KODE ETIK (3) KODE ETIK (3) KODE ETIK (3)

1

PENDAHULUAN
Kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang diproklamasikan pada
tanggal 17 Agustus 1945 menjadi jembatan emas bagi bangsa Indonesia untuk
mencapai masyarakat yang bersatu, berdaulat adil dan makmur. Bahwa Indonesia
dalam berbangsa dan bernegara hingga memasuki milenium ketiga di abad 21,
masih mewariskan beban psikologis yang disebabkan oleh kekerasan dan konflik
yang berlarut-larut, pelanggaran hak asasi manusia, perdagangan manusia yang
semakin banyak terjadi baik secara lokal, regional maupun internasional.
Komunitas psikologi Indonesia sebagai bagian dari rakyat dan bangsa
Indonesia memiliki tanggung jawab untuk mengisi kemerdekaan melalui karya,
pengabdian, pemikiran yang kreatif dan inovatif, melalui profesionalisme dan
keilmuan psikologi demi terwujudnya kesejahteraan bagi umat manusia dan
masyarakat Indonesia pada khususnya tanpa membedakan latar belakang suku,
ras, agama, kepercayaan, gender, dan status sosial. berdasarkan pertimbangan
tersebut, komunitas psikologi di Indonesia menyatakan berhimpun dalam satu
Himpunan Organisasi Profesi sebagai kelanjutan dari Ikatan Sarjana Psikologi
Indonesia melalui peningkatan kapasitas, kompetensi dan perlindungan terhadap
anggota maupun pengguna jasa secara mendasar, kontekstual, dan berdayaguna,
baik secara lokal, dan regional atau internasional

Maka seiring dengan berkembangnya Organisasi Profesi Himpunan
Psikologi Indonesia maka penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Himpunan Psikologi Indonesia hasil Kongres VIII tahun 2000 terasa
sangat diperlukan. maka dibuatlah rancangan penyempurnaan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga HIMPSI.
Dalam makalah ini kami mencoba menyajikan kajian tentang Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Himpunan Psikologi Indonesia mulai Bab I
sampai Bab V, sehingga pembaca dapat mengerti lebih dalam mengenai Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Himpunan Psikologi Indonesia.

1

2

PEMBAHASAN
BAB I
NAMA, JANGKA WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
Organisasi ini bernama Himpunan Psikologi Indonesia, selanjutnya disingkat
HIMPSI, yang merupakan perubahan dari Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia

(ISPsI).
Penjelasan:
Organisasi ini pada awalnya adalah Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia (ISPsI)
didirikan di Jakarta pada tanggal 11 Juli 1959. Sejalan dengan perubahan sistem
pendidikan tinggi di Indonesia Organisasi ini berubah nama menjadi HIMPSI
(Himpunan Psikologi Indonesia) dari Ikatan Sarjana Psikologi (ISPsi) pada tahun
1988 melalui Kongres Luar Biasa pada tahun 1988 di Jakarta, organisasi ini
mengubah nama menjadi Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI). Perubahan
dari ISPsI ke HIMPSI dilakukan untuk mengantisipasi perkembangan pendidikan
psikologi sehingga Kongres Luar Biasa ISPsI di Jakarta tanggal 28 April 1998
memutuskan ISPsI diubah menjadi Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI)
Pasal 2
HIMPSI adalah satu-satunya organisasi profesi independen, sebagai wadah
berhimpunnya ahli dalam bidang praktik psikologi (Psikolog) dan keilmuan
psikologi (Ilmuwan Psikologi) se Indonesia, yang berpegang teguh pada Kode
Etik Psikologi Indonesia.
Penjelasan:
Organisasi yang bebas dan hanya tunduk pada hal yang benar secara hukum
ataupun secara agama. Jadi sekalipun dimaknai sebagai kebebasan namun dalam
hal ini kebebasan adalah kebebasan yang sesuai dengan agama atau hukum. Orang

atau Badan yang independen harus berjalan mengikuti aturan yang berlaku, tidak
seenaknya sendiri. Independen harus mengarah kepada hal yang benar dan sesuai
dengan peraturan yang berlaku
2

