5 dengan kurikulum. Pada akhirnya, pada guru dan siswa cenderung lebih suka
menggunakan buku yang diterbitkan oleh penerbit swasta. Dengan demikian, ditemukanlah kesenjangan antara kondisi ideal yakni unggulnya kualitas BSE Sains
secara teori dengan kenyataan yang muncul di lapangan. Oleh karena itu, perlu ada penelitian yang mendalam yang mendeskripsikan perbandingan antara keduanya.
Dengan latar belakang itulah maka penelitian dengan judul ”Analisis dan studi komparatif muatan science process skills antara buku sekolah elektronik sains dengan
buku sains non-BSE” dibuat.
B. Identifikasi Masalah
Beberapa permasalahan yang bisa diidentifikasi terkait dengan penggunaan buku sekolah elektronik BSE antara lain:
1. Muatan keterampilan proses sains Buku sains dari BSE kurang sesuai dengan
kurikulum. 2.
Buku sains BSE dipandang miskin materi dan kurang mengaktifkan siswa melakukan keterampilan proses sains.
3. Buku Sekolah Elektronik masih tersebar secara terbatas pada sekolah-sekolah
yang memiliki akses internet atau yang memiliki rekanan penyedia jasa pengunduhan.
4. Masyarakat belum familiar dengan teknologi internet yang menyebabkan belum
teraksesnya BSE secara online.
6 5.
Kebijakan progam BSE dari pemerintah tergolong kebijakan yang baru sehingga masih sedikit yang melakukan analisis pada isi dari BSE tersebut.
E. Fokus Penelitian
Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah kualitas Buku Sekolah Elektronik Sains dan buku pelajaran non-BSE sains dengan menekankan pada
kesesuaian muatan keterampilan proses sains dengan keterampilan proses sains yang diinginkan oleh kurikulum terbaru.
F. Perumusan Masalah
Dari identifikasi masalah dan fokus masalah, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah kesesuaian muatan keterampilan proses
sains Buku Sekolah Elektronik Sains dan buku pelajaran sains non-BSE dengan kurikulum terbaru?
G. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas isi content kualitas muatan keterampilan proses sains Buku Sekolah Elektronik Sains dan buku
pelajaran sains non-BSE ditinjau dari kesesuaiannya dengan kurikulum terbaru
kurikulum 2006. H.
Kontribusi Penelitian
Adapun kontribusi dari penelitian antara lain:
7 1.
Memberikan acuan kepada khalayak luas ketika akan memilih bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran.
2. Memberikan masukan kepada penerbit dan Depdiknas untuk terus mengevaluasi
kualitas buku yang diterbitkan terutama pada muatan keterampilan proses sainsnya.
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
1. Deskripsi Teori
a. Buku teks sains
Menurut Suharjo 2006: 111–116, buku pelajaran atau buku teks untuk sekolah dasar adalah media pembelajaran dua dimensi yang disajikan dalam bentuk bahan
cetakan secara logis dan sistematis tentang suatu cabang ilmu pengetahuan atau bidang studi tertentu. Hal ini senada dengan definisi yang dikemukakan UNESCO
2005 yang mendefinisikan textbook sebagai, The core learning medium composed of text andor images designed to bring
about a specific set of educational outcomes; traditionally a printed and bound book including illustrations and instructions for facilitating sequences of learning
activities.
Implikasi dari definisi tersebut adalah buku teks sains merupakan media pembelajaran menyediakan informasi-informasi tentang sains yang penting bagi guru
maupun siswa dan diperoleh dengan cara dibaca. Menurut Collette Chiapetta 1994: 29–43 isi buku sains haruslah mengandung
unsur sains sebagai cara untuk menyelidiki science as way of investigating. Sains sebagai cara untuk menyelidiki mengandung muatan keterampilan proses sains.
Selain itu, buku harus sesuai dengan kurikulum yang saat itu digunakan. Oleh karena
9 itu, buku teks sains haruslah memuat keterampilan proses yang diinginkan oleh
kurikulum b.
Keterampilan proses sains Chiappetta Koballa, Jr 2010: 109 mengemukakan sains sebagai sebuah cara
untuk menyelidiki menggunakan berbagai pendekatan untuk membentuk pengetahuan. Beberapa ilmuwan adalah seorang eksperimenter yang melakukan
investigasi, sedangkan yang lainnya adalah ilmuwan teoretis yang menjelaskan berbagai data yang diperoleh dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan menarik yang
mengantarkan pada aktivitas inquiry. Buku sekolah yang menekankan penyelidikan investigation akan mengajak
siswa berpikir dan bekerja dengan cara meminta siswa “mencari tahu” find out. Hal ini mencerminkan sisi aktif pembelajaran yang melibatkan siswa dalam melakukan
keterampilan proses sains. Rezba et al 1995: v mengemukakan bahwa keterampilan proses sains terdiri
dari dua bagian, yakni keterampilan proses sains dasar dan keterampilan proses sains terintegrasi. Keterampilan proses sains dasar terdiri dari observing, communicating,
classifying , measuring metrically, inferring, dan predicting. Sedangkan keterampilan
proses terintegrasi terdiri dari identifying variables, constructing a table of data, constructing a graph
, describing relationships between variables, acquiring and processing your own data
, constructing hypotheses, defining variables operationally,
10 designing investigations,
dan experimenting. Adapun distribusi kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap siswa dalam setiap kelas adalah sebagai berikut:
Proses TK 1 2 3 4 5 6
Keterampilan proses sains dasar
observing communicating
classifying measuring metrically
inferring predicting
Keterampilan proses sains terintegrasi
identifying and controlling variables variables
constructing a table of data constructing a graph
describing relationships between variables
acquiring and processing your own data interpreting data
analyzing investigations investigating
constructing hypotheses defining variables operationally
designing investigations experimenting
Sumber: Howe, Ann C. Jones, Linda. 1993. Engaging children in science. New York: Macmillan. Hal. 202.
Tabel 1. Distribusi kemampuan melakukan keterampilan proses sains
untuk tiap kelas.
11 a
Observing Mengamati Mengamati berarti menggunakan indera untuk memperoleh informasi atau data
tentang berbagai benda dan peristiwa. Mengamati merupakan keterampilan proses sains yang paling mendasar. Seorang pengamat aktif setidaknya akan menanyakan
lima pertanyaan mendasar, yakni: 1 Apa saja unsur-unsur yang membentuk sistem? 2 Bagaimana ciri-ciri setiap unsur? 3 Bagaimana konteks atau latar belakang
sistem tersebut? 4 Bagaimana aturan interaksi antarunsur? Dan 5 Bagaimana ciri- ciri yang nampak dari sistem? Abruscato DeRosa, 2010: 47
Rezba et al 1995: 3–11 mengemukakan bahwa melalui pengamatan, kita belajar tentang dunia yang menakjubkan di sekitar kita. Kita mengamati berbagai fenomena
di lingkungan sekitar mengunakan kelima indera: penglihatan, pembau, peraba, perasa, dan pendengaran.
Informasi yang kita peroleh melalui pengamatan akan memicu rasa ingin tahu sehingga kita mengajukan pertanyaan, melakukan interpretasi atas lingkungan, dan
melakukan investigasi lebih lanjut. Kemampuan seseorang dalam melakukan pengamatan merupakan keterampilan mendasar dalam belajar sains dan merupakan
hal yang esensial dalam proses pengembangan keterampilan proses sains yang lain seperti, menginferensi, mengkomunikasikan, memprediksi, mengukur, dan
mengklasifikasi. Mengobservasi sebuah benda atau zat berarti mengeksplorasi seluruh sifat-
sifatnya. Benda-benda yang kita amati bisa memiliki berbagai macam sifat seperti
12 warna, tekstur, aroma, bentuk, berat, voluma, dan suhu. Benda-benda tersebut
mungkin bisa menghasilkan suara dengan atau tanpa memberikan perlakuan pada benda tersebut.
Benda atau zat yang berbeda memiliki sifat-sifat yang berbeda. Hal itulah yang membuat benda atau zat berbeda satu dengan yang lainnya. Melalui penggunaan
indera-indera kita, kita mampu mengenal karakteristik benda dengan cara melihatnya, mendengarkannya, menyentuhnya, merasakannya, atau membauinya. Mengobservasi
meliputi mengidentifikasi dan menggambarkan karakteristik benda. b
Communicating mengkomunikasikan Martin et al 2005: 18 menuturkan bahwa siswa mengekspresikan pikirannya
melalui berbagai cara sehingga orang lain dapat memahaminya. Bahasa yang digunakan anak dapat berubah bahasa percakapan, tulisan, maupun simbol-simbol.
