Kultur Jaringan Begonia tuberhybrida
KULTUR JARINGAN
Begonia tuberhybrida
Oleh
ANITA SYARIEF
A24. 0841
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1992
RINGKASAN
ANITA SYARIEF. KULTUR JARINGAN Begonia tuber-hybrida
(dibawah bimbingan
sri
Livy Winata Gunawan dan
Setyati
Harjadi) .
Penelitian
penyediaan
ini bertujuan untuk
melihat
kemungkinan
bibit Begonia tuberhybrida secara kultur
ringan melalui
perangsangan
multiplikasi
tunas
ja-
dengan
pemberian berbagai konsentrasi zat pengatur tumbuh BAP.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur
Jaringan
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB, dari
Oktober 1991 sampai April 1992.
Benih
dikecambahkan pada media inisiasi
ppm) selama h: 1 bulan.
dengan NAA
0.1
lanjutnya
kecambah 2 daun dengan ukuran lebar
pindahkan
ke media perlakuan, masing-masing
Media
pprn dan BAP
perlakuan
adalah media MS ditambah
dengan 4 taraf BAP yaitu
pprn
0.5
0.25
(3); dan 1.00 pprn (4).
perlakuan
pprn (1);
0.05
0.50
MS
dengan
di-
ulangan.
pprn
pada
5
0.75
sub-
Subkultur I
Pada subkultur
ulangan ke media perakaran
1 pprn NAA) dan
NAA
media
dilakukan subkultur I, dilanjutkan dengan
pemindahan
Se-
3 mm
pprn (2);
Setelah 7 minggu
I1 dilakukan ke media yang sama.
dilakukan
+
12
kultur I1 dan I11 setiap 4 minggu berikutnya.
dan
(media MS
perbanyakan klon
I11
(media
terpilih
(3 ulangan) untuk melihat kecepatan multiplikasi tertinggi
serta
pemindahan ke media MSO untuk melihat
efek
peman-
jangan tunas (1 ulangan).
Rancangan
Acak
Rancangan yang digunakan adalah
Lengkap.
Pengamatan dilakukan
setiap
minggu terhadap jumlah tunas, ukuran tanaman, porsi kalus,
warna, jumlah tunas yang dapat diakarkan, den jumlah akar.
rasio
NAA
terhadap BAP, tampaknya berkaitan dengan peran auksin
da-
Ukuran
lam
tanaman
pembesaran sel.
cahan
berbanding lurus dengan
Porsi kalus yang terbawa saat
berbanding lurus dengan jumlah tunas yang
peme-
dihasil-
kan, diduga sel-sel yang berkompeten dalam regenerasi
nas
berasal dari kalus.
yang
Perlakuan
2
merupakan
tu-
perlakuan
paling menekan pembentukan akar sehingga pucuk
yang
terbentuk perlu mengalami tahap pengakaran.
Total tunas yang dapat diakarkan dari seluruh populasi masih sangat kecil (6.37%), sehingga perlu
dipikirkan
upaya pemanjangan tunas untuk meningkatkan persen planlet.
Hasil
11,
uji F pada taraf
5 %
yang dilakukan pada
menunjukkan bahwa taraf BAP tidak
terhadap
subkultur
berpengaruh
jumlah tunas, sehingga perbanyakan
nyata
Begonia
tu-
berhybrida dapat dilakukan pada media MS dengan penambahan
0.25
ppm BAP.
Kecepatan
multiplikasi tertinggi pada subkultur
terdapat pada media dengan BAP
0.50
111
ppm (6.24 x), demikian
juga dengan jumlah akar terbanyak yang dihasilkan
dipindahkan ke media pengakaran (16.6).
setelah
KULTUR JARINGAN Begonia *rhyb+-ida
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
~ n s t i t u tPertanian Bogor
oleh
ANITA
SYARIEF
A24.0841
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1992
Judul
: Kultur Jaringan Begonia tuberhybrida
Nama Mahasiswa
: Anita Syarief
Nomor Pokok
: A24.0841
Menyetujui :
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing I1
A
J C
Dr Ir Livy Winata Gunawan
Dr Ir Sri Setyati Harjadi
NIP. 130516353
NIP. 130203587
'r
NIP. 1 0536690
Tanggal Lulus :
2 2 au$ 1$992
KULTUR JARINGAN
Begonia tuberhybrida
Oleh
ANITA SYARIEF
A24. 0841
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1992
RINGKASAN
ANITA SYARIEF. KULTUR JARINGAN Begonia tuber-hybrida
(dibawah bimbingan
sri
Livy Winata Gunawan dan
Setyati
Harjadi) .
Penelitian
penyediaan
ini bertujuan untuk
melihat
kemungkinan
bibit Begonia tuberhybrida secara kultur
ringan melalui
perangsangan
multiplikasi
tunas
ja-
dengan
pemberian berbagai konsentrasi zat pengatur tumbuh BAP.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur
Jaringan
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB, dari
Oktober 1991 sampai April 1992.
Benih
dikecambahkan pada media inisiasi
ppm) selama h: 1 bulan.
dengan NAA
0.1
lanjutnya
kecambah 2 daun dengan ukuran lebar
pindahkan
ke media perlakuan, masing-masing
Media
pprn dan BAP
perlakuan
adalah media MS ditambah
dengan 4 taraf BAP yaitu
pprn
0.5
0.25
(3); dan 1.00 pprn (4).
perlakuan
pprn (1);
0.05
0.50
MS
dengan
di-
ulangan.
pprn
pada
5
0.75
sub-
Subkultur I
Pada subkultur
ulangan ke media perakaran
1 pprn NAA) dan
NAA
media
dilakukan subkultur I, dilanjutkan dengan
pemindahan
Se-
3 mm
pprn (2);
Setelah 7 minggu
I1 dilakukan ke media yang sama.
dilakukan
+
12
kultur I1 dan I11 setiap 4 minggu berikutnya.
dan
(media MS
perbanyakan klon
I11
(media
terpilih
(3 ulangan) untuk melihat kecepatan multiplikasi tertinggi
serta
pemindahan ke media MSO untuk melihat
efek
peman-
jangan tunas (1 ulangan).
Rancangan
Acak
Rancangan yang digunakan adalah
Lengkap.
Pengamatan dilakukan
setiap
minggu terhadap jumlah tunas, ukuran tanaman, porsi kalus,
warna, jumlah tunas yang dapat diakarkan, den jumlah akar.
rasio
NAA
terhadap BAP, tampaknya berkaitan dengan peran auksin
da-
Ukuran
lam
tanaman
pembesaran sel.
cahan
berbanding lurus dengan
Porsi kalus yang terbawa saat
berbanding lurus dengan jumlah tunas yang
peme-
dihasil-
kan, diduga sel-sel yang berkompeten dalam regenerasi
nas
berasal dari kalus.
yang
Perlakuan
2
merupakan
tu-
perlakuan
paling menekan pembentukan akar sehingga pucuk
yang
terbentuk perlu mengalami tahap pengakaran.
Total tunas yang dapat diakarkan dari seluruh populasi masih sangat kecil (6.37%), sehingga perlu
dipikirkan
upaya pemanjangan tunas untuk meningkatkan persen planlet.
Hasil
11,
uji F pada taraf
5 %
yang dilakukan pada
menunjukkan bahwa taraf BAP tidak
terhadap
subkultur
berpengaruh
jumlah tunas, sehingga perbanyakan
nyata
Begonia
tu-
berhybrida dapat dilakukan pada media MS dengan penambahan
0.25
ppm BAP.
Kecepatan
multiplikasi tertinggi pada subkultur
terdapat pada media dengan BAP
0.50
111
ppm (6.24 x), demikian
juga dengan jumlah akar terbanyak yang dihasilkan
dipindahkan ke media pengakaran (16.6).
setelah
KULTUR JARINGAN Begonia *rhyb+-ida
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
~ n s t i t u tPertanian Bogor
oleh
ANITA
SYARIEF
A24.0841
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1992
Judul
: Kultur Jaringan Begonia tuberhybrida
Nama Mahasiswa
: Anita Syarief
Nomor Pokok
: A24.0841
Menyetujui :
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing I1
A
J C
Dr Ir Livy Winata Gunawan
Dr Ir Sri Setyati Harjadi
NIP. 130516353
NIP. 130203587
'r
NIP. 1 0536690
Tanggal Lulus :
2 2 au$ 1$992
Begonia tuberhybrida
Oleh
ANITA SYARIEF
A24. 0841
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1992
RINGKASAN
ANITA SYARIEF. KULTUR JARINGAN Begonia tuber-hybrida
(dibawah bimbingan
sri
Livy Winata Gunawan dan
Setyati
Harjadi) .
