L ARAHAN STRATEGIS KONSERVASI SPESIES NASIONAL 2008 2018 Permenhut P57 Menhut II 2008

5 Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional 2008 - 2018

BAB II PROSES DAN METODOLOGI

A. P

roses Penyusunan dokumen Arahan Strategis ini dilaksanakan dengan proses yang bersifat partisipatif yang diikuti oleh hampir 100 orang ahli dan praktisi biologi dan konservasi Indonesia, baik dari kalangan pemerintah maupun nonpemerintahLembaga Swadaya Masyarakat. Para pakar tersebut telah terlibat secara aktif dalam seri lokakarya yang diadakan di Bogor, Jawa Barat. Prinsip umum yang diterapkan dalam kedua lokakarya tersebut adalah: 1. Partisipatif dan keterlibatan penuh; 2. Menghargai pendapat sesama peserta; dan 3. Konsensus kelompok. Setiap lokakarya terbagi menjadi 8 sesi, yang terdiri dari sesi-sesi diskusi kelompok dan presentasi gabungan. Proses-proses dalam setiap sesi dipandu oleh fasilitator. Fasilitator bertugas memandu proses agar kegiatan berjalan lancar dan efektif tetapi tidak terlibat dalam isisubstansi hasil. Pada Lokakarya I para peserta dibagi ke dalam tujuh kelompok yang merupakan taksa-taksa yang dianggap dapat mewakili seluruh jenis lora dan fauna. Ketujuh kelompok taksa tersebut adalah: 1. Aves burung: mencakup semua jenis burung; 2. Mamalia: mencakup juga mamalia perairan seperti dugong dan lumba-lumba, tetapi tidak mencakup primata; 3. Primata: mencakup jenis-jenis monyet dan kera; 4. Herpetofauna: mencakup semua amibia dan reptilia; 5. Insekta: mencakup juga jenis-jenis invertebrata lainnya; 6. Spesies bahari dan perairan tawar: mencakup spesies akuatik yang hidup pada perairan bahari dan air tawar; 7. Tumbuhan: mencakup semua jenis tumbuhan, walaupun diprioritaskan pada tumbuhan tingkat tinggi. Kemudian, para peserta di setiap kelompok taksa diminta untuk mendiskusikan dan merumuskan kriteria spesies prioritas dan menetapkan spesies prioritas berdasarkan kriteria tersebut dalam taksa yang bersangkutan. Selanjutnya, seluruh peserta dari ketujuh kelompok dipersatukan dalam sebuah forum di mana setiap kelompok mempresentasikan kriteria spesies prioritas dan daftar spesies prioritas yang telah mereka susun. Dalam presentasi-presentasi ini berbagai tanggapan dari forum dicatat sebagai masukan untuk menyempurnakan kriteria spesies prioritas dan daftar spesies prioritas dari setiap taksa. Pada tahap selanjutnya, seluruh peserta dilebur kembali untuk kemudian dibagi lagi secara acak ke dalam empat kelompok diskusi yang membahas kebijakan-kebijakan dalam aspek- aspek sebagai berikut: 1. Arah kebijakan umum; 2. Arah kebijakan kelembagaan dan sumberdaya manusia; 6 Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional 2008 - 2018 3. Arah kebijakan pendanaan; 4. Arah kebijakan data dan informasi. Selanjutnya, seluruh peserta dari keempat kelompok tersebut disatukan dalam sebuah forum di mana setiap kelompok mempresentasikan hasil-hasil diskusi dari kelompok mereka masing- masing. Dalam sesi presentasi ini berbagai tanggapan dan diskusi dari forum dicatat sebagai masukan untuk menyempurnakan arahan-arahan dari setiap kelompok. Hasil-hasil Lokakarya I kemudian disusun oleh sebuah tim penyusun menjadi sebuah laporan yang disebut “Draft I: Kebijakan dan Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional 2008- Daftar seluruh spesies Daftar spesies dilindungi Lokakarya Konservasi Spesies I: Penilaian dan diskusi para ahli dengan mempertimbangkan konvensi-konvensi CITES, CBD dan Protokol Cartagena Hasil Lokakarya I: Spesies prioritas dan arahan strategis Sumberdaya saat ini: Dana, Kelembagaan dan Informasi Kebijakan dan peraturan perundangan saat ini Lokakarya Konservasi Spesies II: Penilaian dan diskusi para ahli serta informasi terbaru Hasil Lokakarya II KEBIJAKAN DAN ARAHAN STRATEGIS KONSERVASI SPESIES NASIONAL Tim penyusun dan penyunting Direktorat KKH Tim penyunting Direktorat KKH Draft I Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional Para ahli Gambar 1. Bagan alir proses penyusunan dokumen Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional.