Definisi Operasional Variabel T1 802007039 Full text

12 Hipotesis Dalam penelitian ini, hipotesis yang akan diuji adalah apa ada hubungan signifikan dan positif antara kecerdasan emosi dan kinerja perawat Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga. Semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kinerjanya. Demikian pula semakin rendah kecerdasan emosinya semakin rendah kinerjanya. Metode Penelitian Penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu: 1. Variabel Bebas : Kecerdasan emosi 2. Variabel Terikat : Kinerja

A. Definisi Operasional Variabel

1. Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang telah dicapai seorang individu yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu dan berdasarkan standar kerja yang ditetapkan oleh suatu perusahaan atau organisasi. Untuk pengukuran tingkat kecerdasan emosi ini digunakan skala kecerdasan emosi dengan model Likert. Kinerja dalam penelitian ini diungkap dengan menggunakan skala kinerja yang disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Barnes 2008 meliputi kualitas, kuantitas, dan perilaku organisasi. 13 2. Kecerdasan Emosi Kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan dan memahami secara lebih efektif terhadap daya kepekaan emosi yang mencakup kemampuan memotivasi diri sendiri atau orang lain, pengendalian diri, mampu memahami perasaan orang lain dengan efektif dan mampu mengelola emosi yang dapat digunakan untuk membimbing pikiran untuk mengambil keputusan yang terbaik. Untuk pengukuran tingkat kecerdasan emosi ini digunakan skala kecerdasan emosi dengan model Likert. Kecerdasan emosi dalam penelitian ini diungkap dengan menggunakan skala kecerdasan emosi yang disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Goleman 2001 yaitu kesadaran diri, motivasi, pengaturan diri, empati, dan kecakapan dalam membina hubungan dengan orang lain. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif uji kolerasi Spearman. Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti Supramono, 2003. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat inap RSUD Kota Salatiga yang berjumlah 120 perawat. Sedangkan sampel penelitian sebanyak 92 perawat. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive quote sampling adalah teknik pengambilan subyek penelitian berdasarkan ciri-ciri 14 tertentu dipandang mempunyai sangkut paut yang erat untuk dijadikan sampel Hadi, 2000. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah berupa skala. Skala adalah suatu cara pengumpulan data dengan jalan memberikan sejumlah pertanyaan tertulis mengenai suatu hal yang harus dijawab dan dikerjakan oleh responden yang menjadi subjek penelitian. Model skala yang digunakan adalah modifikasi dari Skala Likert dengan empat alternatif jawaban yang harus dijawab salah satu yang sesuai dengan keadaan subjek, yaitu STS = Sangat Tidak Sesuai ; TS = Tidak Sesuai ; S = Sesuai dan SS = Sangat Sesuai. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penyusunan alat ukur Persiapan selanjutnya yang dilakukan oleh penulis adalah membuat alat ukur berupa skala yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kinerja perawat di RSUD Kota Salatiga. Ada dua skala yang digunakan di dalam penelitian ini, yaitu : skala kecerdasan emosi dan skala kinerja. a. Skala kecerdasan emosi Skala psikologis yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kecerdasan emosi yang diambil dari Goleman 2001, meliputi mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, 15 motivasi diri, empati diri, dan membina hubungan dengan orang lain. Jumlah item pada skala kecerdasan emosi yang akan diuji sebanyak 30 item, terdiri dari 15 item bersifat favourable dan 15 item bersifat unfavourable . Respon yang digunakan pada skala kecerdasan emosi dalam penelitian ini adalah kesesuaian dan ketidaksesuaian, dengan variasi Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS berdasarkan skala likert . Pemberian skor untuk item favourabel diurutkan dari angka 4 sampai dengan 1, sedangkan untuk unfavorable diurutkan dari angka 1 sampai dengan 4. b. Skala kinerja Dalam skala kinerja digunakan dalam penelitian ini adalah skala kinerja dari Barnes 2008 yang terdiri dari kualitas, kuantitas, dan perilaku organisasi. Jumlah item pada skala kecerdasan emosi yang akan diuji sebanyak 30 item, terdiri dari 15 item bersifat favourable dan 15 item bersifat unfavourable . Respon yang digunakan pada skala kinerja dalam penelitian ini adalah kesesuaian dan ketidaksesuaian, dengan variasi Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS berdasarkan skala likert . 