PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Yang Termasuk Kedalam Indeks LQ45 Tahun 2011-2013)

ABSTRAK

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN,
KEBIJAKAN DIVIDEN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN RISIKO BISNIS
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

Oleh

IVONE PRATA MULIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keputusan investasi,
keputusan pendanaan, kebijakan dividen, ukuran perusahaan dan risiko bisnis
terhadap nilai perusahaan. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 19 perusahaan
yang termasuk kedalam kategori LQ45 periode 2011-2013 dengan menggunakan
purposive sampling.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan penjelasan oleh variasi dari
lima variabel independen tersebut terhadap nilai perusahaan sebesar 34%,
sedangkan sisanya 66% dipengaruhi faktor lain diluar penelitian ini. Hasil uji F
secara simultan keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen,
ukuran perusahaan, dan risiko bisnis berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hasi uji T keputusan investasi, ukuran perusahaan, dan risiko bisnis

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, keputusan
pendanaan dan kebijakan dividen secara parsial tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Kata Kunci: Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan
Dividen, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Nilai Perusahaan

ii

ABSTRACT

THE EFFECT OF INVESTMENT DECISION, FUNDING DECISION,
DIVIDEND POLICY, FIRMSIZE, AND BUSINESS RISK
TO FIRM VALUE.

By

IVONE PRATA MULIA

This study is purpose to know the effect of investment decision, funding decision,
dividend policy, firmsize and business risk to firm value. This studie’s sample are

include 19 companies which were as LQ45 between 2011-2013 by using
purposive sampling. This studie’s result shows the explanation ability by the
variance of five independent variabel it’s about 34% and the rest 66% effected by
others factor out of this study.
F-test results show the simultaneous interaction between investment decision,
funding decision, dividend policy, firmsize and business risk have a significant
effect on firm value. T-test results show that partially investment decision, firm
size, business risk have a significant effect on firm value, while funding decision
and dividend policy have no effect on firm value.
Keywords: Investment Decision, Funding Decision, Dividend Policy, Firm
Size, Business Risk, Firm Value

i

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN,
KEBIJAKAN DIVIDEN, UKURAN PERUSAHAAN,
DAN RISIKO BISNIS TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN
(Studi Pada Perusahaan Yang Termasuk Kedalam Indeks LQ45 Tahun 2011-2013)


Oleh
IVONE PRATA MULIA

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA ADMINISTRASI BISNIS
Pada
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2015

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandarlampung, tanggal 26 Agustus 1993, merupakan anak
pertama dari tiga bersaudara pernikahan Ayahanda Syafril dan Ibunda
Maifendriani.

Latar belakang pendidikan yang telah dilalui adalah penulis menyelesaikan
pendidikan di Sekolah Dasar Kartika II-5 Bandarlampung diselesaikan pada tahun
2005, Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tanjung Karang selesai pada tahun
2008, dan Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bandarlampung selesai pada tahun
2011.
Pada tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswi jurusan Ilmu Administrasi
Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Pada tahun
2012 penulis mengikuti program Jambore Pemuda Indonesia di Palu, Sulawesi
Tengah yang dihadiri peserta dari beberapa negara anggota Asean. Pada Tahun
2013 penulis mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sendang
Mulyo, Kecamatan Sendang Agung, Kabupaten Lampung Tengah.

iii

MOTO
“Inna ma’al usri yusroo”
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
(QS. Al- Insyirah: 6)

“The best way to punish people who have hurt you is by doing

a good things to them”
“ Man Jadda Wa Jadda ”
“Work Hard, Play Hard, Pray Hardest”
“Success is not a final and failure is not an initial”

iv

SANWACANA

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
berjudul

“KEPUTUSAN

INVESTASI,

KEPUTUSAN

PENDANAAN,


KEBIJAKAN DIVIDEN UKURAN PERUSAHAAN DAN RISIKO BISNIS
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN”. Penulis menyadari bahwa di dalam
penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, namun berkat bantuan
dari semua pihak yang penulis rasakan sangat membantu maka skripsi ini dapat
terselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1.

Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya yang telah membimbing dan
memberikan petunjuk dalam penyelesaian skripsi ini.

2.

Bapak Dr. Suripto, S.sos., M.AB., selaku Dosen Pembimbing dan Ketua
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis atas petunjuk, bimbingan, dan saran dalam
penulisan ini.

3.


Bapak Drs. Soewito, M.M, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
banyak bantuan untuk memperbaiki skripsi ini.

v

4.

Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik.

5.

Bapak Hartono, S.sos., M.A selaku Pembimbing Akademik atas bimbingan,
motivasi, dan nasehat selama penulis menyelesaikan kuliah di Universitas
Lampung.

6.

Ibu Merta selaku staf jurusan Administrasi Bisnis yang banyak membantu

dan melayani dengan sabar dalam masalah administrasi dalam penyusunan
skripsi ini.

7.

Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang
telah memberikan ilmu pengetahuan dan bantuan kepada penulis.

8.

Keluargaku tercinta teruntuk mama dan papa atas segala dukungan, motivasi,
dan doa yang selalu mengiringi setiap langkah kegiatanku. Adik-adikku
Iyoridhana Aulia, dan Syakira Nibras Salma sebagai motivasi terbesar
sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, dan atas doa beserta pelukan
hangat.

9.

Saudara sepupuku, Uni Nidia, Fanny, Uni Erra, Uni Rini, atas dukungan,doa
serta pengalaman skripsi yang menjadi motivasi dan acuan penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

10. Rafi Lauda Berlyawan atas dukungan, bantuan ataupun inspirasi serta
masukan terhadap skripsi ini dan selama masa studi penulis, Terima kasih.
11. Sahabatku sejak SMP, (OM9PC) Aini, Zuy, Trisa, Anun, Sinta, Dinda, Baya,
Nisa, Piping, Eci, atas dukungan, motivasi, dan persahabatan selamanya tak
terpisahkan.

vi

12. Sahabat seperjuangan (SOS) Annisa, Vivi, Baya, Linda, Hotma atas
persahabatan yang tulus, dukungan, doa, bantuan dan partisipasinya.
13. Teruntuk sahabat seperjuangan Seru (!) Annisa, Baya, Vivi, Linda, Hotma,
Rafi, Vito, Danis, Oci, Ronski, Damar, Jupri, Niko, Umam, Yayi, dll atas
dukungan dan partisipasinya, selamat berjuang “see you on top guys”.
14. Teruntuk Ratih Dwi Jayanti atas bantuannya dalam mengajari Eviews7.
15. Business ’11, semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
atas pertemanannya selama ini, dan dukungannya.
16. Teruntuk konsumen atau pembeli online shop yang saya dirikan dengan nama
gapicheerup atas bantuan doa, dan finansial untuk kelancaran skripsi ini.

17. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang masih
banyak lagi dan tidak bisa disebutkan satu persatu.
18. Untuk Almamaterku tercinta.
Semoga Allah SWT membalas semua jasa-jasa yang telah kalian berikan kepada
penulis selama ini. Pada akhirnya penulis mengharapkan agar skripsi ini dapat
dipergunakan sebaik-baiknya dan dapat memberikan sumbangan untuk ilmu
pengetahuan, khususnya Ilmu Administrasi Bisnis.

Bandar Lampung, Juni 2015
Penulis

Ivone Prata Mulia

vii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 8
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Signalling Theory ........................................................................... 10
2.2 Keputusan Keuangan ..................................................................... 12
2.2.1 Keputusan Investasi ........................................................... 13
2.2.1.1 Investment Oportunity Set ................................... 17
2.2.2 Keputusan Pendanaan ........................................................ 19
2.2.2.1 Teori Struktur Modal........................................... 22
2.2.3 Kebijakan Dividen ............................................................. 26
2.2.3.1 Dividend Irrelevance Theory .............................. 27
2.2.3.2 Bird in hand Theory ............................................ 28
2.2.3.3 Residual Theory of Dividend .............................. 29
2.3 Ukuran Perusahaan ........................................................................ 29
2.4 Risiko Bisnis .................................................................................. 31
2.5 Nilai Perusahaan ............................................................................ 33
2.6 Hubungan Antara Variabel Penelitian ........................................... 35
2.6.1 Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan ............... 35
2.6.2 Keputusan PendanaanTerhadap Nilai Perusahaan ............. 35
2.6.3 Kebijakan DividenTerhadap Nilai Perusahaan .................. 35
2.6.4 Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan ................ 36
2.6.5 Risiko Bisnis Terhadap Nilai Perusahaan .......................... 36
viii

2.7
2.8
2.9

Penelitian Terdahulu ...................................................................... 37
Kerangka Pemikiran ...................................................................... 40
Hipotesis ........................................................................................ 44

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian .............................................................................. 46
3.2 Populasi Dan Sampel ..................................................................... 46
3.3 Definisi Operasional ...................................................................... 48
3.3.1 Variabel Independen .......................................................... 48
3.3.2 Variabel Dependen ............................................................. 52
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 54
3.5 Tekhnik Analisis Data ................................................................... 54
3.6 Pengujian Hipotesis........................................................................ 58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ....................................................... 62
4.2 Analisis Statistik Deskriptif ........................................................... 73
4.3 Analisis Regresi Model Panel Data ............................................... 75
4.3.1 Uji Chow ............................................................................ 75
4.3.2 Uji Hausman ...................................................................... 77
4.3.3 Interpretasi Model .............................................................. 78
4.4 Hasil Pengujian Hipotesis .............................................................. 80
4.4.1 Koefisien Determinasi (R2) ................................................ 80
4.4.2 Uji F ................................................................................... 81
4.4.3 Uji T ................................................................................... 82
4.5 Pembahasan .................................................................................... 85
4.6 Keterbatasan Penelitian .................................................................. 92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 93
5.2 Saran ............................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1

Harga Saham Perusahaan LQ45 ...................................................... 2

Tabel 2.1

Kriteria Ukuran Perusahaan ........................................................... 30

Tabel 2.2

Penelitian Terdahulu ...................................................................... 39

Tabel 3.1

Daftar Sampel Penelitian ............................................................... 47

Tabel 3.2

Ringkasan Definisi Operasional Variabel...................................... 53

Tabel 3.3

Pedoman Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi ...................... 59

Tabel 4.1

Hasil Analisis Deskriptif ................................................................ 73

Tabel 4.2

Chow Test Atau Likelihood Ratio Test .......................................... 76

Tabel 4.3

Uji Hausman .................................................................................. 77

Tabel 4.4

Uji Regresi Berganda Model Random Effect ................................. 78

Tabel 4.5

Uji Determinasi .............................................................................. 80

Tabel 4.6

Hasil Perhitungan Uji F ................................................................. 82

Tabel 4.7

Hasil Perhitungan Uji T ................................................................. 83

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Investasi Langsung dan Investasi Tidak Langsung ....................... 16
Gambar 2.2 Model Penelitian ............................................................................ 43

xi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia saat ini sedang dihadapkan dengan era globalisasi yang hebat, hal ini
mengakibatkan bertambah banyak perusahaan–perusahaan baru. Tentu saja
menambah pesaing–pesaing baru di dalam dunia bisnis. Perkembangan investasi
cukup pesat peningkatannya. Investor semakin meningkat dan pelaku pasar modal
juga terus meningkat. Perkembangan perekonomian Indonesia menyurut
sepanjang tahun 2013 akibat harga komoditas dalam negeri yang tidak lagi
menjanjikan, penurunan permintaan pasar luar negeri serta kondisi ekonomi
global yang belum pulih. Menurunnya nilai tukar rupiah, lebih dari 20% terhadap
dolar Amerika Serikat pada semester kedua 2013, menunjukan kerentanan
Indonesia terhadap kontraksi kondisi eksternal. Hal ini menuntut para manajer
agar lebih cepat mengambil keputusan tehadap perusahaan, begitu juga dengan
para stakeholder.
Para investor umumnya tertarik dengan pendapatan saat ini dan di masa yang akan
datang dan paling tidak pendapatan yang stabil. Keinginan para investor ini sesuai
dengan tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba, tidak berpengaruh apapun jenis
perusahaannya. Dalam melakukan kegiatan investasi tentu para investor melihat
dari nilai sebuah perusahaan tersebut oleh karena itu manajer keuangan berperan

2

penting dalam hal menilai sebuah perusahaan. Tugas manajer keuangan antara
lain menyangkut keputusan tentang keputusan investasi (penanaman modal),
pendanaan (pembiayaan kegiatan usaha, kebijakan hutang), dan kebijakan dividen
(pembagian hasil operasi usaha) (Weston dan Copeland,1999). Jika tanggung
jawab ini dilakukan secara optimal, manajer keuangan dapat membantu
memaksimumkan kesejahteraan jangka panjang dari para pelanggan dan
karyawannya (Weston dan Brigham, 1998). Nilai perusahaan yang tinggi akan
diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham dan Houston,
1999). Kemakmuran pemegang saham tersebut terlihat dari tingginya harga
saham. Berikut tabel beberapa harga saham perusahaan yang masuk dalam
kategori LQ45 periode Agustus 2014:
Tabel 1.1 Harga Saham Perusahaan LQ-45

No

Nama Perusahaan

Closing Price
Tiap Tahun
2011
2012
2013

1.

Astra Agro Lestari Tbk.

21,7

19,7

25,1

2.

Astra Internasional Tbk.

74

7,6

6,8

3.

Bank Central Asia Tbk.

8

9,1

9,6

4.

Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

3,8

3,7

3,95

5.

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

6,75

6,95

7,25

6.

Bank Danamon Tbk.

4,1

5,65

3,775

7.

Bank Mandiri (Persero) Tbk.

6,75

8,1

7,85

8.

Charoen Pokphand Indonesia Tbk.

2,15

3,65

3,375

9.

Gudang Garam Tbk.

62,05

56,3

42

10.

Indofood Sukses Makmur Tbk.

4,6

5,85

6,6

11.

Indocement Tunggal Prakasa Tbk.

17,05

22,45

20

12.

Jasa Marga (Persero) Tbk.

4,2

5,45

4,725

13.

Kalbe Farma Tbk.

3,4

1,06

1,25

14.

PP London Smatera Tbk.

2,25

2,3

1,93

3

15.

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

3,175

4,6

4,475

16.

Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.

17,35

15,1

10,2

17.

Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

7,05

9,05

2,15

18.

United Tractors Tbk.

26,35

19,7

19

19.

Unilever Indonesia Tbk.

18,8

20,85

26

15,448

11,955

10,843

Rata – rata harga saham perusahaan
Sumber: Data idx yang telah diolah

Dari tabel diatas rata – rata harga saham perusahaan yang masuk kategori LQ 45
mengalami penurunan tiap tahunnya. Sedangkan nilai perusahaan yang tinggi
menjadi keinginan para pemilik perusahaan sebab dengan nilai perusahaan yang
tinggi menunjukkan tingkat kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Masingmasing investor memiliki perbedaan dalam menilai sebuah perusahaan. Laporan
keuangan terdapat angka yang mencerminkan kinerja perusahaan selama ini,
untuk menjadi dasar pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi, dan
dari laporan keuangan tersebut investor dapat mengetahui nilai perusahaan yang
tercermin dari harga saham yang diperdagangkan. Nilai perusahaan yang tinggi
akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini tetapi
juga pada prospek perusahaan di masa depan. Untuk perusahaan yang sudah go
public harga pasar saham menunjukan nilai perusahaan, ketika sebuah perusahaan
menjual 100% sahamnya di pasar modal, maka nilai perusahaan sebesar
kapitalisasi saham yang beredar (Sartono, 2001).
Para manajer harus memiliki tujuan strategis dalam jangka pendek untuk
menjalankan tanggung jawab mereka sebagai manajemen keuangan. Mereka
diharuskan lebih fleksibel dalam mengantisipasi perubahan di masa depan
sehingga lebih dini menyesuaikannya dan mengambil keputusan cepat dan akurat.
Keputusan investasi, pendanaan, dan kebijakan dividen akan menyumbangkan

4

pencapaian tujuan perusahan. Tidak hanya cepat dan akurat, manajer keuangan
harus mengambil keputusan dengan efektif dan efisien. Keputusan investasi yang
efektif akan tercermin dari tingkat keuntungan yang optimal. Efisien dalam
pembiayaan investasi akan tercermin dari perolehan dana dengan biaya minimum.
Sedangkan kebijakan dividen akan terlihat dari kekayaaan pemegang saham
(Sartono, 2001).
Keputusan investasi menjadi suatu faktor penting dalam memaksimumkan nilai
sebuah perusahaan, karena kemakmuran pemegang saham dilihat melalui kegiatan
investasi itu sendiri. Implementasi keputusan investasi sangat dipengaruhi oleh
ketersediaan dana perusahaan. Dana perusahaan berasal dari sumber pendanaan
internal (internal financing) dan sumber pendanaan eksternal (external financing)
(Sartono, 2001). Keputusan pendanaan berkaitan dengan penentuan struktur
modal yang tepat bagi perusahaan. Fungsi pendanaan adalah bagaimana
perusahaan menentukan sumber dana yang optimal untuk mendanai berbagai
alternatif investasi, sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan yang
tercermin pada harga sahamnya (Sartono, 2001). Keputusan pendanaan pada
umumnya mempertimbangkan banyaknya jumlah hutang yang digunakan untuk
pembiayaan kegiatan investasi tersebut.
Para investor memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan dengan
mengharapkan pengembalian dalam bentuk dividen, sedangkan perusahaan
mengharapkan pertumbuhan secara terus menerus untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya sekaligus memberikan kesejahteraan kepada para
pemegang sahamnya, sehingga kebijakan dividen penting untuk memenuhi

5

harapan pemegang saham terhadap dividen dengan tidak menghambat
pertumbuhan perusahaan di sisi lain (Sartono, 2001).
Kebijakan dividen berkaitan dengan kebijakan mengenai seberapa besar laba yang
diperoleh perusahaan yang akan didistribusikan kepada pemegang saham. Ukuran
perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan, karena semakin
besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan
memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal.
Bursa