Selain itu, menurut Abruscato DeRosa 2010: 50, siswa juga menggunakan peta, grafik, persamaan matematika, dan alat peraga lainnya untuk berkomunikasi.
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang jelas, akurat, dan tidak ambigu dan menggunakan keterampilan yang perlu dikembangkan dan dipraktikkan. Sebagai
seorang guru, kita berusaha untuk memberikan pengaruh positif melalui kata-kata yang ditulis atau diucapkan. Kita semua ingin mengekspresikan gagasan, perasaan,
dan kebutuhan kita kepada orang lain. Kita juga telah belajar lewat kehidupan kita bahwa komunikasi merupakan perangkat yang sangat mendasar untuk memecahkan
masalah Rezba et al, 1995: 15.
13 Rezba et al 1995: 17 mengemukakan beberapa kata yang bisa digunakan untuk
mendeskripsikan sesuatu Dibau
harum, busuk, berasap, tawar, seperti rempah-rempahtajamharum, pedas tajam, tajammenyengat, beraroma lemon, berminyak,
semriwing berbau mint, berjamur, beraroma kayu
Dicekap manis, asam, pahit, pedas, tawar
Diraba kasar, halus, berpasir, berbulu, dingin, panas, hangat, tajam,
berminyak, berlilin, lengket, basah, kering, lincin Didengar
keras, tinggi, rendah, lemah, berdering, suara robek, suara kayu patah, suara kaca pecah
Lihat warna, bentuk, cerah, gelap, berawan, berbuih, mengkilap, kusam
Saat siswa menggambarkan suatu benda kepada seseorang, maksud siswa akan lebih mudah ditangkap jika anda berkomunikasi secara efektif. Siswa bisa
berkomunikasi dengan efektif jika: a.
hanya menggambarkan apa yang diamati lihat, baui, dengar, dan rasakan dan bukan hasil inferensi dari sebuah benda atau peristiwa,
b. memberikan gambaran atas sesuatu yang diamati dengan bahasa yang jelas,
akurat, dan tidak ambigu,
14 c.
mengkomunikasikan informasi secara akurat menggunakan sebanyak mungkin hasil pengamatan kualitatif yang mengkaitkan benda dengan keadaan di
sekitarnya, d.
mempertimbangan sudut pandang culture, bahasa asal, dsb dan pengalaman yang pernah dialami oleh orang yang diajak bicara, dan
e. guru menyediakan cara untuk memperoleh umpan balik dari orang yang diajak
berkomunikasi untuk menentukan keefektifan komunikasi siswa yang mengajak berkomunikasi Rezba, 1995: 17.
c Classifying mengklasifikasi
Mengklasifikasi adalah proses yang digunakan oleh ilmuwan untuk menjadikan benda-benda dan peristiwa-peristiwa tersusun dengan baik. Sistem klasifikasi
digunakan dalam sains dan disiplin ilmu yang lain untuk mengidentifikasi benda- benda, tempat-tempat, gagasan-gagasan atau peristiwa-peristiwa dan untuk
menunjukkan kesamaan, perbedaan, dan hubungan antara benda-benda, tempat- tempat, gagasan-gagasan dan peristiwa-peristiwa tersebut Abruscato DeRosa,
2010: 49; Chiappetta Koballa, Jr, 2010: 132. Rezba et al 1995: 29–34 mengemukakan bahwa pada umumnya, klasifikasi
dapat dilakukan dengan dua cara yakni klasifikasi biner dan klasifikasi multi-tingkat multi-stage. Dalam sistem klasifikasi biner, kelompok benda dibagi menjadi dua
15 buah subkelompok berdasarkan apakah masing-masing memiliki sifat-sifat tertentu
ataukah tidak. Untuk membuat klasifikasi biner pertama anda harus mengidentifikasi karakteristik hanya dimiliki oleh benda tertentu. Setelah itu, kelompokkan benda-
benda yang memiliki karakteristik khusus tersebut pada satu kelompok dan kelompokkan benda yang tidak memiliki karakteristik khusus pada kelompok yang
lain. Sebagai contoh, biolog mengklasifikasi makhluk hidup dalam dua kelompok: hewan dan tumbuhan tumbuhan dikelompokkan pada kelompok yang tidak memiliki
ciri-ciri hewan. Ilmuwan kemudian mengklasifikasikan hewan ke dalam dua kelompok: hewan yang memiliki tulang belakang dan tidak memiliki tulang
belakang. Saat membuat klasifikasi biner, sangat dimungkinkan pada satu kelompok memiliki satu anggota.
Klasifikasi multitingkat dibuat dengan membuat klasifikasi biner kemudian masing-masing subkelompoknya dibagi menjadi sub-subkelompok sehingga
dihasilkan lapisan atau tingkat di bawah subkelompok. Jika tiap subkelompok dibuat klasifikasi biner terus-menerus, maka sebuah hirarki yang tersusun atas kelompok dan
subkelompok dihasilkan. Sistem klasifikasi ini disebut dengan klasifikasi multitingkat multi-stage classification. Sebagaimana dalam skema biner, kelompok-kelompok
ditentukan dengan menyortir benda-benda yang memiliki karakteristik tertentu berbeda dari yang lainnya yang memiliki karakteristik tersebut. Hewan, sebagai
contoh, diklasifikasikan dalam vertebrata dan avertebrata. Selanjutnya, hewan
16 vertebrata dapat diklasifikasikan dalam hewan yang memiliki rambut dan tidak
memiliki rambut. d
Measuring metrically mengukur secara metris Mengukur adalah cara terkuantifikasikannya sebuah pengamatan. Keterampilan
yang dibutuhkan tidak hanya ketepatan dalam memilih dan menggunakan alat ukurnya, tetapi juga melakukan penghitungan-penghitungan menggunakan istrumen
tersebut Abruscato DeRosa, 2010: 49. Pengukuran akan menambah ketepatan pada hasil pengamatan, pengklasifikasian, dan pengkomunikasian. Siswa dapat
menggunakan alat-alat ukur standar, semacam penggaris, neraca, gelas ukur, kalkulator, dan stopwatch, ataupun menggunakan satuan-satuan yang tidak standar,
misalnya kelereng, penjepit kertas, dan semacamnya untuk mengukur jarak Martin et al, 2005: 19.
Keterampilan yang dikembangkan dengan baik dalam mengukur sangat esensial untuk mengambil data kuantitatif melalui pengamatan, pembandingan, dan
mengklasifikasi segala sesuatu di sekitar, dan mengkomunikasikan dengan efektif kepada orang lain. Perubahan dalam sistem metrik seharusnya tidak menjadi sebuah
persoalan tetapi hendaknya dipandang sebagai suatu jalan keluar untuk berbagai persoalan. Sistem metrik memberi kita kemudahan untuk mempelajari satuan yang
bisa kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, perkalian dan pembagian merupakan operasi yang relatif mudah selama sistem metrik berada dalam basis sepuluh. Sistem
17 metrik juga memberikan keseragaman dengan negara yang lain sehingga
memudahkan kita melakukan perdagangan dan berkmunikasi. Nama resmi dari sistem metrik adalah Systeme Internationale d’Unites
International system of units, dan lebih dikenal dengan nama SI. Istilah metrik berasal dari satuan pokok yang digunakan untuk mengukur panjang, yakni meter.
e Inferring menginferensi
Menginferensi adalah menggunakan logika untuk membuat asumsi-asumsi dari apa yang kita amati dan tanyakan. Kemampuan siswa dalam membedakan antara
mengobservasi dan menginferensi merupakan hal yang amat penting dan mendasar Abruscato DeRosa, 2010: 50.
Rezba 1995: 70–71 menuturkan, manakala sebuah observasi adalah sebuah pengalaman yang diperoleh melalui satu atau lebih indera, maka inferensi adalah
sebuah penjelasan atau interpretasi atas sebuah observasi. Anggap, sebagai contoh, seseorang memperhatikan jendela rumah tetangganya dan melihat dua orang
membawa sebuah televisi keluar dari rumahnya. Peristiwa yang sedang terjadi adalah seseorang mengamati orang mengangkat televisi. Pengamat mungkin terkejut dan
mencoba menjelaskan mengapa orang tersebut mengangkat televisi. Akan terdapat beberapa alasan mengapa ada orang mengangkat televisi keluar rumah, misalnya:
a. Seseorang membeli televisi tetangganya sendiri dan mengangkutnya menuju
rumahnya.