3

Pasal 3
HIMPSI didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas
Penjelasan:
HIMPSI merupakan organisasi profesi psikologi di Indonesia, didirikan di Jakarta
tanggal 1 Juli 1959 dengan nama ikatan Sarjana Psikologi, disingkat menjadi
ISPsi. Sejalan dengan perubahan sistim pendidikan tinggi di Indonesia, melalui
Kongres Luar Biasa pada tahun 1998 di Jakarta, Organisasi ini mengubah nama
menjadi Himpunann Psikologi Indonesia, disingkat menjadi HIMPSI.
Profesi Psikologi yang diakui secaara Nasional maupun Internasional dan
berperan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat serta menjadi sebuah
pengembangan keilmuan dan profesi di Indonesia. Saat ini HIMPSI memiliki 25
wilayah di provinsi yang tersebar di seluruh Indoesia dengan jumlah anggota lebih
dari 11.500 orang. Anggota HIMPSI yang memiliki minat dan praktik sama telah

bergabung dalam 13 buah organisasi ikatan Minat/Asosiasi. Dengan gambaran
secara umum dapat terlihat HIMPSI didirikan bukan hanya sekedar percobaan
saja akan tetapi untuk jangka waktu yang terbatas.
Pasal 4
Pusat organisasi HIMPSI berkedudukan di Ibukota Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Penjelasan:
Organisasi ini didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Sesuai pasal 2
Anggaran Dasar yaitu HIMPSI sebagai satu-satunya organisasi profesi yang
independen sebagai wadah berhimpunnya Psikolog dan Ilmuwan Psikologi
seindonesia, yang berpegang teguh pada Kode Etik Psikologi Indonesia, maka
pusat organisasi akan lebih efektif bila berkedudukan di Ibukota Republik
Indonesia.

4

Pasal 5
1) HIMPSI Wilayah berkedudukan di ibu kota propinsi.
Penjelasan :
Struktur kepengurusan HIMPSI dibagi atas HIMPSI Pusat dan HIMPSI

Wilayah. HIMPSI Wilayah brada di Ibukota Propinsi.
2) HIMPSI Wilayah dapat didirikan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Penjelasan:
HIMPSI Wilayah dapat didirikan di seluruh 34 Propinsi wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia
3) Persyaratan untuk mendirikan HIMPSI Wilayah sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) harus sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) psikolog dan/atau ilmuwan
psikologi.
Penjelasan:
Komposisi jumlah Psikolog dan/atau ilmuwan psikologi merupakan syarat
berdiriya HIMPSI Wilayah.
4) HIMPSI Wilayah dapat mendirikan Cabang sebagai pengembangan tugas dan
fungsinya serta merupakan bagian tak terpisahkan dari HIMPSI Wilayah.
Penjelasan:
Bahwa HIMPSI wilayah dapat mendirikan cabang sebagai tugas dan
fungsinya meskipun demikian HIMPSI cabang tidak dapat terpisahkan dari
HIMPSI Wilayah
5) Dalam hal pada suatu propinsi belum memenuhi persyaratan untuk didirikan 1
(satu) wilayah, maka pada propinsi tersebut dapat dibentuk Unit Kerja

Wilayah.
Penjelasan:
Dapat kita pahami bahwa suatu propinsi yang belum memenuhi persyaratan
untuk satu wilyah maka propinsi tersebut dapat membentuk Unit Kerja
Wilayah.