16 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Pada pengujin validitas, terdapat 27 item valid dalam skala kecerdasan emosi dan 23 item valid dalam skala kinerja. Setelah uji validitas, maka dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows Versi 16.0. Perhitungan reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis alpha cronbach . Dengan perhitungan ini diperoleh reliabilitas sebesar 0,938 yang berarti skala kecerdasan emosi memiliki reliabilitas yang sangat tinggi. Sedangkan reliabilitas juga dilakukan pada skala kinerja dan diperoleh 0,947 yang berarti reliabilitas sangat tinggi. UJI LINEARITAS DAN KOLERASI Dari hasil uji normalitas tersebut, dapat dilihat bahwa variabel kecerdasan emosi dan kinerja tidak lolos uji normalitas. Dari tabel didapatkan skor Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,00 untuk kecerdasan emosi dan 0,02 untuk kinerja. Pengujian linearitas dilakukan dengan menggunakan SPSS for windows release versi 16. Dari hasil perhitungan diperoleh F hitung = 1,220 dengan p = 0,252 p 0,05 dengan demikian hal tersebut berarti bahwa hubungan kecerdasan emosi dengan kinerja adalah linear atau kedua variabel tersebut membentuk garis lurus. 17 ANALISIS DATA Berdasarkan hasil deskriptif demografi reponden diketahui bahwa usia perawat paling banyak berusia 20-30 th 47,82, pendidikan perawat paling banyak lulusan DII sebanyak 72,8, jenis kelamin paling banyak perempuan sebanyak 73,9 Dapat dilihat bahwa 68 responden memiliki tingkat kecerdasan emosi tergolong tinggi sebesar 73,9. Sementara itu, 2 responden menunjukkan tingkat kecerdasan emosi yang sangat rendah sebesar 2,1. Maka, dikatakan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat kecerdasan emosi yang tinggi. Sedangkan untuk penghitungan kinerja, dapat dilihat 56 responden memiliki kinerja yang tinggi sebesar 60,2. Sementara itu, dapat dilihat pula 2 responden memiliki 2,1. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki kinerja yang baik. Hasil pengujian menggunakan teknik Spearman didapatkan r = 0,715 dengan p = 0,00 P 0,05 yang berarti ada hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dengan kinerja. PEMBAHASAN Dari hasil penelitian diperoleh r = 0,654 dengan p = 0,00 P 0,05 yang berarti ada hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dengan kinerja. 18 Ini berarti bahwa H ditolak dan H 1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan yang positif dan signifikan kecerdasan emosi dengan kinerja perawat RSUD Kota Salatiga. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal pertama, diantaranya adalah perawat memiliki pengaturan diri yang baik sehingga mendukung kinerja yang baik pula, seperti yang diutarakan oleh Cherniss 2000, yang menyatakan bahwa kompetensi emotional merupakan dasar emotional Intelligence . Suatu tingkatan dalam emotional Intelligence perlu mempelajari kompetensi emosional. Misalnya perawat yang bisa mengatur emosi dengan baik akan lebih mudah mengembangkan kompetensi inisiatif atau dorongan berprestasi. Kedua, perawat memiliki hubungan yang baik dengan orang lain yang berpengaruh pula pada kinerja. Hal senada diungkapkan oleh Cooper dan Sawaf 2002, bahwa pada dasarnya manfaat – manfaat yang dihasilkan emotional intelligence merupakan faktor keberhasilan organisasi adalah berkaitan dengan pembuatan keputusan, kepemimpinan, terobosan teknis, komunikasi terbuka dan jujur, bekerjasama dan saling mempengaruhi, membangun loyalitas, kreatifitas, inovasi yang pada akhirnya akan berpengaruh pada prestasi. Ketiga, motivasi tinggi seorang perawat yang berpengaruh pada kinerja. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Badra Johana 2005 yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh atau berhubungan dengan kinerja adalah motivasi. Seperti yang disampaikan oleh Goleman 1999 bahwa kecerdasan intelegensi IQ dan kecerdasan emosi EQ merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang. Namun, kecerdasan emosilah yang lebih berperan untuk menghasilkan 19 kinerja yang cemerlang. Oleh karena itu, kecerdasan emosilah yang menduduki porsi lebih penting dibandingkan dengan yang lain pada seluruh tingkatan jabatan. Pendapat Goleman ini sejalan dengan pendapat Van Rooy dan Viswesvaran 2004 yang menyatakan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dengan kinerja kerja seseorang. Kecerdasan emosi sangat memberi pengaruh penting untuk meningkatkan karier yang sukses dan kinerja daripada kecerdasan pada umumnya.Selain itu, kecerdasan emosi yang tinggi sangat dibutuhkan dalam lingkungan organisasi, berinteraksi dengan banyak orang baik di dalam maupun di lingkungan kerja. Penelitian yang diadakan di RSUD Kota Salatiga, pengukuran terhadap kecerdasan emosi terlihat rendahnya kesadaran diri perawat, hal ini terlihat dari perawat yang kurang dapat menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Namun, di sisi lain perawat juga memiliki pengaturan diri yang tinggi, hal ini terlihat dari pelampiasan suatu kemarahan atau kekecewaan pada orang yang membuatnya terluka maupun merasa kurang berkenan. Lebih lanjut, pada pengukuran terhadap kinerja perawat yang rendah dalam segi kuantitasnya, hal ini seperti yang diutarakan dalam item yaitu perawat merasa tidak mudah dalam merawat pasien dalam satu shift. Namun, di sisi lain perawat dapat menunjukkan kinerja yang tinggi dalam segi kualitas, hal ini terlihat dari manfaat pelatihan dan pengembangan yang dapat dirasakan secara langsung ketika merawat pasien. 20 PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dengan kinerja perawat RSUD Kota Salatiga. 2. Kecerdasan emosi dan kinerja kategori berada pada kategori tinggi. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi kecerdasan emosi, maka semakin tinggi kinerjanya.

B. SARAN