Pembiayaan: Sumber dan Alokasi

dalam kelompok kelas, data konseli sebagai bagian dari tingkatan kelas maupun data seluruh SekolahMadrasah dapat tertampilkan. Berbagai film dan CD interaktif sebagai bahan penunjang pengembangan keterampilan pribadi, sosial, belajar dan karir juga harus tersedia, sehingga para konseli tidak hanya memperoleh informasi melalui buku ataupun papan informasi. Media bimbingan merupakan pendukung optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling.

C. Pembiayaan: Sumber dan Alokasi

Perencanaan anggaran merupakan komponen penting dari manajemen bimbingan dan konseling. Perlu dirancang dengan cermat berapa anggaran yang diperlukan untuk mendukung implementasi program. Anggaran ini harus masuk ke dalam Anggaran dan Belanja SekolahMadrasah. Memilih strategi manajemen yang tepat dalam usaha mencapai tujuan program bimbingan dan konseling memerlukan analisa terhadap anggaran yang dimiliki. Strategi manajemen program yang dipilih harus disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki. Strategi yang dipilih tanpa mempertimbangkan anggaran yang dimiliki mungkin hanya akan menjadi angan-angan yang mungkin sulit untuk sampai mencapai tujuan program. Kebijakan lembaga yang kondusif perlu diupayakan. Kepala SekolahMadrasah harus memberikan dukungan yang serius dan sistematis terhadap penyelenggaraan program bimbingan dan konseling. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling harus diperlakukan sebagai kegiatan yang utuh dari seluruh program pendidikan. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal 80 Komponen anggaran meliputi: 1. Anggaran untuk semua aktivitas yang tercantum pada program 2. Anggaran untuk aktivitas pendukung seperti untuk home visit, pembelian buku pendukung sumber bacaan,, mengikuti seminar workshop atau kegiatan profesi dan organisasi profesi, pengembangan staf, penyelenggaraan MGP, pembelian alat media untuk pelayanan bimbingan dan konseling. 3. Anggaran untuk pengembangan dan peningkatan kenyamanan ruang atau pelayanan bimbingan dan konseling seperti pembenahan ruangan, pengadaan buku- buku untuk terapi pustaka, penyiapan perangkat konseling kelompok. Sumber biaya selain dari RABS rencana anggaran belanja SekolahMadrasah, dengan dukungan kebijakan kepala SekolahMadrasah jika memungkinkan dapat mengakses dana dari sumber-sumber lain melalui kesepakatan lembaga dengan pihak lain, atau menggunakan sumber yang dialokasikan oleh komite SekolahMadrasah. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal 81 DAFTAR RUJUKAN AACE. 2003. Competencies in Assessment and Evaluation for School Counselor. http:aace.ncat.edu Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. 2007. Penataan Pendidikan Profesional Konselor. Naskah Akademik ABKIN dalam proses finalisasi. Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. 2005. Standar Kompetensi Konselor Indonesia. Bandung: ABKIN Bandura, A. Ed.. 1995. Self-Efficacy in Changing Soceties. Cambridge, UK: Cambridge University Press. BSNP dan PUSBANGKURANDIK, Balitbang Diknas. 2006. Panduan Pengembangan Diri: Pedoman untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Draft. Jakarta: BSNP dan PUSBANGKURANDIK, Depsiknas. Cobia, Debra C. Henderson, Donna A. 2003. Handbook of School Counseling. New Jersey, Merrill Prentice Hall Corey, G. 2001. The Art of Integrative Counseling. Belomont, CA: BrooksCole. Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Pendidikan Tinggi. 2003. Dasar Standardisasi Profesionalisasi Konselor. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kepen-didikan dan Ketenagaan Pendidikan Tinggi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. Engels, D.W dan J.D. Dameron, Eds. 2005. The Professional Counselor Competencies: Performance Guidelines and Assessment. Alexandria, VA: AACD. Browers, Judy L. Hatch, Patricia A. 2002. The National Model for School Counseling Programs. ASCA American School Counselor Association. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal 82 Comm, J.Nancy. 1992. Adolescence. California : Myfield Publishing Company. Depdiknas. 2003. Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Puskur Balitbang. Depdiknas, 2005, Permen RI nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Depdiknas, 2006, Permendiknas no 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, Depdiknas, 2006, Permendiknas no 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan SI dan SKL, Ellis, T.I. 1990. The Missouri Comprehensive Guidance Model. Columbia: The Educational Resources Information Center. Gibson R.L. Mitchel M.H. 1986. Introduction to Counseling and Guidance. New York : MacMillan Publishing Company. Havighurts, R.J. 1953. Development Taks and Education. New York: David Mckay. Herr Edwin L. 1979. Guidance and Counseling in the Schools. Houston : Shell Com. Hurlock, Alizabeth B. 1956. Child Development. New York : McGraw Hill Book Company Inc. Ketetapan Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia Nomor 01PengPB-ABKIN2007 bahwa Tenaga Profesional yang melaksanakan pelayanan professional Bimbingan dan Konseling disebut Konselor dan minimal berkualifikasi S1 Bimbingan dan Konseling. Menteri Pendidikan Nasional. 2006. Peraturan Menteri Nomor 22 tentang Standar Isi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal 83 Menteri Pendidikan Nasional. 2006. Peraturan Menteri Nomor 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Michigan School Counselor Association. 2005. The Michigan Comprehensive Guidance and Counseling Program. Muro, James J. Kottman, Terry. 1995. Guidance and Counseling in The Elementary and Middle Schools. Madison : Brown Benchmark. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pikunas, Lustin. 1976. Human Development. Tokyo : McGraw- Hill Kogakusha,Ltd. Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. 2003. Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Balitbang Depdiknas. Sunaryo Kartadinata, dkk. 2003. Pengembangan Perangkat Lunak Analisis Tugas Perkembangan Peserta didik dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pelayanan dan Manajemen Bimbingan dan Konseling di SekolahMadrasahdrasah Laporan Riset Unggulan Terpadu VIII. Jakarta : Kementrian Riset dan Teknologi RI, LIPI. Syamsu Yusuf L.N. 2005. Program Bimbingan dan Konseling di SekolahMadrasah. Bandung : CV Bani Qureys. --------. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Remaja Rosda Karya. --------.dan Juntika N. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. Stoner, James A. 1987. Management. London : Prentice-Hall International Inc. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal 84 Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang Nomor 14 tahun 2006 tentang Guru dan Dosen Wagner William G. 1996. “Optimal Development in Adolescence : What Is It and How Can It be Encouraged”? The Counseling Psychologist. Vol 24 No. 3 July’96. Woolfolk, Anita E. 1995. Educational Psychology. Boston : Allyn Bacon. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal 85 Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal 86 Lampiran 1. PENATAAN RUANG BIMBINGAN DAN KONSELING CONTOH MINIMAL Lampiran 2. STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK Aspek Perkembangan : Landasan Hidup Religius No. TATARAN INTERNALISASI TUJUAN SD SLTP SLTA PT 1. Pengenalan Mengenal bentuk-benuk dan tata cara ibadah sehari- hari. Mengenal arti dan tujuan ibadah. Mempelajari hal ihwal ibadah. Mengkaji lebih dalam tentang makna kehidupan beragama. 2. Akomodasi Tertarik pada kegiatan ibadah sehari- hari. Berminat mempelajari arti dan tujuan setiap bentuk ibadah. Mengembangkan pemikiran tentang kehidupan beragama. Menghayati nilai- nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku. 3. Tindakan Melakukan bentuk-bentuk ibadah sehari- hari. Melakukan berbagai kegiatan ibadah dengan kemauan sendiri. Melaksanakan ibadah atas keyakinan sendiri disertai sikap toleransi. Ikhlas melaksanakan ajaran agama dalam kehidupan. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal 87 Aspek Perkembangan : Landasan Perilaku Etis No. TATARAN INTERNALISASI TUJUAN SD SLTP SLTA PT 1. Pengenalan Mengenal patokan baik- buruk atau benar-salah dalam berperilaku. Mengenal alasan perlunya mentaati aturannorma berperilaku. Mengenal keragaman sumber norma yang berlaku di masyarakat. Menelaah lebih luas tentang nilai- nilai universal dalam kehidupan manusia. 2. Akomodasi Menghargai aturan-aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Memahami keragaman aturanpatokan dalam berperilaku alam konteks budaya. Menghargai keragaman sumber norma sebagai rujukan pengambilan keputusan. Menghargai keyakinan nilai-nilai sendiri dalam keragaman nilai- nilai yang berlaku di masyarakat. 