PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU CYBER CRIME DI INDONESIA.

4. Bagi Pemerintan dan Kepolisian Dengan adanya penelitian ini maka diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dan juga pihak kepolisian, sebagai bahan referensi untuk menjadikanya dasar atau masukan tentang pentingnya dibentuk suatu peraturan perundang- undangan yang secara khusus mengatur mengenai tindak pidana cybercrime dan tindak pidana lainya yang berkaiatan dengan dunia maya, telekomunikasi dan informasi.

E. Keaslian Penulisan Penelitian dengan judul ‘’UPAYA YANG DI LAKUKAN OLEH

POLISI DALAM MENANGGULANGI PRAKTEK PENIPUAN MELALUI MEDIA KOMUNIKASI DALAM BENTUK SMS’’ merupakan hasil karya asli dan bukan merupakan hasil plagiat atau mengambil alih karya orang lain atau pun menduplikasikan hasil karya orang lain. Namun ada beberapa skripsi yang senada sebagai berikut:

1. PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU CYBER CRIME DI INDONESIA.

Skripsi ini berasal dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Fakultas Hukum tahun 2007, yang ditulis oleh saudari Ririn Novianti Sumanda Rumusan Masalah: a Mengapa jaringan internet dapat menjadi tempat kejahatan? b Bagaimanakah penerapan sanksi pidana terhadap pelaku cybercrime yang terjadi di Indonesia? Tujuan Penelitian : Penulis ini mencari kejelasan guna melengkapi pengetahuan teoritis dengan tujuan; a Untuk mengetahui apakah jaringan internet dapat menjadi tempat kejahatan. b Untuk mengetahui bagaimanakah aplikasi penerapan sanksi pidana terhadap pelaku cybercrime di Indonesia c Untuk mengetahui langkah-langkah apa yang dilakukan untuk mengamankan system informasi yang berbasis internet. d Untuk menjaga nama baik bangsa Indonesia di dunia internasional dan di dunia maya. Hasil Penelitian: a Bahwa jalur internet dapat dijadikan tempat untuk melakukan kejahatan, kerena jalur internet dapat digunakan untuk melakukan kejahatan dan melanggar hukum. Disamping itu ditemukan aparat penegak hukum yang kurang mengusai teknologi komputer, dan terbatasnya teknologi yang dimiliki oleh aparat penegak hukum atau bahkan belum dibangunnya kerjasama antar Negara dalam bidang cybercrime, padahal wilayah kejahatanya sudah sering melibatkan beberapa wilayah Negara. b Penerapan sanksi pidana bagi pelaku cybercrime di Indonesia masih sulit diterapkan dengan sanksi hukum yang sesuai dikerenakan belum adanya Undang-Undang yang secara khusus mengatur tentang cyberlaw untuk menjerat pelaku cybercrime karena masih menjadi polemic hukum tentang sahnya barang bukti. 2. PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MASYARAKAT ATAS PRAKTEK PENIPUAN MELALUI MEDIA KOMUNIKASI LEWAT PESAN SINGKAT ATAU SMS Skripsi ini berasal dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Fakultas Hukum Tahun 2013, yang ditulis oleh saudara Yustinus Ewaldino Dominggo Rumusan Masalah: a Apakah bentuk perlindungan hukum bagi masyarakat yang mengalami penipuan lewat layanan SMS Short Massage Services b Apakah hukum positif yang ada dan berlaku di Indonesia saat ini dapat menanggulangi kejahatan berjenis Cybercrime pada umumnya dan masalah penipuan lewat SMS pada khususnya? Tujuan Penelitian : Penulis ini mencari kejelasan guna melengkapi pengetahuannya dengan tujuan; a Masyarakat mengetahui, memahami dan juga dapat memperjuangkan hak- haknya sebagai korban penipuan dan juga tidak melupakan kewajiban untuk mawas diri atas setiap bentuk penipuan berkedok media yang pastinya sangat menggoda masyarakat awam yang tidak paham akan akibat, dan tidak paham atas aturan hokum yang berlaku di negara ini, sehingga mereka menjadi paham akan hak dan bentuk perlindungan dari negara yang harus mereka dapatkan. b Dapat menemukan dan memberikan informasi kepda semua kalangan mengenai bentuk dan kebijakan pemerintah dalam menanggulangi kejahatan cybercrime, selain itu menganalisis mengenai implementasi ketentuan hokum cybercrime, beserta ketentuan hokum lainnya, yang dapat diterapkan atas kejahatan cybercrime, khususnya kejahatan dengan modus penipuan lewat pesan singkat atau SMS. Hasil Penelitian: a Pihak berwajib khususnya kepolisian, telah memberikan perlindungan hukum kepada masyarakat yaitu, dengan cara mengimplementasikan peraturan perundang-undang yang ada saat ini yaitu KUHP , Undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi elektronik dan atau Undang- undang nomor 8 tahun 2009 tentang Perlindungan konsumen.Selainitu pihak kepolisian juga melaksanakan tindakan pencegahan atau tindakan prefentif dalam menutupi kekurangan hukum pidana nasional, seperti pendekatan kultur, pendidikan, pendekatan teknologi, penyuluhan atau kerjasama kepolisian bina masyarakat, dengan penyedia layanan telekomunikasi Provider dan masyarakat atau instansi pendidikan. b Hukum positif di Indonesia saat ini memang sudah dapat dijadikan dasar menanggulangi dan menindak kasus Cybercrime, khususnya penipuan lewat media komunikasi dalam pesan singkat atau SMS di indonesia, tetapi yang perlu diperhatikan adalah belum optimal pelaksanaanya karena ada kejahatan penipuan lewat pesan singkat atau SMS yang tidak dapat dijangkau dan diproses dengan ketentuan hukum pidana nasional yang berlaku saat ini yakni dengan menerapkan KUHP, Undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi elektronik, dan Undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen, atau berbedanya penerapan hukum terhadap kasus kejahatan yang sama disetiap pengadilan dan kurang maksimalnya penjatuhan sanksi kepada pelaku tindak pidana tersebut sehingga tidak menimbulkan efek jera kepada pelaku tindak pidana tersebut.

3. UPAYA POLISI DALAM PENANGGULANGAN KASUS PEMBOBOLAN KARTU KREDIT MELALUI INTERNET