Efek

Indonesia

menjelaskan

bahwa,

perusahaan

yang

telah

mempublikasikan perusahaannya dapat lebih mudah memperoleh dana untuk
membiayai kegiatan perusahaannya.
Tidak hanya ketiga keputusan keuangan saja, tetapi firm size juga diperhitungakan
oleh para investor dalam melakukan investasi, ukuran perusahaan dilihat dari total
assets yang dimiliki oleh perusahaan, yang dapat dipergunakan untuk kegiatan
operasi perusahaan (Jogiyanto, 2008). Jika perusahaan memiliki total aset yang
besar, pihak manajemen lebih mudah dalam menggunakan aset yang ada di
perusahaan. Kebebasan yang dimiliki manajemen ini sebanding dengan
kekhawatiran yang dilakukan oleh pemilik atas asetnya, tetapi kemudahan yang
dimiliki dalam mengendalikan perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan.
Dalam melakukan kegiatan bisnis risiko bisnis merupakan taktik pencegahan
kerugian. Risiko bisnis didefinisikan sebagai ketidakpastian tingkat pengembalian
atas ekuitas suatu perusahaan di masa yang akan datang jika perusahaan tidak
menggunakan hutang. Risiko bisnis ini dapat terjadi pada setiap perusahaan yang
disebabkan oleh beberapa faktor eksternal dan internal, salah satunya perubahan

6

penjualan produk perusahaan diiringi dengan perubahan biaya produksi yang
menyebabkan laba operasi ikut berubah. Dimana laba operasi ini diperhitungkan
karena berguna untuk membiayai biaya tetap perusahaan.
Pada penelitian ini peneliti mengambil objek penelitian pada perusahaan yang
masuk ke indeks saham LQ 45 periode tahun 2011 – 2013, yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, karena perusahaan yang tercatat di LQ 45 merupakan perusahaan
yang memiliki kategori likuid yang sesuai dengan kriteria Bursa Efek Indonesia.
Penelitian–penelitian mengenai keputusan investasi, keijakan dividen, nilai
perusahaan, telah banyak dilakukan. Seperti pada penelitian Tiastri (2012) bahwa
keputusan keuangan memengaruhi nilai perusahaan. Penelitian sebelumnya
mengenai keputusan investasi yang memiliki keterkaitan dengan meningkatnya
nilai perusahaan oleh Silalahi (2013) menunjukan bahwa keputusan investasi
berpengaruh terhadap nilai perusahan. Penelitian Analisa (2011) menunjukan
bahwa keputusan pendanaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahan, berbeda
dengan penelitian Irlani (2012) yang mengatakan sebaliknya.
Penelitian Yuliani (2010) mengenai kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, berbeda dengan Analisa (2011) yang menunjukan bahwa kebijakan
dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian Haironnisa (2011)
menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Penelitian Yuliani (2010) yang menunjukan bahwa risiko bisnis tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.

7

Penelitian ini menarik untuk diteliti, mengingat tidak adanya konsistensi hasil
penelitian – penelitian sebelumnya. Maka berdasarkan uraian diatas peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH KEPUTUSAN
INVESTASI,

KEPUTUSAN

PENDANAAN,

KEBIJAKAN

DIVIDEN

UKURAN PERUSAHAAN DAN RISIKO BISNIS TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN”
1.2 Rumusan Masalah
Keputusan keuangan dapat memengaruhi nilai suatu perusahaan, risiko bisnis
pada suatu perusahaan juga ikut dipertimbangkan dalam menilai sebuah
perusahaan, ke empat variabel ini saling berkaitan satu sama lain dalam
memengaruhi nilai perusahaan. Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan
yang diajukan adalah:
1.

Apakah keputusan investasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan?

2.

Apakah keputusan pendanaan secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan?

3.

Apakah kebijakan dividen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan?

4.

Apakah ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan?

5.

Apakah risiko bisnis secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan?

8

6.

Apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen,
ukuran perusahaan dan risiko bisnis secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian
1.

Untuk mengetahui dan menjelaskan signifikansi keputusan investasi secara
parsial terhadap nilai perusahaan.

2.

Untuk mengetahui dan menjelaskan signifikansi keputusan pendanaan
secara parsial terhadap nilai perusahaan.

3.

Untuk mengetahui dan menjelaskan signifikansi kebijakan dividen secara
parsial terhadap nilai perusahaan.

4.

Untuk mengetahui dan menjelaskan signifikansi ukuran perusahaan secara
parsial terhadap nilai perusahaan.

5.

Untuk mengetahui dan menjelaskan signifikansi risiko bisnis secara parsial
terhadap nilai perusahaan.

6.

Untuk mengetahui dan menjelaskan signifikansi keputusan investasi,
keputusan pendanaan, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, dan risiko
bisnis secara simultan terhadap nilai perusahaan.

9

1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh keputusan investasi, pendanaan, kebijakan dividen,
dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan risiko bisnis sebagai
variabel mediasi ini mempunyai beberapa manfaat antara lain:
1.

Penelitian ini bermanfaat bagi para investor dan manajer untuk menambah
pengetahuan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan
keputusan.

2.

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi pihak manajemen
dalam mengambil keputusan investasi, pendanaan, kebijakan dividen dan
ukuran perusahaan dalam rangka memaksimalkan nilai perusahaan.

3.

Penelitian ini diharapkan dijadikan pengingat para manajer untuk selalu
memperhitungkan risiko dari setiap keputusan keuangan yang diambil.

4.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa
atau pembaca lain yang berminat untuk membahas masalah mengenai
keputusan investasi, pendanaan, kebijakan dividen, ukuran perusahaan,
risiko bisnis, dan nilai perusahaan serta menambah pengetahuan bagi yang
membacanya.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Signalling Theory
Teori Sinyal menurut Brigham dan Houston (1999) dalam Fenandar (2012) adalah
tindakan perusahaan dalam memberi sinyal kepada investor tentang bagaimana
manajemen memandang perusahaan. Teori sinyal membahas bagaimana
seharusnya sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan manajemen (agen)
disampaikan kepada pemilik (principal). Dorongan dalam memberikan sinyal
timbul karena adanya informasi asimetris antara perusahaan (manajemen) dengan
pihak luar, dimana investor mengetahui informasi internal perusahaan yang relatif
lebih sedikit dan lebih lambat dibandingkan pihak manajemen.
Nilai perusahaan dapat ditingkatkan dengan mengurangi informasi asimetris,
caranya dengan memberikan sinyal kepada pihak luar berupa informasi keuangan
yang dapat dipercaya sehingga dapat mengurangi ketidakpastian mengenai
prospek pertumbuhan perusahaan pada masa yang akan datang. Laporan keuangan
yang baik akan meningkatkan nilai perusahaan. Pada signalling theory,
manajemen berharap dapat memberikan sinyal kemakmuran kepada pemilik
ataupun pemegang saham dalam menyajikan informasi keuangan. Publikasi
laporan keuangan tahunan yang disajikan oleh perusahaan akan dapat memberikan
sinyal pertumbuhan dividen maupun perkembangan harga saham perusahaan.

