Implementasi PP NO. 48 Tahun 2014 Tentang Biaya Nikah Sebagai Public Service

IMPLEMENTASI PP NO. 48 TAHUN 2014
TENTANG BIAYA NIKAH SEBAGAI
PUBLIC SERVICES
(Studi Pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Kebayoran Baru)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

ARISA DYKAWRESA
NIM : 1111044100070

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA
( AHWAL SYAKHSIYYAH )
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2015 M


IMPLEMENTASI PP NO. 48 TAHUN 2014
TENTANG BIAYA NIKAH SEBAGAI
PUBLIC SERVICES
(Studi Pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Kebayoran Baru)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

ARISA DYKAWRESA
NIM : 1111044100070

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA
( AHWAL SYAKHSIYYAH )
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA
1437 H/2015 M

i

IMPLEMENTASI PP NO. 48 TAHUN 2014 TENTANG
BIAYA NIKAH SEBAGAI PUBLIC SERVICES
(Studi Pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Kebayoran Barn)
Skripsi
Diajukankepada Fakultas Syariah dan Hukmn untuk Memenuhi Salah Satn Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

Ansa Dykawresa
NIM : 1111044100070

Di Bawah Bimbingan

KONSENTRASI PERADILAN AGAMA {

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF mDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M

ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul "Implementasi PP No. 48 Tabun 2014 Tentang Biaya
Nikah

Sebagai Public Services (StIidi Pada Kantor

Urusan Agama

Kecamatan Kebayoran Baru)" telah diujikan dalam sidang munaqasyah
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 8

Oktober 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (SI) pada Program Studi Hukum Keluarga
(Ahwal al-Syakhsiyyah).
Jakarta, 8 Oktober 2015
Mengesahkan
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

1--

PANITIA UJIAN MUNAQASYAH

Ketua

: Dr. H. Abdul Halim. M.Ag
NIP: 19670608 199403 1 005

Sekretaris

: Arip Purkon, 1\'IA
NIP: 19790427 200312 1 002


Pembimbing

: Dr. H. Yavan Sopvan, SH., M.Ag
NIP: 19681014 199603 1 002

Pcnguji I

PCllguii II



( セ

C)-- .

• Drs. Djawahir Hejazziey, SO., MA
\lIP 19551015 197903 I 002
• Dra. Hi ..\Jash:ufa. セjNM|
\[P: I L)('6UiU':; 1'19-103 :2 002

iii

)

(



iセ \M]^i

'tAlA
GイLカMャvゥlセ

N「セ G

v-/ ___

:-......)

·



j

!

1

i

I

LEMBAR PERNY ATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:
I. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar Strata Satu (S-I) di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.


Semua sumber yang saya gunakan dalam penuJisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif H idayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
H idayatullah Jakarta.

Jakarta, 8 September 20 I 5

ArlSa DykawTesa

I\i

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
Skripsi yang berjudul “Implementasi PP No. 48 Tahun 2014 Tentang Biaya Nikah
Sebagai Public Services (Studi Pada Kantor Urusan Agama Kecamatan
Kebayoran Baru)” telah diujikan dalam sidang munaqashah Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 8 Oktober 2015. Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)
pada Program Studi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhsiyyah).
Jakarta, 8 Oktober 2015
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Dr. Asep Saepudin Jahar, MA.
NIP. 19691216 199603 1 001

PANITIA UJIAN MUNAQASHAH

Ketua

: Dr. H. Abdul Halim, M.Ag

(.................................)

NIP. 19670608 199403 1 005
Sekertaris


: Arip Purkon, MA
NIP. 19790427 200312 1 002

Pembimbing : Dr. H. Yayan Sopyan, SH., M.Ag

(.................................)

(.................................)

NIP. 19681014 199603 1 002
Penguji I

: Drs. Djawahir Hejazziey, SH., MA

(.................................)

NIP. 19551015 197903 1 002
Penguji II


: Dra. Hj. Maskufa, MA
NIP. 19680703 199403 2 002
iii

(.................................)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar Strata Satu (S-1) di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 8 September 2015

Arisa Dykawresa

iv

ABSTRAK

Arisa Dykawresa. NIM 1111044100070. Implementasi PP No. 48
Tahun 2014 Tentang Biaya Nikah Sebagai Public Services (Studi Pada
Kantor Urusan Agama Kecamatan Kebayoran Baru). Konsentrasi Peradilan
Agama Program Studi Hukum Keluarga Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 1436 H / 2015 M. x + 88
halaman + 47 halaman lampiran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja KUA Kecamatan
Kebayoran Baru dalam menerapkan peraturan pemerintah tentang biaya nikah
berdasarkan PP No. 48 Tahun 2014. Dalam hal ini penulis mengurai tentang
adanya deviasi yang terjadi pada saat mengurus pernikahan oleh calon pengantin
dalam melangsungkan pernikahannya di KUA Kecamatan Kebayoran Baru.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Metode kualitatif adalah keseluruhan data yang diperoleh dari hasil wawancara
masyarakat yang telah melakukan pernikahan di KUA Kecamatan Kebayoran
Baru.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa penulis menemukan
adanya deviasi dalam administrasi pembiayaan nikah. Deviasi tersebut terdapat di
sektor RT calon pengantin yang akan mendaftarkan pernikahannya melalui
bantuan pihak RT untuk mengurus persyaratan pelaksanaan pernikahan. Hal ini
yang menjadi PP No. 48 Tahun 2014 tentang biaya nikah belum sepenuhnya
diterapkan dalam lingkup masyarakat.

Kata Kunci

: Good Government. Public Services.
Biaya Nikah. KUA Kecamatan Kebayoran Baru.

