113
2. Sumber Daya Manusia
Jumlah penduduk yang mendiami provinsi Jawa Tengah sangatlah banyak. Jumlah penduduk terbagi menjadi dua kategori, kategori yang pertama ialah
penduduk yang berpendidikan dan tidak mengeyam bangku pendidikan. Banyaknya jumlah penduduk yang berpendidikan disebabkan oleh banyaknya
sejumlah sekolah dan universitas yang tersebar di Jawa Tengah. digunakannya sejumlah sarana pendidikan tersebut dengan baik akan menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas. Kualitas sumber daya manusia terletak pada kualitas pendidikan yang diperolehnya. Dan sebagian besar penduduk yang
tidak mengeyam bangku pendidikan memilih untuk bekerja di sektor pertanian, buruh kasar dan asisten rumah tangga. Bagi penduduk yang berpendidikan
akan mempengaruhi angka indeks pembangunan manusia IPM di Provinsi Jawa Tengah dan sumber daya manusia yang berkualitas akan berpengaruh
secara langsung terhadap keberhasilan terlaksananya investasi asing di Jawa Tengah.
3. Ekonomi Global
Di era globalisasi saat ini, arus mobiliasasi barang dan jasa tidak terbatas pendistribusiannya di dalam negeri saja. Akan tetapi mobiliasasi barang dan
jasa pendistribusiannya mencakup dalam dan luar negeri. Globalisasi merupakan kesempatan emas bagi Pemerintah Jawa Tengah untuk
mempromosikan dan memperkenalkan beberapa macam potensi yang dimiliki oleh Provinsi Jawa Tengah. beberapa macam produk UMKM, Produk Olahan
makanan dan Kerajinan yang berasal dari Provinsi Jawa Tengah menjadi barang yang banyak diminati oleh investor asing untuk mengembangkan lebih
baik produk-produk yang telah dihasilkan sebelumnya. Diharapkan nilai tambah dan nilai jual dari beberapa produk UMKM, Produk Olahan Makanan
dan Kerajinan menjadi lebih baik 4.
Perkembangan Teknologi Teknologi saat ini telah menguasai dunia. Dengan teknologi yang semakin
maju dan tak terbatas, terutama teknologi informasi, menjadikan akses informasi ke seluruh belahan dunia mudah didapatkan. Hal ini menjadi peluang
besar bagi Indonesia dan Jawa Tengah pada khususnya, guna mempromosikan
114
produk barang dan jasa lokal ke seluruh mancanegara. Selain itu, sejalan dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang pembangunan lainnya, juga
merupakan peluang untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas serta produktivitas produk-produk lokal, sehingga mampu memberikan nilai tambah
dan mengembangkan varian produk produk lokal yang mampu bersaing di pasar global.
115
BAB IV FAKTOR-FAKTOR PENINGKATAN INVESTASI ASING OLEH
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH 2013-2016
Sejak beberapa tahun terakhir, Propinsi Jawa Tengah telah menjadi destinasi utama dalam aktivitas perekonomian di wilayah Pulau Jawa pada khususnya dan
Indonesia pada umumnya yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang secara konsisten menunjukkan tren dan statistik yang positif, pembangunan infrastruktur yang
menggeliat, sarana dan prasarana pendukung aktivitas perekonomian yang semakin maju serta komitmen pemerintah yang kuat dalam mendorong percepatan dan akselerasi
perekonomian daerah, salah satunya dengan menggeliatkan aktivitas investasi melalui serangkaian kebijakan peningkatan investasi.
Kegiatan investasi ialah suatu awal tahapan proses menggerakkan roda pembangunan yang tepat guna, sistematis dan berkelanjutan. Tepat guna, Pemerintah
daerah harus mampu secara mandiri mengelola sumber daya yang dimilikinya, membangun aset-aset produksi agar dapat menghasilkan barang dan jasa untuk
keperluan daerah, nasional dan internasional. sistematis, karena pemerintah daerah harus mampu merencanakan dan dapat memprediksi permintaan pasar dimasa yang
akan datang, apabila tidak dapat memprediksi maka yang akan terjadi terbuangnya sumber daya secara sia-sia. Sistematis, Pemerintah daerah dalam mengelola sumber
daya yang dimilikinya harus memperhitungkan cadangan sumber daya alam, agar dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang. oleh karena itu sangat diperlukan koordinasi
yang baik disetiap lapisan masyarakat dalam kegiatan investasi untuk pembangunan Provinsi Jawa Tengah lebih baik.
