Proses Pelaksanaan dan Tujuan Rokat Praoh Kesellem di Pulau

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id gendangkan. Pemain ronnang pun siap untuk dimulai, biasanya pemain ronnang laki-laki dan perempuan dan pemainnya tersebut berpakaian kerajaan. Dalam drama ronnang tersebut isinya mengisahkan tentang kerajaan seperti mengisahkan tentang asal usul Pulau Mandangin. Pemain ronnang berpenampilan keren, gagah dan menarik. Ronnang diadakan selama tiga hari tiga malam untuk hiburan masyarakat di sana dilakukan di lapangan bola. Pemain ronnang tersebut dari luar Pulau Mandangin seperti dari Sumenep atau Jawa. Ronnang diadakan pada malam hari dan pada pagi harinya ronnang tidak ada. Meskipun ronnang diadakan pada malam hari masyarakat disana sangat antusias melihatnya, karena masyarakat Pulau Mandangin ronnang itu hiburan yang sangat di nanti-nanti oleh masyarakat Pulau Mandangin. Untuk melihat pertunjukan tersebut memakai baju bebas dan orang dewasa, anak kecil laki-laki, perempuan semuanya boleh melihat ronnang tersebut. 2. Setelah diadakan ronnang selama tiga hari tiga malam, baru mengadakan pengajian mauidah hasanah selama satu malam. Di tempat yang sama ketika mengadakan ronnang di lapangan bola. Pada pagi harinya pengurus pengajian membuat panggung dan membuat hiasan panggung, yang menjadi penceramah mengundang dari luar Pulau Mandangin, biasanya mengundang Kiai dari mMadura dan Jawa yang memiliki pondok. Pada malam hari pengajian dimulai sekitar jam 20.00-01.30. pengurus pengajian kali-laki dan perempuan memakai digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id seragam baju putih semua tetapi masyarakat yang melihat pengajian memakai baju bebas. Masyarakat Pulau Mandangin menghadiri pengajian berbondong-bondong melihatnya, sama seperti ketika melihat ronnang. 3. Pada hari H-nya pelaksanaan Tradisin Rokat Praoh Kesellem sebelum dilakukan tahlilan mauidah hasanah dulu di balai desa. Yang mengikuti tahlilan tersebut laki-laki para nelayan dan di pimpin oleh sesepuh Pulau Mandangin. Tahlilan dimulai pada jam 07.00-07.30 30 . memakai baju bebas yang mengikuti tahlilan. 4. Setelah diadakan tahlilan atau istighatsah para nelayan membawa tumpeng yang sudah disiapkan oleh masyarakat yang ada di balai desa. Masyarakat Pulau Mandangin menyiapkan perahu kecil perahu sesajen yang dibuat seindah mungkin, mirip dengan perahu yang di buat nelayan, biasanya untuk melaut. Perahu kecil diisi puluhan jenis hasil bumi pisang, apel, mangga, anggur, nanas dan lain-lain, dan makanan yang sudah dimasak oleh masyarakat Pulau Mandangin. Berisi berbagai hasil bumi, uang recekan atau uang rakyat untuk di larung ketengah laut, adapun jenis makanan, nasi tumpeng dan buah- buahan yang ditata rapi di perahu kecil tersebut yang siap untuk dilepas ke laut. Sesaji yang sudah rapi disebut sesajen, dan semua nelayan berkumpul di pinggir laut, masyarakat Pulau Mandangin memakai baju bebas dan yang menaiki perahu atau kapal itu laki-laki dan perempuan, 30 Supar, Wawancara, Pulau Mandangin, 23 September 2015. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id anak kecil dan orang dewasa. Ketika melakukan Tradisi Rokat Praoh Kesellem. Dan sesaji diarak menuju perahu kecil yang diiringi dengan musik tradisional saromen dan musik Islami. 