Unsur Larik UNSUR BENTUK PUISI

Elipsis merupakan pernyataan yang tidak diselesaikan, tetapi ditandai dengan …. titik-titik. Contohnya: biarkan waktu berlalu, karena aaku hanyalah… Pernyataan tersebut tidak dilanjutkan. Elipsis banyak dipakai pada beberapa puisi lama. Wahai angin… sampaikan salamku padanya.

D. Unsur Larik

Larik merupakan unsur visual puisi setelah kata. Di dalam prosa, kedudukan larik identik dengan kalimat. Namun, seringkali satu kalimat di dalam puisi terdiri atas beberapa larik. Artinya, keidentikan ini bukan terletak di dalam kesamaan jumlah, yakni satu larik satu kalimat, melainkan – yang terutama di dalam substansinya, yakni mengandung satu satuan makna. Perbedaan visual tetap masih tampak menonjol. Misalnya, terjadi pelesapan, pemadatan, pemenggalan, penandabacaan yang bebas, dan sebagainya. Di dalam puisi Wing Kardjo yang berjudul ”Salju” tampak bahwa satu larik tidak selamanya sama dengan satu kalimat. Contoh: Ke manakah pergi mencari matahari ketika salju turun pepohonan kehilangan daun Baris kedua dan ketiga secara prosa masih tergolong ke dalam satu kalimat. Tanda linguistik yang dapat dijadikan dasar dalam penentuannya adalah penggunaan kata penghubung syarat ketika. Kata ini menandakan bahwa kedudukan kalimat sebagai kalimat majemuk bertingkat. Berdasarkan ilustrasi tersebut tampak bahwa keidentikan baris dalam puisi dengan kalimat di dalam prosa bukan terletak di dalam jumlah, melainkan satuan makna. Satuan makna di dalam puisi dapat dilihat pada satu baris atau lebih. Bahkan, dapat juga ditemukan bahwa satu baris sekaligus satu kalimat yang hanya terdiri atas satu kata tetapi mengandung satuan makna. Mengapa penyair membentuk baris yang sangat bervariasi? Jawabannya adalah baris bukan merupakan unsur yang terpisah dari unsur yang lainnya. Pertama, baris sebagai satuan makna yang lebih besar dari kata bisa jadi sudah utuh maknanya oleh baris tersebut, atau bisa juga baris itu masih harus diselesaikan oleh baris berikutnya. Kedua, keutuhan itu baru sebatas satuan makna seperti halnya satuan makna kalimat di dalam prosa. Pada kenyataannya, keutuhan itu masih terkait dengan baris- baris yang lainnya. Keterkaitan ini tampak sebagai pemenggalan suatu baris yang dilanjutkan oleh baris berikutnya. Pemenggalan dilakukan sebagai upaya untuk menata rima atau persajakan sehingga unsur musikalitas puisi muncul. Ketiga, baris merupakan tatanan makna yang terangkai melalui kata. Kata-kata yang dirangkai bisa utuh. Akan tetapi, sebagian besar penyair melesapkan beberapa bentuk kata agar lebih padat.

E. Unsur Bait