Pembimbing

: Dr. H. Yayan Sopyan, SH., M.Ag

Daftar Pustaka

: Tahun 1980 s/d Tahun 2013

v

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas diucapkan dalam kesempatan ini selain
persembahan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan
pertolongan-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat
serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta Keluarga dan para sahabat yang setia dalam suka dan duka.
Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua tercinta,
Ayahanda Drs. H. Deddy Indjumpono Putro dan Ibunda Dra. Hj. Otisia
Arinindyah, MM yang tiada lelah dan bosan memberikan motivasi, bimbingan,
kasih sayang serta do’a bagi keempat putra putrinya. Semoga Allah SWT
senantiasa memberikan yang terbaik untuk mereka.
Dalam penulisan skripsi ini, tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang
penulis hadapi, akan tetapi syukur Alhamdulillah berkat rahmat dari Allah SWT,
kesungguhan, serta dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik langsung
maupun tidak langsung segala hambatan dapat diatasi, sehingga pada akhirnya
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, sudah sepantasnya
pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA., selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. H. Abdul Halim, M. Ag., dan Bapak Arip Purkon, MA., selaku
Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Hukum Keluarga
vi

Islam Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. H. Yayan Sopyan, SH., M.Ag., selaku dosen pembimbing yang
telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran selama membimbing penulis.
4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta staf pengajar pada lingkungan
Program Studi Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis selama duduk di bangku
perkuliahan.
5. Segenap jajaran staf dan karyawan akademik Perpustakaan Fakultas
Syariah dan Hukum serta Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam
pengadaan referensi-referensi sebagai bahan rujukan skripsi.
6. Bapak TB. Zamroni, S.Ag., selaku Kepala Kantor Urusan Agama (KUA)
Kebayoran Baru beserta seluruh stafnya yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis dalam mencari data-data sebagai bahan
rujukan skripsi.
7. Do’a dan harapan penulis panjatkan teruntuk adik-adik; Bashith Edryanto,
Chenandito Litus Dyputro, dan Detisya Caeliusa Dyputri yang senantiasa
memberikan semangat, cinta dan kasihnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi.

vii

8. Bude Ir. Hj. Mutia Okecahani dan Bude Lismiyati yang telah banyak
membantu meringankan mengurus adik dan pekerjaan rumah hingga
menyelesaikan skripsi.
9. Terimakasih atas segala bantuannya kepada Burhanatut Dyana, S.Sy.,
Nur Azizah, Fauzan Hakim, Om Tawabuddin, Andhira Ramadhan Utama,
B.Bus., Nabillah, Bude Yani, dan Farda Chalida, S.Sy., sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi.
10. Dan tak lupa untuk semua teman-teman Peradilan Agama 2011 kelas B
dan A yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan semangat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga amal baik mereka dibalas oleh Allah SWT dengan balasan
yang berlipat ganda.
Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun senantiasa penulis harapkan untuk kesempurnaan
skripsi ini.

Jakarta, 8 September 2015

Penulis
viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI .................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... iv
ABSTRAK .............................................................................................................v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 8
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................. 9
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 10
E. Studi Review Terdahulu ............................................................... 11
F. Metode Penelitian .......................................................................... 13
G. Sistematika Penulisan ................................................................... 17

BAB II

PRINSIP ADMINISTRASI PERKAWINAN DALAM
MEWUJUDKAN PELAYANAN PRIMA
A. Good Governance ........................................................................ 18
B. Public Services ............................................................................. 24

ix

C. Tujuan Pencatatan Perkawinan ..................................................... 34
D. Administrasi Pembiayaan Nikah di Indonesia ............................. 44
BAB III PENERAPAN PUBLIC SERVICES TERHADAP PP NO. 48
TAHUN 2014 TENTANG BIAYA NIKAH DI KUA KECAMATAN
KEBAYORAN BARU
A. Kondisi Objektif Penelitian .......................................................... 55
B. Proses Pembiayaan Pengurusan Nikah ......................................... 64
C. Analisis Penulis ............................................................................ 71
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 82
B. Saran ............................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 85
LAMPIRAN
1.

Surat Mohon Kesediaan Pembimbing Skripsi

2.

Surat

Permohonan

Data/Wawancara

di

KUA

Kecamatan

Kebayoran Baru
3.

Surat Keterangan Riset dari KUA Kecamatan Kebayoran Baru

4.

Hasil Wawancara dengan Kepala KUA Kecamatan Kebayoran
Baru

5.

Hasil Wawancara dengan Tigapuluh (30) Responden

6.

Dokumentasi

x

ABSTRAK

Arisa Dykawresa. NIM 1111044100070. Implementasi PP No. 48
Tahun 2014 Tentang Biaya Nikah Sebagai Public Services (Studi Pada
Kantor Urusan Agama Kecamatan Kebayoran Baru). Konsentrasi Peradilan
Agama Program Studi Hukum Keluarga Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 1436 H / 2015 M. x + 88
halaman + 47 halaman lampiran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja KUA Kecamatan
Kebayoran Baru dalam menerapkan peraturan pemerintah tentang biaya nikah
berdasarkan PP No. 48 Tahun 2014. Dalam hal ini penulis mengurai tentang
adanya deviasi yang terjadi pada saat mengurus pernikahan oleh calon pengantin
dalam melangsungkan pernikahannya di KUA Kecamatan Kebayoran Baru.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Metode kualitatif adalah keseluruhan data yang diperoleh dari hasil wawancara
masyarakat yang telah melakukan pernikahan di KUA Kecamatan Kebayoran
Baru.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa penulis menemukan
adanya deviasi dalam administrasi pembiayaan nikah. Deviasi tersebut terdapat di
sektor RT calon pengantin yang akan mendaftarkan pernikahannya melalui
bantuan pihak RT untuk mengurus persyaratan pelaksanaan pernikahan. Hal ini
yang menjadi PP No. 48 Tahun 2014 tentang biaya nikah belum sepenuhnya
diterapkan dalam lingkup masyarakat.

Kata Kunci

: Good Government. Public Services.
Biaya Nikah. KUA Kecamatan Kebayoran Baru.