11

Informasi tersebut penting bagi investor dan pelaku bisnis karena mengandung
banyak catatan, rincian dan gambaran keadaan masa lalu, saat ini, dan tentu saja
masa yang akan datang untuk memperkirakan kemajuan perusahaan dan akibatnya
pada perusahaan. Informasi laporan keuangan yang mencerminkan nilai
perusahaan merupakan sinyal positif yang dapat mempengaruhi opini investor dan
kreditor atau pihak-pihak berkepentingan lainnya. Peningkatan utang diartikan
oleh pihak luar sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di
masa yang akan datang dan adanya risiko bisnis yang rendah, akan direspon
secara positif oleh pasar (Brigham dan Houston, 1999).
Penggunaan dividen sebagai isyarat berupa pengumuman yang menyatakan
bahwa suatu perusahaan telah memutuskan untuk menaikkan dividen per lembar
saham mungkin diartikan oleh penanam modal sebagai sinyal yang baik, karena
dividen per saham yang lebih tinggi menujukkan bahwa perusahaan yakin arus
kas masa mendatang akan cukup besar untuk menanggung tingkat dividen yang
tinggi (Weston dan Copeland, 1998).
Teori Michael Spense (1973) dalam Fenandar (2012) menyatakan bahwa
pengeluaran investasi merupakan sinyal positif terhadap pertumbuhan perusahaan
di masa yang akandatang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator
nilai perusahaan. Pengeluaran investasi yang dilakukan oleh perusahaan
memberikan sinyal kepada investor dan kreditur bahwa perusahaan akan tumbuh
di masa mendatang. Biasanya pengeluaran investasi yang dilakukan oleh manajer
telah memperhitungkan besarnya pengembalian yang akan meningkatkan nilai
perusahaan.

12

2.2 Keputusan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi
keuangan, kinerja perubahan ekuitas, arus kas dan informasi lainnya yang
bermanfaat bagi pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi
serta menunjukkan pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber
daya yang dipercayakan kepada mereka (Pedoman Akntansi Perbankan Indonesia,
2008). Pengambilan keputusan yang dimaksud adalah keputusan investasi
(investment decision), keputusan pendanaan (financing decision), dan kebijakan
dividen (dividend policy) (Weston dan Copeland,1999).
Keputusan yang pertama mengenai keputusan alokasi dana yang berasal dari
dalam perusahaan atau yang berasal dari luar perusahaan pada berbagai bentuk
investasi. Di sini manajemen keuangan harus mengetahui investasi yang paling
baik untuk perusahaan. Keputusan yang kedua berfungsi sebagai pengambil
keputusan pendanaan atau yang biasa disebut pembiayaan investasi.
Keputusan pendanaan ini mengarah kepada persoalan pembelanjaan kegiatan
perusahaan yang optimal, efisiensi dalam memperoleh dana, keputusan dalam
menggunakan modal asing atau modal sendiri, dan mempertahankan komposisi
sumber dana yang optimal. Keputusan yang ketiga ini menyangkut tentang
keputusan laba yang diperoleh perusahaan dibagikan kepada para pemegang
saham dalam bentuk dividen kas dan pembelian saham kembali atau laba tersebut
ditahan yang berfungsi sebagai pembiayaan investasi di masa yang akan datang
(Sartono, 2001).

13

2.2.1 Keputusan Investasi
Di era globalisasi saat ini, investasi merupakan suatu kegiatan yang umum di
masyarakat terutama pada masyarakat modern. Kegiatan investasi saat ini sangat
berbeda dengan kegiatan investasi pada masa lalu yang mengharuskan kedua
belah pihak harus hadir dan menyetujuinya. Di era saat ini investasi dapat
dilakukan kapanpun dan dimanapun tanpa harus dihadiri oleh kedua belah pihak.
Dengan menggunakan jaringan perangkat lunak internet. Kegiatan investasi
didasarkan atas informasi yang didapat dengan mudah sehingga memancing
masyarakat dalam menentukan keputusan investasi (Fahmi, 2014).
Keputusan investasi merupakan keputusan yang dikeluarkan perusahaan terkait
dengan kegiatan perusahaan untuk melepaskan dana pada saat sekarang dengan
harapan untuk menghasilkan arus dana masa mendatang dengan jumlah yang
lebih besar dari yang dilepaskan pada saat investasi awal, sehingga harapan
perusahaan untuk selalu tumbuh dan berkembang akan semakin jelas dan
terencana. Keputusan investasi dapat dikelompokan dalam investasi jangka
pendek seperti investasi dalam kas, persediaan, piutang dan surat berharga
sedangkan keputusan investasi jangka panjang seperti gedung, peralatan produksi,
tanah, kendaraan dan aktiva tetap lainnya. Keputusan investasi ini akan tercermin
dari sisi aktiva dalam neraca perusahaan (Sartono, 2001).
Keputusan investasi merupakan langkah awal untuk menentukan jumlah aktiva
yang dibutuhkan perusahaan secara keseluruhan sehingga keputusan investasi ini
merupakan keputusan terpenting yang dibuat oleh perusahaan (Jogiyanto, 2008).
Menentukan keputusan investasi tentu saja mengharuskan para investor untuk

14

lebih efektif dan efisien dalam mengambil ketegasan akan tujuan yang
diharapkan. Beberapa contoh umum tujuan berinvestasi:
1.

Terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam investasi tersebut.

2.

Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang diharapkan (profit
actual).

3.

Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham.

4.

Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa.

Tentunya proses pencarian keuntungan dengan melakukan investasi ini adalah
sesuatu yang membutuhkan analisis dan perhitungan mendalam dengan tidak
mengesampingkan prinsip dan perhitungan prinsip kehati-hatian (prudent
principle). Dalam aktivitasnya investasi pada umumnya ada dua bentuk, yaitu;
1.

Real Investment
Investasi nyata secara umum melibatkan aset berwujud, seperti tanah, mesinmesin, atau pabrik.

2.

Financial Investment
Investasi keuangan melibatkan kontrak tertulis, seperti saham biasa (common
stock) dan obligasi (bond).

