Pengaruh Pendekatan Model Eliciting Activities (MEA;) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa

PENGARUH PENDEKATAN MODEL ELICITING ACTIVITIES
(MEAs) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN
KREATIF MATEMATIS SISWA

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh:

Winda Ayuningtyas
NIM. 1110017000084

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015

..t


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Pengaruh Pendekatan Model Eliciting Activities (MEA;)
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa disusun

oleh Winda Ayuningtyas, NIM.

1110017000084, Jurusan Pendidikan

Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai
karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan
yang ditetapkan oleh fakultas.

Iakarta, Juni 2015
Yang mengesahkan,

Pembimbin8

I,


-)lml[v "{'

Pembimbing

II

I

6\w

Abdul Muin. S.Si. M.Pd

Khairunnisa. S.Pd. M.Si

NIP. 19751241 200604 1 003

NrP. 19810 404 200901 2 013

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama

Winda Ayuningtyas

NIM

11

Jurusan

Pendidikan Matematika

AngkatanTahun

2010

Alamat

Jalan Puri Intan I No. 56 B Pisangan Ciputat Timur,


10017000084

Tangerang Selatan, Banten, 15419

MEI\-YATAKAN DENGAN SESUNGGT]HITYA
Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Pendekatan Model Eliciting

Activities MEAx) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Siswa adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

1.

2.

Nama

Abdul Muin, S. Si, M. Pd

NIP


r975r20t 200604 1 003

Dosen Jurusan

Pendidikan Matematika

Nama

Khairunnisa, S. Pd, M. Si

NIP

19810404 200901

Dosen Jurusan

Pendidikan Matematika

Demikian surat pernyataan


ini

2013

saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.

Jakartq Juni 2015

ABSTRAK

Winda Ayuningtyas (1110017000084). “Pengaruh Pendekatan Model Eliciting
Activites (MEAs) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis
Siswa”. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Mei 2015

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMP swasta di Tangerang Selatan

tahun ajaran 2014/2015, bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendekatan
pembelajaran Model Eliciting Activites (MEAs) terhadap kemampuan berpikir kritis
dan kreatif matematis siswa. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini
adalah quasi eksperimen dengan desain randomized control group posttest only
yang melibatkan 49 siswa sebagai sampel. Pengambilan sampel menggunakan
teknik cluster random sampling yang terdiri atas kelompok kontrol (ekspositori)
dan kelompok eksperimen (Model Eliciting Activites).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis
siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Model Eliciting Activites lebih tinggi
daripada kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran ekspositori. (tstatistik = 3,193 dan p-value = 0,0015 < 0,05). Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
yang diajarkan dengan pembelajaran Model Eliciting Activites lebih tinggi daripada
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan pembelajaran
ekspositori. (tstatistik = 1,854 dan p-value = 0,035 < 0,05). Data tersebut menunjukkan
bahwa pembelajaran Model Eliciting Activites memiliki pengaruh terhadap
kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara kemampuan berpikir kritis dan
kreatif matematis siswa baik kelas ekperimen maupun kelas kontrol. (rstatistik = 0,739
dan p-value = 0,000) dan (rstatistik = 0,459 dan p-value = 0,0105).


Kata kunci: Model Eliciting Activities (MEAs), Berpikir Kritis Matematis, Berpikir
Kreatif Matematis, Korelasi

i

ABSTRACT

Winda Ayuningtyas (1110017000084). “The Effect of Model Eliciting Activities
(MEAs) Approach through Students’ Mathematical Critical Thinking and Creative
Thinking Skills”, The Thesis Department of Mathematics Education, Faculty of
Tarbiyah and Teachers Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta.

The research was conducted in one of the private junior high school in
southern Tangerang academic year 2014/2015. The purpose of this research was
to analyze the influence of Model Eliciting Activities approach through students’
mathematical critical thinking and creative thinking skills. The study was conducted
at the junior secondary school in Pamulang by using the method of quasi
experiments with randomized control group posttest only that involving 49 students

as the sample. To take the sample, the researcher used cluster random sampling
that include kontrol group (conventional class) and experiment group (Model
Eliciting Activities class).
The result of this research shown that students’ mathematical critical
thinking skills who are taught by Model Eliciting Activities is higher than students
taught by conventional learning. (tstatistics = 3,193 and p-value = 0,0015 < 0,05).
The result of this research also shown that students’ mathematical creative thinking
skills who are taught by Model Eliciting Activities is higher than students taught by
conventional learning. (tstatistics = 1,854 and p-value = 0,035 < 0,05). This data
shown that Model Eliciting Activities approach has influenced through students’
mathematical critical thinking and creative thinking skills. The result of this
research also shown that there is a positive correlation between mathematical
critical thinking and creative thinking skills both in the experiment class and in the
control class. (rstatistics = 0,739 dan p-value = 0,000) dan (rstatistics = 0,459 dan pvalue = 0,0105).
Key words: Model Eliciting Activities, Mathematical critical thinking skills ,
Mathematical creative thinking skills, Correlation

ii

KATA PENGANTAR


‫ﺑﺳ ﺍﷲﺍﻟﺭﺤ ﻦﺍﻟﺭﺤﻳ‬
Alhamdulillah segala puji kehadirat illahirabbi Allah SWT yang telah
memberikan segala karunia, nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat kesehatan yang
berlimpah dari dunia sampai akhirat. Shalawat dan Salam senantiasa dicurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat, dan para
pengikutnya sampai akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja keras, doa,
perjuangan, kesungguhan hati dan dorongan serta masukan-masukan yang positif
dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab
itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Abdul Muin, S.Si, M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika dan
Dosen Pembimbing I dan Ibu Khairunnisa, S.Pd, M.Si., Dosen Pembimbing II
yang telah memberikan waktu, bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat
dalam membimbing penulis selama ini. Terlepas dari segala perbaikan dan
kebaikan yang diberikan, Semoga

Bapak dan Ibu selalu berada dalam


kemuliaanNya.
2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, teristimewa untuk Ibu Dra. Afidah Mas’ud selaku dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan.
4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Staf Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan Matematika
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi kemudahan dalam
pembuatan surat-surat serta sertifikat.

