Kerangka Kerja Teoritik Diagnosis

sekolah tanpa keterangan karena sakit dan tidak ada orang yang bisa mengantar surat ke sekolah karena orangtua berkerja pagi hari. IW tidak masuk sekolah tanpa keterangan karena kesiangan dan tidak ada yang mengantar ke sekolah untuk mengejar jam keterlambatan untuk menuju ke sekolah. Dari ketiga konseli ini, hanya satu siswa yang harus melakukan konseling individual lanjutan karena dianggap memiliki masalah yang harus di selesaikan, yaitu AR. Sementara AV dan IW mereka menyelesaikan masalahnya didalam konseling kelompok dengan pengambilan keputusan oleh mereka sendiri setelah mencurahkan keluh kesah mereka ketika pagi akan berangkat kesekolah. Kesibukan orangtua yang bekerja di pagi hari menghambat mereka untuk berangkat kesekolah dengan di antar oleh orang tua, dan juga alasan untuk tidak berangkat kesekolah karena sakit atau izin juga sering tidak tersampaikan karena orangtua yang berangkat kerja jam 5 atau jam 6 pagi. Sehingga surat yang ditujukan kesekolah untuk menjelaskan alasan anak tidak berangkat tidak ada yang menyampaikan. Hal ini lah yang membuat mereka sering kesulitan untuk berkomunikasi dengan pihak sekolah. Namun AR, dilakukan konseling individual untuk menjelaskan lebih rinci masalah

C. Kerangka Kerja Teoritik

Pendekatan yang dipilih menggunakan Person Centered. Pendekatan ini dikembangkan oleh Carl Rogers sebagai bentuk reaksi atas beberapa kekurangan dalam teknik psikoanalisa. Pendekatan ini difokuskan pada tanggung jawab dan kesanggupan konseli untuk menemukan cara-cara menghadapi kenyataan secara lebih penuh. Konseli sebagai orang yang paling mengetahui dirinya sendiri, adalah orang yang harus menemukan tingkah laku yang lebih pantas dari dirinya. Rogers memandang bahwa konseli memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk berlaku sehat dan jauh dari perilaku menyimpang. Pendekatan ini memandang bahwa manusia tidak perlu dilakukan pengubahan perilaku untuk mencapai bentuk perilaku yang diharapkan. Konselor dalam