31 Masyarakat yang mempunyai perahu atau kapal menaikinya untuk mengikiti perahu kecil tersebut sampai perahu kecil tersebut kesellem tenggelam, sampai ketengah laut. Iring-iringan perahu atau kapal bergerak kelaut dengan pelan-pelan. Bunyi mesin diesel mendesu membelah ombak. Suara gemuruh sound sistem menggema di setiap kapal. Dari kejauhan barisan perahu atau kapal bergerak pelan-pelan mengikuti perahu kecil. Dan perahu atau kapal dihiasi supaya menambah suasana makin sakral. Begitu dapatnya perahu atau kapal yang bergerak, terkadang sempat terjadi beberapa kali tabrakan kecil. Iring-iringan berakhir di sebuah lokasi ketika perahu kecil tersebut kesellem tenggelam. Setelah itu para nelayan mengambil air laut yang sudah di lewati oleh perahu kecil yang berisi sesaji untuk di siram ke perahu atau kapal para nelayan. Masyarakat Pulau Mandangin percaya air tersebut menjadi pembersih malapetaka dan diberkati ketika melaut nanti. 5. membaca doa bersama yang dipimpin oleh tokoh setempat. Berdoa adalah salah satu yang unsur perbuatan penting dalam berbagai upacara keagamaan di dunia. Menurut Koentjoningrat pada umumnya doa ini merupakan suatu upacara yang berisi permintaan suatu 31 Supar, Wawancara, Pulau Mandangin, 24 September 2015 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id keinginan kepada leluhur dan juga ucapan-ucapan hormat dan pujian kepada leluhur tersebut. 32 Doa yang dilakukan dalam upacara ini merupakan doa bersama secara Islami, doa yang digunakan yakni bahasa arab. Dalam Islam doa merupakan memohon kepada Allah Swt agar diberi keselamatan dan kesejahteraan. Dengan demikian, manusia harus selalu ingat kepada Allah Swt dan manusia selalu bergantung kepadanya. 6. menghanyutkan kepala sapi atau kambing yang diberi bunga tujuh warna. Setelah proses iringan selesai kepala sapi dan kambing tersebut ketengah laut. Tujuan diadakan Tradisi Rokat Praoh Kesellem menurut masyarakat Pulau Mandangin untuk membuang sial dan pada saat nelayan mengalami hasil yang kurang baik dalam menangkap ikan Paceklik dan pada saat-saat para nelayan mengalami musibah dalam berlayar seperti, tenggelam dan lain sebagainya. 33 makna Rokat Praoh Kesellem itu sendiri bertujuan agar para nelayan dan desanya terhindar dari marabahaya serta mendapatkan tangkapan ikan yang banyak dan kalau Rokat Praoh Kesellem tidak dilaksanakan akan terjadi balak yang menimpanya. Sedangkan simbol- simbol yang digunakan dalam Rokat Praoh Kesellem yaitu: 32 , Beberapa Pokok Antropologi Sosial Jakarta: Dian Rakyat, 1981, 254. 33 Hadrowi, Wawancara, Pulau Mandangin Sampang, 19 September 2015. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1. Kepala Sapi sebagai kurban utama. 2. Kepala Kambing sebagai kurban kedua. 3. Sesajen Larung Laut Sebagai keberkahan pada laut supaya bisa bersahabat dengan para Nelayan. 4. Uang Rasa syukur Kepada Allah Swt serta mensukuri hasil tangkapan berupa ikan sebagai rizki dari Laut. 5. Bendera menggunakan Bendera Merah Putih menunjukkan nelayan Pulau Mandangin adalah Bangsa Indonesia. 6. Tumpeng sebagai tanda kebesaran Allah Swt yang berbentuk kerucut. 7. plotan etem ketan hitam yang mempunyai dua warna: putih dan hitam.Putih melambangkan kesucian, sedangkan hitam melambangkan cobaan kehidupan yang harus dihadapinya. 8. Bunga dengan tujuh warna diyakini agar masyarakat dijauhkan dari malapetaka yang beranika ragam. Disetiap upacara sakral bunga merupakan salah satu peralatan yang tidak pernah tertinggal. Bunga dipakai saat ada acara. Sedangkan menurut Islam, melambangkan kesegaran. Biasanya bunga ini di campur air dan dimasukkan ke dalam ember. 9. Kemenyan diyakini masyarakat sebagai sarana memanggil arwah nenek moyang yang telah meninggal. 