Hasil Penelitian Pendahuluan JURNAL PUBLIKASI Pengaruh Substitusi Tepung Tulang Ikan Lele (Clarias batrachus) Terhadap Kadar Kalsium, Kekerasan Dan Daya Terima Biskuit.

3 dengan menggunakan substitusi tepung tulang ikan lele 10, 20 dan 30 berdasarkan sifat uji daya terima yang baik. Masing-masing perlakuan dilakukan dengan 3 kali ulangan analisis, sehingga total percobaan adalah 4 x 3 = 12 satuan percobaan. Obyek penelitian ini adalah biskuit substitusi tepung tulang ikan lele. Variabel bebas: substitusi tepung tulang ikan lele. Variabel terikat: kekerasan biskuit, kadar kalsium dan daya terima biskuit dengan substitusi tepung tulang ikan lele. Variabel kontrol : komposisi adonan, ukuran dan bentuk cetakan, suhu dan waktu pemanggangan. Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif yaitu data yang diperoleh melalui hasil penelitian dan dinyatakan dalam angka. Data penelitian meliputi data uji komposisi proksimat kadar air, abu, protein, lemak dan karbohidrat by difference, kadar kalsium, kekerasan dan daya terima. Prosedur penelitian meliputi pembuatan tepung tulang ikan lele, prosedur analisis proksimat tepung tulang ikan lele, prosedur pembuatan biskuit substitusi tepung tulang ikan lele, prosedur uji kadar kalsium, prosedur uji kekerasan biskuit dan daya terima biskuit dengan metode kuesioner. Uji kadar kalsium, kekerasan biskuit dan daya terima dianalisis dengan menggunakan Anova satu arah pada taraf signifikansi 95 menggunakan program SPSS versi 16. Perbedaan yang signifikan dilanjutkan dengan uji Duncan Multliple Range Test DMRT. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Biskuit merupakan produk pangan hasil pemanggangan yang dibuat dengan bahan dasar tepung terigu, dengan kadar air akhir kurang dari 5. Biasanya formulasi biskuit dibuat dengan diperkaya bahan-bahan tambahan seperti lemak, gula, garam serta bahan pengembang Omobuwoajo, 2003. Biskuit tulang ikan lele adalah biskuit yang dibuat dengan variasi substitusi tepung tulang ikan lele dari berat tepung terigu sebesar 0, 10, 20, dan 30 yang telah mengalami proses pengolahan meliputi pencampuran bahan, pengulenan adonan, pencetakan dan pemanggangan. Hasil komposisi proksimat dan kadar kalsium dari tepung tulang ikan lele yaitu kadar air 11,34, kadar abu 59,49, kadar protein 23,86, kadar lemak 0,96, karbohidrat 4,35 dan kadar kalsium 17,47 , sehingga substitusinya dapat menambah nilai kalsium pada biskuit. Variasi substitusi tepung tulang ikan lele dalam pembuatan biskuit dilakukan untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung tulang ikan lele terhadap kadar kalsium, kekerasan dan daya terima produk tersebut.