6. Pimpinan dan staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
penulis dalam menyediakan serta meberikan pinjaman literatur yang
dibutuhkan.
7. Kepala SMPI Al-Azhar 25 Pamulang, Bapak Drs. Ali Subkhan, MA yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian.
8. Seluruh dewan guru SMPI Al-Azhar 25 Pamulang, khususnya Bapak Hendri
Ferdyansyah, S.Pd selaku guru mata pelajaran, Bapak Rudjiman, S.Pd selaku
Waka Kurikulum, dan guru-guru SMPI Al-Azhar 25 Pamulang yang telah
membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini. Serta siswa dan siswi
SMPI Al-Azhar 25 Pamulang, khususnya kelas VII B dan VII C.
9. Keluarga tercinta Ayahanda Sudirman Derani, Ibunda Rusian yang tak hentihentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan
moril dan materil kepada penulis. Abang dan Ayuk tersayang Gunardi, S. Sos.,
Titi Safitri, dan Rizaldi yang selalu mendoakan, mendorong penulis untuk tetap
semangat dalam mengejar dan meraih cita-cita.
10. Paman dan Bibi tercinta Dr. Saidun Derani, MA dan Dra. Azizah yang juga tak
henti-hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang, menjaga selama tinggal
di Ciputat dan memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis selama
ini. Abang, Ayuk, dan Adik Sepupu, Zulfakar Tribuana Said, S. Si., ZulFahri
Tribuana Said, S.IP., Zulfiana Said,S. Ikom. dan Zulfarina Said yang selalu
memberikan motivasi kepada penulis.
11. Sahabat tercinta dan tersayang Ika Saptiana Nur Azizah dan Rahmat Adam yang
sangat membantu menghilangkan stres, panik dan kesulitan serta memberikan
motivasi penuh selama proses penyusunan skripsi.
12. Sahabat O*tongez yang selalu memberikan motivasi terdapat penulis, Rahmat
Adam, Ika Saptiana Nur Azizah, Nurhuda Aulia, Nurfithry A. Yusra, Ulfah
Fauziyah, Siti Nurhaeni, Shelvi Yulia Afsari, S.Pd., Laily Hikmah, Heni
Indriani, Nurul Qomariyah, Abdul Rojak, Ryan Agustian, S.Pd., Imam Supandi,
Nurul Huda Mafaza, dan Yuzar Aryadi.

13. Robi Johan, S.Kom. yang selalu membantu penulis menghilangkan stres dan
selalu memberikan motivasi kepada penulis.
14. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan ’10,
kelas A dan B selalu semangat kawan-kawan.
Ucapan terima kasih juga ditunjukan kepada semua pihak yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya dapat memohon dan
berdoa mudah-mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan dan
doa yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah
SWT di dunia dan akhirat. Amin yaa robbal’alamin.
Demikianlah,

betapapun

penulis

telah

berusaha

dengan

segenap

kemampuan yang ada untuk menyusun karya tulis yang sebaik-baiknya, namun di
atas lembaran-lembaran skripsi ini masih saja dirasakan dan ditemui berbagai
macam kekurangan dan kelemahan. Karena itu, kritik dan saran dari siapa saja yang
membaca skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka.
Penulis berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesarbesarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca sekalian umumnya.

Jakarta, Juni 2015

Penulis

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar belakang ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 9
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 10
D. Rumusan Masalah Penelitian .................................................................... 10
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 11
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 11
BAB II Kajian Teori ........................................................................................... 12
A. Kajian Teori .............................................................................................. 12
1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis .............................................. 12
2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ............................................ 17
3. Hubungan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis ......... 19
4. Pendekatan Pembelajaran Model Eliciting Activities (MEAs) ............ 22

5.

a.

Pengertian Model Eliciting Activities (MEAs) ............................ 22

b.

Tahap Pembelajaran Model Eliciting Activities (MEAs) ............. 27

Pendekatan Pembelajaran Konvensional ........................................... 30

B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................. 31
C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 33
D. Hipotesis Penelitian................................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 38
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 38

iii

B. Metode dan Desain Penelitian................................................................... 38
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ............................................... 39
D. Instrumen Penelitian.................................................................................. 39
1.

Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ...................................... 39

2.

Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis .................................... 42

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 51
F. Teknik Analisis Data ................................................................................. 51
G. Hipotesis Statistik ..................................................................................... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 57
A. Deskripsi Data ........................................................................................... 57
1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa ................................... 57
2. Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Eksperimen dan Kontrol 60
3. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa ................................. 61
4. Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Eksperimen dan Kontrol 64
5. Korelasi atau Hubungan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif ..... 65
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 67
C. Hambatan dalam Penelitian....................................................................... 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 85
A. Kesimpulan ............................................................................................... 85
B. Saran .......................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 87
LAMPIRAN-LAMPIRAN

iv

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1

Desain Penelitian .............................................................................. 38

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Berpikir Kritis Matematis ............................... 40

Tabel 3.3

Rubrik Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis ........................ 41

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Berpikir Kreatif Matematis ............................. 42

Tabel 3.5

Rubrik Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ...................... 42

Tabel 3.6

Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen Berpikir Kritis ............. 44

Tabel 3.7

Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen Berpikir Kreatif ........... 45

Tabel 3.8

Klasifikasi Taraf Kesukaran ............................................................. 46

Tabel 3.9

Hasil Rekapitulasi Uji Taraf Kesukaran Instrumen Berpikir Kritis . 46

Tabel 3.10 Hasil Rekapitulasi Uji Taraf Kesukaran Instrumen Berpikir Kreatif47
Tabel 3.11 Klasifikasi Indeks Daya Beda .......................................................... 48
Tabel 3.12 Hasil Rekapitulasi Uji Daya Pembeda Instrumen Berpikir Kritis ... 48
Tabel 3.13 Hasil Rekapitulasi Uji Daya Pembeda Instrumen Berpikir Kreatif . 49
Tabel 3.14 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas..................................................... 50
Tabel 4.1

Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa ................ 57

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis .................... 58

Tabel 4.3

Hasil Uji Homogenitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis ................ 58

Tabel 4.4

Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Tes Kemampuan Berpikir Kritis ..... 59

Tabel 4.5

Perbandingan Skor Kemampuan Berpikir Kritis ............................. 60

Tabel 4.6

Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa .............. 61

Tabel 4.7

Hasil Uji Normalitas Tes Kemampuan Berpikir Kreatif.................. 62

Tabel 4.8

Hasil Uji Homogenitas Tes Kemampuan Berpikir Kreatif .............. 63

Tabel 4.9

Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 64

Tabel 4.10 Perbandingan Skor Kemampuan Berpikir Kreatif ........................... 64
Tabel 4.11 Uji Korelasi Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif ..................... 66

v

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1

Tingkat Penalaran (Berpikir) dari Krulik dan Rudnick ................. 22

Gambar 2.2

Bagan Kerangka Berpikir .............................................................. 36

Gambar 4.1

Contoh Jawaban posttest siswa Eksperimen aspek Focus ............ 69

Gambar 4.2

Contoh Jawaban posttest siswa Kontrol aspek Focus ................... 69

Gambar 4.3

Contoh Jawaban posttest siswa Eksperimen aspek Reason .......... 71

Gambar 4.4

Contoh Jawaban posttest siswa Kontrol aspek Reason ................. 71

Gambar 4.5

Contoh Jawaban posttest siswa Eksperimen aspek Overview ....... 73

Gambar 4.6

Contoh Jawaban posttest siswa Kontrol aspek Overview.............. 73

Gambar 4.7

Contoh Jawaban posttest siswa Eksperimen aspek Fluency ......... 75

Gambar 4.8

Contoh Jawaban posttest siswa Kontrol aspek Fluency ................ 75

Gambar 4.9

Contoh Jawaban posttest siswa Eksperimen aspek Flexibility ...... 77

Gambar 4.10 Contoh Jawaban posttest siswa Kontrol aspek Flexibility ............ 77
Gambar 4.11 Contoh Jawaban posttest siswa Eksperimen aspek Originality .... 79
Gambar 4.12 Contoh Jawaban posttest siswa Kontrol aspek Originality ........... 79
Gambar 4.13 Proses Pembelajaran Model Eliciting Activities (MEAs)............... 82
Gambar 4.14 Pembelajaran Model Eliciting Activities Tahap Presentasi ........... 82

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen........ 88

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol .............. 116

Lampiran 3

Lembar Diskusi Siswa (LDS) Eksperimen............................ 137

Lampiran 4

Lembar Diskusi Siswa (LDS) Kontrol .................................. 186

Lampiran 5

Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis ............................ 206

Lampiran 6

Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif.......................... 207

Lampiran 7

Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ................................. 208

Lampiran 8

Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif ............................... 210

Lampiran 9

Kunci Jawaban Instrumen Berpikir Kritis ............................. 212

Lampiran 10 Kunci Jawaban Instrumen Berpikir Kreatif ........................... 216
Lampiran 11 Pedoman Penskoran Instrumen Berpikir Kritis ..................... 223
Lampiran 12 Pedoman Penskoran Instrumen Berpikir Kreatif ................... 224
Lampiran 13 Hasil Uji Coba Instrumen Berpikir Kritis ............................. 225
Lampiran 14 Hasil Uji Validitas Berpikir Kritis ......................................... 226
Lampiran 15 Hasil Uji Reliabilitas Berpikir Kritis ..................................... 227
Lampiran 16 Hasil Uji Taraf Kesukaran Berpikir Kritis ............................ 228
Lampiran 17 Hasil Uji Daya Pembeda Berpikir Kritis ............................... 229
Lampiran 18 Rekapitulasi Hasil Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran,
dan Daya Pembeda Berpikir Kritis ....................................... 230
Lampiran 19 Perhitungan Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran,
dan Daya Pembeda Berpikir Kritis ........................................ 231
Lampiran 20 Hasil Uji Coba Instrumen Berpikir Kreatif ........................... 233
Lampiran 21 Hasil Uji Validitas Berpikir Kreatif ...................................... 234
Lampiran 22 Hasil Uji Reliabilitas Berpikir Kreatif ................................... 235
Lampiran 23 Hasil Uji Daya Pembeda Berpikir Kreatif ............................. 236
Lampiran 24 Hasil Uji Taraf Kesukaran Berpikir Kreatif .......................... 237
Lampiran 25 Rekapitulasi Hasil Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran,
dan Daya Pembeda Berpikir Kreatif...................................... 238
Lampiran 26 Perhitungan Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran,

