30
Tressa Thursina Malika, 2014 Peningkatan Koordinasi Mata Dan Tangan Melalui Keterampilan Kirigami Pada Siswa
Cerebral Palsy Spastik Di SLB D YPAC Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
E. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka diperlukan alat ukur yang baik untuk melakukan sebuah penelitian. Alat ukur dalam
penelitian dinamakan instrumen penelitian. Menurut Sugiyono 2008: 148 instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Menurut Arikunto, 2003: 160 Saefatul, 2013:26 instrumen
penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Sedangkan Syaodih 2006: 230 mengatakan bahwa:
Instrumen tes bersifat mengukur, karena berisi pertanyaan atau pernyataan yang alternatif jawabannya memiliki standar jawaban tertentu, benar-salah ataupun
skala jawaban. Instrumen yang berisi jawaban benar-salah dapat berbentuk tes pilihan jamak multiple choice, benar salah true false, menjodohkan matching
choice, jawaban singkat short answer ataupun tes isian completion test.
Pada penelitian ini, peneliti bermaksud memperoleh data mengenai peningkatan koordinasi mata dan tangan melalui keterampilan kirigami pada
siswa cerebral palsy spastik. Maka dari itu dibuatlah instrumen yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian untuk memperoleh data tersebut. Namun sebelum
membuat instrumen, perlu dibuat kisi-kisi instrumen terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan peneliti dalam menyusun instrumen. Setelah
membuat kisi-kisi instrumen, dibuat pula pengembangan butir-butir instrumen dan menyusun program intervensinya. Berikut ini adalah langkah-langkah yang
dilakukan dalam penyusunan instrumen: 1
Membuat kisi-kisi instrumen kemampuan koordinasi mata dan tangan; Seperti yang telah dijelaskan di atas, kisi-kisi instrumen dibuat untuk
mempermudah peneliti dalam membuat instrumen yang nantinya akan dikerjakan oleh siswa. Peneliti harus memahami teori-teori mengenai penelitian yang akan
dilakukan agar memperoleh indikator yang valid untuk dapat menyusun instrumen Sugiyono, 2008: 149.
31
Tressa Thursina Malika, 2014 Peningkatan Koordinasi Mata Dan Tangan Melalui Keterampilan Kirigami Pada Siswa
Cerebral Palsy Spastik Di SLB D YPAC Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Koordinasi Mata dan Tangan
Komponen Sub Komponen
Indikator
5. Koordinasi 5.6 Koordinasi Mata
Dan Tangan 1. Melipat Kertas
2. Menebalkan Pola 3. Menggunting
Pola
2 Pengembangan butir-butir instrumen kemampuan koordinasi mata dan
tangan; Setelah membuat kisi-kisi instrumen, langkah selanjutnya adalah
mengembangkan butir-butir soal. Butir-butir soal dikembangkan berdasarkan indikator-indikator yang telah dibuat.
Tabel 3.2 Butir-butir Instrumen Kemampuan Koordinasi Mata dan Tangan
Komponen Sub
Komponen Indikator
Sub Indikator Kriteria
Penilaian 3
2 1
5. Koordinasi
5.6 Koordinasi Mata dan
Tangan 1.Melipat
kertas 1.1
Melipat kertas sama panjang secara vertikal
1.2 Melipat kertas sama panjang secara
horizontal 1.3
Melipat kertas sama panjang secara diagonal dari kanan atas ke kiri
bawah 1.4
Melipat kertas sama panjang secara diagonal dari kanan bawah ke kiri
atas 2.
Menebalkan pola
2.1 Menebalkan pola garis vertikal
2.2 Menebalkan pola garis horizontal
2.3 Menebalkan pola garis diagonal
kanan 2.4
Menebalkan pola garis diagonal kiri
2.5 Menebalkan pola garis lengkung
2.6 Menebalkan pola lingkaran
3. Menggunting
pola 3.1
Menggunting pola garis vertikal 3.2
Menggunting pola garis horizontal 3.3
Menggunting pola garis diagonal kanan
3.4 Menggunting pola garis diagonal
32
Tressa Thursina Malika, 2014 Peningkatan Koordinasi Mata Dan Tangan Melalui Keterampilan Kirigami Pada Siswa
Cerebral Palsy Spastik Di SLB D YPAC Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
kiri 3.5
Menggunting pola garis lengkung 3.6
Menggunting pola lingkaran
Keterangan aspek melipat kertas:
Nilai 3 : jika siswa mampu melipat kertas sama panjang sesuai pola. Nilai 2 : jika siswa mampu melipat kertas sesuai pola, namun tidak sama
panjang. Nilai 1 : jika siswa tidak mampu melipat kertas sama panjang, dan tidak
sesuai pola. Skor maksimum : 36
Keterangan aspek menebalkan pola:
Nilai 3 : jika siswa mampu menebalkan pola sesuai bentuknya, dan tidak keluar garis.
Nilai 2 : jika siswa mampu menebalkan pola, tetapi keluar garis. Nilai 1 : jika siswa mampu membuat coretan, tetapi tidak membentuk pola
yang disediakan. Skor maksimum : 54.
Keterangan aspek menggunting pola:
Nilai 3 : jika siswa mampu menggunting sesuai pola. Nilai 2 : jika siswa mampu menggunting, tetapi tidak sesuai pola
Nilai 1 : jika siswa hanya mampu menggunting, tetapi tidak pada pola yang
disediakan. Skor maksimum : 54
Catatan: Setiap sub indikator terdiri dari tiga butir soal.
3 Menyusun Program Intervensi
Program intervensi diberikan kepada siswa dengan menggunakan keterampilan kirigami. Dengan dibuatnya program intervensi ini diharapkan siswa
mampu mengembangkan kemampuan koordinasi mata dan tangannya sehingga kemampuannya dapat berkembang seoptimal mungkin.
33
Tressa Thursina Malika, 2014 Peningkatan Koordinasi Mata Dan Tangan Melalui Keterampilan Kirigami Pada Siswa
Cerebral Palsy Spastik Di SLB D YPAC Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
F. Proses Pengembangan Instrumen