18 b.
Televisi tersebut dijemput tukang servis televisi untuk diperbaiki. c.
Pemilik televisi ingin membeli televisi yang baru dengan cara tukar-tambah. d.
Televisinya rusak dan akan dibuang. e.
Televisinya dicuri. Mungkin pengamat memikirkan beberapa penjelasan yang lain. Setiap pernyataan
yang digunakan untuk menjelaskan secara logis sebuah peristiwa yang terobservasi disebut dengan inferensi.
Kita menggunakan pengalaman-pengalaman yang telah berlalu untuk membangun model mental atas bagaimana dunia ini bekerja. Pengalaman-pengalaman baru akan
menjadi masuk akal ketika kita menghubungkannya dengan pengalaman yang sudah kita punya.
Inferensi adalah pernyataan yang berdasarkan bukti dan mengandung penjelasan atas kumpulan pengalaman. Oleh karena itu, setiap inferensi harus didasarkan atas
observasi. Inferensi bukanlah tebakan guess karena tebakan adalah sebuah opini yang
dibentuk dari sedikit atau bahkan tanpa bukti. Berikut ini adalah contoh pengamatan yang diikuti oleh pernyataan inferensi:
a. Terdapat titik di halaman depan rumahku yang tidak ditumbuhi rumput.
Seseorang mungkin menumpahkan zat beracun di sana.
19 b.
Halaman buku ini berwarna biru. Saya menduga bahwa ini buku tua atau memang sengaja menggunakan warna kuning agar nampak tua.
c. Melalui jendela saya melihat benderanya berkibar-kibar. Di luar anginnya pasti
kencang. d.
Bintang itu lebih terang daripada yang lain. Saya menduga bahwa bintang itu lebih dekat ke Bumi daripada bintang yang lain.
Saat menginferensi, akan sangat membantu jika siswa mengikuti langkah-langkah di bawah ini:
a. Minta siswa melakukan sebanyak mungkin pengamatan pada benda atau
peristiwa. b.
Siswa diminta untuk mengingat kembali pengalaman yang dmiliki dan relevan sebanyak mungkin untuk diintegrasikan dengan benda dan peristiwa yang mereka
amati. c.
Minta siswa untuk menyatakan setiap inferensi dalam kalimat yang membedakan dengan jenis pernyataan yang lain pengamatan atau prediksi:
”Dari apa yang saya amati, saya menduga bahwa ... ” ”Dari pengamatan tersebut dapat diduga bahwa ... ”
”Bukti yang diperoleh menunjukan bahwa ... mungkin telah terjadi.” ”Apa yang saya observasi mungkin terjadi karena ... ”
20 f
Predicting memprediksi Menurut Rezba et al 1995: 89–93, prediksi adalah sebuah ramalan atas apa yang
akan teramati pada masa datang. Kemampuan untuk membuat predisksi tentang suatu benda atau peristiwa membantu kita untuk menentukan perilaku yang sesuai pada
lingkungan kita. Memprediksi sangat terkait dengan mengamati, menginferensi, dan mengklasifikasi; sebuah keterkaitan yang menakjubkan –keterampilan yang satu
bergantung kepada keterampilan yang lain. Prediksi dilakukan berdasarkan pengamatan yang saksama dan inferensi yang dihasilkan dari hubungan antara
peristiwa-peristiwa yang teramati. Ingat bahwa inferensi adalah penjelasan atau interpretasi atas pengamatan dan bahwa inferensi didukung oleh pengamatan.
Klasifikasi digunakan ketika seseorang mengidentifikasi adanya kesamaan atau perbedaan atas sesuatu yang kita amati untuk menyajikan susunan yang teratur atas
kelompok benda atau persistiwa yang kita amati. Keteraturan susunan atas benda dan peristiwa membuat kita mengenal pola dan memprediksi dari pola tersebut apa yang
akan teramati pada masa datang. Anak-anak perlu belajar untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
Jika hal ini terjadi, apa yang mengikutinya? Apa yang terjadi jika aku melakukan ini? Sebagai seorang guru, anda harus sangat berhati-hati atas jenis prediksi yang terkait
dengan perilaku dan unjuk kerja performance siswa? Definisi singkat berikut ini akan membantu anda membedakan observasi,
inferensi, dan prediksi.
21 a.
Informasi yang diperoleh melalui indera: observasi b.
Mengapa hal itu terjadi: inferensi c.
Apakah hal yang saya harapkan untuk teramati pada masa depan: prediksi Tiga pernyataan di bawah ini akan lebih menjelaskan perbedaan antara ketiganya:
a. Sekitar dua menit lagi, gunung berapi itu akan meletus. Ini adalah prediksi,
karena merupakan ramalan atas apa yang akan teramati pada masa datang. b.
Saya merasa bumi bergetar. Ini adalah observasi, karena memperoleh informasi menggunakan indera.
c. Getaran ini berasal dari gunung berapi. Ini adalah inferensi, karena sebagai
penjelasan atas observasi. Keterampilan proses mengobservasi, menginferensi, dan memprediksi dapat
didefinisikan secara jelas dan dibedakan satu dengan yang lainnya. Seseorang akan melihat nanti bahwa ada saling kebergantungan antara proses-proses tersebut.
Seseorang memahami dunia di sekitar kita dengan mengamati segala peristiwa yang terjadi lalu menginterpretasi dan menjelaskannya. Kita seringkali mendeteksi
adanya pola-pola yang terjadi atas apa yang kita amati. Ketika kita berpikir kita dapat menjelaskan mengapa sesuatu bekerja sebagaimana mereka lakukan, kita telah
membangun sebuah model mental di pikiran kita yang untuk sementara waktu memberikan keteraturan atas segala sesuatu yang kita amati. Seringkali kita
22 menggunakan model mental ini untuk memprediksi apa yang terjadi di masa yang
akan datang. Berikut ini adalah contoh prediksi: a.
Hari ini hujan dan saya melihat matahari mulai keluar. Mungkin pelangi akan nampak.
b. Ketika aku menekan tombol saklar, lampu akan menyala.
c. Magnet yang lemah ini dapat mengangkat lima buah klip kertas; saya
memprediksi bahwa magnet yang kuat dapat mengangkat lebih banyak kertas. Prediksi adalah pernyataan berargumen yang didasarkan tidak hanya pada apa
yang kita amati, tetapi juga didasarkan atas model mental yang kita bangun untuk menjelaskan apa yang kita amati. Prediksi tidak hanya tebakan secara liar karena
tebakan sering didasarkan atas bukti yang lemah, bahkan tanpa adanya bukti. Agar penggunaan keterampilan proses mengamati, menginferensi, dan memprediksi
menjadi benar, anda membutuhkan kemampuan untuk membedakan ketiga keterampilan proses tersebut.
Pada zaman dahulu, orang percaya bahwa bumi berbetuk datar. Bumi terlihat datar. Orang memprediksi bahwa jika pelaut berlayar cukup jauh, kapal mereka akan
jatuh dari bumi. Beberapa orang memiliki kepercayaan diri terhadap prediksi tersebut. Selanjutnya, ketika pelaut menguji prediksi tersebut, mereka menemukan
lewat pengamatan bahwa kapal mereka TIDAK jatuh dari bumi. Pengamatan yang
23 baru menyebabkan orang mengubah inferensi mereka tentang bagaimana bumi
dibentuk dan prediksi mereka tentang jatuhnya kapal dari bumi. Mengamati, menginferensi, dan memprediksi adalah keterampilan berpikir yang
saling terkait. Kita menggunakan keterampilan ini untuk memahami dunia kita. Gagasan-gagasan kita tentang bagaimana sesuatu bekerja seharusnya selalu ditinjauh
ulang dan memiliki kemungkinan untuk direvisi. Sains seharusnya dipandang sebagai sesuatu yang tentatif; selalu berubah seiring dengan adanya dihasilkannya
pengamatan-pengamatan baru yang berasal dari pengujian prediksi kita.