3. Tindakan Mengikuti aturan-aturan yang berlaku dalam lingkungannya. Bertindak atas pertimbangan diri terhadap norma yang berlaku. Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek etis. Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek nilai dan berani menghadapi resiko dari keputusan yang diambil. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal 88 Aspek Perkembangan : Kematangan Emosi No. TATARAN INTERNALISASI TUJUAN SD SLTP SLTA PT 1. Pengenalan Mengenal perasaan diri sendiri dan orang lain. Mengenal cara- cara mengekspresikan perasaan secara wajar. Mempelajari cara-cara menghindari konflik dengan orang lain. Mengkaji secara objektif perasaan- perasaan diri dan orang lain. 2. Akomodasi Memahami perasaan- perasaan diri dan orang lain. Memahami keragaman ekspresi perasaan diri dan orang lain. Bersikap toleran terhadap ragam ekspresi perasaan diri sendiri dan orang lain. Menyadari atau mempertimbangkan kemungkinan- kemungkinan konsekuensi atas ekspresi perasaan. 3. Tindakan Mengekspresikan perasaan secara wajar. Mengekspresikan perasaan atas dasar pertimbangan kontekstual. Mengekpresikan perasaan dalam cara-cara yang bebas, terbuka dan tidak menimbulkan konflik. Mengekpresikan perasaan dalam cara-cara yang bebas, terbuka dan tidak menimbulkan konflik dan mampu berpikir positif terhadap kondisi ketidakpuasan. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal 89 Aspek Perkembangan : Kematangan Intelektual No. TATARAN INTERNALISASI TUJUAN SD SLTP SLTA PT 1. Pengenalan Mengenal konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan dan perilaku belajar. Mempelajari cara-cara pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Mempelajari cara-cara pengambilan keputusan dan pemecahan masalah secara objektif. Mengembangkan cara- cara pengambilan keputusan dan pemecahan masalah berdasarkan informasidata yang akurat. 2. Akomodasi Menyenangi berbagai aktifitas perilaku belajar. Menyadari adanya resiko dari pengambilan keputusan Menyadari akan keragaman alternatif keputusan dan konsekuensi yang dihadapinya. Menyadari pentingnya menguji berbagai alternatif keputusan pemecahan masalah secara objektif. 3. Tindakan Melibatkan diri dalam berbagai aktifitas perilaku belajar. Mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan resiko yang mungkin terjadi. Mengambil keputusan dan pemecahan masalah atas dasar informasidata secara objektif. Mengambil keputusan dan pemecahan masalah atas dasar informasidata secara objektif serta bermakna bagi dirinya dan orang lain. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal 90 Aspek Perkembangan : Kesadaran Tanggung Jawab Sosial No. TATARAN INTERNALISASI TUJUAN SD SLTP SLTA PT 1. Pengenalan Mengenal hak dan kewajiban diri sendiri dalam lingkungan kehidupan sehari-hari. Mempelajari cara- cara memperoleh hak dan memenuhi kewajiban dalam lingkungan kehidupan sehari- hari. Mempelajari keragaman interaksi sosial. Mengembangkan pola-pola perilaku sosial berdasarkan prinsip kesamaan equality. 2. Akomodasi Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam lingkungan kehidupan sehari-hari. Menghargai nilai- nilai persahabatan dan keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari. Menyadari nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam konteks keragaman interaksi sosial. Menghayati nilai- nilai kesamaan equality sebagai dasar berinteraksi dalam kehidupan masyarakat luas. 3. Tindakan Berinteraksi dengan orang lain dalam suasana persahabatan. Berinteraksi dengan orang lain atas dasar nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan hidup. Berinteraksi dengan orang lain atas dasar kesamaan equality. Memelihara nilai- nilai persahabatan dan keharmonisan dalam berinteraksi dengan orang lain. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal 91 Aspek Perkembangan : Kesadaran Gender No. TATARAN INTERNALISASI TUJUAN SLTP SLTA PT 1. Pengenalan Mengenal diri sebagai laki-laki atau perempuan. Mengenal peran- peran sosial sebagai laki-laki atau perempuan. Mempelajari perilaku kolaborasi antar jenis dalam ragam kehidupan. Merperkaya perilaku kolaborasi antar jenis dalam ragam kehidupan. 