Pembimbing

: Dr. H. Yayan Sopyan, SH., M.Ag

Daftar Pustaka

: Tahun 1980 s/d Tahun 2013
v

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas diucapkan dalam kesempatan ini selain
persembahan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan
pertolongan-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat
serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta Keluarga dan para sahabat yang setia dalam suka dan duka.
Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua tercinta,
Ayahanda Drs. H. Deddy Indjumpono Putro dan Ibunda Dra. Hj. Otisia
Arinindyah, MM yang tiada lelah dan bosan memberikan motivasi, bimbingan,
kasih sayang serta do’a bagi keempat putra putrinya. Semoga Allah SWT
senantiasa memberikan yang terbaik untuk mereka.
Dalam penulisan skripsi ini, tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang
penulis hadapi, akan tetapi syukur Alhamdulillah berkat rahmat dari Allah SWT,
kesungguhan, serta dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik langsung
maupun tidak langsung segala hambatan dapat diatasi, sehingga pada akhirnya
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, sudah sepantasnya
pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA., selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. H. Abdul Halim, M. Ag., dan Bapak Arip Purkon, MA., selaku
Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Hukum Keluarga
vi

Islam Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. H. Yayan Sopyan, SH., M.Ag., selaku dosen pembimbing yang
telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran selama membimbing penulis.
4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta staf pengajar pada lingkungan
Program Studi Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis selama duduk di bangku
perkuliahan.
5. Segenap jajaran staf dan karyawan akademik Perpustakaan Fakultas
Syariah dan Hukum serta Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam
pengadaan referensi-referensi sebagai bahan rujukan skripsi.
6. Bapak TB. Zamroni, S.Ag., selaku Kepala Kantor Urusan Agama (KUA)
Kebayoran Baru beserta seluruh stafnya yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis dalam mencari data-data sebagai bahan
rujukan skripsi.
7. Do’a dan harapan penulis panjatkan teruntuk adik-adik; Bashith Edryanto,
Chenandito Litus Dyputro, dan Detisya Caeliusa Dyputri yang senantiasa
memberikan semangat, cinta dan kasihnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi.

vii

8. Bude Ir. Hj. Mutia Okecahani dan Bude Lismiyati yang telah banyak
membantu meringankan mengurus adik dan pekerjaan rumah hingga
menyelesaikan skripsi.
9. Terimakasih atas segala bantuannya kepada Burhanatut Dyana, S.Sy.,
Nur Azizah, Fauzan Hakim, Om Tawabuddin, Andhira Ramadhan Utama,
B.Bus., Nabillah, Bude Yani, dan Farda Chalida, S.Sy., sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi.
10. Dan tak lupa untuk semua teman-teman Peradilan Agama 2011 kelas B
dan A yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan semangat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga amal baik mereka dibalas oleh Allah SWT dengan balasan
yang berlipat ganda.
Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun senantiasa penulis harapkan untuk kesempurnaan
skripsi ini.

Jakarta, 8 September 2015

Penulis
viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI .................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... iv
ABSTRAK .............................................................................................................v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 8
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................. 9
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 10
E. Studi Review Terdahulu ............................................................... 11
F. Metode Penelitian .......................................................................... 13
G. Sistematika Penulisan ................................................................... 17

BAB II

PRINSIP ADMINISTRASI PERKAWINAN DALAM
MEWUJUDKAN PELAYANAN PRIMA
A. Good Governance ........................................................................ 18
B. Public Services ............................................................................. 24

ix

C. Tujuan Pencatatan Perkawinan ..................................................... 34
D. Administrasi Pembiayaan Nikah di Indonesia ............................. 44
BAB III PENERAPAN PUBLIC SERVICES TERHADAP PP NO. 48
TAHUN 2014 TENTANG BIAYA NIKAH DI KUA KECAMATAN
KEBAYORAN BARU
A. Kondisi Objektif Penelitian .......................................................... 55
B. Proses Pembiayaan Pengurusan Nikah ......................................... 64
C. Analisis Penulis ............................................................................ 71
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 82
B. Saran ............................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 85
LAMPIRAN
1.

Surat Mohon Kesediaan Pembimbing Skripsi

2.

Surat

Permohonan

Data/Wawancara

di

KUA

Kecamatan

Kebayoran Baru
3.

Surat Keterangan Riset dari KUA Kecamatan Kebayoran Baru

4.

Hasil Wawancara dengan Kepala KUA Kecamatan Kebayoran
Baru

5.

Hasil Wawancara dengan Tigapuluh (30) Responden

6.

Dokumentasi

x

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam menganjurkan kepada setiap umatnya untuk memiliki pasangan
hidup dan membentuk sebuah keluarga yang tentram, damai, penuh kasih
sayang, dan berkualitas. Perkawinan merupakan fitrah kemanusiaan, karena
itu Islam menganjurkan umatnya untuk menikah karena ini merupakan naluri
kemanusiaan. Naluri ini juga harus dipenuhi dengan jalan yang sah, yaitu
perkawinan.
Islam memandang ikatan perkawinan sebagai ikatan yang kuat
(mitsaqan ghalizhan), ikatan yang suci transenden artinya suatu perjanjian
yang mengandung makna magis, suatu ikatan bukan saja hubungan atau
kontrak keperdataan biasa, tetapi juga hubungan menghalalkan terjadinya
hubungan badan antara suami istri sebagai penyalur libido seksual manusia
yang terhormat, oleh karena itu hubungan tersebut dipandang sebagai ibadah.1
Definisi perkawinan juga melihat peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia dalam kaitan ini Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, dan Instruksi Presiden Nomor 1
Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam yang merumuskan demikian:
“Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang

1

Yayan Sopyan, Islam-Negara (Transformasi Hukum Perkawinan Islam dalam Hukum
Nasional), (Jakarta: RMBooks, 2012), cet-II, h. 127

1

2

wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.2
Masyarakat dan pribadi saat ini rupanya telah menganggap bahwa
perkawinan merupakan masalah yang serius dan sakral yang harus dilakukan
didepan pegawai pencatat nikah agar dapat diakui oleh negara dan sah di
mata negara serta terpenuhinya syarat dan rukun seperti yang telah ditentukan
oleh agama agar sah di mata agama.
Dengan

demikian

salah

satu

bentuk

pembaharuan

hukum

kekeluargaan Islam adalah dimuatnya pencatatan perkawinan sebagai salah
satu ketentuan perkawinan yang harus dipenuhi. Di katakan pembaharuan
hukum Islam karena masalah tersebut tidak ditemukan di dalam kitab-kitab
fikih ataupun fakwa-fatwa ulama.3
Perkawinan merupakan hal yang sangat penting dan sakral serta
mempunyai dampak yang luas, baik dalam hubungan kekeluargaan
khususnya, maupun pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara pada
umumnya. Perkawinan ini merupakan masalah yang sangat serius dan tidak
boleh dilakukan dengan main-main, maka untuk mendukung keseriusan itu,
ada hal yang penting sebagai keniscayaan zaman dan kebutuhan legalitas
hukum adalah dengan adanya pencatatan perkawinan.4