2. Kerangka Berpikir
Di dalam sebuah proses pembelajaran, tidak sedikit unsur-unsur yang terlibat sehingga proses pembelajaran tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang menjadi arah
dan tujuan dari proses pembelajaran yang termuat di dalam kurikulum. Salah satu sumber belajar yang digunakan dan memiliki peran yang sangat penting adalah buku
teks. Buku teks ini digunakan baik oleh guru maupun siswa. Sebagai sumber belajar dan rujukan, serta bahan yang ikut mengarahkan bagaimana proses pembelajaran
akan berlangsung, muatan buku teks harus sesuai dengan karakter keilmuan yang disampaikan. Dengan demikian, jika seorang guru akan menyampaikan ilmu sains,
maka buku teks sains yang dipergunakan haruslah sesuai dengan karakter Sains yang memiliki karakter sains. Di samping itu, sebuah buku teks pada dasarnya haruslah
memenuhi persyaratan tertentu sehingga buku teks dapat berfungsi secara maksimal dan layak digunakan sebagai sumber belajar.
24 Saat ini, kita mengenal ada dua buah jenis buku teks untuk siswa sekolah dasar,
yakni Buku Sekolah Cetak dan Buku Sekolah Elektronik. Buku sekolah cetak merupakan buku yang diterbitkan dalam bentuk buku cetak oleh negara maupun oleh
penerbit swasta. Adapun buku sekolah elektronik adalah buku sekolah yang disebarluaskan secara gratis melalui internet. Harapannya, BSE menjadi jalan keluar
bagi masyarakat yang kurang memiliki kemampuan untuk membeli bahan ajar cetak. Bagi pengguna buku, tentunya kualitas buku juga menjadi pertimbangan. Murahnya
BSE mestinya tidak mengurangi kualitasnya jika dibandingkan dengan buku cetak, khususnya dalam kesesuaian muatan dengan kurikulum. Namun demikian, di
lapangan ditemukan bahwa beberapa guru berpendapat kualitas isi BSE masih kalah dibandingkan dengan buku pelajaran yang diterbitkan oleh penerbit swasta, salah
satunya adalah muatan BSE kurang sesuai dengan kurikulum dan miskin materi. Oleh karena itu, perlu ada penelitian yang mendalam yang mendeskripsikan perbandingan
antara keduanya. Sehingga masyarakat memperoleh acuan ketika hendak memilih buku teks sesuai dengan kebutuhan mereka.
3. Hasil penelitian yang relevan
a. Penelitian yang serupa pernah dilakukan oleh Ikhlasul Ardi Nugroho 2004.
Penelitian tersebut merupakan penelitian mandiri dan telah diseminarkan sebagai salah satu syarat unttuk mendapatkan gelar sarjana S-1 di Fakultas Matematika
dan Pengetahuan Alam. Penelitian tersebut mengevaluasi beberapa buku teks Fisika SMA yang diterbitkan oleh penerbit Erlangga, Yudhistira, dan Grafindo.
25 Dalam penelitian tersebut diperoleh kesimpulan buku yang diterbitkan Erlangga
dan Yudhistira lebih baik daripada buku Fisika terbitan Grafindo. Hal lain yang menjadi hasil penelitian tersebut adalah terdapat kesalahan pada beberapa ilustrasi
pada buku Fisika terbitan Yudhistira. b.
Hasil penelitian Riris Lumbantobing 2004 yang berjudul “Comparative Study on Process Skills in the Elementary Science Curriculum and Textbooks between
Indonesia and Japan” menyimpulkan bahwa aktivitas-aktivitas dalam buku sains
untuk sekolah dasar di Indonesia pada umumnya menekankan pada keterampilan proses sains dasar sedangkan aktivitas-aktivitas dalam buku sains di Jepang lebih
menekankan keterampilan proses terpadu.
26
BAB III METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Oleh karena itu, penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif kualitatif yang bersifat komparatif, karena bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas
buku sekolah elektronik BSE sains untuk sekolah dasar dalam muatan keterampilan proses sainsnya dibandingkan dengan buku pelajaran non-BSE.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Yogyakarta pada tahun 2010. Masa penelitian diperkirakan dari bulan Januari 2010 hingga Juli 2010.
3. Subyek Penelitian dan Obyek Penelitian
Neuman 2006: 222 mengatakan, “purposive sampling is appropriate to select unique cases that are specially informative
. Oleh karena itu, teknik inilah yang digunakan untuk menentukan sampel yang nantinya digunakan sebagai subyek
penelitian. Subyek penelitian ini adalah buku sekolah elektronik sains kelas 1 dan buku pelajaran sains kelas 1 yang diterbitkan oleh Erlangga sedangkan obyeknya
adalah isi buku yang berkaitan dengan keterampilan proses sains. Dipilihnya BSE Sains kelas 1 dengan tidak melihat faktor penulis karena pada dasarnya buku ini telah
diseleksi oleh BSNP sehingga buku yang berasal dari BSE memiliki kualitas yang relatif merata. Adapun dipilih Erlangga karena buku ini merupakan buku yang paling
27 banyak dipakai sebagai buku rujukan para guru dan para siswa dalam melangsungkan
proses pembelajaran.
4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Teknik yang digunakan dalam metode penelitian ini mencakup 8 langkah, yakni Yan Zhang, 2009: 3–5:
1. Langkah pertama: menyiapkan data
Analisis isi kualitatif dapat digunakan untuk menganalisis berbagai macam data. Jika data yang sampai kepada peneliti dalam bentuk teks teks tersebut mencakup
gambar, maka konten yang hendak dipilih ditentukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, data yang sampai adalah file buku sekolah elektronik sains kelas 1–2 dan buku
sains terbitan Erlangga kelas 1–2. Buku tersebut kemudian ditelaah untuk ditentukan konten yang hendak dianalsis.
2. Langkah kedua: mendefinisikan satuan-satuan analisis
Satuan analisis menunjuk pada satuan-satuan dalam data yang akan dianalisis Neuman, 2006: 327. Satuan-satuan tersebut misalnya seluruh paragraf, seluruh
gambar, seluruh halaman, dan sebagainya. Dalam penelitian ini, satuan analisis adalah pada seluruh isi buku.
3. Langkah ketiga: membuat kategori dan melakukan coding
Berdasarkan teori yang telah ada dibuatlah kategori bagi satuan analisis. Menggunakan kategori yang telah dibuat, maka dilakukanlah coding untuk satuan
28 analisis yang telah dipilih. Dalam melakukan coding perlu kriteria yang lebih
operasional. Oleh karena itu, dilakukanlah penjabaran tiap kategori dalam bentuk kriteria yang lebih spesifik dan operasional. Langkah ini dilakukan dengan
menganalisis muatan keterampilan proses sains kurikulum 2006 sehingga diperoleh keterampilan proses yang diinginkan dicapai oleh kurikulum tersebut. Hasil analisis
tersebut digunakan sebagai acuan untuk melihat apakah buku memuat keterampilan proses yang diinginkan ataukah tidak Neuman, 2006: 326.
4. Langkah keempat: menguji coding yang dibuat
Langkah ini dilakukan dengan melakukan validasi isi melalui permintaan pertimbangan kepada ahli.
5. Langkah kelima: melakukan latent coding pada seluruh data
Setelah dilakukan coding atas kategori, maka langkah selanjutnya adalah melakukan latent coding pada seluruh satuan analisis sehingga diperoleh makna
setiap teks yang masuk dalam kategori yang telah dibuat. Langkah ini dilakukan untuk melihat makna teks yang terdapat dalam data untuk kemudian diukur
menggunakan kategori yang telah memiliki rubrik sebagai alat penilaian makna teks. 6.
Langkah keenam: memeriksa keabsahan data Langkah ini dilakukan melalui triangulasi, yakni berdiskusi dengan ahli materi
dalam penelitian ini dan guru sekolah dasar, serta memperpanjang waktu penelitian. 7.
Langkah ketujuh: menarik simpulan
29 8.
Langkah kedelapan: melaporkan hasil penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini selain peneliti sendiri sebagai
human instrument , adalah rubrik yang berisi kategori-kategori yang dirinci dalam
kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh buku sekolah elektronik sehingga menjadi buku yang berkualitas. Validitas yang digunakan untuk instrumen ini adalah validitas
isi content validity. Menurut Purwanto 2007: 125, pengujian validitas isi bisa dilakukan dengan meminta pertimbangan ahli.
5. Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui triangulasi, yakni berdiskusi dengan ahli materi dalam penelitian ini dan guru sekolah dasar, serta
memperpanjang waktu penelitian.
6. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dideskripsikan dan dianalisis menggunakan latent coding atau biasa disebut dengan semantic analysis analisis semantik. Data yang diperoleh
dari analisis semantik tersebut kemudian direkam dalam setiap kriteria yang telah dibuat. Jika analisis semantik menunjukkan kesesuaian dengan kriteria yang dibuat
dalam instrumen maka buku telah memenuhi kriteria yang diinginkan dalam penelitian ini. Tingkat pemenuhan kriteria ini kemudian dibandingkan antara buku
pelajaran BSE dan non-BSE.
30 Pedoman penskoran untuk tiap-tiap kriteria yang harus dipenuhi adalah sebagai
berikut: a.
Nilai keterampilan proses a.
Nilai 4 jika buku secara lengkap memenuhi keterampilan proses yang diinginkan.
b. Nilai 3 jika pemenuhan kriteria dari buku lebih dari 50.
c. Nilai 2 jika pemenuhian kriteria dari buku kurang dari 50.
d. Nilai 1 jika buku tidak memenuhi kriteria.
b. Nilai akhir.
Berdasarkan instrumen yang dibuat, buku harus memenuhi 41 buah keterampilan proses sains. Dengan demikian nilai minimal yang diperoleh adalah 41 dan nilai
maksimal 164. Adapun rentang nilainya adalah sebagai berikut:
41 = buku tidak memuat satupun keterampilan proses sains. 42–82 = isi buku kurang memenuhi keterampilan proses sains yang diinginkan.
83–123 = isi buku cukup memenuhi keterampilan proses sains yang diinginkan. 124–160 = sebagian besar isi buku memenuhi keterampilan proses sains yang
diinginkan.
164 = buku memenuhi seluruh keterampilan proses sains yang diinginkan.
31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Hasil penelitian
1. Muatan keterampilan proses sains buku Sains non-BSE, Erlangga, kelas I,
semester 1
Tabel 11. Muatan keterampilan proses sains buku sains non-BSE Penerbit: Erlangga, kelas I, semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Keterampilan proses
yang diinginkan Data dari buku
Keterangan Makhluk Hidup
dan Proses Kehidupan
1. Mengenal
anggota tubuh dan
kegunaannya, serta cara
perawatannya 1.1 Mengenal
bagian-bagian tubuh dan
kegunaannya serta cara
perawatannya Mengamati bagian-
bagian tubuh dan kegunaannya
Mengenal bagian-bagian tubuh: Petunjuk guru, hal.
2; Kegunaan bagian-bagian
tubuh: Kegiatan 1.1, hal. 3; Kegiatan 1.2, hal. 3;
Kegiatan 1.3, hal 4; Kegiatan 1.4, hal. 4;
Kegiatan 1.5, hal. 4
Merawat bagian-bagian tubuh: Kegiatan 1.6, hal. 7
Lengkap
Menginferensi bahwa masing-masing bagian
tubuh memiliki kegunaan tertentu,
tubuh memerlukan perawatan, perawatan
membutuhkan cara-cara tertentu
Kegunaan bagian-bagian tubuh: Petunjuk Guru, hal.
3. Perawatan bagian-bagian
tubuh: Uji kompetensi no.1–2, hal. 17 memilih
sarana dan cara tertentu untuk merawat tubuh
Lengkap
Mengkomunikasikan hasil pengamatan
Mengenal bagian-bagian tubuh: Petunjuk guru, hal.
2; Kegunaan bagian-bagian
tubuh: Kegiatan 1.1, hal. 3; Kegiatan 1.2, hal. 3;
Kegiatan 1.3, hal 4; Kegiatan 1.4, hal. 4;
Kegiatan 1.5, hal. 4 Lengkap
32
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Keterampilan proses
yang diinginkan Data dari buku
Keterangan
Merawat bagian-bagian tubuh: Kegiatan 1.6, hal. 7
1.2 Mengidentifikasi kebutuhan
tubuh agar tumbuh sehat
dan kuat makanan, air,
pakaian, udara,
lingkungan sehat
Mengamati aktivitas yang membutuhkan
makanan, air, pakaian, udara, dan lingkungan
sehat Tidak ada dalam buku
Tidak ada
Menginferensi kebutuhan-kebutuhan
tubuh Uji kompetensi no.3, hal.
18 Pakaian,
kurang: makanan, air,
udara, lingkungan
sehat
Mengkomunikasikan hasil pengamatan
Tidak ada dalam buku Tidak ada di
dalam buku 1.3 Membiasakan
hidup sehat Mengamati aktivitas
yang merupakan hidup sehat
Uji kompetensi no. 4, hal.18
Lengkap Menginferensi
perlunya pembiasaan hidup sehat dengan
berbagai macam sarananya
Uji kompetensi no. 4–5, hal.18–19
Lengkap
Mengkomunikasikan hasil pengamatan
Uji kompetensi no. 4, hal.18
Lengkap 2. Mengenal cara
memelihara lingkungan agar
tetap sehat 2.1
Mengenal cara menjaga
lingkungan agar tetap sehat
Mengamati cara-cara penjagaan lingkungan
Tidak ada dalam buku Tidak ada di
dalam buku Menginferensi cara-
cara menjaga lingkungan
Tugas 2.2, hal. 31; Uji kompetensi no. 2, hal. 34–
35 Lengkap
Mengkomunikasikan hasil pengamatan
Tidak ada dalam buku Tidak ada di
dalam buku 2.2
Membedakan lingkungan
sehat dengan lingkungan
tidak sehat Mengamati lingkungan
sehat dan tidak sehat Uji kompetensi no.1, hal.
34 Lengkap
Mengklasifikasi bahwa lingkungan tertentu
sehat dan lingkungan yang lain tidak sehat
Uji kompetensi no.1, hal. 34
Lengkap
Mengkomunikasikan hasil pengamatan
Uji kompetensi no.1, hal. 34
Lengkap 2.3
Menceritakan perlunya
merawat tanaman, hewan
peliharaan dan lingkungan
sekitar Mengamati hasil
dirawatnya tanaman, hewan peliharaan, dan
lingkungan sekitar Tidak ada di dalam buku
Tidak ada di dalam buku
Menginferensi perlunya merawat
tanaman, hewan peliharaan, dan
lingkungan sekitar Uji kompetensi no. 3, hal.
35 Hewan: kurang
tanaman, dan lingkungan
sehat
33
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Keterampilan proses
yang diinginkan Data dari buku
Keterangan
Mengkomunikasikan hasil pengamatan
Tidak ada di dalam buku Tidak ada di
dalam buku
Benda dan Sifatnya
3. Mengenal berbagai sifat
benda dan kegunaannya
melalui pengamatan
perubahan bentuk benda
3.1 Mengidentifi
kasi benda yang ada di
lingkungan sekitar
berdasarkan cirinya melalui
pengamatan Mengamati bentuk,
ukuran, warna, bau, kasarhalus dan rasa
bendaobjek. Tugas 3.1, hal. 42 indera
penglihatan Indera
penglihatan, kurang: bau,
tekstur, dan rasa
Mengkomunikasikan hasil pengamatan
Tugas 3.1, hal. 42 indera penglihatan
Indera penglihatan,
kurang: bau, tekstur, dan
rasa
3.2 Mengenal
benda yang dapat diubah
bentuknya Mengamati bahwa ada
benda yang dapat diubah bentuknya
Tidak ada di dalam buku Tidak ada di
dalam buku
Menginferensi bahwa benda tidak dapat
berubah dengan sendirinyabenda yang
diberi perlakuan dapat berubah bentuk
Tidak ada dalam buku Tidak ada di
dalam buku
Mengkomunikasikan hasil pengamatan
Tidak ada dalam buku Tidak ada di
dalam buku 3.3 Mengidentifikasi
kegunaan benda di lingkungan sekitar
eksperimen, hal. 48 Mengamati benda-
benda di lingkungan sekitar
Tidak ada di dalam buku Tidak ada di
dalam buku Menginferensi
kegunaan benda Kegiatan 3.1, hal. 47;
Kegiatan 3.2, hal. 48; Uji kompetensi no. 2, hal. 50
Lengkap Mengkomunikasikan
hasil pengamatan Tidak ada di dalam buku
Tidak ada di dalam buku
2. Muatan keterampilan proses sains buku Sains non-BSE, Erlangga, kelas I,
semester 2
Tabel 12. Muatan keterampilan proses sains buku sains non-BSE Penerbit: Erlangga, kelas I, semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Keterampilan proses
yang diinginkan Data dari buku
Keterangan Energi dan
Perubahannya
34
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Keterampilan proses
yang diinginkan Data dari buku
Keterangan Energi dan
Perubahannya
4. Mengenal berbagai bentuk
energi dan manfaatnya
dalam kehidupan
sehari-hari 4.1
Membedakan gerak benda
yang mudah bergerak
dengan yang sulit bergerak
melalui percobaan
Mengamati sifat gerak benda
Kegiatan 4.1, hal. 59; Uji kompetensi no.1, hal. 65
Lengkap Menginferensi tingkat
kemudahan benda dalam bergerak
Kegiatan 4.1, hal. 59; Uji kompetensi no.1, hal. 65
Lengkap Mengkomunikasikan
hasil pengamatan Kegiatan 4.1, hal. 59; Uji
kompetensi no.1, hal. 65 Lengkap
4.2 Mengidentifika
si penyebab benda bergerak
batere, perpegas,
dorongan tangan, dan
magnet Mengamati hal-hal
yang menyebabkan benda bergerak dan
hasil dari penyebab gerak benda
Kegiatan 4.2 hal. 61 Lengkap
Menginferensi bahwa benda dapat bergerak
karena adanya baterai, perpegas, dorongan
tangan, dan magnet Kegiatan 4.2 hal. 61
Lengkap
Mengkomunikasikan hasil pengamatan
Kegiatan 4.2 hal. 61 Lengkap
Bumi dan Alam Semesta
5. Mengenal berbagai benda
langit dan peristiwa alam
cuaca dan musim serta
pengaruhnya terhadap
kegiatan manusia.