34 34 Hamdi, Wawancara, Pulau Mandangin, 20 September 2015. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Menurut kepercayaan masyarakat Pulau Mandangin bau asap kemenyan dipercaya mampu mendatangkan roh, dan juga mampu mengusir roh. 35 Asap harum tersebut merupakan doa sesuai dengan maksud. Sedangkan dalam Islam membakar kemenyan biasanya diniatkan sebagai tali pengikat keimanan. Nyalanya sebagai cahaya kurma, asapnya sebagai bau-bau surga dan agar dapat diterima oleh Allah Swt. Maka dapat dipahami bahwa pembakaran kemenyan tersebut dalam ritual mistik sebagai kaum muslim atau memasukkan sebagai unsur mistik bukanlah unsur syirik. 36 Makna-makna yang terkandung dalam upacara Rokat Praoh Kesellem dan juga Simbol-simbol yang digunakan dalam pelaksanaan upacara Rokat Praoh Kesellem tidak lepas dari argumenbmasyarakat yang menyatakan bahwa suatu benda tersebut mempunyai nilai-nilai tertentu. 35 Ismul, Wawancara, Pulau Mandangin, 21 September 2015. 36 Muhammad Sholikin, Ritual dan Tradisi Islam Jawa Yogyakarta: Nasari, 2010, 50. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB IV AKULTURASI TRADISI ROKAT PRAOH KESELLEM DENGAN NILAI-

NILAI ISLAM A. Budaya Lokal dalam Tradisi Rokat Praoh Kesellem budaya lokal adalah nilai-nilai lokal hasil budi daya masyarakat suatu daerah yang terbentuk secara alami dan diperoleh melalui proses belajar dari waktu ke waktu. Budaya lokal dapat berupa hasil seni, tradisi, pola pikir, atau hukum adat. 37 Indonesia yang saat ini terdiri atas 33 provinsi, karena itu memiliki banyak kekayaan budaya. Kekayaan budaya tersebut dapat menjadi aset Indonesia ke dunia luar, salah satunya Candi Borobudur . Budaya lokal biasanya didefinisikan sebagai budaya asli dari suatu kelompok masyarakat tertentu. Menurut J.W. Ajawaila, seperti dikutip M. Darori budaya lokal adalah ciri khas budaya sebuah kelompok masyarakat lokal. Akan tetapi, tidak mudah untuk merumuskan atau mendefinisikan konsep budaya lokal. Masyarakat tradisional pada umumnya memiliki kepercayaan. Kepercayaan ini terarah pada kekuatan yang melebihi kemampuan manusia. Masyarakat percaya bahwa di luar dirinya itu ada kekuatan yang maha besar. Kekuatan berpengaruh pada sistem kepercayaan, sehingga dalam masyarakat tradisional tampak adanya kepercayaan tradisional yang 37 M. Darori Amin et al, Islam dan Kebudayaan Jawa Yogyakarta: Gama Media, 2000, 173. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dianggap memiliki kekuatan ghaib, dan juga kepada roh-roh yang meninggal nenek moyang. Tradisi merupakan keseluruhan benda material dan gagasan yang berasal dari masa lalu namun benar-benar masih ada pada saat ini, belum dihancurkan, dirusak, dibuang, atau dilupakan. Tradisi merupakan kebiasaan yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya secara turun temurun. Kebiasaan yang diwariskan mencakup berbagai nilai budaya yang meliputi adat istiadat dan kepercayaan. 38 Kepercayaan dinamisme dan animisme yang berkembang dalam masyarakat tradisional mempengaruhi sikap dan pola pikir masyarakat. Dalam masyarakat tradisional terdapat pola pikir bahwa segala sesuatu selalu dikaitkan dengan kekuatan ghaib yang dianggap ada dalam alam semesta dan di sekitar tempat tinggal mereka. Pola pikir demikian selalu mengaitkan peristiwa-peristiwa hidup dengan kejadian-kejadian kodrati yang terdapat di alam semesta. 