Pembelajaran untuk Meningkatkan Kualitas Argumen

7 argumentasi merupakan salah satu kecakapan yang penting dalam memecahkan masalah yang bersifat ill-structured . Keraf 2004 menyatakan bahwa argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan.

D. Pembelajaran untuk Meningkatkan Kualitas Argumen

Walaupun kecakapan membangun argumen itu merupakan hasil belajar yang penting, namun sejumlah studi menunjukkan bahwa para siswa umumnya kurang mampu membangun argumen yang kokoh cogent argument Cerbin, 1988; Jonnassen, 1999; Tan dkk, 2001; Marttunen dkk, 2005;Erduran dkk, 2006; Simon dkk, 2006; Chase, 2011. Perkin dalam Shin McGee, 2004 menemukan bahwa kemampuan pebelajar sekolah menengah atas untuk membangun argumen umumnya mengecewakan dan tidak mengalami perbaikan yang siginifikan selama di perguruan tinggi. Cerbin 1988 juga menemukan bahwa para pebelajar umumnya tidak mampu menghubungkan dasar-dasar dengan pendirian melalui penalaran warrant . Jonassen dalam Reigeluth 1999 juga menyatakan bahwa ketrampilan membangun argumen dari kebanyakan pebelajar belum cukup berkembang, sehingga diperlukan topangan belajar atau pembelajaran untuk membangun argumen. Tan,dkk 2001 mencatat bahwa walaupun argumentasi merupakan sarana pokok dalam memecahkan masalah ill-structured , namun pebelajar sering menghadapi kesulitan dalam melakukan penalaran dan membangun argumen yang masuk akal.Patric dalam Shin McGee, 2004 mengutip laporan NAEP 2001 yang menyatakan bahwa sebagian besar pebelajar di K-12 tidak mampu mencapai tingkat pencapaian „ advance ‟ di bidang studi sejarah Amerika, yang memang menuntut ketrampilan untuk membangun argumen historis. Marttunen 2005 juga mencatat bahwa konstatasi tentang pebelajar sekolah menengah mampu terlibat dalam diskusi argumentatif kritis tidaklah sesuai dengan kenyataan.Erduran dkk, 2006 mencatat bahwa bahkan lulusan program sain sekalipun biasanya tidak mampu menyajikan bukti dan pembenaran atas klaim mereka tentang dunia nyata.Sejalan dengan temuan Patric di atas, Simon dkk, 2006, Chase 2011 menyatakan bahwa hasil evaluasi nasional di AS pada tahun 1996, 1998 dan 2008, hampir 40 dari siswa kelas 12 tidak memiliki ketrampilan membuat argumen tertulis. 8 Tampak bahwa berbagai hasil studi di atas menunjukkan adanya kelemahan umum yang dihadapi pebelajar dalam membangun suatu argumen yang berkualitas. Oleh karena itu kini telah banyak dikembangkan pembelajaran untuk pengembangan kecakapan membangun argumen Cerbin, 1988; Leeman, 1987; Cho Jonassen, 2002.Cerbin 1988 menggunakan strategi pembelajaran langsung tentang ketrampilan bernalar berbasiskan model argumentasi yang jelas guna mengembangkan kemampuan membangun argumen. Cho Jonassen 2002 mencatat adanya sejumlah penelitian yang menunjukkan manfaat pembelajaran langsung model Cerbin tersebut di atas dalam perbaikan struktur dan penulisan argumen. Leeman 1987 mendukung penggunaan model argumen Toulmin dalam kelas pendidikan hukum untuk mengembangkan keterampilan berargumentasi. Sedangkan Andriessen 2003 menekankan pentingnya pembelajaran untuk berargumen dalam suasana kolaboratif bukan kompetitif. Di bidang teknologi pendidikan kini telah dikembangkan pula teknik-teknik yang dimaksudkan untuk memperlancar proses dan meningkatkan kemampuan dalam membangun argumen. Salah satu teknologi pembelajaran yang dikembangkan itu adalah pemanfaatan scaffolding topangan belajar dalam pembelajaran membangun argumen. Cho Jonassen 2002 mencatat bahwa kini telah dikembangkan scaffolding kecakapan berargumen dalam bentuk alat-alat kognitif cognitve tools , seperti program Sherlock buatan Lajole dan Lesgod dan CSCA computer-supported collaborative argumentation . Di samping itu ada pula program Convine Me dari Diehl dkk 2001 , peta argumen dari Nussbaum 2002 , ‘Quest - Map’ yang „ constrain-based argumentation tool ‟‟ dari Tan dkk 2001 , „ peer challenge ‟ berpedoman, „ self-monitoring ‟ berpedoman dan „ self-monitoring ‟ tanpa pedoman sebagai scaffolding pembelajaran sejarah dari Choi dkk 2004 , dan „ online argumentation scaffolds ‟ dari Cho Jonassen 2002 .Pinkwart dkk 2008 mengembangkan program LARGO sebuah program untuk argumentasi legal yang membantu siswa membuat diagram argumentasi lisan yang termuat dalam transkrip peradilan Mahkamah Agung Amerika Serikat. Sedang Abbas dan Sawamura 2009 mengembangkan program ALES untuk membantu siswa dalam pengembangan argumen. 9

E. Penelitian tentangPembelajaran Argumen