Penelitian
penyediaan
ini bertujuan untuk
melihat
kemungkinan
bibit Begonia tuberhybrida secara kultur
ringan melalui
perangsangan
multiplikasi
tunas
ja-
dengan
pemberian berbagai konsentrasi zat pengatur tumbuh BAP.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur
Jaringan
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB, dari
Oktober 1991 sampai April 1992.
Benih
dikecambahkan pada media inisiasi
ppm) selama h: 1 bulan.
dengan NAA
0.1
lanjutnya
kecambah 2 daun dengan ukuran lebar
pindahkan
ke media perlakuan, masing-masing
Media
pprn dan BAP
perlakuan
adalah media MS ditambah
dengan 4 taraf BAP yaitu
pprn
0.5
0.25
(3); dan 1.00 pprn (4).
perlakuan
pprn (1);
0.05
0.50
MS
dengan
di-
ulangan.
pprn
pada
5
0.75
sub-
Subkultur I
Pada subkultur
ulangan ke media perakaran
1 pprn NAA) dan
NAA
media
dilakukan subkultur I, dilanjutkan dengan
pemindahan
Se-
3 mm
pprn (2);
Setelah 7 minggu
I1 dilakukan ke media yang sama.
dilakukan
+
12
kultur I1 dan I11 setiap 4 minggu berikutnya.
dan
(media MS
perbanyakan klon
I11
(media
terpilih
(3 ulangan) untuk melihat kecepatan multiplikasi tertinggi
serta
pemindahan ke media MSO untuk melihat
efek
peman-
jangan tunas (1 ulangan).
Rancangan
Acak
Rancangan yang digunakan adalah
Lengkap.
Pengamatan dilakukan
setiap
minggu terhadap jumlah tunas, ukuran tanaman, porsi kalus,
warna, jumlah tunas yang dapat diakarkan, den jumlah akar.
rasio
NAA
terhadap BAP, tampaknya berkaitan dengan peran auksin
da-
Ukuran
lam
tanaman
pembesaran sel.
cahan
berbanding lurus dengan
Porsi kalus yang terbawa saat
berbanding lurus dengan jumlah tunas yang
peme-
dihasil-
kan, diduga sel-sel yang berkompeten dalam regenerasi
nas
berasal dari kalus.
yang
Perlakuan
2
merupakan
tu-
perlakuan
paling menekan pembentukan akar sehingga pucuk
yang
terbentuk perlu mengalami tahap pengakaran.
Total tunas yang dapat diakarkan dari seluruh populasi masih sangat kecil (6.37%), sehingga perlu
dipikirkan
upaya pemanjangan tunas untuk meningkatkan persen planlet.
Hasil
11,
uji F pada taraf
5 %
yang dilakukan pada
menunjukkan bahwa taraf BAP tidak
terhadap
subkultur
berpengaruh
jumlah tunas, sehingga perbanyakan
nyata
Begonia
tu-
berhybrida dapat dilakukan pada media MS dengan penambahan
0.25
ppm BAP.
Kecepatan
multiplikasi tertinggi pada subkultur
terdapat pada media dengan BAP
0.50
111
ppm (6.24 x), demikian
juga dengan jumlah akar terbanyak yang dihasilkan
dipindahkan ke media pengakaran (16.6).
setelah
KULTUR JARINGAN Begonia *rhyb+-ida
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
~ n s t i t u tPertanian Bogor
oleh
ANITA
SYARIEF
A24.0841
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1992
Judul
: Kultur Jaringan Begonia tuberhybrida
Nama Mahasiswa
: Anita Syarief
Nomor Pokok
: A24.0841
Menyetujui :
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing I1
A
J C
Dr Ir Livy Winata Gunawan
Dr Ir Sri Setyati Harjadi
NIP. 130516353
NIP. 130203587
'r
NIP. 1 0536690
Tanggal Lulus :
2 2 au$ 1$992
KULTUR JARINGAN
Begonia tuberhybrida
Oleh
ANITA SYARIEF
A24. 0841
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1992
RINGKASAN
ANITA SYARIEF. KULTUR JARINGAN Begonia tuber-hybrida
(dibawah bimbingan
sri
Livy Winata Gunawan dan
Setyati
Harjadi) .
