4.4. Pengujian bluetooth HC05
Pengujian rangkaian Bluetooth ini menggunakan komunikasi serial dan dapat dilihat pada android. pada android dapat digunakan aplikasi Bluetooth
terminal, aplikasi tersebut dapat didownload diplaystore. Dibawah ini yaitu program unutuk pengujian Bluetooth.
void setup { Serial.begin9600;
} void loop {
Serial.printlntes serial; delay1;
} Untuk melihat datanya di android. kita terlebih dahulu harus mencocokan
antara device dengan android atau mensinkronisasi. Data hasil pengujian konsentrasi kadar gas aseton dengan nafas dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Pengujian Konsentrasi Gas Aseton dengan Nafas
Konsentrasi Gas Aseton dengan Nafas Volume
Stabil Percobaan 1
Percobaan 2 Percobaan 3
Nafas Pure 189,56
234,42 232,57
229,89 200 µl
189,56 475,51
473,62 470,64
180 µl 189,56
468,93 466,51
465,56 160 µl
189,56 456,09
453,63 451,56
140 µl 189,56
450,74 448,32
446,88 120 µl
189,56 443,45
440,57 437,7
100 µl 189,56
434,3 430,42
428,51 80 µl
189,56 424,15
420,22 418,55
60 µl 189,56
410,43 404,58
398,32 40 µl
189,56 395,77
392,83 389,39
20 µl 189,56
383,92 380,29
377,15
Universitas Sumatera Utara
Hasil dari pengujian dari perbandingn konsentrasi gas aseton dengan sensitivitas menunjukkan bahwa sensitivitas berbanding lurus terhadap
konsentrasi gas aseton. Dan untuk mengetahui daerah linier pengukuran tegangan keluaran sensor, nafas yang dikontaminasikan dengan gas aseton diekspos ke
dalam wadah penampung, sehingga nafas yang dikontaminasikan dengan gas aseton tersebut akan tersebar dalam wadah penampung kemudian akan dipompa
agar tekanan udara yang bercampur dengan gas aseton dapat ditangkap oleh sensor MQ-138 yang peka terhadap gas organik yang mengandung kadar aseton
tinggi. Pada Gambar 4.7 diperlihatkan hubungan sensitivitas terhadap konsentrasi gas aseton menghasilkan grafik yang cenderung linier. Hal ini dapat dijelaskan
bahwa pemberian konsentrasi nafas yang dikontaminasi dengan gas aseton meningkat maka semakin tinggi tegangan keluaran yang dihasilkan . Hasil dari
sensitivitas dari sensor secara manual dapat menggunakan rumus sebagai berikut; .......................... Persamaan 4.1
Menghitung harga mutlak: |
| ............................ Persamaan 4.2
Keterangan : S = Sensitivitas
Vc = Tegangan Keluaran mV Vo = Tegangan Keluaran Diudara sebelum dikontaminasikan Gas Aseton
Sensor MQ-138 mempunyai daya kemampuan pengulangan yang baik yang di indikasikan oleh standar deviasi yang rendah untuk setiap variasi
konsentrasi. Selama pengukuran sensor MQ-138 menunjukkan pendektesian yang stabil, dan waktu respon yang cepat dan sensitivitas yang tinggi dengan demikian
sensor MQ-138 ini sangat effektif digunakan dan mempuyai kemampuan membaca keberadaan gas aseton di dalam nafas pada konsentrasi yang sangat
rendah. Recovery time ini menyatakan kemampuan sensor dalam memulihkan
kondisi sensor ke awal sebelum pengeksposan. Dalam pelaksanaan penelitian,
Universitas Sumatera Utara
pengeksposan selama 3 kali pengulangan menunjukkan waktu pendeteksian optimal sensor pada 1 menit untuk semua kadar gas aseton. Selama pengukuran,
sensor menunjukkan pendeteksian yang stabil, waktu respon yang cepat sensitivitas yang tinggi.
Gambar 4.7 Grafik linieritas sensitivitas sensor dengan nafas pada variasi beberapa konsentrasi aseton.
Dari hasil pengujian dan perbandingan dari grafik pada gambar di atas didapat bahwa linieritas yang diperoleh bergantung pada nilai inputnya
konsentrasi gas. Linieritas sensor mempengaruhi sensitivitas sensor. Karena sensitivitas, secara teori merupakan ukuran seberapa jauh kepekaan sensor
terhadap kuantitas yang diukur dan dinyatakan dengan bilangan yang menunjukkan perubahan keluaran berbanding dengan masukannya.