8

5

BAB II
ASAS DAN LANDASAN
Pasal 6
HIMPSI berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 beserta perubahan-perubahannya, serta tidak
berafiliasi pada organisasi politik tertentu.
Penjelasan:
HIMPSI tidak terkait dengan organisasi politik manapun.
BAB III
VISI, MISI dan TUJUAN

Pasal 7
Visi
Menjadi organisasi profesi Psikologi yang diakui secara nasional maupun
internasional dan berperan dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
Penjelasan :
Pasal 8
Misi
Misi HIMPSI adalah:
a. memantapkan eksistensi HIMPSI dalam lingkup nasional dan internasional.
b. mengembangkan kualitas profesional psikolog dan ilmuwan psikologi yang
setara dengan standar kompetensi nasional maupun Internasional dengan
berpegang teguh pada Kode Etik Psikologi Indonesia.
c. membina dan mengembangkan Psikologi sebagai ilmu terapan, selaras dengan
realitas kemajemukan kehidupan masyarakat Indonesia.
Penjelasan :
Misi HIMPSI adalah untuk memantapkan eksetensi HIMPSI dalam lingkup
nasional dan internasional serta mengembangkan kualitas profesional psikologi
dan ilmuwan psikologi dengan menjaga standar kompetensi nasional maupun
internasional dengan berpegang teguh pada kode etik psikologi Indonesia. Serta


6

membina dan mengembangkan psikologi sebagai ilmu terapan, selaras dengan
realitas kemajemukan kehidupan masyarakat Indonesia.
Pasal 9
Tujuan
(1) Tujuan HIMPSI adalah:
a. mengupayakan diperolehnya pengakuan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b. mewadahi kerja sama, komunikasi dan informasi antar anggota maupun
organisasi profesi lain pada tingkat nasional, regional dan internasional.
c. memajukan dan mengembangkan psikologi baik sebagai ilmu pengetahuan
maupun terapannya secara profesional.
d. mewadahi pembinaan dan peningkatan kompetensi profesional anggota.
e. memberi perlindungan kepada anggota dan pengguna jasa dalam menjalankan
menerima kegiatan profesi dan keilmuan.
f. memberikan informasi kepada masyarakat tentang standar layanan psikologi.
g. melakukan pengawasan dan pembinaan guna menjaga kualitas kegiatan
profesi dan keilmuan.
h. menunjukan kepedulian sosial pada masyarakat dalam berbagai masalah.

Penjelasan :
Tujuan HIMPSI adalah mengupayakan diperolehnya pengakuan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, serta memiliki kerjasama antar anggota
maupun organisasi profesi pada tingkat Nasional, regional dan Internasional.
Memajukan dan mengembangkan psikologi sebagai ilmu pengetahuan terapan
secara propesional serta mewadahi pembinaan dan peningkatan kompetensi
propesional anggota. Yaitu kompetensi yang ada dan dapat dinilai profesional
ketika ia mampu memenuhi tanggung jawabnya dengan baik. Misalnya, seorang
Psikolog ia memiliki tenaga profesional untuk menjalankan tugasnya dengan baik
serta menguasai secara rasional tanggung jawab yang sedang ia lakukan dengan
konsep serta teori.

7

HIMPSI juga memberikan perlindungan kepada anggota dan pengguna jasa dalam
menerima kegitan profesi dan keilmuan serta memberikan informasi, pengawasan,
pembinaan dan kepedulian sosial kepada masyarakat. Impelmentasi dari peduli
sosial sangat mudah misalnya memberikan senyuma saat memproses kliennya,
karena dengan seperti itu saja klien merasa sudah diterima oleh psikolog dan
sedikit mengurangi rasa takut dan cemasnya.

(2) Tujuan HIMPSI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijabarkan dalam
perencanaan kegiatan yang dibahas dalam rapat kerja.
Penjelasan :
Maka visi, misi dan tujuan merupakan satu kesatuan arah perilaku Psikolog dan
Ilmuwan Psikologi Indonesia.

BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 10
Kategori
Anggota HIMPSI, adalah:
a. Anggota Biasa, terdiri dari Psikolog dan Ilmuwan Psikologi.
b. Anggota Luar Biasa, terdiri dari pemerhati psikologi dan psikolog warga
negara asing.
c. Anggota Kehormatan terdiri dari individu- individu yang diangkat karena
jasa-jasanya yang luar biasa dalam bidang ilmu dan praktik spesialisasi
psikologi atau memiliki kontribusi pada sistem pendidikan psikologi.
Penjelasan :
1. Ilmuwan Psikologi memberikan layanan dalam bentuk mengajar, melakukan
penelitiandan/atau intervensi sosial dalam area sebatas kompetensinya,

berdasarkan pendidikan, pelatihan atau pengalaman sesuai dengan kaidahkaidah ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.
2. Psikolog dapat memberikan layanan sebagaimana yang dilakukan oleh
Ilmuwan Psikologi serta secara khusus dapat melakukan praktik psikologi
terutama yang berkaitan dengan asesmen dan intervensi yang ditetapkan

8

setelah memperoleh ijin praktik sebatas kompetensi yang berdasarkan
pendidikan, pelatihan, pengalaman terbimbing, konsultasi, telaah dan/atau
pengalaman profesional sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dalam menangani berbagai isu atau
cakupan kasus-kasus khusus, misalnya terkait penanganan HIV/AIDS,
kekerasan berbasis gender, orientasi seksual, ketidakmampuan (berkebutuhan
khusus), atau yang terkait dengan kekhususan ras, suku, budaya, asli
kebangsaan, agama, bahasa atau kelompok marginal, penting untuk
mengupayakan penambahan pengetahuan dan ketrampilan melalui berbagai
cara seperti pelatihan, pendidikan khusus, konsultasi atau supervisi terbimbing
untuk memastikankompetensi dalam memberikan pelayanan jasa dan/ atau
praktik psikologi yang dilakukan kecuali dalam situasi darurat sesuai dengan
pasal yang membahas tentang itu.
4. Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menyiapkan langkah-langkah yang
dapat dipertanggungjawabkan dalam area-area yang belum memiliki standar
baku penanganan, guna melindungi pengguna jasa layanan psikologi serta
pihak lain yang terkait.
5. Ditinjau dari anggota HIMPSI terdapat 3 bagian , anggota biasa, anggota luar
biasa, dan terdiri dari pemerhati psikologi dan psikolog warga negara asing,
serta anggota kehormatan.
a. Anggota Biasa, terdiri dari Psikolog dan Ilmuwan Psikologi dengan
mememenuhi persyaratan untuk menjadi anggota biasa HIMPSI yakni,
calon mendaftar diri kesekretariat diwilayah tempat kita berdomisili,
kemudian mengisi formulir keangotaan baik untuk pengurus tingkat
wilayah dan cabang dan bersedia memenuhi ketentuan yang berlaku di
organisasi.
b. Anggota Luar Biasa, terdiri dari pemerhati psikologi dan psikolog warga
negara asing dengan memenuhi persyaratan menjadi anggota luar biasa
pemerhati

psikologi

yakni,

calon

diusulkan

oleh

pengurus

asosiasi/ikatanminat keilmuan atau praktik spesialisasi psikologi untuk
dibahas dan mendapat persetujuan dalam rapat kerja. Apabila mendapat
persetujuan calon mengisi formulir anggota baik untuk pengurus tingkat
wilayah dan cabang terdekat tempat ia berdomisili.
6. Persyaratan psikologi Warga Negara Asing( WNA) untuk menjadi anggota
luar biasa yakni :