2

Muhammad Amin Suma, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2004), h. 46
3

Amiur Nuruddin, dkk., Hukum Perdata Islam di Indonesia (Studi Krisis Perkembangan
Hukum Islam dari Fikih, UU No. 1/1974 sampai KHI), (Jakarta: Kencana, 2006), h., 121-122
4

Yayan Sopyan, Islam-Negara, h. 129

3

Pasal 2 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan disebutkan bahwa perkawinan adalah sah apabila dilakukan
menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaan. Kemudian pada
Pasal 2 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
disebutkan juga bahwa setiap perkawinan harus dicatat menurut peraturan
yang berlaku. Peraturan yang dimaksud adalah Undang-undang Nomor 22
Tahun 1946 dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 1954, sedangkan
kewajiban Pegawai Pencatatan Nikah diatur dalam Peraturan Menteri Agama
RI Nomor 1 Tahun 1955 dan Nomor 2 Tahun 1954.5
Pencatatan nikah pada dasarnya tidak disyari’atkan dalam agama
Islam. Namun, dilihat dari segi manfaatnya, pencatatan nikah sangat
diperlukan.6 Pencatatan nikah dilakukan oleh Petugas Pencatat Nikah.
Pencatatan pernikahan bertujuan untuk mewujudkan ketertiban dalam
masyarakat. Ini merupakan suatu upaya yang diatur melalui undang-undang
untuk melindungi martabat dan kesucian pernikahan. Pencatatan nikah
asalnya hanya sebuah kebutuhan administrasi negara. Namun, fungsi dari
pencatatan nikah itu sangat penting khususnya bagi perempuan. Karena di
antara manfaat dari pencatatan nikah adalah memberikan status hukum yang
jelas terhadap pernikahan yang diselenggarakan. Tujuan pencatatan nikah

5

Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana,
2006), h. 47-48
6

123

M. Ali Hasan, Pedoman Hidup Berumah Tangga dalam Islam, (Jakarta: Siraja, 2003), h.

4

adalah untuk menghindarkan teraniayanya pihak perempuan (istri) oleh
suami.7
Dalam ketentuan umum pada Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun
1975 dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan undang-undang adalah
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, sedangkan yang
dimaksud dengan Pegawai Pencatat Nikah (PPN) adalah pegawai pencatat
perkawinan dan perceraian pada KUA kecamatan bagi umat Islam dan
catatan sipil bagi nonmuslim.8
Pegawai Pencatatan Nikah hanya bertugas mengawasi terlaksananya
perkawinan agar perkawinan berlangsung menurut ketentuan-ketentuan
agama Islam. Pegawai pencatatan ditentukan pegawai yang berkedudukan
Penghulu, Kadhi atau wakilnya atau Naib.9
Peran utama Kantor Urusan Agama (KUA) adalah pelaksanaan
pencatatan nikah. Dalam hal ini pihak KUA telah berusaha semaksimal
mungkin agar seluruh perkawinan di wilayah kerjanya dapat dilakukan
melalui pencatatan dan sesuai dengan undang-undang yang berlaku.10
Realisasi pencatatan itu, melahirkan Akta Nikah yang masing-masing
dimiliki oleh istri dan suami salinannya. Akta tersebut, dapat digunakan oleh

7

Sri Mulyati, Relasi Suami Istri dalam Islam, (Jakarta: Pusat Studi Wanita (PSW), 2004),

h. 9
8

Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, h. 13-14
Sayuti Thalib, Hukum Kekeluargaan Indonesia, (Jakarta: Universitas Indonesia (UIPress), 1986), h. 71
10
Alimin, Potret Administrasi Keperdataan Islam di Indonesia, (Tangerang Selatan:
Orbit Publishing, 2013), h. 85-86
9

5

masing-masing pihak bila ada yang merasa dirugikan dari adanya ikatan
perkawinan itu untuk mendapatkan haknya.11
Pemerintah juga telah mengatur masalah biaya pernikahan yang
dilakukan di jam kerja KUA dan di luar KUA dan jam kerja, yakni terdapat
pada Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2014 yang sebelumnya adalah
perubahan dari Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2004. Peraturan tersebut
diubah dan diganti agar KUA menjadi lebih berintegritas dan terbebas dari
gratifikasi serta memperjelas keuangan yang harus dibayar oleh masyarakat
untuk biaya pernikahan.
Perubahan yang ditetapkan di dalam PP No. 48 Tahun 2014 di
antaranya yaitu adanya multi tarif yang dikenakan kepada masyarakat yang
akan menikah. Di dalam PP No. 48 Tahun 2014 disebutkan pada Pasal 6:
(1) Setiap warga negara yang melaksanakan nikah atau rujuk di Kantor
Urusan Agama Kecamatan atau di luar Kantor Urusan Agama
Kecamatan tidak dikenakan biaya pencatatan nikah atau rujuk;
(2) Dalam hal nikah atau rujuk dilaksanakan di luar Kantor Urusan Agama
Kecamatan dikenakan biaya transportasi dan jasa profesi sebagai
penerimaan dari Kantor Urusan Agama Kecamatan;
(3) Terhadap warga negara yang tidak mampu secara ekonomi dan/atau
korban bencana yang melaksanakan nikah atau rujuk di luar Kantor
Urusan Agama Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
dikenakan tarif Rp. 0,00 (nol rupiah);
11

Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), h. 26

6

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata cara untuk dapat
dikenakan tarif Rp. 0,00 (nol rupiah) kepada warga negara yang tidak
mampu secara ekonomi dan/atau korban bencana yang melaksanakan
nikah atau rujuk di luar Kantor Urusan Agama Kecamatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri Agama setelah
berkoordinasi dengan Menteri Keuangan;
Ketentuan dalam Lampiran angka II mengenai Penerimaan negara dari
Kantor Urusan Agama Kecamatan diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Tabel I

JENIS PENERIMAAN
SATUAN

TARIF (Rp.)