5.1 Mengenal
berbagai benda langit melalui
pengamatan Mengamati gambar
atau wujud nyata benda langit
Latihan soal No.4 dan 6, hal. 80; Uji kompetensi
no.1, hal. 78 Lengkap
Mengkomunikasikan hasil pengamatan
Latihan soal No.4 dan 6, hal. 80; Uji kompetensi
no.1, hal. 78 Lengkap
5.2 Mengenal
keadaan cuaca di sekitar kita
Mengamati gambar atau kejadian nyata
yang terkait dengan cuaca
Tidak ada di dalam buku Tidak ada di
dalam buku
Menginferensi faktor- faktor yang terkait
dengan cuaca, misalnya tanda-tanda hujan
Latihan soal no. 3 dan 4, hal. 81
Lengkap
Mengkomunikasikan hasil pengamatan
Tidak ada di dalam buku Tidak ada di
dalam buku 5.3
Membedakan pengaruh
musim kemarau dengan musim
hujan terhadap kegiatan
manusia Mengamati gambar
atau kejadian nyata yang menunjukkan
perbedaan pengaruh musim kemarau dengan
musim hujan terhadap kegiatan manusia
Tidak ada di dalam buku Tidak ada di
dalam buku
35
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Keterampilan proses
yang diinginkan Data dari buku
Keterangan Energi dan
Perubahannya
Menginferensi faktor-
faktor yang menunjukkan perbedaan
pengaruh musim kemarau dengan musim
hujan terhadap kegiatan manusia, misalnya
bentuk kegiatan yang muncul jika terjadi
musim penghujan Uji kompetensi no.3, hal.
79 Lengkap
Mengklasifikasikan pengaruh musim
kemarau dan musim hujan terhadap kegiatan
manusia Uji kompetensi no.2, hal.
79 Lengkap
Mengkomunikasikan hasil pengamatan
Tidak ada di dalam buku Tidak ada di
dalam buku
3. Muatan keterampilan proses sains buku Sains-BSE, kelas I, semester 1
Tabel 13. Muatan keterampilan proses sains buku sains BSE, kelas I
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Keterampilan proses
yang diinginkan Data dari buku
Keterangan Makhluk Hidup
dan Proses Kehidupan
1. Mengenal
anggota tubuh dan
kegunaannya, serta cara
perawatannya 1.1 Mengenal
bagian-bagian tubuh dan kegunaannya
serta cara perawatannya
Mengamati bagian- bagian tubuh dan
kegunaannya Mengenal anggota tubuh:
Ayo berlatih 1–2, hal. 9– 10;
Kegunaan bagian tubuh: Ayo cari tahu 1, hal. 15
Perawatan bagian-bagian tubuh: Ayo berlatih 5, hal.
20 Lengkap
Menginferensi bahwa masing-masing bagian
tubuh memiliki kegunaan tertentu,
tubuh memerlukan perawatan, perawatan
membutuhkan cara-cara tertentu
Kegunaan bagian tubuh: Ayo cari tahu 1, hal. 15;
Ayo berlatih 4, hal. 16 Perawatan bagian-bagian
tubuh: Ayo berlatih 5, hal. 20
Lengkap
Mengkomunikasikan hasil pengamatan
Mengenal anggota tubuh: Ayo berlatih 1–2, hal. 9–
10; Lengkap
36
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Keterampilan proses
yang diinginkan Data dari buku
Keterangan
Kegunaan bagian tubuh: Ayo cari tahu 1, hal. 15
Perawatan bagian-bagian tubuh: Ayo berlatih 5, hal.
20 1.2 Mengidentifikasi
kebutuhan tubuh agar tumbuh sehat dan
kuat makanan, air, pakaian, udara,
lingkungan sehat Mengamati aktivitas
yang membutuhkan makanan, air, pakaian,
udara, dan lingkungan sehat
Ayo kerjakan 1, hal. 29 Kurang
lingkungan sehat
Menginferensi kebutuhan-kebutuhan
tubuh Ayo berlatih 2, hal 31
Lengkap Mengkomunikasikan
hasil pengamatan Ayo kerjakan 1, hal. 29
Kurang lingkungan
sehat
1.3 Membiasakan hidup sehat
Mengamati aktivitas yang merupakan hidup
sehat Evaluasi bab 1, no.2, hal.
37 Lengkap
Menginferensi perlunya pembiasaan
hidup sehat dengan berbagai macam
sarananya Evaluasi bab 1, no.5, hal.
39 Lengkap
Mengkomunikasikan hasil pengamatan
Evaluasi bab 1, no.2, hal. 37
Lengkap 2. Mengenal cara
memelihara lingkungan agar
tetap sehat Mengenal cara
menjaga lingkungan agar tetap sehat
Mengamati aktivitas yang menunjukkan
penjagaan terhadap lingkungan agar tetap
sehat Evaluasi bab 3, no. 3, hal.
49 Lengkap
Menginferensi cara- cara menjaga
lingkungan Evaluasi bab 3, no. 4, hal.
51 Lengkap
Mengkomunikasikan hasil pengamatan
Evaluasi bab 3, no. 3, hal. 49
Lengkap 2.2
Membedakan lingkungan
sehat dengan lingkungan
tidak sehat Mengamati lingkungan
sehat dan tidak sehat Tidak ada di dalam buku
Tidak ada dalam buku
Mengklasifikasi bahwa lingkungan tertentu
sehat dan lingkungan yang lain tidak sehat
Ayo berlatih 1, hal. 44; Evaluasi bab 3, no. 1–2,
hal. 48; Lengkap
Mengkomunikasikan hasil pengamatan,
inferensi, dan pembandingan tentang
lingkungan sehat dan tidak sehat
Tidak ada di dalam buku Tidak ada di
dalam buku
37
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Keterampilan proses
yang diinginkan Data dari buku
Keterangan
2.3 Menceritakan
perlunya merawat
tanaman, hewan peliharaan dan
lingkungan sekitar
Mengamati hasil dirawatnya tanaman,
hewan peliharaan, dan lingkungan sekitar
Tidak ada di dalam buku Tidak ada di
dalam buku
Menginferensi perlunya merawat
tanaman, hewan peliharaan, dan
lingkungan sekitar Tidak ada di dalam buku
Tidak ada di dalam buku
Mengkomunikasikan hasil pengamatan dan
inferensi perlunya merawat tanaman,
hewan peliharaan, dan lingkungan sekitar
Tidak ada di dalam buku Tidak ada di
dalam buku
Benda dan Sifatnya
3. Mengenal berbagai sifat
benda dan kegunaannya
melalui pengamatan
perubahan bentuk benda
3.1 Mengidentifika
si benda yang ada di
lingkungan sekitar
berdasarkan cirinya melalui
pengamatan
mengklasifikasikan, Ayo berlatih 2
Mengamati bentuk, ukuran, warna, bau,
kasarhalus dan rasa bendaobjek.
