TUGAS KODE ETIK

1. Jelaskan pengertian kode etik psikologi
Jawab :
 Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik yang
memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum yang
didasari kesusilaan. Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara,
tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.


Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang
mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Para
praktisi dalam bidang psikologi disebut para psikolog.

Jadi, kode etik psikologi adalah ketentuan tertulis yang diharapkan menjadi pedoman
dalam bersikap dan berperilaku, serta pegangan teguh seluruh Psikolog dan kelompok
Ilmuwan Psikologi, dalam menjalankan aktivitas profesinya sesuai dengan kompetensi
dan kewenangan masing- masing, guna menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih
sejahtera. Sedangkan Tujuan Instruksional Umum (TIU) pembelajaran kode etik
psikologi dalam pendidikan adalah agar mahasiswa mampu mendasarkan diri pada kode
etik profesi psikologi dalam seluruh kegiatan penerapan disiplin ilmu psikologi.

2. Jelaskan pengertian dari :

a. Psikolog dan Ilmuan psikologi
b. Profesi dan Profesional
Jawab :
a. Psikolog dan ilmuan psikologi
 Menurut kode etik psikologi Indonesia bab 1 pedoman umum pasal 1 poin (b),
yang dimaksud Psikolog adalah :
Sarjana Psikologi yang telah mengikuti pendidikan tinggi psikologi strata 1 (S1)
dengan kurikulum lama (Sistem Paket Murni) Perguruan Tinggi Negeri (PTN);
atau Sistem Kredit Semester (SKS) PTN; atau Kurikulum Nasional (SK
Mendikbud No. 18/D/O/1993) yang meliputi pendidikan program akademik
(Sarjana Psikologi) dan program pendidikan profesi (Psikolog); atau kurikulum
lama Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang sudah mengikuti ujian negara sarjana
psikologi; atau pendidikan tinggi psikologi di luar negeri yang sudah mendapat
akreditasi dan disetarakan dengan psikolog Indonesia oleh Direktorat Pendidikan
Tinggi (Dikti) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas RI). Sarjana
Psikologi dengan kriteria tersebut dinyatakan BERHAK DAN BERWENANG
untuk melakukan PRAKTIK PSIKOLOGI di wilayah hukum Negara Republik
Indonesia. Sarjana Psikologi menurut kriteria ini juga dikenal dan disebut sebagai
PSIKOLOG. Untuk melakukan praktik psikologi maka Sarjana Psikologi yang
tergolong kriteria ini DIWAJIBKAN MEMILIKI IZIN PRAKTIK PSIKOLOGI

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Jadi dapat dikatakan bahwa psikolog memiliki hak dan kompetensi yang cukup
untuk memberikan jasa psikologi. Contoh jasa psikologi yang dimaksud adalah
interpretasi tes, konseling, danpaling utama adalah dapat melakukan terapi
psikologis pada kliennya.


Menurut kode etik psikologi Indonesia bab 1 pedoman umum pasal 1 poin (a),
yang dimaksud Ilmuan Psikologi adalah :
Para lulusan perguruan tinggi dan universitas di dalam maupun di luar negeri,
yaitu mereka yang telah mengikuti pendidikan dengan kurikulum nasional (SK
Mendikbud No. 18/D/O/1993) untuk pendidikan program akademik (Sarjana
Psikologi); lulusan pendidikan tinggi strata 2 (S2) dan strata 3 (S3) dalam bidang
psikologi, yang pendidikan strata (S1) diperoleh bukan dari fakultas psikologi.
Ilmuwan Psikologi yang tergolong kriteria tersebut dinyatakan DAPAT
MEMBERIKAN JASA PSIKOLOGI TETAPI TIDAK BERHAK DAN TIDAK
BERWENANG UNTUK MELAKUKAN PRAKTIK PSIKOLOGI DI
INDONESIA.
Jadi berbeda dengan psikolog, karena ilmuan psikologi berisikan lulusan nonprofesi maka ilmuan psikologi tidak memiliki gelar psikolog, ilmuwan psikologi

tidak berhak dan tidak memiliki kompetensi untuk memberi jasa psikologi.
Mereka boleh terlibat dalam pemberian tes psikologis, namun hanya sebatas
administrasi tes saja, atau paling jauh penghitungan skor, bukan interpretasi hasil.
Meskipun demikian, ilmuwan psikologi adalah orang-orang yang mampu dan
berjasa dalam melakukan penelitian di bidang psikologi. Contohnya hasil-hasil
penelitian mereka bisa dibaca oleh banyak orang melalui publikasi jurnal ilmiah.
Jurnal ilmiah dapat berbentuk buku (hardcopy) dan dapat pula berbentuk
kumpulan artikel jurnal di internet (softcopy).

b. Profesi dan profesional
 Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess",
yang dalam bahasa Yunani adalah "Επαγγελια", yang bermakna: "Janji untuk
memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen".
Biasanya sebutan “profesi” selalu dikaitkan dengan pekerjaan atau jabatan yang
dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak semua pekerjaan atau jabatan dapat
disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para pemangkunya. Hal ini
mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak
dapat dipegang oleh sembarang orang, akan tetapi memerlukan suatu persiapan
melalui pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk profesi itu.



Profesional adalah istilah bagi seseorang yang menawarkan jasa atau layanan
sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan
menerima gaji sebagai upah atas jasanya. Profesionalisme mengacu kepada sikap

mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa
mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya dalam menjalankan
tugasnya. Didalam profesionalisme tersebut terkandung kepiawaian atau keahlian
dalam mengoptimalkan ilmu pengetahuan, skill, waktu, tenaga, sember daya, serta
sebuah strategi pencapaian yang bisa memuaskan semua bagian/elemen.

