20 | P a g e
D I K T A T T E K N O L O G I P E N G A J A R A N B A H A S A P R A N C I S
BAB II PENGELOLAAN KELAS
2.1. Pendahuluan
Mengajar merupakan kombinasi antara seni dan ilmu. Bakat keterampilan yang telah dipunyai oleh seseorang akan digabungkan dengan ilmu pembelajaran.
Dalam bab ini kita akan membahas tentang pengelolaan kelas, yang meliputi faktor- faktor fisik kelas, gaya mengajar dan peran seorang pengajar, penyiapan materi, dan
pengkondisian serta pengorganisasian kelas yang positif.
2.2. Kondisi Fisik Kelas
Penilaian pertama yang akan muncul dalam benak pembelajar ketika memasuki ruang kelas adalah hal yang mereka lihat, hal yang mereka dengan, dan
hal yang mereka rasakan. Oleh sebab itu, ruang kelas yang ideal seharusnya: a
Rapi, bersih, dan sedap dipandang b
Papan tulis dalam keadaan bersih dan siap ditulisi c
Bebas suara dari luar, misalnya suara mesin, lalu lintas, dan suara-suara lainnya
d Cukup memperoleh cahaya, ventilasi, dan nyaman tidak terlalu panas dan
tidak terlalu dingin e
Mempunyai akustik yang bagus, sehingga suara di dalam kelas tidak memantul menggema
Pengaturan tempat duduk harus mampu mengakomodasi terjadinya tatap muka bukan saja antara pengajar dan si belajar, sehingga pengajar dapat mengontrol
tingkah laku pembelajar, namun juga antara pembelajar yang satu dengan pembelajar lainnya. Pengaturan tempat duduk dapat mempengaruhi kelancaran proses belajar
mengajar. Oleh sebab itu, pengaturan tempat duduk dalam kelas bahasa sebaiknya yang memudahkan pembelajar dapat saling melihat. Jika ruang kelas dilengakpi
dengan kursi yang mudah dipindahkan, maka sebaiknya susun tempat duduk dengan pola setengah lingkaran, bentuk U, atau lingkaran penuh. Jika tempat duduknya
untuk dua atau tiga orang, maka susunan tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa hingga masing-masing pembelajar dapat saling menatap, dan perhatian tidak
terkonsentrasi pada pengajar saja. Jadi tempat duduk juga harus memudahkan pembelajar untuk bekerja kelompok, baik kelompok besar atau kelompok kecil, juga
bekerja berpasangan. Sementara siapa yang duduk dekat siapa, urutannya tidak perlu ditentukan, karena pembelajar akan memilih yang sesuai dengan kenyamanan yang
21 | P a g e
D I K T A T T E K N O L O G I P E N G A J A R A N B A H A S A P R A N C I S
dicarinya. Namun pengajar juga boleh menentukan susunan duduk, jika memang diperlukan, asal tidak memaksa.
Perlengkapan yang ada di kelas, misalnya peralatan elektronik overhead projector, videoDVD player, televisi harus sesuai dengan ruangannya.
Perlengkapan tersebut dapat dipergunakan asal setiap pembelajar dapat melihat dengan jelas terhadap alat yang sedang dipakai. Pengajar harus mempunyai cukup
waktu sebelum dan sesudah mengajar untuk mempersiapkan alat-alat dan untuk mengembalikan alat-alat tersebut ke tempat semula. Selain itu, pengajar juga harus
yakin bahwa alat yang dipakai memang dalam keadaan bisa dipakai, dan pengajar dapat
sudah lihai mempergunakannya. Pengajar harus mempunyai “
second plan
” jika alat-alat tersebut tiba-tiba rusak ketika sedang dipakai. Memang ada teknisi yang
dapat dimintai pertolongan, namun akan lebih baik jika pengajar mengetahui dengan pasti alat-alat yang dipakainya.
Jika papan tulis yang dipakai masih menggunakan kapur tulis, maka pilih kapur tulis yang bebas dari abu dan selalu bersih. Jika memakai
whiteboard
dan
marker
, maka pastikan bahwa
ma rker
yang dipakai adalah yang tidak permanen. Pengajar harus mempersiapkan lebih dari satu
marker
. Baik pengajar yang memakai kapur tulis maupun
marker
, harus senantiasa menghapus papan tulis sebelum proses belajar mengajar selesai, sehingga kelas berikutnya akan mendapati papan tulis yang
bersih dan siap dipakai. Pencahayaan harus cukup, namun tidak menyilaukan, terutama jika memakai
boardma rker
. Sebaiknya ruang kelas mempunyai cukup cahaya dari sebelah kiri dengan asumsi, semua proses menulis dengan memakai
tangan kanan, dan jika ruang belum ber-
AC
, maka sebaiknya mempunyai ventilasi yang cukup.
2.3. Suara dan Gerak Tubuh