Menururt William F. Sharpe, et all., (2005) dalam Fahmi (2014) menegaskan
bahwa pada perekonomian primitif hampir semua investasi lebih ke investasi
nyata, sedangkan pada perkonomian modern, lebih banyak dilakukan investasi
keuangan dimana lembaga-lembaga untuk investasi yang berkembang pesat
memberi fasilitas untuk berinvestasi nyata. Jadi kedua bentuk investai bersifat
komplementer, bukan kompetitif.

15

Sehingga dapat melihat salah satu ukuran ekonomi negara tersebut adalah maju
dimana keberadaan dan kualitas dari bursa efeknya diakui oleh para pebisnis. Para
investor dapat memilih dan memutuskan tipe investasi yang mana akan mereka
pilih, terdapat dua tipe investasi :
a.

Direct Investment

Investasi langsung adalah mereka yang memiliki dana dapat berinvestasi dengan
membeli secara langsung suatu aktiva keuangan dari suatu perusahaan yang dapat
dilakukan baik melalui para perantara atau beberapa cara lainnya. Menurut
Jogiyanto (2008) Investasi langsung ada tiga macam. Investasi langsung yang
tidak dapat diperjualbelikan seperti tabungan dan giro. Investasi langsung yang
dapat diperjualbelikan seperti yang terjadi di pasar uang, selain itu investasi
langsung yang ada di pasar modal seperti surat berharga dan saham, dan yang
terakhir investasi dipasar turunan seperti opsi, waran dan sebagainya.
b. Indirect Investment
Investasi tidak langsung adalah mereka yang melakukan keputusan investasi
dengan tidak terlibat secara langsung atau pembelian aktiva keuangan cukup
hanya dengan memegang dalam bentuk saham atau obligasi saja dan sejenisnya.
Investor yang melakukan indirect investment umumnya tidak terlibat dalam
pengambilan keputusan penting pada suatu perusahaan. Sebagai contoh membeli
saham dan obligasi yang dijual di pasar modal dan itu juga biasanya melalui
perantara yaitu perusahaan investasi atau adanya perantara (agent).

16

Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan
cara menjual sahamnya ke publik dan menggunakan dana yang diperoleh untuk
diinvestasikan.
Investasi tidak

Investasi

langsung

langsung
Perusahaan
Investasi

Investor

Aktiva – aktiva
keuangan

Investasi langsung

Gambar 2.1 : Investasi Langsung dan Investasi Tidak Langsung
(Jogiyanto, 2008)
Dalam melakukan keputusan investasi, para manajemen keuangan atau investor
dapat melalui proses-proses pengambilan keputusan investasi sebagai berikut
(Fahmi, 2014):
1.

Menetapkan sasaran investasi kepada apa yang akan di investasikan, sesuai
dengan apa yang akan ditujukan pada investasi tersebut.

2.

Perusahaan membuat kebijakan dalam berinvestasi yang menggunakan dana
dari bond, stock, dan lainnya.

3.

Memilih strategi portofolio pada investasi aktif atau pasif. Apabila dilakukan
pada investasi aktif, semua kondisi tentang perusahaan akan tergambarkan di
pasar saham.

4.

Memilih aset investasi yang akan memberikan return terbaik .

17

5.

Mengukur dan mengevaluasi kinerja, karena perusahaan menginginkan
keuntungan yang bersifat suistainability, dan bukan hanya keuntungan yang
diperoleh sesaat saja (stimulus profit).

Jika perusahaan mampu membuat keputusan investasi yang tepat surplus yang
diperoleh akan memberikan kontribusi terhadap arus kas yang masuk, kemudian
diakumulasikan pada peningkatan profit perusahaan. Pertumbuhan perusahaan
adalah faktor yang diharapkan oleh investor sehingga perusahaan tersebut dapat
memberikan imbal hasil yang diharapkan. Pertumbuhan perusahaan yang selalu
meningkat dan bertambahnya nilai aset diharapkan dapat mendorong ekspektasi
investor karena kesempatan investasi dengan keuntungan yang diharapkan dapat
tercapai. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham
sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Dalam menentukan peluang
investasi dimasa yang akan datang dapat diukur menggunakan konsep Investment
Opportunity Set (IOS).
2.2.1.1 Investment Opportunity Set
Myers (1977) dalam Lihan dan Bandi (2010) mengemukakan konsep IOS yang
merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi aktiva yang dimiliki
perusahaan dengan pilihan investasi dimasa depan. Nilai perusahaan tergantung
pada pengeluaran perusahaan dimasa yang akan datang, yang pada saat ini
merupakan pilihan–pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return
yang besar. Kallapur dan Trombley (1999) dalam Yuliani (2011) menyatakan
bahwa kesempatan investasi tidak dapat diobservasi. Sehinga memerlukan proksi
yang dapat mengukur kesempatan investasi tersebut.

18

Pengukuran keputusan investasi menurut Smith dan Watts (1992); Gaver dan
Gaver (1995); Kallapur dan Trombley (1999) dalam Yuliani (2011) membuat
empat klasifikasi yaitu:
1. Berhasis harga (price based proxies)
Harga saham merupakan proksi terbaik dari kinerja perusahaan karena
menggambarkan kinerja perusahaan di masa lalu dan massa depan. Proksi ini
berdasarkan perbedaan antara asetdan nilai perusahaan. Oleh karena itu, proksi ini
sangat tergantung pada harga saham sebagai manifestasi dari nilai perusahaan.
Perusahaan yang tumbuh akan memiliki harga saham atau nilai pasar relatif yang
lebih tinggi dibandingkan dengan asetyang dimiliki. Proksi berbasis harga
tercermin dari tingginya rasio yang berhubungan dengan harga saham dan aset
yang dimiliki. Proksi berbasis harga adalah: Market value of equity plus book
value of debt, Ratio of market tobook value ofassets, Ratio of market to book
value of equity, Ratio of book value of property, plant, and equipment to firm
value, Ratio of replacement value of assets to market value, Ratio of depreciation
expense to value dan Earning Price ratio
2. Berbasis investasi (investment based proxies)
Proksi ini berdasarkan pada tingkat aktivitas investasi terhadap hasil operasi
perusahaan. Semakin tinggi tingkat aktivitas investasi mencerminkan semakin
luasnya kesempatan investasi dan semakin meningkat hasil operasi perusahaan.
Hasil operasi perusahaan tampak pada kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba usaha dalam suatu periode tertentu. Laba usaha yang tinggi
mencerminkan kemampuan yang dihasilkan dengan sejumlah asetyang dimiliki.