NEGARA BUKAN PAJAK

II. Penerimaan dari Kantor

per peristiwa
600.000,00

Urusan Agama Kecamatan

nikah atau rujuk

Sumber data diperoleh dari Bimas Islam Kementerian Agama RI
Dari perubahan pasal ini dapat diketahui bahwa penerimaan negara
dari masyarakat untuk biaya pernikahan berubah, yang tadinya Rp. 30.000,untuk biaya pencatatan nikah dan rujuk menjadi Rp. 600.000,- untuk biaya
nikah dan rujuk.12
Berdasarkan sumber yang penulis dapatkan dari Republika.co.id,
terdapat artikel yang menyatakan bahwa pada praktiknya ada pihak yang

Khoirul Anwar, “PP 48 2014 dan PMA 24 2014, Menuju KUA Berintegritas”, artikel
ini diakses pada 31 Maret 2015 pukul 08.31WIB dari http://bimasislam.kemenag.go.id
12

7

memanfaatkan ketidaktahuan keluarga pasangan pengantin mengenai
pengurusan pembayaran yang diwakilkan kepada petugas kelurahan atau
pihak lainnya. Oknum tersebut kemudian meminta pembayaran di atas tarif
resmi antara Rp. 800.000,- atau lebih.13
Sedangkan dalam PP No. 48 Tahun 2014 yang mengatur bahwa biaya
pernikahan hanya terbagi menjadi dua, yaitu pertama gratis atau nol rupiah
jika proses nikah dilakukan pada jam kerja di KUA; dan kedua dikenakan
biaya enam ratus ribu rupiah jika nikah dilakukan di luar KUA dan atau di
luar hari dan jam kerja.
Terkait upaya menghindari gratifikasi tersebut, Ditjen Bimas Islam
mengeluarkan penjelasan tentang alur pelayanan nikah sesuai dengan yang
diatur dalam PP No. 48 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2004 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP).14
Dalam hal ini penulis tertarik untuk menjadikan KUA Kecamatan
Kebayoran Baru sebagai objek penelitian. Ketertarikan penulis tersebut
berdasarkan pada letak geografis, keadaan ekonomi dan sosial masyarakat
Kecamatan Kebayoran Baru. Warga Kebayoran Baru merupakan golongan
menengah keatas, sehingga wajar saja jika mereka tidak mempermasalahkan
berapun jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk melangsungkan
pernikahan.

Citra Listya Rini, “Kemenag: Tidak Ada Biaya Tambahan untuk Nikah”, artikel ini
diakses pada 30 Maret 2015 pukul 16.04 WIB dari http://m.republika.co.id
14
Citra Listya Rini, “Kemenag: Tidak Ada Biaya Tambahan untuk Nikah”
13

8

Berawal dari fenomena diatas, kemudian mendorong penulis untuk
mengkaji, meneliti, serta mencermati lebih jauh dalam bentuk skripsi yang
mungkin akan memberikan implikasi bagi kehidupan masyarakat mendatang.
Adapun judul yang penulis angkat adalah: “Implementasi PP No. 48 Tahun
2014 Tentang Biaya Nikah Sebagai Public Services (Studi Pada Kantor
Urusan Agama Kecamatan Kebayoran Baru)”
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan suatu permasalahan yang terkait
dengan judul yang sedang dibahas. Masalah-masalah yang sudah tertuang
pada latar belakang diatas, maka dari itu penulis memaparkan beberapa
permasalahan yang ditemukan sesuai dengan bagian latar belakang penelitian
ini, diantaranya adalah:
1.

Bagaimana prosedur pelaksanaan pernikahan di KUA Kecamatan
Kebayoran Baru?

2.

Siapa saja yang terlibat dalam birokrasi pelaksanaan pernikahan?

3.

Adakah penyimpangan tentang PP No. 48 Tahun 2014 tentang biaya
nikah?

4.

Dampak yang terjadi apabila biaya nikah tidak diatur dalam PP No. 48
Tahun 2014?

5.

Adakah kelebihan dan kekurangan dari berlakunya PP No. 48 Tahun
2014?

9

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dalam pembahasan skripsi ini penulis memilih KUA Kecamatan
Kebayoran Baru sebagai obyek penelitian. Mengingat banyaknya
kewenangan oleh KUA tersebut, maka penulis melakukan pembatasan
hanya pada pelayanan KUA Kecamatan Kebayoran Baru dalam hal
administrasi pembiayaan nikah yang sesuai dengan PP No. 48 Tahun 2014.
Menarik untuk diteliti, namun perlu adanya pembatasan masalah
dalam skripsi ini sehingga nantinya tidak meluas atau keluar dari pokok
bahasan. Adapun dalam hal ini penulis membatasi penelitian hanya
mencakup tiga strata dalam masyarakat, yaitu Masyarakat Atas,
Masyarakat Menengah, dan Masyarakat Bawah dengan alasan ketiga strata
tersebut dapat mewakili jawaban masyarakat yang melakukan pernikahan
di KUA Kecamatan Kebayoran Baru sejak berlakunya PP No. 48 Tahun
2014 tentang biaya nikah.
2. Perumusan Masalah
Untuk

memperjelas

masalah

dalam

pembahasan

ini

maka

dirumuskan masalahnya sebagai berikut. “Sesuai dengan peraturan
Perundang-undangan yang berlaku bahwa pernikahan yang dilakukan
langsung di Kantor Urusan Agama (KUA) tidak dikenakan biaya atau Rp.
0,- akan tetapi realita yang terjadi belakangan ini masih ada beraneka
ragam tarif biaya nikah.