3. Jelaskan ruang lingkup dan layanan psikologi
Jawab :


Ruang lingkup psikologi
Ditinjau dari segi obyeknya psikologi dapat dibedakan dalam dua golongan yang
besar yaitu
a. Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari manusia
b. Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari hewan yang umumnya lebih

tegas disebut psikologi hewan
Berdasarkan cakupan pada objek manusia, ruang lingkup psikologi terbagi
menjadi dua, yaitu :
a. Psikologi Umum, yaitu psikologi yang menyelidiki dan mempelajari kegiatankegiatan atau aktivitas psikis manusia pada umumnya yang dewasa, yang
normal dan beradab atau berkultur. Psikologi umum menjadi dalil-dalil yang
bersifat umum dari kegiatan atau aktivitas psikis. Psikologi umum
memandang manusia seakan-akan terlepas dari manusia yang lain.
b. Psikologi Khusus yaitu psikologi yang menyelidiki dan mempelajari segi-segi
kekhususan dari aktivitas psikis manusia. Pada umumnya psikologi khusus
merupakan psikologi praktis, yang diaplikasikan sesuai dengan bidangnya.
Seperti :
 Psikologi perkembangan yaitu Psikologi yang membicarakan
perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai tua, yang
mencakup :
1. Psikologi anak (mencakup masa bayi)
2. Psikologi puber dan adolesensi (psikologi pemuda)
3. Psikologi orang dewasa
4. Psikologi orang tua
 Psikologi Sosial yaitu psikologi yang khusus membicarakan tentang
tingkah laku atau aktifitas - aktifitas manusia hubungannya dengan

situasi sosial.
 Psikologi Pendidikan yaitu Psikologi yang khusus menguraikan
kegiatan atau aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi
pendidikan, misalnya bagaimana cara menarik perhatian agar pelajaran
dapat dengan mudah diterima, bagaimana cara belajar dan sebagainya
 Psikologi Kepribadian dan Tipologi yaitu Psikologi yang khusus
menguraikan tentang struktur pribadi manusia, mengenai tipe-tipe
kepribadian manusia.

Psikopatologi yaitu Psikologi yang khusus menguraikan mengenai
keadan psikis yang tidak normal (abnormal)
 Psikologi Kriminal yaitu Psikologi yang khusus berhubungan dengan
soal kejahatan atau kriminalitas
 Psikologi Perusahaan Psikologi yang khusus berhubungan dengan
soal-soal perusahaan
Berdasarkan penggunaannya, maka ruang lingkup psikologi terbagi menjadi dua,
yaitu :
a. Psikologi teoritis adalah psikologi yang dipelajari secara teoritis, yang
berfungsi untuk pengembangan teori dalam psikologi.
b. Psikologi praktis adalah psikologi yang mempraktikkan psikologi untuk

kehidupan sehari-hari.




Layanan psikologi

4. Jelaskan dan beri contoh penyalahgunaan dalam kode etik psikologi
Jawab :
1.

Ada sebuah perusahaan yang membuka lapangan pekerjaan pada karyawan baru
untuk di tempatkan pada staf-staf tertentu dalam perusahaan. Kemudian pimpinan
perusahaan memakai jasa Psikolog X untuk memberikan psikotes pada calon
karyawan yang berkompeten dalam bidangnya. Namun, ketika memberikan psikotes
tersebut, tidak sengaja si X bertemu dengan teman baiknya yang jadi salah satu calon
karyawan, karena Psikolog X ingin membantu temannya tersebut maka ia
memberikan bocoran dan hasil psikotes yang baik supaya temannya dapat diterima
dalam perusahaan tersebut agar memenuhi standart seleksi penerimaan calon
karyawan, hingga temannya tersebut kemudian diterima dalam perusahaan tersebut

dengan menduduki staf tertinggi.
2.

Foto diatas adalah contoh kasus pelanggaran kode etik yang dilakukan Erwan David
(37), alumnus Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) salah satu perguruan tinggi negeri
ternama di Bandung yang mengaku sudah setahun sebagai dokter spesialis kejiwaan,
mengaku terus belajar seputaran dunia kedokteran. Ia membuka praktik psikologi
dengan memasang plang di depan rumahnya. Ia melakukan beberapa praktik antara
lain mendiagnosis, memberikan konseling dan psikoterapi terhadap kliennya. Sudah
jelas bahwa ini bisa dikatakan sebagai penyalahgunaan kode etik psikologi karena
yang berhak membuka praktik psikologi adalah orang-orang yang berasal dari lulusan
psikologi dan yang membuka praktik harus memiliki izin praktik.

3.

Mahasiswa S1 yang membuka praktek konseling melakukan layanan konseling
melalui on line sepeerti melalui Mysapce, Facebook, atau LinkedIn. Meskipun
konseling tersebut dilakukan secara on line namun hal itu tetap menyalahi kode etik
Psikologi karena pelaksanaan konseling psikologi secara online juga dapat melanggar
hak privasi klien. Di Indonesia ketentuan mengenai hal tersebut telah diatur dalam

Pedoman Umum pasal 1 poin a dan b. Dalam kedua poin tersebut dijelaskan bahwa
yang seorang ilmuwan psikologi (lulusan S1 Psikologi) hanya berhak memberikan
jasa pelayanan psikologi dan tidak berwengan melakukan praktik psikologi. Praktik
tersebut termasuk memberikan jasa dan praktik kepada masyarakat dalam pemecahan
masalah psikologis yang bersifat individual maupun kelompok dengan menerapkan
prinsip psikodiagnostik seperti melakukan terapi psikologis.
4.