A. Arti Penting Investasi Asing Bagi Pemerintah Jawa Tengah
Salah satu dimensi kebebasan yang sudah mulai bergulir di era reformasi ini adalah otonomi daerah, terlepas dari banyaknya pro kontra kelemahan dalam
penerapannya di daerah namun otonomi daerah ini merupakan kewajiban untuk dilakukan. Wajib dilakukan dikarenakan negeri kepulauan seperti Indonesia ini sulit
menerapkan konsep pembangunan yang sentralistik, mengharap belas kasihan pusat, selayaknya di zaman dan kondisi sekarang, sudah waktunya daerah untuk berdikari.
Kehidupan daerah yang berdikari salah satunya adalah mendorong daerah untuk
116
memajukan iklim usaha dan mengundang investor asing untuk berinvestasi di daerahnya. Posisi ini jelas memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk
melakukan inovasi-inovasi yang dapat mendukung kegiatan perdagangan dan investasi. Kalau kita mendasarkan pemikiran kita pada tesis Alan Krugman yang menyatakan
Modal merupakan salah satu prasyarat pertumbuhan ekonomi. Menurut Paul Krugman kembali bahwasanya angka pertumbuhan perekonomian Asia yang menakjubkan
sebetulnya didorong oleh masuknya modal asing.
1
Tesis Alan Krugman ini diakui oleh Andi Arifin
2
bahwasanya daerah perlu modal yang besar untuk menopang percepatan pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan, oleh karena itu kita sangat terbuka dengan investasi asing dan tidak hanya berpangku tangan hanya kepada APBN dan APBD yang ada, investasi asing
jangan dibayangkan sebagai proses eksploitasi asing terhadap kita, tapi kita ambil manfaat dan pelajaran untuk kita terapkan kemudian hari, eksploitasi bisa terjadi kalau
kita diam saja, toh kita juga mengawasi dan ada aturan tentang investasi itu, jadi tidak ada yang perlu ditakutkan dari investasi asing. Posisi yang jelas dalam memberikan
kesempatan kepada pemerintah untuk melakukan inovasi-inovasi yang dapat mendukung kegiatan perdagangan dan investasi ini juga,dalam konteks ini secara ideal
otonomi daerah akan menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha dan investasi dan selanjutnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan demikian otonomi
memberikan harapan kepada akselerasi dan pemerataan pembangunan di sektor ekonomi yang sebelumnya terkendala oleh sistem pemerintahan yang sentralistik.
3
Sehingga otonomi daerah dengan segala keleluasaannya merupakan kebutuhan yang urgen bagi pemerintah daerah di seluruh Indonesia, tinggal bagaimana pemerintah pusat
dapat menangkap keinginan daerah dan memberi respon yang terukur, sehingga dapat dibangun suatu peningkatan mutu kerja sama internasional oleh pemda.
Penerapan otonomi daerah di Indonesia disertai dengan keinginan daerah turut ikut serta dalam kerangka kerjasama luar negeri khususnya mengenai investasi asing
1
Paul Krugman, Majalah SWA, 05XIV5-18 Maret 1998 dalam Sidik Jatmika, Otonomi Daerah Perspektif Hubungan Internasional
, Bigraf, Yogyakarta, 2001, hal.77.
2
Andi Arifin merupakan Seksi Pengkajian dan Pengembangan Potensi dan Kewilayahan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Tengah
3
Pheni Chalid, Keuangan Daerah Investasi, Dan Desentralisasi:Tantangan dan Hambatan, Jakarta, Kemitraan Partnership, 2005, hal. 107.