19

Proksi berbasis investasi terdiri dari: Ratio R&D expense to firm value, Ratio of
R&D expense to total assets, Ratio of R&D expense to sales, Ratio of capital
addition to firm value, dan Ratio of capital addition to assets book value
3. Berbasis varian (variance measure)
Proksi berbasis varian mendasarkan pada ide pilihan akan menjadi lebih bernilai
sebagai variabilitas dari return dengan dasar pada peningkatan aset. Untuk proksi
varians beberapa peneliti keuangan menggunakan total return atau ada juga yang
mengukur dengan market model beta. Varian total return pada perhitungannya
mendasarkan pada perkembangan harga saham yang dihitung berdasarkan tahun
dasar.
Menurut Jogiyanto (2008) harga pasar saham adalah harga yang terjadi di pasar
bursa. Sedangkan nilai buku adalah nilai yang dicatat oleh perusahaan yang dapat
diukur melalui pembagain total ekuitas dengan jumlah saham beredar. Oleh
karena itu investor dapat mengukur pertumbuhan sebuah perusahaan yang
mempermudah dalam melakukan investasi. Pertumbuhan perusahaan yang positif
berdampak pada nilai perusahaan akibat perusahaan yang tumbuh ini tidak
berhenti berinvestasi sehingga memiliki kesempatan besar menambah laba yang
diperolehnya di masa mendatang.
2.2.2 Keputusan Pendanaan
Untuk memenuhi kebutuhan investasi tentu sebuah perusahaan memerlukan
modal awal, karena ini merupakan salah satu keputusan penting yang harus
diambil oleh seorang manajer. Sumber-sumber pendanaan berasal dari modal
sendiri atau modal asing. Dalam penelitiannya Franco Modigliani dan Miller

20

(1958) dalam Sartono (2001) mengungkapkan bahwa nilai perusahaan tidak
dipengaruhi oleh keputusan pendanaan biasa disebut juga sebagai struktur modal.
Modigliani dan Miller menyimpulkan bahwa jika nilai perusahaan yang tidak
menggunakan hutang lebih tinggi dibanding dengan nilai perusahaan yang
menggunakan hutang, maka investor yang memiliki saham di perusahaan yang
menggunakan hutang dapat meningkatkan pendapatannya dengan menjual
sahamnya dan menggunakan dana tersebut ditambah dengan hutang, untuk
membeli saham perusahaan yang tidak memiliki hutang (Brigham dan Houston,
1999). Hal ini akan mengakibatkan turunnya harga saham perusahaan yang
memiliki hutang, sedangkan perusahaan yang tidak memiliki hutang harga
sahamnya akan naik. Peristiwa ini akan berhenti bila harga saham ke dua
perusahaan sama.
Keputusan pendanaan ini merupakan keputusan penggunaan dana untuk
melakukan kegiatan investasi yang berasal dari modal asing atau modal sendiri.
Apabila perusahaan menggunakan hutang lebih banyak, akan menurunkan nilai
perusahaan dan secara langsung memperbesar risiko, karena perusahaan pada
tahap itu dibebani dengan kemampuan membayar kewajiban. Faktor-faktor yang
memengaruhi struktur modal menurut Weston dan Copeland (1999) adalah :
1.

Tingkat pertumbuhan penjualan
Pertumbuhan penjualan masa depan merupakan ukuran sampai sejauh mana
laba perusahaan saat menggunakan hutang. Pemilihan penggunaan hutang
yang tepat akan dapat meningkatkan penjualan yang menghasilkan laba yang
tinggi.

21

2.

Stabilitas Penjualan
Apabila stabilitas penjualan dan laba besar maka, beban bunga tetap yang
terjadi pada suatu perusahaan akan mempunyai risiko yang lebih kecil
dibandingkan tingkat penjualan dan laba yang menurun. Sebaliknya, bila laba
kecil perusahaan akan menemui kesulitan dalam memenuhi bunga hutang atas
kewajibannya tersebut.

3.

Karakteristik Industri
Industri yang sedang berkembang memiliki marjin laba yang tinggi, akan
tetapi marjin laba tersebut dapat turun apabila industri tersebut merupakan
industri yang jumlah perusahaannya dapat meningkat dengan cepat karena
masuknya perusahaan baru.

4.

Struktur aktiva
Struktur aktiva memengaruhi sumber pendanaan. Perusahaan yang memilliki
permintaan produk yang cukup besar dan memiliki aktiva tetap jangka
panjang, akan menggunakan modal asing yang lebih besar. Apabila
menggunakan aktiva lancar, maka perusahaan cukup menggunakan hutang
jangka pendek.

5.

Sikap manajemen
Sikap manajemen yang berpegaruh terhadap pemilihan pembiayaan
perusahaan adalah merupakan wujud pengendalian perusahaan dan risiko.

6.

Sikap pemberi pinjaman
Perusahaan akan membicarakan struktur modalnya dengan memberi dengan
segala nasehat pemberi pinjaman. Tetapi jika perusahaan menggunakan

22

pendanaan eksternal yang melebihi standar industrinya, pemberi pinjaman
berkemunkinan tidak memberikan tambahan pinjaman dana.
2.2.2.1 Teori Struktur Modal
Keputusan pendanaan biasa disebut juga dengan struktur modal, menurut Fahmi
(2014) struktur modal memiliki beberapa teori sebagai berikut :
1. Pecking Order Theory
Sumber pendanaan yang di dapat melalui menjual aset yang dimiliki, seperti
menjual gedung, tanah, peralatan dan asset lainya. Pecking order theory artinya
perusahaan melakukan kebijakan dengan cara mengurangi aset yang dimiliki
dengan cara melakukan kebijakan penjualan. Dampak yang terjadi adalah
perusahaan akan mengalami kekurangan aset yang dipakai dalam membiayai
rencana aktivitas perusahaan dimasa depan maupun yang sedang berjalan (Fahmi,
2014).
Membiayai rencana aktivitas yang sedang berjalan seperti contoh membayar
hutang yang jatuh tempo. Penggunaan hutang akan lebih menguntungkan
disbanding menggunakan modal sendiri, terutama menggunakan pinjaman melalui
bank, karena bank akan melihat perekonomian negara.
Teori Pecking Order Theory dapat diterapkan pada saat :
1.