2. Akomodasi Menerima atau menghargai diri sebagai laki-laki atau perempuan. Menghargai peranan diri dan orang lain sebagai laki-laki atau perempuan dalam kehidupan sehari-hari. Menghargai keragaman peran laki-laki atau perempuan sebagai aset kolaborasi dan keharmonisan hidup. Menjunjung tinggi nilai-nilai kodrati laki-laki atau perempuan sebagai dasar dalam kehidupan sosial. 3. Tindakan Berperilaku sesuai dengan peran sebagai laki-laki atau perempuan. Berinteraksi dengan lain jenis secara kolaboratif dalam memerankan peran jenis. Berkolaborasi secara harmonis dengan lain jenis dalam keragaman peran. Memelihara aktualisasi nilai- nilai kodrati gender dalam kehidupan sosial. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal 92 Aspek Perkembangan : Pengembangan Pribadi No. TATARAN INTERNALISASI TUJUAN SD SLTP SLTA PT 1. Pengenalan Mengenal keberadaan diri dalam lingkungan dekatnya. Mengenal kemampuan dan keinginan diri. Mempelajari keunikan diri dalam konteks kehidupan sosial. Mempelajari berbagai peluang pengembangan diri. 2. Akomodasi Menerima keadaan diri sebagai bagian dari lingkungan. Menerima keadaan diri secara positif. Menerima keunikan diri dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Meyakini keunikan diri sebagai aset yang harus dikembangkan secara harmonis dalam kehidupan. 3. Tindakan Menampilkan perilaku sesuai dengan keberadaan diri dalam lingkungannya. Menampilkam perilaku yang merefleksikan keragaman diri dalam lingkungannya. Menampilkan keunikan diri secara harmonis dalam keragaman. Mengembangkan aset diri secara harmonis dalam kehidupan. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal 93 Aspek Perkembangan : Perilaku Kewirausahaan Kemandirian Perilaku Ekonomis No. TATARAN INTERNALISASI TUJUAN SD SLTP SLTA PT 1. Pengenalan Mengenal perilaku hemat, ulet, sungguh- sungguh, dan kompetitif dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan dekatnya. Mengenal nilai- nilai perilaku hemat, ulet, sungguh- sungguh, dan kompetitif dalam kehidupan sehari-hari. Mempelajari strategi dan peluang untuk berperilaku hemat, ulet, sungguh- sungguh, dan kompetitif dalam keragaman kehidupan. Memperkaya strategi dan mencari peluang dalam berbagai tantangan kehidupan. 2. Akomodasi Memahami perilaku hemat, ulet, sungguh- sungguh dan kompetitif dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan dekatnya. Menyadari manfaat perilaku hemat, ulet , sungguh- sungguh, dan kompetitif dalam kehidupan sehari-hari. Menerima nilai- nilai hidup hemat, ulet, sungguh- sungguh, dan kompetettif sebagai aset untuk mencapai hidup mandiri. Meyakini nilai-nilai hidup hemat, ulet, sungguh-sungguh, dan kompetitif sebagai aset untuk mencapai hidup mandiri dalam keragaman dan saling ketergantungan. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal 94 No. TATARAN INTERNALISASI TUJUAN SD SLTP SLTA PT 3. Tindakan Menampilkan perilaku hemat, ulet, sungguh- sungguh, dan kompetitif dalam kehidupan sehari-hari di lingkungannya Membiasakan diri hidup hemat, ulet , sungguh- sungguh, dan kompetitif dalam kehidupan sehari-hari. Menampilkan hidup hemat, ulet, sungguh- sungguh, dan kompetitif atas dasar kesadaran sendiri. Memelihara perilaku kemandirian dalam keragaman dan saling ketergantungan kehidupan. Aspek Perkembangan : Wawasan dan Kesiapan Karir No. TATARAN INTERNALISASI TUJUAN SD SLTP SLTA PT 1. Pengenalan Mengenal ragam pekerjaan dan aktivitas orang dalam lingkungan kehidupan . Mengekspresi kan ragam pekerjaan, pendidikan dan aktivitas dalam kaitan dengan kemampuan Mempelajari kemampuan diri, peluang dan ragam pekerjaan, pendidikan dan aktifitas yang terfokus pada pengembangan alternatif karir yang Memperkaya informasi yang terkait dengan perencanaan dan pilihan karir. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal 95 No. TATARAN INTERNALISASI TUJUAN SD SLTP SLTA PT diri. lebih terarah. 2. Akomodasi Menghargai ragam pekerjaan dan aktivitas orang sebagai hal yang saling bergantung. Menyadari keragaman nilai dan persyaratan dan aktivitas yang menuntut pemenuhan kemampuan tertentu. Internalisasi nilai-nilai yang melandasi pertimbangan pemilihan alternatif karir. Meyakini nilai- nilai yang terkandung dalam pilihan karir sebagai landasan pengembangan karir. 