39 Rokat Praoh Kesellem di Pulau Mandangin merupakan salah satu wujud kebudayaan lokal yang memiliki akar sangat kuat dalam kehidupan masyarakat, ia menjadi sebuah tradisi yang mencakup keyakinan masyarakat. Kedatangan agama Islam dan pencampuran nilai-nilai Islam di dalamnya semakin menambah kesakralan tradisi ini dalam pandangan masyarakat. Rokat Praoh Kesellem kemudian menjadi sebuah ritual 38 Sztompka Piotr, Sosiologi Perubahan Sosial Jakarta: Prenada, 2004, 69-70. 39 Harun Hadiwiyono, Sari Sejarah Filsafat Barat 2 Yogyakarta: Kanisius, 1980, 19. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id keagamaan yang dipegang kokoh oleh masyarakat dan melaksanakannya dipandang sebagai ibadah dengan muatan pahala yang tidak kecil. Rokat Praoh Kesellem sekarang ini di Pulau Mandangin merepresentasikan unsur nilai budaya lokal dan unsur-unsur nilai Islam yang saling berkaitan. Lokalitas Rokat Praoh Kesellem dan nilai-niai keIslaman telah menjadi satu-kesatuan dalam pelaksanaan Tradisi Rokat Praoh Kesellem saat ini. Walaupun demikian, perbedaan keduanya tersebut akan menunjukkan bahwa Rokat Praoh Kesellem merupakan wujud kebudayaan lokal yang mengandung nilai-nilai lokal kemudian pada saat ini dibungkus dengan nilai-nilai Islam. Rokat Praoh Kesellem secara lahir tampak sebagai wujud kebudayaan lokal dan secara batin ia mengandung nilai-nilai Islam yang luhur, keduanya tidak bisa dihadapkan secara berhadap-hadapan, melainkan mesti dipandang sebagai dua wilayah dengan hubungan yang sungguh baik. 40 Secara lebih jelas, berikut ini akan dijelaskan mengenai unsur-unsur nilai lokal Rokat Praoh Kesellem : 1. Tunpeng Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tumpeng dapat di namakan sebagai nasi yang dihidangkan dalam bentuk kerucut untuk selametan. 41 Jika kita selametan dalam budaya Jawa oleh Koentjoronigrat, kita dapat mengerti bahwa tumpeng merupakan hidangan dalam tradisi atau upacara selametan, maka tumpeng juga 40 Clifford Greerzt, Kebudayaan dan Agama, Terj. Francisco Budi Hardiman Yogyakarta: Kanisius, 1992, 5. 41 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia III Jakarta: Balai Pustaka, 2001, 1222. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id merupakan sajian yang sakral dan memiliki makna spiritual, begitu pun dalam komponen tumpeng itu sendiri. Tumpeng itu sendiri bagi masyarakat Madura merupakan ungkapan hidup melalui jalan yang lurus, sebagai pedoman ayat dan doa. Nasi tumpeng yang berbentuk kerucut di tempatkan ditengah-tengah dan bermacam-macam lauk pauk di susun di sekeliling kerucut tersebut. Tumpeng merupakan simbol sistem kehidupan. Kerucut nasi yang menjulang tinggi melambangkan keagungan Allah Swt yang maha pencipta alam beserta isinya, sedangkan aneka lauk pauk merupakan simbol dari isi ala mini. 2. Kesenian Ronnang atau Ludruk Seni merupakan sebuah sistem budaya, maka artinya nilai-nilai rasa tersebut diberikan, letakkan, biasakan oleh masyarakat sebagai semacam pedoman interaksi bagi pribadi-warga masyarakat. Pada umumnya, orang memahami kesenian sebagai bentuk-bentuk ekspresi kultural yang hadir dari dalam pengalaman hidup warga suatu kelompok masyarakat, dilakukan oleh warga masyarakat sendiri, serta dimainkan terutama untuk memenuhi kebutuhan mereka bersama. 42 dalam pengertian ini, rakyat atau warga masyarakat menempati posisi sentral dalam kehidupan kesenian. Seni tradisional di Madura banyak macamnya meliputi seni rupa, tari, lukis dan masih banyak seni yang lain. 42 Lono Simatupang, Pergelaran Sebuah Mozaik Penelitian Seni-Budaya Yogyakarta: Jalasutra, 2013, 271-272.