Karakteristik respon sensor menyatakan seberapa cepat tanggapan sensor
terhadap perubahan masukan gas uji yang diberikan. Pada pemberian
konsentrasi nafas yang dikontaminasi dengan gas aseton pada konsentrasi yang berbeda yaitu, 20µL, 40µL, 60µL, 80µL, 100µL, 120µL, 140µL, 160µL, 180µL
dan 200µL memberikan perubahan tegangan listrik yang berbeda pula. Semakin besar konsentrasi nafas yang dikontaminasikan dengan gas aseton yang diberikan
100 200
300 400
500
Nafas Pure
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
S e
n si
ti v
it a
s
Konsentrasi Gas Aseton ppm
232,29 380,45
392,66 404,44
420,97 431,07
440,57 448,64
453,76 467
473,25
232,29 380,45
420,97 431,07
440,57 453,76
473,25
232,29 380,45
420,97 431,07
440,57 453,76
473,25
Universitas Sumatera Utara
maka semakin besar pula perubahan nilai tegangan keluarannya. Terjadinya kenaikan tegangan keluaran sensor sejalan dengan jumlah konsentrasi aseton yang
diberikan selama proses pengujian berlangsung dengan range pengukuran untuk masing - masing sensor pada tiap - tiap konsentrasi gas.
Karakteristik repeatability sensor menyatakan kemampuan sensor untuk memberikan hasil yang sama jika diuji pada kondisi dan metode yang sama
memberian keluaran yang relatif sama. Penentuan repeatability sensor dalam penelitian ini dilakukan dengan dengan mengekspos nafas dengan komposisi yang
berbeda pada variasi konsentrasi gas aseton, yakni pada 20µL, 40µL, 60µL, 80µL, 100µL, 120µL, 140µL, 160µL, 180µL dan 200µL dengan pengulangan sebanyak
tiga kali. Kebolehulangan sensor untuk menampilkan hasil pengukuran yang sama
atau repeatability juga menyatakan stabilitas keluaran sensor. Kestabilan hasil pengukuran ditunjukkan oleh tegangan keluaran sensor dengan konsentrasi gas
aseton yang berarti adanya perbaikan pada karakteristik sensor MQ-138. Dimana sensor masih mampu menunjukkan hasil yang sama baik saat diekspos maupun
setelah direcovery meskipun telah dilakukan pengukuran berulang - ulang. Pengujian dalam pendeteksi gas aseton di dalam nafas. Menggunakan Gas
aseton cair yang diuapkan ke dalam wadah penampung yang berisi 20µL sampai 200µ L. Maka konsentrasi gas aseton yang diuji diubah dari µ L ke ppm.
Karenanya, konsentrasi gas aseton yang dideteksi dikonversi dari volume acetone liquid ke ppm acetone gas menggunakan persamaan berikut:
.......................... Persamaan 4.3
Universitas Sumatera Utara
Pada akhirnya didapat konsentrasi gas aseton untuk pengujian yang divariasikan mulai dari 0,2 ppm; 0,4 ppm; 0,8 ppm; 1 ppm; 1,2 ppm; 1,4 ppm; 1.6
ppm; 1,8 ppm; 2 ppm serta udara normal. Nilai - nilai tersebut diperoleh dari menguapkan aseton cair dengan volume masing - masing sebesar 20µL, 40µL,
60µL, 80µL, 100µL, 120µL, 140µL, 160µL, 180µL dan 200µL.
Tabel 4.2. Perhitungan Standar Deviasi dan Rata-Rata dari tiap-tiap konsentrasi dengan pengulangan sebanyak 3
Konsentrasi Gas Aseton dengan Nafas ppm Stabil
Percobaan 1
Percobaan 2
Percobaan 3
Rata-Rata Standar
Deviasi Nafas
189,56 234,42
232,57 229,89
232,2933333 2,277637665 2 ppm
189,56 475,51
473,62 470,64
473,2566667 2,455246084 1,8 ppm
189,56 468,93
466,51 465,56
467 1,737613306
1,6 ppm 189,56
456,09 453,63
451,56 453,76
2,267796287 1,4 ppm
189,56 450,74
448,32 446,88
448,6466667 1,950623832 1,2 ppm
189,56 443,45
440,57 437,7
440,5733333 2,875001449 1 ppm
189,56 434,3
430,42 428,51
431,0766667 2,950327665 0,8 ppm
189,56 424,15
420,22 418,55
420,9733333 2,875001449 0,6 ppm
189,56 410,43
404,58 398,32
404,4433333 6,056156647 0,4 ppm
189,56 395,77
392,83 389,39
392,6633333 3,193263743 0,2 ppm
189,56 383,92
380,29 377,15
380,4533333 3,387954152
Gambar 4.8 Grafik linieritas sensitivitas sensor dengan nafas pada variasi beberapa konsentrasi aseton ppm
100 200
300 400
500
Nafas 0,2
ppm 0,4
ppm 0,6
ppm 0,8
ppm 1 ppm
1,2 ppm
1,4 ppm
1,6 ppm
1,8 ppm
2 ppm
se n
si ti
v it
a s
konsentrasi aseton ppm
392,66 404,44
420,97 431,07
440,57 448,64
453,76 467
392,66 404,44
431,07 448,64
453,76 467
473,25
Universitas Sumatera Utara
BAB V PENUTUP