9

a. Memiliki ijazah dari perguruan tinggi yang terakreditasi dan dilegalisir
oleh pemerintah Republik Indonesia.
b. Memiliki referensi dari 2 (dua) orang anggota majelis atau psikologi senior
yang sekurang-kurangnya telah 10 (tahun) menjadi psikolog.
c. Memperoleh persetujuan HIMPSI terkait dengan kompetensi propesi
psikologi.
d. Memiliki izin bekerja di Indonesia.
e. mampuberbahasa Indonesia secaraakif
f. Calondiusulkanoleh HIMPSI wilayah atau Asosiasi/Ikatan minat keilmuan
dan atau praktek spesialisasi psikologi untuk mendapat persetujuan dalam
rapat kerja.
g. Apabila mendapat persetujuan, calon wajib mengisi formulir kenggotaan
yang disediakan pengurus wilayah/ pengurus cabang tempat yang
bersangkutan berdomisili.
7. Adapun formulir keanggotan dan Kartu Tanda Anggota yaitu :
a. Formulir keanggotaan sebagaimana yang akan diteruskan oleh pengurus
wilayah kepada pengurus pusat sesuai tatacara administrasi yang berlaku.
b. Bagi calon anggota yang keanggotaannya telah disetujui oleh pengurus
wilayah, pengurus pusat menerbitkan Kartu Tanda Anggota HIMPSI.
c. Masa berlaku HIMPSI selama 4 Tahun dapat diperpanjang
8. Kategori anggota kehormatan merupakan individu- individu yang diangkat
karena jasa-jasanya yang luar biasa dalam bidang ilmu dan praktik spesialisasi
psikologi atau memiliki kontribusi pada sistem pendidikan psikologi.
Persyaratan menjadi anggota kehormatan yaitu :
a. Calon diusulkan oleh pengurus pusat/ pengurus wilayah atau pengurus
asosiasi/ikatan minat keilmuan atau spesialisasi psikologi untuk dibahas
dan mendapat persetujuan dari rapat kerja
b. Apabila mendapat persetujuan calon mengisi formulir kesediaan menjadi
anggota kehormatan yang dikeluarkan pengurus pusat.

10

c. Dalam hal persyaratan terpenuhi maka pengurus pusat menerbitkan surat
keputusan pengangkatan bagi yang bersangkutan dan menerbitkan Kartu
Tanda Anggota.
d. Kartu Tanda Anggota ditinjau secara periodik.
e. Kreteria jasa dan konstribusi serta prosedur pengusulan untuk menjadi
anggota kehormatan diatur dalam peraturan HIMPSI
Pasal 11
Hak dan Kewajiban Anggota
(1) Setiap anggota HIMPSI mempunyai hak dan kewajiban.
(2) Hak dan kewajiban anggota diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah
Tangga.
Penjelasan :
Setiap anggota HIMPSI mempunyai hak dan kewajiban yang diatur lebih lanjut
dalam Anggaran Rumah Tangga, yaitu :
1. Hak Anggota
a. Hak anggota biasa yaitu :
1) Mendapat perlindungan dan pembelaan dalam melaksanakan tugas
keorganisasian dan/atau kegiatan propesi maupun kegiatan keilmuwan
sesuai dengan kode etik.
2) Memperoleh pembinaan dan peningkatan kompetensi propesional anggota.
3) Memilih dan dipilih
4) Menyampaikan pendapat baik lisan atau tertulis kepada pengurus
5) Mengikuti semua kegiatan organisasi
b. Hak anggota luar biasa dan anggota kehormatan adalah :
1) Mendapat perlindungan dan pembelaan dalam melaksankan tugas
keorganisasian
2) Menyampaikan pendapat baik lisan atau tertulis kepada pengurus
3) Mengikuti semua kegiatan organisasi tentang