B. Hasil Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian utama, yaitu penyiapan bahan berupa pembuatan tepung tulang ikan lele dan menentukan besar substitusi tepung ikan lele dengan melihat daya terima panelis terhadap biskuit substitusi tepung tulang ikan lele. Besar persentase tepung tulang ikan lele yang disubstitusikan pada 4 biskuit pada penelitian pendahuluan adalah 10, 20 dan 30 dari berat tepung terigu. Hasil dari penelitian pendahuluan adalah sebagai berikut : Daya Terima Hasil uji daya terima terhadap biskuit pada penelitian pendahuluan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Daya Terima Panelis terhadap Biskuit Substitusi Tepung Tulang Ikan Lele pada Penelitian Pendahuluan K P Frekuensi Panelis 5 4 3 2 1 W 10 60 20 20 - - 20 50 40 10 - - 30 60 40 - - - A 10 40 40 20 - - 20 20 40 40 - - 30 40 50 10 - - R 10 30 60 10 - - 20 30 60 10 - - 30 40 50 10 - - T 10 20 60 20 - - 20 40 40 20 - - 30 30 40 30 - - KK 10 40 50 10 - - 20 50 40 10 - - 30 60 40 - - - Keterangan : P=perlakuan substitusi, K=kesukaan, A=aroma, W=warna, R=rasa, T=tekstur, KK=kesukaan keseluruhan, 1 = sangat tidak suka, 2 = tidak suka, 3 = agak suka, 4 = suka, 5 = sangat suka. Berdasarkan Tabel 1. Daya terima terhadap warna biskuit substitusi tepung tulang ikan lele 10, 20, dan 30 yang paling disukai adalah biskuit substitusi 10 dan 30, dilanjutkan biskuit substitusi 20. Warna biskuit substitusi tepung tulang ikan lele yang paling disukai adalah biskuit substitusi 30 karena pada biskuit substitusi 10 terdapat 20 panelis menyatakan agak suka. Frekuensi kesukaan panelis terhadap biskuit substitusi 30 yaitu 60 menyatakan sangat suka dan 20 menyatakan suka. Daya terima terhadap aroma biskuit substitusi tepung tulang ikan lele 10, 20, dan 30 yang paling disukai adalah biskuit substitusi 30 dilanjutkan biskuit substitusi 10 dan 20. Aroma biskuit substitusi tepung tulang ikan lele yang paling disukai adalah biskuit substitusi 30 karena pada biskuit substitusi 10 terdapat 20 panelis menyatakan agak suka, sedangkan pada biskuit substitusi 30 terdapat 10 panelis menyatakan agak suka. Frekuensi kesukaan panelis terhadap biskuit substitusi 30 yaitu 40 menyatakan sangat suka, 20 menyatakan suka dan 10 menyatakan agak suka. Daya terima terhadap rasa biskuit substitusi tepung tulang ikan lele 10, 20, dan 30 yang paling disukai adalah biskuit substitusi 30, dilanjutkan biskuit substitusi 10 dan 20. Frekuensi kesukaan panelis terhadap biskuit substitusi 30 yaitu 40 menyatakan sangat suka, 50 menyatakan suka dan 10 menyatakan agak suka. Daya terima terhadap tekstur biskuit substitusi tepung tulang ikan lele 10, 20, dan 30 yang paling disukai berdasarkan frekuensi sangat suka adalah biskuit 30 tetapi terdapat 30 panelis menyatakan agak suka, dan 40 panelis menyatakan suka, sedangkan pada biskuit substitusi 10 terdapat 20 panelis menyatakan sangat suka, 60 panelis menyatakan suka, 20 panelis menyatakan agak suka. Pada biskuit biskuit substitusi 20 terdapat 40 panelis menyatakan sangat suka, 5 40 panelis menyatakan suka, 20 panelis menyatakan agak suka. Daya terima panelis terhadap kesukaan keseluruhan biskuit substitusi tepung tulang ikan lele 10, 20 dan 30 menunjukkan bahwa biskuit substitusi tepung tulang ikan lele 30 paling disukai, dilanjutkan biskuit substitusi tepung tulang ikan lele 20 dan biskuit substitusi tepung tulang ikan lele 10. Dari 4 perlakuan berbeda tidak ada panelis yang memberikan penilaian tidak suka terhadap biskuit substitusi tepung tulang ikan lele, sehingga penambahan tepung tulang ikan lele yang disubstitusikan pada biskuit untuk penelitian utama adalah 0, 10, 20 dan 30.

C. Hasil Penelitian Utama

Dokumen yang terkait

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN TONGKOL TERHADAP KADAR PROTEIN, KEKERASAN DAN DAYA TERIMA BISKUIT Pengaruh Substitusi Tepung Ikan Tongkol Terhadap Kadar Protein, Kekerasan Dan Daya Terima Biskuit.

0 3 13

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN TONGKOL TERHADAP KADAR PROTEIN, KEKERASAN DAN DAYA TERIMA BISKUIT Pengaruh Substitusi Tepung Ikan Tongkol Terhadap Kadar Protein, Kekerasan Dan Daya Terima Biskuit.

0 2 17

SKRIPSI Pengaruh Subsitusi Tepung Tulang Ikan lele (clarias sp.) Terhadap Kadar Kalsium, Daya Kembang, dan Daya Terima Kerupuk.

0 3 17

PENDAHULUAN Pengaruh Subsitusi Tepung Tulang Ikan lele (clarias sp.) Terhadap Kadar Kalsium, Daya Kembang, dan Daya Terima Kerupuk.

0 1 6

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Pengaruh Subsitusi Tepung Tulang Ikan lele (clarias sp.) Terhadap Kadar Kalsium, Daya Kembang, dan Daya Terima Kerupuk.

1 11 14

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TULANG IKAN LELE Pengaruh Substitusi Tepung Tulang Ikan Lele (Clarias batrachus) Terhadap Kadar Kalsium, Kekerasan Dan Daya Terima Biskuit.

0 1 18

PENDAHULUAN Pengaruh Substitusi Tepung Tulang Ikan Lele (Clarias batrachus) Terhadap Kadar Kalsium, Kekerasan Dan Daya Terima Biskuit.

0 1 5

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG TULANG IKAN LELE (Clarias Pengaruh Penambahan Tepung Tulang Ikan Lele (Clarias Batrachus) Pada Pembuatan Mie Basah Terhadap Kadar Kalsium, Elastisitas, Dan Daya Terima.

0 1 18

PENDAHULUAN Pengaruh Penambahan Tepung Tulang Ikan Lele (Clarias Batrachus) Pada Pembuatan Mie Basah Terhadap Kadar Kalsium, Elastisitas, Dan Daya Terima.

0 1 5

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG TULANG IKAN LELE (Clarias Pengaruh Penambahan Tepung Tulang Ikan Lele (Clarias Batrachus) Pada Pembuatan Mie Basah Terhadap Kadar Kalsium, Elastisitas, Dan Daya Terima.

0 2 18