 2013 menyatakan bahwa kualitas dan kuantitas pupuk organik dari limbah serasah dengan inoculum sapi perah dan kuda
mengandung unsur makro dan mikro nutrisi relative lengkap dan logam berat yang di analisis masih dalam standar baku mutu pupuk organik
Menpan 2009. Selanjutnya dikatakan makronutrien yang diukur relative masih rendah dibandingkan pupuk anorganik. Hasil penelitian Yanti
2013 menyatakan bahwa media campuran antara tanah dan kompos sampah tanaman memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman,
jumlah daun, jumlah ranting, dan jumlah buah. Suparti et al 2013 menyatakan bahwa pupuk organik dari limbah
serasah dengan inokulum jamur pelapuk putih secara aerob dapat menghasilkan pupuk organik sesuai dengan standar baku mutu Menpan
2009, sehingga aman dan layak digunakan sebagai pengganti pupuk anorganik. Selanjutnya dikatakan bahwa kandungan makronutrisinya
relative rendah dibandingkan pupuk anorganik pupuk kimia sedang kandungan mikronutrisinya relative lengkap dibanding pupuk anorganik
dan logam berat yang dihasilkan relative rendah.
3 Chalimah 2012, menyatakan bahwa gulma air eceng gondok
yang dicampur dengan kotoran ayam sebagai inoculum sebanyak 20 dapat menghasilkan pupuk organik yang berkualitas sesuai ISN standar
Menpan 2005-2009. Selanjutnya dikatakan hasil analisis makronutrisi relative rendah dibandingkan pupuk kimia, namun mempunyai kandungan
mikronutrien yang lengkap sehingga dapat digunakan sebagai salah satu alternative pangganti pupuk kimia dan dapat meningkatkan kualitas lahan
yang tercemar oleh pupuk kimia.
B. Metode Penelitian