vii

dan Daya Pembeda Berpikir Kreatif...................................... 239
Lampiran 27 Perhitungan Rata-rata Indikator Berpikir Kritis Eksperimen 241
Lampiran 28 Perhitungan Rata-rata Indikator Berpikir Kritis Kontrol....... 242
Lampiran 29 Perhitungan Rata-rata Indikator Berpikir Kreatif Eksperimen243
Lampiran 30 Perhitungan Rata-rata Indikator Berpikir Kreatif Kontrol .....244
Lampiran 31 Tabel Product Moment .......................................................... 245
Lampiran 32 Uji Referensi .......................................................................... 246
Lampiran 33 Lembar Observasi Pra Penelitian .......................................... 252
Lampiran 34 Nilai UAS Al-Azhar 25 Pamulang ........................................ 254
Lampiran 35 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ..................... 255

viii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah proses untuk mengubah
jati diri seseorang menjadi lebih maju. Menurut H.Horne, “pendidikan
merupakan proses yang terjadi terus-menerus (abadi) dari penyesuaian yang
lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan
mental, yang bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti termanifestasi dalam
alam sekitar, intelektual, emosional, dan kemanusiaan dari manusia.”1
Dengan adanya pendidikan, diharapkan manusia mampu menyadari potensi
yang ia miliki sebagai makhluk yang berpikir. Dengan melakukan proses
berpikir, manusia akan menemukan eksistensi kehadirannya sebagai makhluk
yang diberi akal oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dapat dikatakan, bahwa
pendidikan merupakan landasan utama serta mendasar dalam memujudkan
perubahan.
Di Indonesia pendidikan sudah dinilai amat penting, terbukti dari
tindakan pemerintah yang mencanangkan program belajar sembilan tahun.
Pendidikan di Indonesia juga diatur dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Berdasarkan definisi pendidikan menurut UU
No. 20 tahun 2003 bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.2 Sejalan dengan definisi, pentingnya pendidikan juga ditulis dalam
UU No. 20 tahun 2003 tentang fungsi dan tujuan pendidikan. Dalam UndangUndang dijelaskan bahwa
1
Retno Listryarti. Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreatif.
(Jakarta:Esensi, 2012), h 2
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia), h 5

1

2

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.3

Berdasarkan definisi serta fungsi dan tujuan pendidikan dalam
Undang-Undang mengatakan bahwa pendidikan merupakan suatu proses
mengembangkan potensi yang ada pada diri manusia sehingga pendidikan
sianggap sangat perlu didapatkan bagi setiap orang. Dengan demikian terlihat
jelas betapa pentingnya pendidikan termasuk di Indonesia.
Pendidikan bukan hanya pendidikan formal tetapi pendidikan informal
dan nonformal. Pendidikan dalam bentuk formal adalah proses pendidikan
yang dilakukan di sekolah. Pendidikan informal adalah proses pendidikan
yang terjadi di lembaga-lembaga seperti tempat bimbingan belajar, sedangkan
pendidikan informal adalah suatu proses pendidikan yang terjadi di
lingkungan keluarga atau teman sepermainan. Pada pendidikan formal yang
biasanya didapat di sekolah terjadi suatu proses transfer pengetahuan dan
usaha mengembangkan serta mengeluarkan potensi intelektualitas dari dalam
diri manusia. Dunia pendidikan menekankan peserta didik untuk menjadi
manusia aktif, kritis, kreatif dan inovatif baik dalam proses pembelajaran
maupun diluar itu karena kemampuan seperti itu sudah ada didalam diri
masing-masing individu. Pada dasarnya manusia memiliki kebebasan untuk
berpikir, berkreasi, dan berinovasi dalam kehidupannya, sehingga dengan
mendapatkan pendidikan formal inilah peserta didik diharapkan dapat
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.
Matematika merupakan salah satu pelajaran yang penting, karena
matematika sebagai ilmu dasar yang berkembang dengan pesat baik isi
maupun aplikasinya. Menurut Mayadiana tujuan pembelajaran matematika
dalam kurikulum 2006 yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
diantaranya agar peserta didik memiliki kemampuan pemahaman konsep,

3

Ibid, h 8

3

menggunakan penalaran dalam mengeneralisasi, memecahkan masalah,
mengkomunikasikan

gagasan,

memiliki

sikap

menghargai

kegunaan

matematika (rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari
matematika).4 Pada kurikulum ini, hasil belajar dijabarkan dalam beberapa
kemampuan yang telah disebutkan diatas. Untuk dapat menguasai kelima
kemampuan tersebut diperlukan kemampuan dasar yaitu kemampuan
berpikir. Dalam pembelajaran matematika tentunya tidak lepas dari kegiatan
berpikir. Utari Sumarmo dalam jurnalnya mendefinisikan istilah berpikir
matematik (mathematical thinking) sebagai cara berpikir berkenaan dengan
proses matematika (doing math) atau cara berpikir dalam menyelesaikan
tugas matematik (mathematical task) baik yang sederhana maupun yang
kompleks.5 Sesangkan menurut Krulik dan Rudnick bahwa untuk mencapai
kemampuan tersebut dibutuhkan kemampuan berpikir dasar, berpikir kritis
dan berpikir kreatif.6
Sejalan dengan itu, Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 mensahkan
SKL Mata Pelajaran Matematika di SMP/MTs yang salah satunya ialah siswa
harus memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan
kreatif, serta mempunyai kemampuan untuk bekerja sama.7 Dari lima
kemampuan berpikir tersebut kemampuan berpikir kritis dan kreatif
merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kurikulum dan evaluasi
disusun sebagai suatu standar dalam usaha memberi kesempatan kepada
siswa dalam berbagai tingkat satuan pendidikan untuk mengonsumsi
informasi secara kritis. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir

4

Dina Mayadiana Suwarna, Suatu alternatif pembelajaran utuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis matematika, (Jakarta: Cakrawala Maha Karya, 2009), h 2
5
Solihin, “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik Pada Siswa
SMA Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah”, Pasundan Journal of Mathematics Educations,
Tahun 1, Nomor 1, November 2011
6
Fachrurazi, Penerapan pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis siswa (http://jurnal.upi.edu/file/8Fachrurazi.pdf) ,2011 , h.77, diakses pada tanggal 23 November 2014
7
Sri Wardhani, Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk
Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika. (Jakarta: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika, 2008), h. 30

4

tingkat tinggi termasuk berpikir kritis dan kreatif menjadi salah satu tujuan
dalam penyusunan kurikulum secara internasional.
Masalah yang ditemukan dalam bidang pendidikan khususnya dalam
mata pelajaran matematika adalah proses pembelajaran lebih bersifat
penekananan pada hafalan dan mencari tahu jawaban yang benar terhadap
soal-soal yang diberikan dengan satu penyelesaian. Soal-soal yang diberikan
kurang melatih kemampuan berpikir siswa sehingga proses-proses pemikiran
tinggi seperti berpikir kritis dan kreatif menjadi kurang diberikan kepada
siswa. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di negara-negara
lain. Sebagaimana dinyatakan oleh Guilford dalam pidato pelantikannya
sebagai Presiden dari American Psychological Accociation, bahwa:
“Keluhan yang paling banyak saya dengar mengenai lulusan
perguruan tingi ialah bahwa mereka cukup mampu elakukan tugastugas yang diberikan dengan menguasai teknik-teknik yang
diajarkan, namun mereka tidak berdaya jika dituntut memecahkan
masalah yang memerlukan cara-cara yang baru”8
Berdasarkan

pidato

Guliford

tersebut

dapat

diambil

suatu

pokok

permasalahan bahwa kebanyakan pengajar masih kurang mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswanya.
Khususnya dalam pembelajaran matematika, seharusnya guru lebih
banyak menekankan keterlibatan siswa dalam memanfaatkan matematika
melalui suatu proses, bukan yang berorientasi pada hasil. Proses
pembelajaran matematika seharusnya memberi kesempatan kepada siswa
untuk melihat dan memikirkan gagasan yang diberikan. Dalam belajar
matematika, siswa seringkali berhadapan dengan soal yang tidak dengan
cepat

mendapatkan

solusinya.

Sedangkan,

siswa

diharapkan

dapat

menyelesaikannya. Untuk kasus seperti ini, seorang siswa perlu berpikir atau
bernalar, menduga, mencari rumusan sederhana, kemudian membuktikan
kebenarannya. Oleh kerena itu, siswa perlu meningkatkan kemampuan
berpikir agar dapat menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah
8

2012) h.7

Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta

5

yang dihadapi. Terdapat beberapa kemampuan berpikir, diantaranya adalah
berpikir kritis dan kreatif.
Sejalan dengan itu, peneliti juga telah melakukan pengamatan
terhadap hasil kerja siswa berupa soal yang berkaitan dengan kemampuan
berpikir kritis matematis salah satu soal yaitu sebagai berikut:
“Seorang pedagang buah membeli 12 buah durian. Ia membayar
dengan 3 lembar uang seratus rubuan dan mendapat uang kembalian sebesar
Rp 30.000,00. Jika pedagang tersebut hanya membeli 8 buah durian,
berapakah ia harus membayar? Jelaskan menurut alasan kalian!”
Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih belum bisa
untuk mengidentifikasi masalah dari persoalan tersebut. Siswa cenderung
hanya menebak langsung jawaban tanpa menganalisis pemasalahan terlebih
dahulu. Dari hasil pra penelitian seluruh kelas VII, terdapat kurang dari 10
orang siswa saja yang mendapatkan nilai diatas KKM dan nilai rata-rata
setiap kelas kurang dari 60. Ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir
kritis matematis siswa di sekolah tersebut masih rendah.
Peneliti juga telah melakukan pengamatan terhadap hasil kerja siswa
berupa soal yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kreatif matematis,
yaitu sebagai berikut:
“Diketahui himpunan-himpunan berikut:
S= himpunan bilangan asli kurang dari 20
P= himpunan semua anggota S yang jika dikurangi 4 hasilnya
bilangan prima
Dari informasi di atas:
 Erdy menyimpulkan bahwa bilangan 9, 10, dan 11 ∈ P

 Arif menyimpulkan bahwa terdapat tiga buah bilangan genap yang
merupakan anggota P
 Syifa menyimpulkan bahwa P={x│x > 5, x ∈ Ganjil}

Pertanyaan:

6

a. Menurutmu pernyataan siapakah yang benar? Jawablah dengan
alasan secara rinci!
b. Pilih salah satu penyataan mereka (boleh Erdy, Arif, ataupun
Syifa) yang kamu anggap salah, lalu ubah pernyataan mereka sehingga
menjadi benar!
c. Perhatikan jawabanmu pada soal (b), gunakan cara yang berbeda
untuk mengubah penyataan yang salah itu menjadi benar!”
Berdasarkan pengalaman pra penelitian, ketika diberikan soal yang
memungkinkan banyak jawaban seperti soal di atas, siswa cenderung ragu
untuk menjawab dan tidak percaya diri dengan jawaban mereka sendiri.
Sedangkan hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih belum
bisa untuk menjawab soal tersebut. Seperti halnya dengan tes kemampuan
berpikir kritis, hasil tes kemampuan berpikir kreatif pun menunjukkan hal
yang sama yaitu kurang dari 10 siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM
dan nilai rata-rata kelas kurang dari 60. Dari hasil pra penelitian tersebut
menunjukkan bahwa siswa kurang dilatih untuk menjawab soal-soal yang
memiliki banyak kemungkinan jawaban dan ini bearti kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa di sekolah tersebut masih rendah.
Berdasarkan hasil pra penelitian juga menunjukkan bahwa proses
pembelajaran matematika di sekolah tersebut guru masih menjadi pusat
pembelajaran dan jarang sekali guru memberikan kesempatan siswa untuk
berperan aktif dalam pembelajaran. Siswa juga jarang sekali diberikan soal
yang bersifat terbuka dan membutuhkan analisis sebelum menjawab. Metode
pembelajaran yang digunakan guru juga masih kurang bervariasi. Biasanya
guru menggunakan metode yang monoton seperti hanya menggunakan
metode ceramah. Penggunaan media atau alat bantu juga jarang sekali
digunakan dalam pembelajaran matematika.
Mendidik tidak hanya memberikan atau mentransfer ilmu saja,
sehingga proses pembelajaran menjadi sistem pembelajaran yang cenderung
terfokus pada hafalan-hafalan. Akibatnya, peserta didik tidak terlalu mahir

7

dalam mengaplikasikan teori-teori ilmu pengetahuan dan juga lemah dalam
melakukan pengkajian keilmuan yang bersifat kontekstual. Pada era sekarang
yang menuntut keaktifan peserta didik, sangatlah penting di dalam proses
pembelajaran guru tidaklah sebagai satu-satunya sumber belajar. Dan
sangatlah penting pula, metode yang digunakan guru dalam menyampaikan
pelajaran tidak menggunakan pendekatan yang berpusat pada guru. Karena
proses pembelajaran yang berpusat pada guru, hanya membuat proses
pembelajaran

menjadi

sesuatu

yang

membosankan

dan

kurang

mengembangkan kemampuan peserta didik.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan optimal
dari kemampuan berpikir kritis dan kreatif berhubungan erat dengan cara
mengajar.

Salah

satu

metode

pembelajaran

yang

dianggap

dapat

mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa
adalah Pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs). Lesh dan Doerr
mengatakan bahwa “Model eliciting activities (MEAs) are derived from a
models and modelling perspective on problem solving in mathematics, sciene,
and engineering education and provide students with a future-oriented
approach to learning”.9 Dari penjelasan tersebut dapat dimaknai bahwa
Model Eliciting Activities (MEAs) adalah kegiatan membuat (membangun)
model dan perspektif pemodelan untuk pemecahan masalah dalam pendidikan
matematika, ilmu pengetahuan dan teknik dengan pendekatan pembelajaran
yang berorientasi masa depan. Melalui MEAs, siswa berulang kali
mengungkapkan, menguji, dan memperbaiki atau merevisi cara berpikir
mereka untuk menghasilkan sebuah model yang terstruktur dan paling efektif
dan efisien untuk memecahkan masalah yang diberikan.
Menurut Scott, pencetus MEAs, MEAs memiliki dua tujuan dalam
membuat MEAs yaitu, first, MEAs would encorage students to create
mathematical models to solve complex problems, just as applied
methematicians do in the real world (Lesh dan Doer). Second, MEAs were
9

Myith Swe Khrine, et al, Model and Modeling Cognitive Tools For Scientific Enquiry.
(Australia: Springer Science, 2011), p.175

8

designed to enable researches to investigate students mathematical thingking
(NCTM).
Actvities

10

Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan bahwa Model Eliciting

(MEAs)

ini

bertujuan

untuk

mendorong

siswa

membuat

(membangun) model matematika untuk menyelesaikan masalah yang sulit
dan memungkinkan peneliti untuk meneliti kemampuan berpikir siswa.
Berdasarkan

tahap

pembelajarannya,

pembelajaran

MEAs

memungkinkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Dalam
MEAs, kegiatan pembelajaran diawali dengan penyajian masalah yang
memunculkan aktivitas untuk menghasilkan model matematika yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah matematika. Melalui proses
pemodelan siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya,
khususnya kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Selama proses pemodelan,
siswa akan diberikan panduan dalam membuat suatu model dengan
memperhatikan langkah-langkah pembentukan suatu model. Tahap awal,
siswa mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata dan
menyatakannya dalam bentuk yang setepat mungkin. Pada tahap ini
memungkinkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Tahap kedua, siswa membuat model matematis yang mungkin dari situasi
masalah

yang

diberikan.