3. Tindakan Mengekspresikan ragam pekerjaan dan aktivitas orang dalam lingkungan kehidupan. Mengidentifik asi ragam alternatif pekerjaan, pendidikan dan aktivitas yang mengandung relevansi dengan kemampuan diri. Mengembangkan alternatif perencanaan karir dengan mempertimbangkan kemampuan, peluang dan ragam karir . Mengembangkan dan memelihara penguasaan perilaku, nilai dan kompetensi yang mendukung pilihan karir. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal 96 Aspek Perkembangan : Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya No. TATARAN INTERNALISASI TUJUAN SD SLTP SLTA PT 1. Pengenalan Mengenal norma-norma dalam berinteraksi dengan teman sebaya. Mempelajari norma-norma pergaulan dengan teman sebaya yang beragam latar belakangnya. Mempelajari cara- cara membina kerjasama dan toleransi dalam pergaulan dengan teman sebaya. Mengembangkan strategi pergaulan yang lebih intensif sebagai upaya untuk menjalin persahabatan yang harmonis. 2. Akomodasi Menghargai norma-norma yang dijunjung tinggi dalam menjalin persahabatan dengan teman sebaya. Menyadari keragaman latar belakang teman sebaya yang mendasari pergaulan. Menghargai nilai- nilai kerjasama dan toleransi sebagai dasar untuk menjalin persahabatan dengan teman sebaya. Meyakini nilai-nilai yang terkandung dalam persahabatan dengan teman sebaya. 3. Tindakan Menjalin persahabatan dengan teman sebaya atas dasar norma yang dijunjung tinggi bersama. Bekerjasama dengan teman sebaya yang beragam latar belakangnya. Mempererat jalinan persahabatan yang lebih akrab dengan memperhatikan norma yang berlaku. Mengembangkan dan memelihara nilai-nilai pergaulan dengan teman sebaya yang lebih luas secara bertanggung jawab. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal 97 Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal 98 Aspek Perkembangan : Kesiapan Diri untuk Menikah dan Berkeluarga No. TATARAN INTERNALISASI TUJUAN SD SLTP SLTA PT 1. Pengenalan --- --- Mengenal norma- norma pernikahan dan berkeluarga. Mengkaji secara mendalam tentang norma pernikahan dan kehidupan berkeluarga. 2. Akomodasi --- --- Menghargai norma- norma pernikahan dan berkeluarga sebagai landasan bagi terciptanya kehidupan masyarakat yang harmonis. Meyakini nilai-nilai yang terkandung dalam pernikahan dan berkeluarga sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat yang bermartabat. 3. Tindakan --- --- Mengekspresikan keinginannya untuk mempelajari lebih intensif tentang norma pernikahan dan berkeluarga. Memiliki kesiapan untuk menikah atau berkeluarga dengan penuh tanggung jawab. Rambu-rambu Penyelenggaraan dalam Jalur Lampiran 3. STANDAR KOMPETENSI KONSELOR A. Kerangka Pikir Dasar Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, dan instruktur UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6. Kesejajaran posisi ini tidaklah berarti bahwa semua tenaga pendidik itu tanpa keunikan konteks tugas dan ekspektasi kinerja. Demikian juga konselor memiliki keunikan konteks tugas dan ekspektasi kinerja yang tidak persis sama dengan guru. Hal ini mengandung implikasi bahwa untuk masing-masing kualifikasi pendidik, termasuk konselor, perlu disusun standar kualifikasi akademik dan kompetensi berdasar kepada konteks tugas dan ekspektasi kinerja masing-masing. Dengan mempertimbangkan berbagai kenyataan serta pemikiran yang telah dikaji, bisa ditegaskan bahwa pelayanan ahli bimbingan dan konseling yang diampu oleh Konselor berada dalam konteks tugas “kawasan pelayanan yang bertujuan memandirikan individu dalam menavigasi perjalanan hidupnya melalui pengambilan keputusan tentang pendidikan termasuk yang terkait dengan keperluan untuk memilih, meraih serta mempertahankan karir untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera, serta untuk menjadi warga masyarakat yang peduli kemaslahatan umum melalui pendidikan”. Sedangkan ekspektasi kinerja konselor yang mengampu pelayanan bimbingan dan konseling selalu digerakkan oleh motif altruistik dalam arti selalu menggunakan penyikapan yang empatik, menghormati keragaman, serta Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal 99 mengedepankan kemaslahatan pengguna pelayanannya, dilakukan dengan selalu mencermati kemungkinan dampak jangka panjang dari tindak pelayanannya itu terhadap pengguna pelayanan, sehingga pengampu pelayanan profesional itu juga dinamakan “the reflective practitioner”.

B. Sosok Utuh Kompetensi Konselor