10

Agar lebih spesifik, rumusan tersebut penulis rinci dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut:
a. Apakah Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kebayoran Baru
sudah menetapkan biaya nikah yang sesuai dengan ketentuan PP No.
48 Tahun 2014?
b. Apakah ada deviasi antara ketetapan dan pelaksanaan PP No. 48
Tahun 2014 tentang biaya nikah oleh Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan Kebayoran Baru?
c. Apabila terjadi deviasi, terdapat di sektor manakah deviasi dilakukan?
d. Bagaimana respon dan tanggapan masyarakat tentang biaya nikah yang
terdapat dalam Peraturan Pemerintah?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dalam melakukan suatu kegiatan pada dasarnya memiliki tujuan
tertentu. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah
penulis uraikan diatas, maka tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
a.

Untuk mengetahui biaya nikah sudah sesuai tidak dengan ketentuan
PP No. 48 Tahun 2014 sudah diterapkan oleh KUA Kecamatan
Kebayoran Baru.

b.

Untuk mengetahui ada atau tidak deviasi antara ketetapan dan
pelaksanaan terhadap PP No. 48 Tahun 2014 tentang biaya nikah oleh
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kebayoran Baru.

11

c.

Untuk mengetahui apabila terjadi deviasi yang terdapat di sektor mana
serta bagaimana respon dan tanggapan masyarakat tentang biaya nikah
yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah.

2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam melaksanakan penelitian ini adalah:
a. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan bermanfaat menambah
wawasan dan pengetahuan dalam bidang Administrasi Keperdataan
Islam.
b. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangsih pemikiran yang bermanfaat dalam praktik pernikahan
yang terjadi di masyarakat.
E. Studi Review Terdahulu
Dalam review studi terdahulu penulis meringkas skripsi yang ada
kaitannya dengan biaya nikah diantaranya adalah:

No.
1.

Identitas Penulis

Substansi

Perbedaan

Andhika Kharis Ahmadi,
NIM 109044200001,
tahun 2013.
Respon Penghulu KUA
Kec. Pamulang Tentang
Pembebasan Biaya
Administrasi Nikah dan
Rujuk.

Dalam skripsi ini
membahas tentang
respon penghulu
Kantor Urusan Agama
(KUA) Kecamatan
Pamulang mengenai
pembebasan biaya
administrasi nikah dan
rujuk yang akan
dicanangkan oleh
Kementerian Agama.
Adapun respon
penghulu mengenai

Yang membedakan
skripsi terdahulu
dengan skripsi penulis
adalah pihak yang
dijadikan informan.
Jika dalam skripsi
terdahulu yang
dijadikan informan
hanya penghulu dan
masyarakat di daerah
Kecamatan Pamulang
saja, sedangkan dalam
skripsi penulis yang

12

pembebasan biaya
administrasi nikah dan
rujuk tersebut akan
memberikan dampak
positif bagi kedua
belah pihak yang akan
melakukan pernikahan
atau rujuk. Selain itu
dampak positif
tersebut juga akan
merubah pandangan
negatif masyarakat
terhadap penghulu
atas adanya biaya
administrasi nikah dan
rujuk.

2.

Imam Zakiyudin,
NIM 1110044100059,
tahun 2014.
Faktor Penyebab Biaya
Administrasi Pencatatan
Pernikahan Menjadi
Tinggi (Studi pada
Kantor Urusan Agama
(KUA) Kecamatan
Bumijawa Kabupaten
Tegal Tahun 2009-2013)

menjadi informan
adalah Ketua Kantor
Urusan Agama
(KUA) Kecamatan
Kebayoran Baru, 10
(sepuluh) Masyarakat
Strata Atas, 10
(sepuluh) Masyarakat
Strata Menengah, dan
10 (sepuluh)
Masyarakat Strata
Bawah. Selain itu
penulis juga
mendeskripsikan
tentang PP No. 48
Tahun 2014 yang
telah diterapkan oleh
Kantor Urusan
Agama (KUA)
Kecamatan
Kebayoran Baru.
Dalam skripsi ini
Yang membedakan
membahas tentang
skripsi terdahulu
faktor-faktor yang
dengan skripsi penulis
menyebabkan
adalah Peraturan
tingginya biaya
Pemerintah (PP) yang
administrasi
dijadikan acuan.
pencatatan pernikahan Dalam skripsi
di Kantor Urusan
terdahulu
Agama (KUA)
menggunakan PP No.
Kecamatan Bumijawa. 47 Tahun 2004 yang
Faktor-faktor tersebut didalamnya
berupa ketidaktahuan menyatakan
masyarakat tentang
bahwasannya biaya
berapa kisaran biaya
administrasi
pencatatan pernikahan pencatatan
yang mengacu pada
perkawinan sebesar
PP No. 47 Tahun
Rp. 30.000.
2004 sebesar Rp.
Sedangkan dalam
30.000. Selain itu
skripsi penulis

13

adanya kebiasaan
masyarakat yang
selalu meminta pihak
ketiga atau penguna
jasa untuk mengurus
administrasi
pencatatan pernikahan
di KUA. Sehingga
masyarakat harus
memberikan imbalan
lebih dari standar
ketentuan
administrasi. Selain
itu juga tidak adanya
sosialisasi tentang
biaya administrasi
pencatatan pernikahan
yang diatur oleh
Peraturan Pemerintah
yang dilakukan oleh
lembaga Kantor
Urusan Agama (KUA)
kepada masyarakat
diwilayah Kecamatan
Bumijawa.

menggunakan PP No.
48 Tahun 2014 yang
menyatakan bahwa
biaya administrasi
pencatatan
perkawinan yang
dilakukan didalam
jam kerja dan di
Kantor Urusan
Agama (KUA)
sebesar Rp. 0,sedangkan apabila
dilakukan diluar KUA
dikenakan biaya
sebesar Rp. 600.000.