Keadaan ekonomi dalam keadaan tidak begitu menguntungkan dan tidak
stabil.

2.

Aset perusahaan berada dalam keadaan yang cukup untuk dijual dan
penjualan tidak memengaruhi kondisi keuangan dalam jangka pendek.

23

3.

Memiliki asset lain sebagai cadangan sehingga perusahaan dalam jangka
panjang dan jangka pendek cenderung stabil.

4.

Menjual dan menerbitkan right issue berdasarkan kebutuhan saja.

2. Balancing Theories
Kebijakan perusahaan dalam pemenuhan dana melalui mencari pinjaman bank
atau menerbitkan obligasi. Obligasi adalah surat berharga yang mencantumkan
nilai nominal, tingkat suku bunga, dan jangka waktu dimana itu dikeluarkan baik
oleh perusahaan maupun government untuk kemudian dijual kepada publik.
Menjual obligasi bagi perusahaan adalah berhutang pada publik atau perusahaan
melakukan penambahan pada hutang jangka panjang (long term liabilities).
Penerapan balancing theories memungkinkan diterapkan oleh suatu pemerintahan
dengan cara melakukan pinjaman kepihak asing seperti pemerintah Negara asing
atau juga pada lembaga donator internasional seperti world bank, international
monetary fund, asian development bank.
Terdapat beberapa kondisi diterapkannya balancing theories,yaitu:
1.

Kondisi perekonomian cenderung stabil, inflasi dalam keadaan rendah,
pertumbuhan ekonomi berada pada posisi yang diinginkan.

2.

Grafik penjualan perusahaan berada dalam peningkatan.

3.

Cadangan perusahaan dalam keadaan yang maksimal.

4.

Kondisi dan situasi sosial politik dalam dan luar negeri dalam keadaan baik
dan stabil dalam jangka panjang.

24

5.

Secara teori perusahaan boleh menjual obligasi dan saham, dalam artian
obligasi dan saham dalam jumlah nominal yang realistis dan layak dalam
ukuran keuangan. Menjual obligasi diusahakan tanpa jaminan dan besaran
obligasi tersebut sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

3. Trade off theory
Setiap perusahaan memiliki kewajiban untuk mengetahui target struktur
modalnya, yaitu dengan menyeimbangkan biaya dan keuntungan marjinal dari
pendanaan dengan hutang, karena di posisi itu nilai perusahaan menjadi
maksimum (Brigham dan Houston, 1999). Berdasarkan trade off theory ini
menggunakan banyak hutang sama saja memperbesar risiko pemegang saham
(ekuitas) tetapi juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan.
Pada tingkat utang yang optimal diharapkan nilai perusahaan akan mencapai
tingka yang optimal juga, apabila tingkat perubahan hutang melewati tingkat
optimal atau biaya kebangkrutan dan efek interest tax shield lebih kecil daripada
biaya kesulitan keuangan/ financial distress cost. Menurut teori Modigliani dan
Miller semakin besar utang yang digunakan, semakin tinggi nilai perusahaan, teori
ini mengabaikan faktor biaya kebangkrutan dan biaya keagenan. Struktur modal
yang optimal dapat dilihat dari menyeimbangkan antara keuntungan penggunaan
utang dengan biaya kebangkrutan dan biaya keagenan yang disebut trade-off.
Penggunaan utang mengakibatkan peningkatan EBIT terhadap investor, semakin
besar utang perusahaan, semakin tinggi nilai perusahaan yang tercermin dari harga
saham perusahaan.

25

Untuk memperkuat stuktur modal suatu perusahaan, dapat dilihat melalui
pemilihan sumber pendanaan sesuai dengan aktivitasnya. Membiayai aktivitas
jangka pendek akan lebih baik dari sumber pengeluaran jangka pendek.
Sedangkan untuk membiayai jangka panjang lebih baik dari pengeluaran jangka
panjang. Berikut adalah sumber dana untuk pengeluaran jangka pendek:
1.

Pinjaman perbankan jangka pendek

2.

Hutang Dagang

3.

Factoring. Istilah Factoring adalah suatu kondisi ketika perusahaan memiliki
piutang dan membutuhkan dana, selanjutnya piutang perusahaan dijual
kepada lembaga yang siap menampung dan mau menerima untuk membayar
seperti lembaga keuangan dan sejenisnya yang harganya dapat ditentukan
melalui kualitass piutang, biaya penagihan piutang, dan tingkat bunga yang
berlaku.

4.

Letter of Credit (LC). Merupakan janjji tertulis dari bank bagi pihak pembeli
untuk membayar sejumlah uang kepada perusahaan yang dituju (penjual)
apabila semua persyaratan kondisi telah terpenuhi.

5.

Pinjaman jangka pendek tanpa jaminan yang diperoleh dari bank. Terdapat
dua bentuk pinjaman yaitu kredit rekening koran dan kredit rekening koran
yang diperpanjang. Pinjaman jenis ini dapat diperoleh apabila perusahaan
memiliki dana dalam jumlah yang besar dalam arti mencukupi simpanan yang
ada di bank.

26

Selain sumber dana pengeluaran jangka panjang, pengeluaran sumber dana jangka
pendek dapat melalui hal-hal sebaga berikut:
1.

Penjualan obligasi yang biasanya memiliki masa tenor lima hingga sepuluh
tahun.

2.

Hutang perbankan yang bersifat jangka panjang biasanya selama sepuluh
hingga 15 tahun. Pada pinjaman jangka panjang ini bank menerapkan kredit
sistem mengambang atau mengikuti perubahan yang terjadi dan sesuai
kondisi pasar.

2.2.3 Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen menyangkut keputusan da

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

0 6 84

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PEDANAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di

0 2 18

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di

0 4 15

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Real Estate

0 3 14

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa

0 3 15

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN KEBIJKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa

0 2 17

pANALISIS PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI Analisis Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang T

0 3 12

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan.

0 1 13

PENGARUH PROFITABILITAS, KEPUTUSAN PENDANAAN, KEPUTUSAN INVESTASI, DAN KEPUTUSAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG TERMASUK DALAM INDEKS LQ45.

0 0 123

PENGARUH KEPUTUSAN PENDANAAN, KEPUTUSAN INVESTASI, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN YANG TERMASUK DALAM INDEKS LQ45

0 1 17