Ayo kerjakan 1, hal. 56; ayo berlatih 4, hal. 64;
Evaluasi bab 4, no. 1, hal. 70
Lengkap
Mengkomunikasikan hasil pengamatan
Ayo kerjakan 1, hal. 56; ayo berlatih 4, hal. 64;
Evaluasi bab 4, no. 1, hal. 70
Lengkap
3.2 Mengenal
benda yang dapat diubah
bentuknya eksperimen, hal. 66
Mengamati bahwa ada benda yang dapat
diubah bentuknya Ayo cari tahu 1, hal. 65
indera penglihatan dengan praktik;
Lengkap
Menginferensi bahwa benda tidak dapat
berubah dengan sendirinyabenda yang
diberi perlakuan dapat berubah bentuk
Ayo berlatih 5, hal. 66 Lengkap
Mengkomunikasikan hasil pengamatan
Ayo cari tahu 1, hal. 65 Lengkap
3.3 Mengidentifikasi kegunaan benda di
lingkungan sekitar eksperimen, hal. 48
Mengamati benda- benda di lingkungan
sekitar Evaluasi semester 1, No.
10, hal. 80 Lengkap
Menginferensi kegunaan benda
menginferensi tanpa praktik Evaluasi semester
1, No. 10, hal. 80 Lengkap
38
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Keterampilan proses
yang diinginkan Data dari buku
Keterangan
Mengkomunikasikan hasil pengamatan dan
inferensi Evaluasi semester 1, No.
10, hal. 80 Lengkap
4. Muatan keterampilan proses sains buku Sains-BSE, kelas I, semester 2
Standar kompetensi
Kompetensi dasar Keterampilan proses
yang diinginkan Data dari buku
Keterangan Energi dan
Perubahannya
4. Mengenal berbagai bentuk
energi dan manfaatnya
dalam kehidupan
sehari-hari 4.2
Membedakan gerak benda
yang mudah bergerak
dengan yang sulit bergerak
melalui percobaan
Mengamati sifat gerak benda
Ayo cari tahu 1, hal. 86 Lengkap
Menginferensi tingkat kemudahan benda
dalam bergerak Tidak ada di dalam buku
Tidak ada di dalam buku
Mengkomunikasikan hasil pengamatan
Ayo cari tahu 1, hal. 86 Lengkap
4.3 Mengidentifika
si penyebab benda bergerak
batere, perpegas,
dorongan tangan, dan
magnet Mengamati hal-hal
yang menyebabkan benda bergerak dan
hasil dari penyebab gerak benda
Ayo cari tahu 2 hal. 94 dan 3 hal. 95
Lengkap
Menginferensi bahwa benda dapat bergerak
karena adanya baterai, perpegas, dorongan
tangan, dan magnet Ayo cari tahu 2, Evaluasi
bab 5, No. 3, hal. 97 Lengkap
Mengkomunikasikan hasil pengamatan
Ayo cari tahu 2 hal. 94 dan 3 hal. 95
Lengkap
Bumi dan Alam Semesta
5. Mengenal berbagai benda
langit dan peristiwa alam
cuaca dan musim serta
pengaruhnya terhadap
kegiatan manusia.
5.4 Mengenal
berbagai benda langit melalui
pengamatan Mengamati gambar
atau wujud nyata benda langit
Ayo cari tahu 1, hal. 103; Ayo cari tahu 2, hal. 105;
Evaluasi bab 6, No. 1, 5, hal. 110
Lengkap
Mengkomunikasikan hasil pengamatan dan
hasil inferensi Ayo cari tahu 1, hal. 103;
ayo cari tahu 2, hal. 105; Evaluasi bab 6, No. 1, 5,
hal. 110 Lengkap
5.5 Mengenal
keadaan cuaca Mengamati gambar
atau kejadian nyata yang terkait dengan
Evaluasi semester 2, No. 7, hal. 128
Lengkap
39
di sekitar kita cuaca
Menginferensi faktor- faktor yang terkait
dengan cuaca, misalnya tanda-tanda hujan
Ayo berlatih 1, hal. 115 Lengkap
Mengkomunikasikan hasil pengamatan
Evaluasi semester 2, No. 7, hal. 128
Lengkap 5.6
Membedakan pengaruh
musim kemarau dengan musim
hujan terhadap kegiatan
manusia Mengamati gambar
atau kejadian nyata yang menunjukkan
perbedaan pengaruh musim kemarau dengan
musim hujan terhadap kegiatan manusia
Ayo cari tahu 1, hal 117; Lengkap
Mengklasifikasikan faktor-faktor yang
menunjukkan perbedaan pengaruh musim
kemarau dengan musim hujan terhadap kegiatan
manusia, misalnya bentuk kegiatan yang
muncul jika terjadi musim penghujan
Evaluasi bab 7, No. 5, hal. 123
Lengkap
Mengkomunikasikan hasil pengamatan
Ayo cari tahu 1, hal 117; Lengkap
C. Pembahasan untuk Buku Sains Erlangga
1. Mengenal bagian-bagian tubuh: Petunjuk guru, hal. 2
Bagian ini meminta siswa menyebutkan bagian tubuh yang belum disebutkan setelah siswa melakukan pengamatan terhadap gambar pada buku lampiran xxx.
Dengan demikian, bagian ini memuat keterampilan proses sains mengamati. Pada bagian ini, siswa ditanya tentang bagian tubuh yang tampak tetapi belum
ditulis pada gambar. Oleh karena itu, siswa akan menyampaikan hasil pengamatan mereka kepada guru. Dengan demikian, bagian ini meminta siswa untuk
mengkomunikasikan hasil pengamatan sehingga memuat keterampilan proses sains communicating
.
40 2.
Kegiatan 1.1–1.5 Kegiatan 1.1–1.5 meminta siswa untuk melakukan kegiatan yang tidak
memungkinkan indera mereka digunakan dengan baik, misalnya melihat dan mata ditutup dan mendengar dengan telinga ditutup. Dalam kegiatan ini, siswa diminta
untuk memfingsikan masing-masing inderanya dalam setiap kegiatan. Oleh karena itu, kegiatan ini memuat keterampilan proses sains mengamati.
3. Kegiatan 1.6, hal. 7
Pada kegiatan ini terdapat perintah untuk mengamati siswa lain, yakni pada aktivitas ke.4: 4 Siswa dalam satu kelompok diminta mengamati cara temannya
membersihkan tubuh. Dengan demikian, siswa akan melakukan keterampilan proses sains observing.
4. Petunjuk guru, hal. 3
Pada “petunjuk guru” ini, siswa diminta membuat kesimpulan tentang setiap kegiatan pada Kegiatan 1.1–1.5. Dengan demikian, bagian ini memuat keterampilan
proses sains inference. 5.
Uji kompetensi no. 1–2, hal. 17 Uji kompetensi no. 1, hal 17 meminta siswa menyebutkan kembali cara-cara
merawat gigi. Di sini siswa mentransfer informasi yang diperoleh kepada orang lain. Oleh karena itu, siswa akan menginferensi informasi yang diperoleh sehingga mampu
41 mentransfer kepada orang lain. Dengan demikian, uji kompetensi ini memuat
keterampilan proses sains inference. Adapun uji kompetensi no. 2, siswa mengidentifikasi sarana yang dibutuhkan
untuk merawat tubuh. Di dalam uji kompetensi tersebut, siswa menginferensi berdasarkan pengamatan mereka terhadap berbagai bahan kebersihan. Oleh karena
itu, uji kompetensi ini memuat keterampilan proses inference. 6.
Uji kompetensi no.3, hal. 18 Pada uji kompetensi ini terdapat tagihan agar siswa menginferensi perangkat yang
tidak dipakai anak pada gambar. Dengan demikian, uji kompetensi ini mengandung
muatan keterampilan proses sains menginferensi. 7.
Uji kompetensi no. 4–5, hal. 18–19 a.
Uji kompetensi no. 4 Pada soal no. 4 Uji kompetensi, hal. 18 nampak bahwa siswa diminta untuk
mengamati gambar Tomi yang sedang beraktivitas. Selanjutnya siswa diminta untuk memberikan alasan mengapa Tomi mencuci kaki setiap kali sebelum tidur. Dengan
demikian, siswa harus menyimpulkan sebuah alasan dari pembiasaan yang dikemukakan sehingga soal no. 4 mengandung keterampilan proses sains observing
dan inferencing.