F. Metode Penelitian
1. Metode Kualitatif
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif. Metode kualitatif merupakan data yang dihasilkan dari cara
pandang yang menekankan pada obyek yang bersangkutan dan cara
prosedur yang dipergunakan untuk memecahkan masalah penelitian
dengan meneliti data sekunder terlebih dahulu untuk kemudian dilanjutkan
dengan mengadakan penelitian terhadap data primer di KUA Kecamatan

14

Kebayoran Baru mengenai biaya perkawinan berdasarkan PP No. 48
Tahun 2014.
2. Sumber Data
a. Data Primer adalah data-data yang didapat langsung dari lapangan yakni
dengan cara mencari fakta-fakta yang ada di lapangan tersebut,
melakukan observasi, mengumpulkan data-data yang bersumber dari
KUA Kecamatan Kebayoran Baru berupa hasil wawancara dengan
Kepala KUA Kecamatan Kebayoran Baru, beserta masyarakat yang
telah melakukan pernikahan di KUA Kecamatan Kebayoran Baru
mengenai PP No. 48 Tahun 2014 tentang biaya nikah.
b. Data Sekunder dalam penelitian ini terdiri dari penelitian hukum
normatif (penelitian hukum kepustakaan) dan penelitian hukum yang
dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yaitu bahan yang
dihasilkan dari bahan hukum terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 48
Tahun 2014 tentang biaya nikah dan bahan hukum lainnya seperti
buku-buku yang mendukung dan memperjelas bahan hukum tersebut.
3. Jenis Penelitian
Adapun dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode
deskriptif analisis, yaitu penelitian yang memaparkan suatu karakteristik
tertentu dari suatu fenomena. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
dan memaparkan karakteristik dari beberapa variable dalam suatu situasi.

15

Cara tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
secara mendalam tentang Implementasi PP No. 48 Tahun 2014 di Kantor
Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kebayoran Baru.
4. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan Kebayoran Baru. Adapun yang menjadi bahan penelitian
dalam penulisan skripsi ini adalah Peraturan Pemerintah tentang biaya
nikah yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2014. Sehubungan
dengan hal tersebut maka yang menjadi respondennya adalah Kepala KUA
Kecamatan Kebayoran Baru dan masyarakat yang telah melakukan
pernikahan di KUA Kecamatan Kebayoran Baru.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. Bila
dilihat dari sumber datanya maka pengumpulan data menggunakan:
a. Survey
Untuk mendapatkan data tentang KUA Kecamatan Kebayoran
Baru. Mengenai hal-hal yang berkaitan dengan skripsi ini, penulis
melakukan survey atau pengamatan langsung ke objek penelitian yang
dituju untuk mengetahui kebenaran secara langsung mengenai
implementasi PP No. 48 Tahun 2014 tentang biaya nikah di KUA
Kecamatan Kebayoran Baru.

16

b. Interview / Wawancara
Teknik disini digunakan oleh penulis agar dalam penelitian
didapatkan hasil yang alami dan mendalam, tetapi tetap memakai
pedoman sebagai petunjuk wawancara untuk menjadikan wawancara
lebih teratur dan terarah. Wawancara dilakukan agar penelitian ini
mendapatkan

data

yang

benar-benar

akurat

dan

dapat

dipertanggungjawabkan. Wawancara dilakukan dengan pihak Kepala
KUA Kecamatan Kebayoran Baru beserta masyarakat yang telah
melakukan pernikahan di KUA Kecamatan Kebayoran Baru mengenai
PP No. 48 Tahun 2014 tentang biaya nikah. Dalam hal ini penulis
mengambil informasi dengan mengkualifikasikan responden dalam
Masyarakat Strata Atas dan Masyarakat Strata Menengah dengan ratarata pendidikan terakhir adalah S-1, serta Masyarakat Strata Bawah
dengan rata-rata pendidikan terakhir adalah SMA.
c. Studi Dokumentasi
Penulis melakukan pengumpulan dan penganalisaan terhadap
dokumen-dokumen yang meliputi arsip-arsip resmi dari KUA
Kecamatan Kebayoran Baru dan masyarakat yang telah melakukan
pernikahan di KUA Kecamatan Kebayoran Baru. Setelah data-data
penelitian tersebut didapatkan, kemudian penulis mengolah data dan
diuraikan dengan cara kualitatif.

17

G. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan penelitian skripsi ini berpedoman kepada buku
“Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatulah Jakarta Tahun 2012. Adapun sistematika
penulisan adalah sebagai berikut:
Bab Pertama, terdiri dari Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang
Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan
dan Manfaat Penelitian, Studi Review Terdahulu, Metode Penelitian, dan
Sistematika Penulisan.
Bab Kedua, memuat tentang Good Governance, Public Services,
Tujuan Pencatatan Perkawinan, dan Administrasi Pembiayaan Nikah di
Indonesia.
Bab Ketiga, berisi tentang Kondisi Objektif Penelitian, Proses
Pembiayaan Pengurusan Nikah, dan dilanjutkan dengan Analisis Penulis
yaitu penerapan PP No. 48 Tahun 2014 tentang biaya pernikahan di KUA
Kecamatan Kebayoran Baru serta pandangan masyarakat Kebayoran Baru.
Bab Keempat, adalah penutup yang berisi kesimpulan serta saransaran. Dalam bab penutup ini penulis menyimpulkan semua yang telah
dibahas dalam skripsi ini.

BAB II
PRINSIP ADMINISTRASI PERKAWINAN DALAM MEWUJUDKAN
PELAYANAN PRIMA
A. Good Governance
Di Indonesia, substansi wacana good governance dapat dipadankan
dengan istilah pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa. Pemerintahan
yang baik adalah sikap di mana kekuasaan dilakukan oleh masyarakat yang
diatur oleh berbagai tingkatan pemerintah negara yang berkaitan dengan
sumber-sumber sosial, budaya, politik, serta ekonomi. Dalam praktiknya
pemerintahan yang bersih (clean government), adalah model pemerintahan
yang efektif, efisien, jujur, transparan, dan bertanggung jawab.1
Atas nama “Good Governance”, Indonesia telah melakukan beberapa
perubahan terkait sistem hukum yang secara khusus menekankan pada
pengaturan masalah-masalah keluarga. Hukum di Indonesia, diletakkan dalam
atau di bawah dua wadah sumber; hukum Islam dan hukum Indonesia.
Terkait dengan pengadopsian hukum Islam, pemerintah lebih banyak
mengatur hukum keluarga. Hukum Islam yang diadopsi kemudian ditinjau
kembali untuk disesuaikan dengan kondisi di Indonesia saat ini. Yang

1

A. Ubaedillah dan Abdul Rozak, Pendidikan Kewarganegaraan (Civid Education)
Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, (Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2010), h. 160.