11

2. Kewajiban Anggota
Tentang kewajiaban anggota biasa, dan anggota luar biasa serta anggota kehormatan

kewajiaban anggota luar biasa juga anggota kehormatan mempunyai
kewajiban antara lain:
1) Menjunjung tinggi kode etik psikologi
2) Setia kepada organisasi
3) Tunduk dan patuh kepada keputusan dan peraturan organisasi
4) Menjaga nama baik organisasi
5) Berpartisipasi dan mendukung kegiatan organisasai
BAB V
KODE ETIK PSIKOLOGI INDONESIA
Pasal 12
Pengertian dan Fungsi
(1) Kode Etik Psikologi Indonesia adalah panduan normatif tentang perilaku yang
harus dipatuhi dalam melaksanakan kegiatan profesi bagi psikolog dan
ilmuwan psikologi.
(2) Kode Etik Psikologi Indonesia berfungsi memberikan jaminan pelayanan
profesional psikolog dan ilmuwan psikologi bagi pengguna jasa layanan
psikologi.
(3) Kode Etik Psikologi Indonesia diatur tersendiri dan menjadi landasan bagi
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HIMPSI.
Penjelasan : Pengertian dan Fungsi
1. Kode Etik Psikologi Indonesia adalah panduan normatif tentang perilaku yang
harus dipatuhi dalam melaksanakan kegiatan profesi bagi psikolog dan
ilmuwan psikologi.
Dengan adanya kode etik psikologi Indonesia, para profesi psikologi dan ilmuan
psikologi dalam melaksanakan aktivitas atau kegiatan yang bersifat profesi dan
ilmuan tidak melanggara aturan ataupun kode etik yang sudah ditetapkan.
Sehingga para ilmuan dan profesi psikologi tidak menyalahgunakan ilmu
psikologi.

12

Misalnya para psikolog tidak sembarangan memberikan tes psikologi untuk hal
hal yang menyalahi aturan, menjaga azas kerahasian kode etik psikologi, begitu
juga dalam merekomedasikan hasil tes psikologi benar benar berdasarakan
akuratan hasil tes psikologi.
2. Kode Etik Psikologi Indonesia berfungsi memberikan jaminan pelayanan
profesional psikolog dan ilmuwan psikologi bagi pengguna jasa layanan
psikologi.
Setiap penyedia jasa pelayanan profesional psikolog dan ilmuan psikologi mesti
terdaftar di HIMPSI, dan memiliki izin praktek menyelenggarakan Biro Jasa
Psikologi. Hal ini bertujuan agar penyedia jasa psikologi benar-benar memilki
kompetensi dalam bidang penyelenggaraan biro psikologi sehingga pengguna jasa
layanan psikologi memdapat kepuaasan dalam layanan yang di berikan. Selama
ini dapat kita lihat untuk para penyedia jasa biro psikologi harus memiliki
pendidikan sarjana psikologi dan magister profesi psikologi.
3. Kode Etik Psikologi Indonesia diatur tersendiri dan menjadi landasan bagi
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HIMPSI.
Para profesi psikologi dan ilmuan psikologi mesti memahami benar-benar kode
etik psikologi agar dalam pelaksanaan sehari-hari tidak menyalahi aturan yang
sudah ditetapkan.

13

PENUTUP
1. Nama HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia) dari Ikatan Sarjana Psikologi
Organisasi ini pada awalnya adalah Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia (ISPsI)
didirikan di Jakarta pada tanggal 11 Juli 1959. Perubahan dari ISPsI ke
HIMPSI dilakukan untuk mengantisipasi perkembangan pendidikan psikologi
sehingga Kongres Luar Biasa ISPsI di Jakarta tanggal 28 April 1998
memutuskan ISPsI diubah menjadi Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI)
2. HIMPSI adalah satu-satunya organisasi profesi independen, struktur
kepengurusan HIMPSI dibagi atas HIMPSI Pusat dan HIMPSI Wilayah.
HIMPSI Wilayah brada di Ibukota Propinsi.
3. HIMPSI berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 beserta perubahan-perubahannya,
serta tidak berafiliasi pada organisasi politik tertentu.
4. HIMPSI memiliki misi dan tujuan yang merupakan suatu kesatuan arah
prilaku Psikolog dan Ilmuwan Psikolog Indonesia. Kategori anggota HIMPSI
adalah anggota biasa, anggota luar biasa, dan anggota kehormatan
5. Setiap anggota HIMPSI mempunyai hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban
anggota diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.
4. Kode Etik Psikologi Indonesia adalah panduan normatif tentang perilaku yang
harus dipatuhi dalam melaksanakan kegiatan profesi bagi psikolog dan
ilmuwan psikologi dan Kode Etik Psikologi Indonesia diatur tersendiri dan
menjadi landasan bagi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
HIMPSI.

13

14

DAFTAR PUSTAKA