42 Selain itu, siswa juga diminta untuk menyampaikan hasil pengamatannya
melalui tulisan. Oleh karena itu, pada Uji kompetensi ini, siswa akan melakukan keterampilan proses sains communicating.
b. Uji kompetensi no. 5
Pada soal no. 5 Uji kompetensi, hal. 19 nampak bahwa siswa diminta untuk memberikan simpulan tentang kebiasaan Ari tidur larut malam. Siswa diminta untuk
menuliskan argumennya. Oleh karena itu, siswa dituntut melakukan keterampilan proses sains inferencing.
8. Tugas 2.2, hal. 31
Tugas 2.2 meminta siswa untuk memasangkan dua buah gambar menurut fungsinya. Misalnya, gambar buku dipasangkan dengan gambar rak. Aktivitas ini
mengharuskan siswa untuk menginferensi setelah mereka mengamati gambar yang diberikan. Oleh karena itu, tugas ini mengharuskan siswa melakukan keterampilan
proses inferencing. 9.
Uji kompetensi no. 2, hal. 34–35 Soal no. 2 pada Uji kompetensi hal. 34 meminta siswa untuk mengamati gambar
rumah yang masih polos. Selanjutnya, siswa dimita untuk menyimpulkan kekurangan rumah tersebut dan menyempurnakan sehingga menjadi rumah yang sehat. Oleh
karena itu, soal ini menagih siswa agar melakukan keterampilan proses inferencing. 10.
Uji kompetensi no. 1, hal. 34
43 Pada soal no. 1 ini siswa diminta untuk mengamati gambar yang diberikan.
Selanjutnya, siswa diminta untuk menyimpulkan kondisi rumah, apakah termasuk rumah yang sehat ataukah tidak sehat. Dengan demikian, soal ini menyediakan
keterampilan proses sains inferencing. Selain menginferensi, siswa juga diminta untuk menyampaikan hasil inferensinya. Oleh karena itu, soal ini juga mengandung
keterampilan proses communicating. 11.
Uji kompetensi no. 3, hal. 35 Soal no. 3 pada Uji kompetensi di halaman 35 meminta siswa untuk
menyimpulkan apakah kelinci dengan ciri-ciri yang disandangnya boleh berkeliaran di dalam rumah. Oleh karena itu, soal ini memuat keterampilan proses inferencing.
12. Tugas 3.1, hal. 42
Tugas 3.1 pada halaman 42 meminta siswa untuk menuliskan jenis-jenis warna. Aktivitas ini menggunakan indera penglihatan sebagai alat bantu dalam melakukan
keterampilan proses sains. Oleh karena itu, Tugas 3.1 memuatkan keterampilan proses
observing . Setelah melakukan pengamatan, siswa harus
mengkomunikasikannya dalam bentuk tabel. Oleh karena itu, siswa dituntut untuk melakukan keterampilan proses sains communicating.
13. Kegiatan 3.1, hal. 47
Pada kegiatan ini, siswa menuliskan benda-benda yang mereka kenal dalam kehidupan mereka sehari-hari. Setelah itu, mereka menginferensi kegunaan benda
44 tersebut. Dengan demikian, siswa tidak hanya melakukan keterampilan proses sains
inferencing , tetapi juga observing. Setelah itu, siswa akan mengkomunikasikan hasil
pengamatannya ke dalam tabel. Oleh karena itu, siswa dituntut melakukan keterampilan proses sains communicating. Meskipun demikian, secara eksplisit
kegiatan ini hanya akan mengukur keterampilan inferencing siswa. Oleh karenanya, kegiatan ini termasuk dalam keterampilan proses sains inferencing.
14. Kegiatan 3.2, hal. 48
Kegiatan 3.2 meminta siswa untuk mengamati benda-benda yang ditugaskan untuk disediakan. Selanjutnya, siswa menyimpulkan kegunaan masing-masing benda
dengan menggunakannya sesuai peruntukannya. Dengan demikian, kegiatan ini selain memuatkan keterampilan proses observing, juga memuatkan keterampilan proses
inferencing .
Setelah siswa menginferensi, maka mereka harus menyampaikan hasil inferensi mereka dalam bentuk tulisan. Dengan demikian, kegiatan ini memuatkan
keterampilan proses communicating. Meskipun demikian, secara eksplisit kegiatan ini hanya akan mengukur
keterampilan inferencing siswa. Oleh karenanya, kegiatan ini termasuk dalam keterampilan proses sains inferencing.
45 15.
Uji kompetensi No. 2, hal. 50 Soal No. 2 Uji kompetensi hal. 50 meminta siswa untuk mengamati gambar-
gambar alat dapur. Setelah itu, siswa menginferensi alat yang digunakan untuk menggoreng. Dengan demikian, selain memuat keterampilan proses observing, soal
ini memuat keterampilan proses inferencing yang terkait dengan kegunaan sebuah benda. Setelah mengamati dan menginferensi, siswa diminta untuk menuliskan hasil
pengamatan mereka dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, siswa akan melakukan keterampilan proses sains communicating.
Soal No. 3Uji kompetensi hal. 50 meminta siswa untuk mengamati bentuk kardus dan bentuk mainan. Setelah itu, siswa mengambil keputusan untuk
memasukkan bentuk mainan yang cocok untuk setiap kardus. Oleh karena itu, soal ini selain memuatkan keterampilan proses observing, juga mencakup keterampilan
proses inferencing. Meskipun demikian, secara eksplisit kegiatan ini hanya akan mengukur
keterampilan inferencing siswa. Oleh karenanya, kegiatan ini termasuk dalam keterampilan proses sains inferencing.
16. Kegiatan 4.1
Kegiatan 4.1 meminta siswa untuk mengamati gerak benda kelereng dan dadu, kemudian meminta siswa untuk menginferensi benda yang lebih cepat berhenti dan
lebih lama bergerak. Setelah itu siswa diminta untuk mengkaitkan bentuk benda
46 dengan gerak benda dan mengemukakan hasil pengamatan dan inferensi. Dengan
demikian, kegiatan ini memuatkan keterampilan proses observing, inferencing, dan communicating
. 17.
Uji kompetensi No. 1, hal. 65 Soal No. 1, hal. 65 meminta siswa untuk mengamati bentuk tiga buah benda.
Setelah mengamati, siswa menginferensi tentang benda manakah yang paling cepat berhenti dan mana yang paling lambat berhenti. Selanjutnya, siswa mengemukakan
hasil pengamatannya melalui tulisan. Dengan demikian, soal no. 1, uji kompetensi ini memuatkan keterampilan proses observing, inferencing, dan communicating.
18. Materi hal. 59–61
Materi pada halaman 59–61 memuat empat gambar yang mengilustrasikan terjadinya gerakan karena suatu sebab. Dengan demikian, materi ini meminta siswa
untuk mengamati ilustrasi tersebut. Oleh karena itu, materi ini memuatkan keterampilan proses observing.
19. Kegiatan 4.2, hal. 61
Kegiatan 4.2 meminta siswa untuk mengamati gerak mobil setelah diisi baterai dengan benar. Kegiatan ini menunjukkan bahwa Kegiatan 4.2 memuatkan
keterampilan proses observing. Setelah mengamati gerak mobil yang diisi baterai, siswa diminta untuk menyimpulkan keterkaitan antara gerak mobil dan keberadaan
47 baterai. Oleh karena itu, Kegiatan 4.2 juga memuatkan keterampilan proses
inferencing .
Setelah mengamati dan menginferensi, siswa juga diminta untuk mengemukakan hasil pengamatan dan kesimpulan mereka. Oleh karena itu, Kegiatan 4.2 juga
memuatkan keterampilan proses communicating. 20.
Latihan soal No.4 dan 6 Pada soal No. 4, siswa akan mengamati gambar bulan sabit kemudian
mengkomunikasikan hasil pengamatan. Dengan demikian, soal ini mengandung dua keterampilan proses sains yakni observing dan communicating. Hal ini juga yang
terkandung dalam soal No. 6. 21.
Uji kompetensi No. 3, hal. 79 Uji kompetensi No. 3, mengandung permintaan kepada siswa untuk
menyimpulkan sesuatu dari fakta yang dikemukakan, yakni cacing yang keluar dari tanah. Oleh karena itu, siswa akan melakukan keterampilan proses sains inferencing.
22. Uji kompetensi No. 2, hal. 79
Pada Uji kompetensi No. 2 ini, siswa akan mengelompokkan pengaruh musim hujan dan kemarau terhadap alam dan kegiatan manusia. Oleh karena itu, pada soal
ini, siswa dituntut melakukan keterampilan proses sains classifying.
D. Pembahasan untuk Buku Sains Elektronik kelas I