Pada

tahap

ini

memungkinkan

untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa.
Tahap ketiga, siswa menganalisis model agar model tersebut dapat
menyelesaikan masalah yang ada. Pada tahap keempat, siswa diminta untuk
mencocokkan solusi matematis yang diperoleh kedalam situasi semula.
Setelah siswa melewati keempat tahap pemodelan tersebut, dalam MEAs
siswa diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaan mereka dan
memeriksa model matematis yang telah dibuat melalui lembar refleksi yang
terdapat 3 pertanyaan berkaitan dengan model matematis. Pertanyaan pertama
berkaitan dengan aspek representasi dengan menanyakan jawaban yang
dibuat sudah menyajikan model matematis atau belum. Pertanyaan kedua
10
Scott A. Chamberlin, et al, Model Eliciting Activities as a tool to Develop and Identify
Creatively Giftes Mathematicians, The Journal of Secondary Gified Education, vol.XVII no.1,
2005, p.37

9

berkaitan dengan aspek validitas dengan menanyakan model matematis yang
dibuat sudah tepat atau belum. Dan pertanyaan ketiga berkaitan dengan aspek
penerapan dengan menanyakan model matematis yang telah dibuat dapat
digunakan dalam konsep matematika yang lain apa tidak. Berdasarkan tahaptahap

pembelajaran

MEAs,

memungkinkan

untuk

mengembangkan

kemampuan berpikir siswa. Karena pada setiap tahap pembelajaran
membutuhkan kemampuan dalam mengidentifikasi masalah, memberikan
alasan, memberikan banyak jawaban yang berbeda-beda, serta menentukan
alternatif jawaban yang mungkin. Jadi, melalui MEAs ini diharapkan siswa
dapat mengembangkan kemampuan berpikir dalam bidang matematika,
khususnya mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatifnya.
Dari uraian di atas, penulis terdorong untuk melakukan sebuah
penelitian yang berjudul: “Pengaruh Model Eliciting Activities (MEAs)
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa”.

B. Identifikasi Masalah
Dari apa yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah, muncul
berbagai macam permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1.

Proses pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga siswa hanya
mendapatkan komunikasi satu arah saja dan siswa cenderung pasif dalam
proses pembelajaran.

2.

Pembelajaran matematika yang biasa dilakukan lebih berkonsentrasi pada
penyelesaian soal yang bersifat prosedural semata menyebabkan siswa
tidak mampu menyelesaikan masalah matematika dalam bentuk yang
berbeda dengan contoh.

3.

Model pembelajaran yang diterapkan di beberapa sekolah masih belum
optimal utnuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif
siswa.

4.

Siswa jarang diajak untuk melihat permasalahan yang berdasarkan dunia
nyata siswa.

5.

Kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa rendah

10

C. Pembatasan Masalah
1. Materi matematika yang diajarkan selama proses penelitian adalah materi
Segiempat kelas VII semester genap di SMPI Al-Azhar 25 Pamulang,
Tangerang Selatan tahun ajaran 2014/2015. Adapun kemampuan berpikir
kritis

matematis

dibatasi

pada

aspek

Focus

dengan

indikator

mengidentifikasi masalah, aspek Reason dengan indikator memberikan
alasan, dan aspek Overview dengan inidikator memeriksa kebenaran suatu
pernyataan. Sedangkan kemampuan berpikir kreatif matematis dibatasi
pada aspek Fluency dengan indikator memberikan banyak jawaban
terhadap suatu masalah, aspek Flexibility dengan indikator memberikan
alternatif jawaban terhadap suatu masalah, dan aspek Originality dengan
indikator memberikan jawaban yang unik terhadap suatu masalah.
2. Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran yang
biasa diterapkan di sekolah tempat penelitian berlangsung, yaitu
pembelajaran ekspositori.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka
permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran
MEAs lebih tinggi dari kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh
pembelajaran matematika secara konvensional?
2. Apakah

kemampuan

berpikir

kreatif

siswa

yang

memperoleh

pembelajaran MEAs lebih tinggi dari kemampuan berpikir kreatif siswa
yang memperoleh pembelajaran matematika secara konvensional?
3. Apakah terdapat korelasi antara kemampuan berpikir kritis dan
kemampuan berpikir kreatif?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah:

11

1. Membandingkan kemampuan berpikir kritis matematis antara siswa yang
diterapkan pembelajaran Model Eliciting Activities (MEAs) dengan siswa
yang pembelajarannya konvensional.
2. Membandingkan kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa yang
diterapkan pembelajaran Model Eliciting Activities (MEAs) dengan siswa
yang pembelajarannya konvensional.
3. Menganalisis hubungan atau korelasi antara kemampuan berpikir kritis
dan kreatif siswa setelah diterapkan Model eliciting Activities (MEAs)
maupun dengan pembelajaran konvensional.

F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat,terutama
bagi guru dan peneliti selanjutnya antara lain:
1.

Penelitian ini dapat menambah alternatif pendekatan pembelajaran,
khususnya pada mata pelajaran matematika sehingga dapat dimanfaatkan
dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar serta untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematika siswa.

BAB II
KAJIAN TEORI
A.

Kajian Teori

1.

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Berpikir tidak pernah terlepas dari kehidupan manusia, karena berpikir

merupakan ciri yang membedakan manusia dengan makhluk hidup yang
lainnya. Berpikir pada umumnya didefinisikan sebagai proses mental yang
dapat menghasilkan pengetahuan. Kemampuan berpikir dikelompokkan
menjadi kemampuan berpikir dasar dan kemampuan berpikir tingkat tinggi
dan yang termasuk ke dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah
kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif.1 Pada bagian ini akan dibahas
tentang kemampuan berpikir kritis terlebih dahulu.
Secara alamiah, kehidupan seseorang selalu mengalami perubahan
sehingga ia perlu bekal untuk dapat beradaptasi dalam situasi baru. Bekal
tersebut adalah berupa kemampuan untuk menganalisis sudut pandang
berbeda, menganalisis pilihan informasi yang beragam, dan menyusun pilihan
informatif berdasarkan informasi yang akurat. Pastinya bekal seperti ini
terkait dengan kemampuan berpikir kritis yang dimiliki oleh setiap orang
karena tujuan berpikir kritis adalah memutuskan apa yang diyakini atau
dikerjakan.
Secara rinci Woolfolk menyatakan bahwa “kemampuan itu meliputi
empat jenis, yaitu kemampuan pemecahan masalah, kemampuan pengambilan
keputusan, kemampuan berpikir kreatif, dan kemampuan berpikir kritis”.2 Hal
tersebut memperlihatkan bahwa kemampuan berpikir kritis merupakan salah
satu standar kemampuan yang harus ada dalam proses pembelajaran,
khususnya pembelajaran matematika. Karena pada prinsipnya manusia itu
1
Elaine B. Johnson, Contextual Teaching & Learning menjadikan kegiatan belajarmengajar mengasyikkan dan bermakna, (Bandung: MLC, 2009), h. 182
2
Ibrahim, Pembelajaran Matematika Teori dan Aplikasinya, (Yogyakarta: Suka-Press,