18

19

kemudian aturan-aturan tersebut diperbaharui agar pemerintah dapat
mengontrol, dan melakukan tata kelola pemerintahan dengan baik.2
Secara terminologis governance yaitu sebagai kepemerintahan
sehingga masih banyak yang beranggapan bahwa governance adalah sinonim
government. Interpretasi dari praktek-praktek governance selama ini memang
lebih banyak mengacu pada perilaku dan kapasitas pemerintah, sehingga
good governance seolah-olah otomatis akan tecapai apabila ada good
government. Berdasarkan sejarah, ketika istilah governance pertama kali
diadopsi oleh para praktisi di lembaga pembangunan internasional, konotasi
governance yang digunakan memang sangat sempit dan bersifat teknokratis
di seputar kinerja pemerintah yang efektif; utamanya yang terkait dengan
manajemen publik dan korupsi. Oleh karena itu, banyak kegiatan atau
program bantuan yang masuk dalam katagori governance tidak lebih dari
bantuan teknis yang diarahkan untuk meningkatakan kapasitas pemerintah
dalam menjalankan kebijakan publik dan mendorong adanya pemerintahan
yang bersih (menghilangkan korupsi).3
Adapun terdapat perbedaan antara government dan governance
adalah:4

2

Alimin dan Euis Nurlaelawati, Potret Administrasi Keperdataan Islam di Indonesia,
(Ciputat: Orbit Publishing, 2013), h. 16.
3

Hetifah SJ Sumarto, Inovasi-Partisipasi dan Good Governance, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2003), h. 2.
4

Bambang Istianto, Manajemen Pemerintahan dalam Perspektif Pelayanan Publik,
(Jakarta: Mitra Wicana Media, 2011), h. 101.

20

No. Unsur Perbandingan
1. Pengertian

Kata Government Kata Governance
Badan/lembaga atau Cara penggunan
fungsi yang
atau pelaksanaan.
dijalankan oleh suatu
organ tertinggi
dalam suatu negara.
Hirearchis.
Heterakhis dalam
arti ada kesetaraan
kedudukan dan
hanya fungsi.
Sebagai subyek yang Ada tiga
hanya ada satu yaitu komponen yang
instusi pemerintah.
terlibat yaitu:
sektor publik;
sektor swasta;
masyarakat.
Sektor pemerintah.
Semua memegang
peran sesuai
dengan fungsi
masing-masing.

2.

Sifat Hubungan

3.

Komponen yang
Terlibat

4.

Pemegang Peran
Dominan

5

Efek yang Diharapkan

Kepatuhan warga
negara.

Partisipasi warga
negara.

6.

Hasil Akhir yang
Diharapkan

Pencapaian tujuan
negara melalui
kepatuhan warga
negara.

Pencapaian tujuan
negara dan tujuan
masyarakat
sebagai warga
negara maupun
sebagai warga
masyarakat.

Dalam pembahasan mengenai good governance terdapat prinsipprinsip yang menunjukan bahwa suatu pemerintahan memenuhi kriteria good
governance, yaitu:5
1.

Penegakan Hukum, artinya mewujudkan adanya penegakan hukum yang
adil bagi semua pihak tanpa pengecualian, menjunjung tinggi HAM, dan
memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat. Penegakan
5

95.

Bambang Istianto, Manajemen Pemerintahan dalam Perspektif Pelayanan Publik, h. 93-

21

hukum juga merupakan faktor kunci kesuksesan penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih, tertib, teratur, efisien, dan efektif.
2.

Transparansi, artinya menciptakan kepercayaan timbal balik antara
pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin
kemudahan dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.

3.

Kesetaraan, artinya memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya.

4.

Daya Tanggap, artinya meningkatkan kepekaan para penyelenggara
pemerintahan terhadap aspirasi masyarakat tanpa kecuali. Daya tanggap
atau responsif merupakan tuntutan yang disuarakan berbagai kalangan
supaya pemerintah melakukan dengan cepat tindakan yang seharusnya
dilakukan.

5.

Akuntabilitas, artinya meningkatkan akuntabilitas publik para pengambil
keputusan

dalam

segala

bidang

yang menyangkut

kepentingan

masyarakat luas. Akuntabilitas merupakan bentuk pertanggungjawaban
pemerintah terhadap rakyatnya, yakni apa yang dikerjakan dan apa yang
tidak dikerjakan oleh pemerintah dalam rangka memenuhi janji terhadap
mandat yang diberikan oleh rakyat melalui konstitusi negara.
6.

Pengawasan,

artinya

meningkatkan

upaya

pengawasan

terhadap

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dengan mengusahakan
ketertiban swasta dan masyarakat luas. Pengawasan juga sebagai salah
satu fungsi manajemen yang merupakan pilar utama kesuksesan dalam
menjalankan kegiatan pemerintahan.

22

7.

Efisien dan Efektif, artinya menjamin terselenggaranya pelayanan kepada
masyarakat dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara
optimal dan bertanggung jawab. Dengan adanya paradigma tersebut hasil
yang dicapai pemerintah akan memiliki efek yang berganda yakni
terwujudnya masyarakat yang sejahtera serta adil dan makmur.

8.

Profesionalisme,

artinya

meningkatkan

kemampuan

dan

moral

penyelenggara pemerintahan agar mampu memberi pelayanan yang
mudah, cepat, tepat dengan biaya yang terjangkau.
Kunci utama memahami good governance adalah pemahaman atas
prinsip-prinsip di dalamnya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini maka didapatkan
tolak ukur kinerja suatu pemerintahan. Baik-buruknya pemerintahan bisa
dinilai bila ia telah bersinanggungan dengan semua unsur prinsip-prinsip
good governance tersebut.6
Secara keseluruhan, prinsip-prinsip good governance pada dasarnya
mengandung nilai yang bersifat objektif dan universal yang menjadi acuan
dalam menentukan tolak uku