Pendahuluan MODEL PEMBELAJARAN MICROTEACHING

2 MODEL PEMBELAJARAN MICROTEACHING UNTUK CALON GURU SMK RSBI

A. Pendahuluan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional UU SISDIKNAS pasal 50 ayat 3, Pemerintah berkewajiban untuk menyelenggarakan Sekolah Bertaraf Internasional SBI pada setiap jenjang satuan pendidikan di setiap daerah. Salah satu jenis satuan pendidikan yang kembangkan menjadi SBI adalah Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Direktorat Pembinaan SMK telah menyusun renstra 2005 – 2009 yang mentargetkan terwujudnya 443 SMK Bertaraf Internasional SMK BI. Menurut Joko Sutrisno 2007, pengembangan SMK BI pada APBN tahun 2007 telah terbentuk sebanyak 179 SMK BI di seluruh Indonesia. Salah satu syarat diharus bagi seorang guru SMK BI adalah memiliki kemampuan dalam Bahasa Inggris. Menurut Dirjen Manajemen Dikdasmen 1997, yang dimaksud dengan kemampuan dalam Bahasa Inggris adalah mampu berkomunikasi membaca buku dan referensi, menulis bahan ajarmo-dulmakalah, memahami pendapatmasukan orang, dan mengemukakan pendapatmengajar sesuai dengan mata diklatkompetensi dalam program keahlianjurusannya ekuivalen dengan TOEIC sebesar 550. Dengan demikian menjadi sebuah tuntutan yang tidak dapat dielakan bagi guru SMK BI untuk memiliki kemampuan mengajar dalam Bahasa Inggris. Kebutuhan guru SMK BI untuk saat ini dipenuhi melalui up grading guru- guru yang ada. Hal ini menjadikan tidak efektif, karena belum tentu guru-guru yang ada berkemampuan dan berkemauan untuk belajar lagi agar memiliki persyaratan untuk mengajar di SMK BI. Ke depan kebutuhan guru SMK BI yang banyak tidak akan memadai, jika hanya mengandalkan up grading guru-guru yang sudah ada. Oleh karena itu harus ada lembaga pendidikan tenaga kependidikan LPTK yang menyelenggarakan model pendidikan untuk calon guru SMK BI. Universitas Negeri 3 Yogyakarta sebagai LPTK, khusus Fakultas Teknik, harus mulai merintis model pendidikan calon guru SMK BI. Proses pendidikan bagi calon guru memerlukan banyak hal, termasuk memberikan kesempatan kepada mereka untuk berlatih mengajar. Mata kuliah Pengajaran Mikro Microteaching adalah mata kuliah wajib tempuh dan wajib lulus bagai mahasiswa S1 kependidikan. Pengajaran mikro bertujuan membentuk dan mengembangkan kompetensi dasar mengajar sebagai bekal praktek mengajar di sekolah dalam program PPL. Karena melalui mata kuliah ini, mahasiswa dibekali keterampilan mengajar dan kelak menginginkan mereka menjadi guru di SMK BI, maka dibutuhkan model pengajaran mikro yang secara khusus memberikan keterampilan mengajar di SMK BI. Dalam pelaksanaannya, perkuliaha Pengajaran Mikro mencakup tiga kegiatan pokok. Pertama, kegiatan orientasi pembekalan. Pada saat mahasiswa mengikuti kegiatan ini, kepada mahaiswa diberikan penjelasan tentang mekanisme pengajaran mikro, media pembelajaran dan perangkat penunjang pembelajaran. Kedua, kegiatan observasi lapangan. Pada kegiatan ini, mahasiswa berkunjung ke sekolahlembaga pendidikan untuk mengamati secara langsung kegiatan pembelajaran. Pada akhir kegiatan observasi ini, mahasiswa diharuskan membuat laporan sebagai bahan diskusi dan bekal mengikuti kegiatan berikutnya. Ketiga, mahasiswa melakukan kegiatan peer teaching. Pada kegiatan ini, mahasiswa diharuskan mempersiapkan diri dan melakukan kegiatan mengajar secara terbatas di kelas peserta didiknya adalah teman-temannya sendiri selama 10 sampai dengan 15 menit. Sebelum mereka praktik mengajar, mahasiswa diharuskan membuat rencana pelaksanaan pengajaran RPP dan perangkat-perangkat pendukungnya. Selama mereka praktik mengajar, ada supervisi yang dilakukan oleh dosennya. Dari sisi dosen sebagai supervisor, selama proses pengajaran mikro diharuskan secara aktif membimbing dan mengarahkan mahasiswa agar memiliki pengalaman mengajar yang memadai. Dosen harus merancang kegiatan pengajaran mikro ini dengan baik, sehingga semua mahasiswa mendapatkan kesempatan belajar yang optimal. Untuk itu dibutuhkan pengelolaan dan perangkat-perangkat pendukung yang memadai, seperti alat perekam gambar dan instrumen penilaian. Dengan adanya 4 rekaman gambar, dosen dan mahasiswa dapat melihat tayangan ulang dan melakukan evaluasi bersama. Berdasarkan sejumlah kegiatan di atas dalam penyelenggaraan pengajaran mikro, jika kemudian dikehendaki mahasiswa calon guru ini kelak menjadi guru di SMK RSBI, maka permasalahan yang kemudian muncul adalah seperti apakah model pengajaran mikro untuk calon guru SMK RSBI dan bagaimana cara menjalankannya. Perangkat-perangkat apa sajakah yang diperlukan untuk menjalankan model pengajaran mikro untuk calon guru SMK RSBI? Pertanyaan- pertanyaan inilah yang akan dijawab melalui artikel ini yang merupakan hasil dari penelitian.

B. Kajian Pustaka