2012), h. 33

12

13

memiliki bekal berpikir kritis. Tetapi yang menjadi pembedanya adalah
bagaimana kemampuan ini dikembangkan dalam kehidupan masing-masing
orang.
Berpikir menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti
menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan atau memutuskan
sesuatu.3 Kritis menurut Kamus besar Bahasa Indonesia memiliki arti
berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan.4 Jadi, dapat dirumskan
berpikir kritis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya adalah suatu
proses menggunakan akal untuk memutuskan sesuatu dan menemukan
kekeliruan.
Berpikir kritis menurut beberapa ahli sering kali dijadikan acuan dalam
membuat suatu rumusan yang baru yang sesuai dengan keinginan dari
seorang penulis. Salah satu pendapat ahli tentang berpikir kritis adalah
menurut Ennis. Ennis mengatakan bahwa “berpikir kritis adalah pemikiran
yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang
mesti dipercaya atau dilakukan”.5 Dari pendapat Ennis tersebut, berpikir kritis
yang dimaksud adalah kemampuan memutuskan suatu solusi terhadap
masalah sesuai dengan apa yang diyakini dan berdasarkan alasan-alasan yang
logis dan tepat.
Berpikir kritis matematis dalam penelitian ini adalah berpikir kritis
dalam pembelajaran matematika. Elaine B. Jhonson berpendapat dalam
bukunya bahwa berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang
memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan
pendapat mereka sendiri.6 Maksudnya, ketika seseorang dihadapkan terhadap
suatu masalah, masalah tersebut diselesaikan dengan cara yang diyakini dan
memiliki alasan yang logis dalam penyelesaiannya. Perlunya berpikir kritis
3

W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka,
1993), h. 752
4
W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka,
1993), h. 527
5
Alec Fisher, Berpikir Kritis, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 4
6
Elaine B.Johnson, op. cit. h. 185

14

dapat dilihat dari tujuan berpikir kritis tersebut yaitu untuk memperoleh atau
mencapai pemahaman yang mendalam, sehingga seorang siswa tidak serta
merta menerima suatu pemahaman tanpa mengkaji permasalahan terlebih
dahulu. Berpikir kritis merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan
dalam hal memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan
berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan. Berpikir kritis juga
merupakan kegiatan mengevaluasi, mempertimbangkan kesimpulan yang
akan diambil ketika menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat
keputusan.
Pada umumnya, orang yang mampu berpikir kritis matematis adalah
orang yang tidak begitu saja menerima atau menolak sesuatu. Mereka akan
mencermati, menganalisis, dan mengevaluasi informasi sebelum menentukan
apakah mereka menerima atau menolak informasi. Dalam berpikir kritis
siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk
menguji ketajaman gagasan, pemecahan masalah, dan mengatasi masalah.
Kemampuan berpikir kritis ini perlu dikembangkan dalam diri siswa karena
melalui kemampuan berpikir kritis siswa dapat lebih mudah memahami
konsep, peka akan masalah yang terjadi sehingga dapat memahami dan
menyelesaikan masalah dan mampu mengaplikasikan konsep dalam situasi
berbeda.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam mengembangkan
berpikir kritis adalah:
1. Mengenali masalah
2. Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani
masalah.
3. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan untuk
penyelesaian masalah
4. Mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan
5. Menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas dalam
membicarkan suatu persoalan
6. Mengevaluasi data dan menilai fakta serta pernyataan-pernyataan

15

7. Mencermati adanya hubungan logis anatara masalah-masalah
dengan jawaban yang diberikan
8. Menarik kesimpulan-kesimpulan atau pendapat tentang isu atau
persoalan yang sedang dibicarakan.7
Sejalan

dengan

langkah-langkah

yang

dapat

dilakukan

untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kritis, Santrock berpendapat dalam
Desmita bahwa untuk berpikir secara kritis, untuk memecahkan setiap
permasalahan atau untuk mempelajari sejumlah pengetahuan baru, anak-anak
harus mengambil peran aktif di dalam belajar, dalam artian anak-anak harus
berupaya mengembangkan sejumlah proses berpikir aktif, diantaranya:
1. Mendengarkan secara seksama
2. Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan-pertanyan
3. Mengorganisasi pemikiran-pemikiran mereka
4. Memperhatikan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan
5. Melakukan deduksi (penalaran dari umum ke khusus)
6. Membedakan anatara kesimpulan-kesimpulan yang valid dan yag tidak
valid secara logika
7. Belajar bagaimana mengajukan pertanyaan-pertanyaan klarifikasi.8
Selanjutnya Ennis menyatakan bahwa ada enam elemen dasar dalam
berpikir kritis yang dikenal dengan FRISCO (Focus, Reason, Infere