1
1. Pendahuluan
Di era globalisasi dan era informasi, teknologi informasi berkembang begitu
pesat dan telah merambah ke berbagai bidang termasuk kesehatan. Di era globalisasi dan informasi ini seakan telah membuat standar baru yang harus
dipenuhi oleh dunia kesehatan. Hal tersebut telah membuat dunia keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus mengembangkan kualitas pelayanan
kesehatan yang berbasis teknologi informasi. Namun memang kita tidak bisa menutup mata akan hambatan-hambatan yang akan dihadapi oleh keperawatan di
Indonesia., di antaranya adalah keterbatasan SDM yang menguasai bidang kesehatan dan teknologi informasi secara terpadu, masih minimnya infrastruktur
untuk menerapkan sistem informasi di dunia pelayanan kesehatan, dan masih rendahnya minat para perawat di bidang teknologi informasi kesehatan. Dengan
permasalahan tersebut dapat mempengaruhi rendahnya pelayanan kesehatan di Indonesia dengan demikian perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan di rumah sakit [1].
Contoh rendahnya pelayanan kesehatan Indonesia sudah terlalu banyak kasus akibat kelalaian penggantian cairan infus, pada kasus di Bangka Belitung
misalnya d iduga akibat kelalaian perawat rumah sakit seorang bayi yang baru
berumur 4 hari tewas karena kekurangan oksigen dan kekurangan cairan akibat infus yang melekat di tubuh sang bayi kering dan terlambat diganti oleh suster
rumah sakit
umum daerah
Pangkalpinang, Bangka
Belitung. Bayi yang diberi nama Muhammad Aidil itu mengembuskan nafas terakhirnya di
ruang perawatan RSUD Depati Hamzah Pangkal pinang Bangka Belitung. Anak pertama dari pasangan Fandi dan Finnie ini diduga tewas akibat kelalaian suster
rumah sakit yang terlambat mengganti cairan infus yang sudah kosong dengan yang baru [2].
Kesehatan manusia sangat penting untuk selalu diperhatikan apalagi setelah seseorang sudah dinyatakan mengidap suatu penyakit yang dapat menghambat
aktifitas
positif
. Berdasarkan
The World Health Report
, 2005 angka kematian seseorang akibat diagnosa kesehatan yang lambat serta penanganan yang buruk
oleh tim medis di Indonesia pada mencapai 8-11100.000 populasi manusia hidup, hal ini merupakan angka yang termasuk tinggi di ASEAN[11].
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dibutuhkan sebuah sistem yang mampu mengidentifikasi dan memonitoring infus pada ruangan pasien untuk
memudahkan kinerja perawat di rumah sakit. Dan masalah yang benar-benar mengkhawatirkan dapat cepat teratasi secara terpadu, dengan pengiriman
informasi yang dapat diterima jarak jauh dan akurat. Sehingga dirancanglah sebuah
prototype
sistem pemantauan
level
cairan infus menggunakan Arduino
platform
dengan komunikasi secara
wireless
pada ruang perawat
.
2
2. Tinjauan Pustaka