Media Komik KAJIAN TEORI

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Teks membuatnya lebih dimengerti, dan alur membuatnya lebih mudah untuk diikuti dan diingat. 38 Media komik merupakan media yang mempunyai sifat sederhana, jelas, mudah dipahami dan lebih bersifat personal sehingga bersifat informatif dan edukatif. 39 Komik sebagai media pembelajaran merupakan alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam konteks ini pembelajaran menunjuk pada sebuah proses komunikasi antara pelajar siswa dan sumber belajar dalam hal ini komik pembelajaran. Komunikasi belajar akan berjalan dengan maksimal jika pesan pembelajaran disampaikan secara jelas, runtut, dan menarik. 40 Berdasarkan definisi di atas, komik pembelajaran merupakan media yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan dalam memahami suatu materi. Penggunaan analogi dan penggambaran cerita dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu siswa untuk memahami suatu materi. Objek-objek yang terlalu kecil, terlalu besar, berbahaya atau bahkan tidak dapat dikunjungi oleh siswa dapat dihadirkan melalui media komik pembelajaran. 2. Penggunaan Media Komik dalam Pembelajaran Komik sebagai media pembelajaran merupakan salah satu media yang dipandang efektif untuk mengembangkan kreativitas dalam bidang desain komunikasi visual. Dalam Al- Qur’an ada beberapa ayat yang 38 Waluyanto, H, D. 2005. Komik Sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran. Jurnal Pendidikan, Vol. 7, 51. 39 A. Rohani, Media Instruksional Edukatif. Jakarta:Rineka Cipta, 1997, 21. 40 Waluyanto, H, D. 2005. Komik Sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran. Jurnal Pendidikan, Vol. 7, 51. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id terkait secara langsung tentang dorongan untuk memilih media secara tepat dalam proses pembelajaran, diantaranya dalam surat An-Nahl ayat 125:6                           Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Komik adalah suatu bentuk media komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk menyampaikan informasi secara popular dan mudah dimengerti. Hal ini dimungkinkan karena komik memadukan kekuatan gambar dan tulisan yang dirangkai dalam suatu alur cerita gambar yang membuat informasi lebih mudah diserap. Teks membuatnya lebih dimengerti, dan alur membuatnya lebih mudah untuk diikuti dan diingat. Dewasa ini komik telah berfungsi sebagai media hiburan yang dapat disejajarkan dengan berbagai jenis hiburan lainnya seperti film, TV, dan bioskop. Dengan komik, kita diajak untuk mengenal lingkungannya di samping meningkatkan rasa fantasi, imajinasi, dan jiwa kreatif. Dewasa ini komik banyak diminati oleh masyarakat kita, karena keberhasilannya digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id mengungkapkan cerita dan gagasan kepada para pembaca secara menarik dan mudah dimengerti melalui ungkapan-ungkapan visual yang beruntun dan menyenangkan. Untuk itu, media komik berpotensi untuk menjadi sumber belajar. Dalam hal ini, komik pembelajaran berperan sebagai alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. 41 Komik seharusnya dikelola secara maksimal agar menjadi medium informasi yang memiliki manfaat sosial bagi masyarakat banyak. Seperti di Jepang, komik hadir bukan cuma sebagai cerita, melainkan juga sebagai materi pembelajaran dan sebagai media komunikasi yang efektif. Pesan pembelajaran yang disampaikan dalam komik pembelajaran dapat dikatakan baik apabila memenuhi beberapa syarat, yaitu : a Pesan pembelajaran harus meningkatkan motivasi pembelajar. Pemilihan isi dan gaya penyampaian pesan mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada proses belajar mengajar. b Isi dan gaya penyampaian pesan juga harus merangsang proses belajar mengajar memproses apa yang dipelajari serta memberikan rangsangan belajar baru. c Pesan pembelajaran yang baik akan mengaktifkan pelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong pelajar untuk melakukan praktik-praktik dengan benar. Menggunakan komik sebagai media pembelajaran juga harus mempertimbangkan evaluasi dari materi yang telah disampaikan, sehingga 41 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2011, 64. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pelajar dapat mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian pemahaman pelajar terhadap materi yang disampaikan melalui komik pembelajaran. 3. Kelebihan Media Komik Sebagai salah satu media visual, media komik tentunya memiliki kelebihan tersendiri jika dimanfaatkan dalam kegiatan belajar-mengajar. Kelebihan media komik dalam kegiatan belajar-mengajar adalah: a. Komik dapat memotivasi siswa selama proses belajar mengajar. b. Komik terdiri dari gambar-gambar yang merupakan media yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. c. Komik bisa membangkitkan minat membaca dan mengarahkan siswa untuk disiplin membaca khususnya mereka yang tidak suka membaca. 4. Kelemahan Media Komik. Memang tidak semua isi komik memberikan pengajaran yang positif. Di balik nilai-nilai yang telah disebutkan di atas, komik pun memberikan dampak buruk yang perlu diwaspadai oleh para penggemarnya. Oleh karena itu, hal-hal berikut ini perlu diwaspadai. a. Komik membatasi bahkan memungkinkan penumpulan imajinasi. b. Tidak mampu menikmati dan mengapresiasi karya-karya sastra. c. Komik menimbulkan efek adiktif. 42 42 http:uuntriwahyudi.blogspot.co.id diakses pada 24 Desember 2015 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut. PTK meliputi tiga kata yaitu “penelitian”, “tindakan” dan “kelas”. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi peneliti atau orang-orang yang berkepentingan dalam rangka peningkatan kualitas di berbagai bidang. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam pelaksanaannya berbentuk rangkaian periodesiklus kegiatan. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswamahasiswa yang dalam waktu yang sama dan tempat yang sama dari seorang gurudosen yang sama. 1 Menurut Suyanto dalam Masnur, PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional. 2 1 Ekawarna, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Referensi, 2013, 4. 2 Mansur Muslich, Melaksanakan PTK itu mudah Clasroom Action Research, cet. ke-2, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, 9. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Pertama kali penelitian tindakan kelas diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robbin Mc Taggart, John Elliot, Dave Abbutt dan lainnya. Pada awalnya penelitian tindakan menjadi salah satu model penelitian yang dilakukan pada bidang pekerjaan tertentu dimana penelitian melakukan pekerjaannya, baik dibidang pendidikan, kesehatan maupun pengolahan sumber daya manusia. 3 Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan jalan merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dan siswi dapat meningkat. 4 Dari pengertian tersebut maka penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas dalam rangka memecahkan masalah sampai masalah itu dapat dipecahkan. Dalam pelaksanaannya, penelitian tindakan kelas ini, menggunakan model Kurt Lewin. Model Kurt Lewin merupakan model yang selama ini menjadi acuan pokok dari berbagai model action research, terutama classroom action research CAR. Lewin adalah orang pertama yang memperkenalkan action research. Konsep pokok action research menurut Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu: 1 perencanaan planning, 2 aksi atau tindakan acting, 3 Nizar Alam Hamdani dan Dody Hermana, Classroom Action Research Rahayasa, 2008, 42- 43. 4 Nur Hamim dan Husniyatus S, Penelitian Tindakan Kelas Surabaya: PT. Revka Petra Media, 2009, 27. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 3 observasi observing dan 4 refleksi reflecting, hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus. 5 Apabila digambarkan dalam bentuk visualisasi, maka model Kurt Lewin akan tergambar dalam bagian seperti berikut : Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, dimana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrument pertama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk. 6 5 Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research; Teori dan Praktik, cet. ke-3, Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2012, 29-30. 6 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008, 44-45. Identifikasi masalah Perencanaa nPlanning Tindakan Acting Refleksi Reflecting Observasi Observing Perencanaan Ulang Siklus I Siklus II dst Prosedur PTK Model Kurt Lewin digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Setting Penelitian Dan Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Al-Muhtadi Sendangagung Paciran Lamongan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 20152016 pada mata pelajaran SKI dengan pokok bahasan kejadian luar biasa yang mengiringi kelahiran Nabi Muhammad SAW. kelas III yang berjumlah 19 siswa yang terdiri dari 11 perempuan dan 8 laki- laki. Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di MI Al-Muhtadi Sendangagung Paciran Lamongan ini menitikberatkan pada pengetahuan siswa tentang kejadian luar biasa yang mengiringi kelahiran Nabi Muhammad SAW. Alasan yang mendorong pada peneliti untuk melaksanakan penelitian di kelas III ini adalah karena pengetahuan siswa tentang perjuangan kejadian luar biasa yang mengiringi kelahiran Nabi Muhammad SAW. masih dianggap kurang. Mereka juga cenderung kurang tertarik dengan metode dan media yang disampaikan dalam mata pelajaran SKI, dan kurang termotivasinya siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan alasan tersebut menyebabkan siswa kesulitan dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, peneliti berusaha menggunakan media komik ini untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang kejadian luar biasa yang mengiringi kelahiran Nabi Muhammad SAW. di kelas III.

C. Variabel Yang Diteliti

Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu: peningkatan pemahaman sejarah kebudayaan Islam materi kejadian luar biasa yang mengiringi lahirnya digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id nabi Muhammad SAW. Menggunakan media komik pada kelas III MI Al- Muhtadi Sendangagung Paciran Lamongan Variabel adalah karakter dari unit observasi yang mempunyai variasi atau segala sesuatu yang dijadikan objek penelitian. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini, 7 yaitu : Variabel Input : Siswa kelas III MI Al-Muhtadi Sendangagung Paciran Lamongan. Variabel Proses : Penerapan dengan menggunakan media komik. Variabel Output : Peningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran SKI materi kejadian luar biasa yang mengiringi lahirnya nabi Muhammad SAW. D. Rencana Tindakan Dalam penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus. Adapun rencana tindakan pada setiap siklus dan diuraikan sebagai berikut :

1. Siklus I

a. Perencanaan Pada tahap awal ini peneliti bersama guru mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam kelas III Bapak Ahmad Yasifun, S.Pd.I melakukan diskusi atau musyawarah tentang permasalahan yang dialami selama kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran SKI materi kejadian luar biasa yang mengiringi lahirnya nabi Muhammad SAW. terhadap peningkatan pemahaman siswa, mengidentifikasi masalah, kemudian 7 Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996, Cet ke-1, 216.