PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Parkir merupakan salah satu jasa atau layanan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhan rasa aman dalam menjaga kemanan kendaraan saat di tempat umum baik di pinggir jalan tempat- tempat perbelanjaan, perkantoran dan lain- lain, merupakan hal yang mutlak dibutuhkan masyarakat. Dengan adanya kebutuhan rasa aman tersebut, terbentuklah jasa parkir. Pengertian jasa parkir itu sendiri adalah jasa yang diberikan untuk menitipkan atau parkir di tempat umum dengan penjagaan dan pengawasan yang baik dari pemberi jasa. Dengan kebutuhan masyarakat yang tinggi akan keamanan kendaraannya saat di tempat umum, parkir berkembang dengan pesat dan menjadi objek retribusi. Ditetapkannya Undang- undang Nomor 12 Tahun 2011 pada Bab VII Ayat 33-46 mengenai retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum, Pemerintah Daerah Kota Salatiga mempunyai hak dan kesempatan untuk mengelola kekayaan sumber daya yang dimiliki sesuai dengan Peraturan Daerah Salatiga. Sesuai dengan undang-undang mengenai retribusi pelayanan parkir yang dikelola Pemerintah Daerah Kota Salatiga, retribusi parkir menjadi salah satu sumber pendapatan daerah yang penting untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dalam rangka memantapkan penyelenggaraan otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab. Agar sistem pengendalian intern atas pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga berjalan dengan efektif, dibutuhkan partisipasi dari masyarakat dan pengelola retribusi parkir untuk menjalankan sistem yang dapat diaplikasikan dengan baik dalam pemanfaatan kekayaan daerah. Pengelolaan sistem pengendalian yang baik dalam retribusi parkir Kota Salatiga, tentunya dapat meningkatkan pendapatan parkir Kota Salatiga. Pada UPTD Parkir Kota Salatiga terdapat masalah dalam menjalankan sistem pengendalian intern, antara lain masih banyak tindakan toleransi yang dilakukan dalam mengelola setoran parkir yang kurang dan potensi titik parkir yang sebenarnya. Toleransi setoran dan pengaburan potensi titik parkir tersebut tentunya tidak sesuai dengan tujuan kegiatan pengendalian intern. Jika sistem pengendalaian intern tidak berjalan dengan baik tentunya akan menghambat pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga. Dalam sistem pengendalian intern pemerintah Kota Salatiga proses pencatatan,pelaporan dan penyimpanan data merupakan hal yang sangat penting. Proses pencatatan,pelaporan dan penyimpanan data dari juru parkir ke Unit Pelaksana Teknis Dinas UPTD, maupun dari juru parkir ke koordinator parkir kemudian ke UPTD parkir harus dilakukan sesuai dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah SPIP yang baik dan benar sesuai dengan Peraturan Walikota Nomor 34 Tahun 2011 Bab II mengenai penyelenggaraan SPIP pasal 3 ayat 2. Masalah Penelitian Berdasarkan Peraturan Walikota Salatiga Nomor 34 Tahun 2011 Bab II mengenai penyelenggaraan SPIP pasal 3 ayat 2, sistem pengendalian intern pemerintah yang memadai terdiri dari lima komponen, yaitu lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pengendalian intern. Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya, berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan fraud dan melindungi sumber daya baik yang berwujud maupun tidak. Pengendalian intern penting dalam pemungutan retribusi parkir karena dapat digunakan sebagai sarana evaluasi kinerja dengan meneliti apakah sistem telah sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan dan menjamin bahwa setiap penerimaan retribusi parkir yang diperoleh telah dicatat dengan baik serta disetorkan seluruhnya ke kas daerah. Pendapatan asli daerah dari sektor retribusi parkir ditentukan berdasarkan potensi titik parkir yang ada. Masalah yang terjadi pada pengelolaan retribusi di Kota Salatiga antara lain potensi titik-titik parkir yang belum disesuaikan dengan perkembangan yang ada di wilayah Salatiga, penyetoran retribusi parkir yang belum optimal akibat dari tidak dilaksanakannya kebijakan oleh pihak UPTD Parkir maupun dari juru parkir selama melakukan penarikan retribusi parkir. Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi yang mempunyai peran penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan fraud dan melindungi sumber daya organisasi baik asset berwujud maupun tidak berwujud yang disebabkan pihak UPTD Parkir maupun juru parkir. Dengan adanya masalah yang terjadi pada pengelolaan retribusi di Kota Salatiga terkait potensi titik-titik parkir dan belum optimalnya penyetoran retribusi parkir perlu dilakukan pengendalian intern sebagai alat bantu untuk mengurangi terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan pemungutan retribusi parkir di Kota Salatiga. Dilakukannya pengendalian intern atas pengelolaan retribusi parkir ini diharapkan dapat memaksimalkan pendapatan asli daerah Kota Salatiga dari sektor retribusi parkir. Oleh karena itu yang menjadi masalah penelitian ini adalah apakah sistem pengendalian intern atas pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga sudah memadai sesuai dengan SPIP atau belum. Persoalan Penelitian 1. Bagaimana sistem retribusi parkir Kota Salatiga? 2. Bagaimana sistem pengendalian intern atas retribusi parkir Kota Salatiga? 3. Apakah pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga sudah memadai sesuai dengan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah? Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui efektivitas pengendalian intern atas pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga apakah sistem pengendalian intern atas retribusi parkir daerah Kota Salatiga sudah berjalan sesuai SPIP. 2. Mengetahui peran pengendalian intern atas pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga terhadap potensi titik-titik parkir dan penyetoran retribusi parkir terhadap pencapaian target penerimaan pendapatan asli daerah dari sektor retribusi parkir. Manfaat Penelitian Adapun yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan manfaat pengetahuan bagi berbagai pihak, antara lain : 1. Bagi Pemerintah Kota Salatiga dapat mengetahui dan mengevaluasi kekurangan yang ada dalam sistem pengendalian intern atas retribusi parkir yang baik di Kota Salatiga. 2. Bagi Penulis dapat memiliki pengalaman dalam menambah wawasan, yaitu mengetahui kondisi nyata sistem pengendalian intern atas retribusi parkir Kota Salatiga. Kerangka Berpikir Bagan: Kerangka Berpikir Dalam UPTD Parkir Kota Salatiga dapat disadari bahwa ruang lingkup pimpinan untuk mengatur dan mengendalikan kegiatan yang terjadi setiap harinya terbatas. Bagaimanapun baiknya organisasi UPTD Parkir maupun pimpinan, pada dasarnya semua itu tidak dapat menjamin terhindarnya berbagai penyelewengan, kecurangan, dan inefesiensi dari operasional UPTD Parkir. Berbagai masalah dilapangan yang terjadi seperti kurangnya setoran retribusi parkir, potensi titik parkir yang kabur akibat penentuan target parkir yang tidak sesuai dengan sebenarnya dapat menambah berbagai macam penyelewengan dan kecurangan yang dapat menganggu tujuan dari UPTD Parkir Kota Salatiga dalam penerimaan retribusi parkir. Dengan adanya berbagai masalah yang timbul dalam UPTD Parkir terhadap penerimaan retribusi parkir diperlukan adanya pengendalian intern di dalam UPTD Parkir. Pelaksanaan pengendalian intern ini dapat digunakan untuk memeriksa dan mengevaluasi kelayakan dan UPTD Parkir Kota Salatiga Masalah Penyelewengan Setoran retribusi parkir yang belum optimal Potensi titik parkir yang belum sesuai Pengendalian Intern Memadai Tidak Memadai Tujuan Pengendalian Intern Terpenuhi Tujuan Pengendalian Intern Tidak Terpenuhi keefektifan aktivitas-aktivitas UPTD Parkir Kota Salatiga dalam penerimaan retribusi parkir Kota Salatiga. Setiap aktivitas yang ada dalam transaksi UPTD Parkir di evaluasi menggunakan pengendalian intern sesuai dengan komponen yang ada dalam SPIP Pemerintah Kota Salatiga yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, Informasi dan Komunikasi, Pemantauan. Jika pengendalian intern yang ada dalam UPTD Parkir Kota Salatiga memadai,tujuan dari pengendalian intern dapat terwujud, yaitu kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset Negara, dan ketaatan terhadap perundang-undangan. Dengan dilakukannya pengendalian intern tersebut pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga dapat di tingkatkan. Berdasarkan uraian sebelumnya, penulis merumuskan suatu hipotesis sebagai berikut: “ Pengendalian Intern yang diterapkan secara memadai, akan meningkatkan efektifitas dari pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga”.

B. LANDASAN TEORI 1. Sistem Pengendalian Intern