Penelitian
penyediaan
ini bertujuan untuk
melihat
kemungkinan
bibit Begonia tuberhybrida secara kultur
ringan melalui
perangsangan
multiplikasi
tunas
ja-
dengan
pemberian berbagai konsentrasi zat pengatur tumbuh BAP.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur
Jaringan
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB, dari
Oktober 1991 sampai April 1992.
Benih
dikecambahkan pada media inisiasi
ppm) selama h: 1 bulan.
dengan NAA
0.1
lanjutnya
kecambah 2 daun dengan ukuran lebar
pindahkan
ke media perlakuan, masing-masing
Media
pprn dan BAP
perlakuan
adalah media MS ditambah
dengan 4 taraf BAP yaitu
pprn
0.5
0.25
(3); dan 1.00 pprn (4).
perlakuan
pprn (1);
0.05
0.50
MS
dengan
di-
ulangan.
pprn
pada
5
0.75
sub-
Subkultur I
Pada subkultur
ulangan ke media perakaran
1 pprn NAA) dan
NAA
media
dilakukan subkultur I, dilanjutkan dengan
pemindahan
Se-
3 mm
pprn (2);
Setelah 7 minggu
I1 dilakukan ke media yang sama.
dilakukan
+
12
kultur I1 dan I11 setiap 4 minggu berikutnya.
dan
(media MS
perbanyakan klon
I11
(media
terpilih
(3 ulangan) untuk melihat kecepatan multiplikasi tertinggi
serta
pemindahan ke media MSO untuk melihat
efek
peman-
jangan tunas (1 ulangan).
Rancangan
Acak
Rancangan yang digunakan adalah
Lengkap.
Pengamatan dilakukan
setiap
minggu terhadap jumlah tunas, ukuran tanaman, porsi kalus,
warna, jumlah tunas yang dapat diakarkan, den jumlah akar.
rasio
NAA
terhadap BAP, tampaknya berkaitan dengan peran auksin
da-
Ukuran
lam
tanaman
pembesaran sel.
cahan
berbanding lurus dengan
Porsi kalus yang terbawa saat
berbanding lurus dengan jumlah tunas yang
peme-
dihasil-
kan, diduga sel-sel yang berkompeten dalam regenerasi
nas
berasal dari kalus.
yang
Perlakuan
2
merupakan
tu-
perlakuan
paling menekan pembentukan akar sehingga pucuk
yang
terbentuk perlu mengalami tahap pengakaran.
Total tunas yang dapat diakarkan dari seluruh populasi masih sangat kecil (6.37%), sehingga perlu
dipikirkan
upaya pemanjangan tunas untuk meningkatkan persen planlet.
Hasil
11,
uji F pada taraf
5 %
yang dilakukan pada
menunjukkan bahwa taraf BAP tidak
terhadap
subkultur
berpengaruh
jumlah tunas, sehingga perbanyakan
nyata
Begonia
tu-
berhybrida dapat dilakukan pada media MS dengan penambahan
0.25
ppm BAP.
Kecepatan
multiplikasi tertinggi pada subkultur
terdapat pada media dengan BAP
0.50
111
ppm (6.24 x), demikian
juga dengan jumlah akar terbanyak yang dihasilkan
dipindahkan ke media pengakaran (16.6).
setelah
KULTUR JARINGAN Begonia *rhyb+-ida
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
~ n s t i t u tPertanian Bogor
oleh
ANITA
SYARIEF
A24.0841
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1992
Judul
: Kultur Jaringan Begonia tuberhybrida
Nama Mahasiswa
: Anita Syarief
Nomor Pokok
: A24.0841
Menyetujui :
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing I1
A
J C
Dr Ir Livy Winata Gunawan
Dr Ir Sri Setyati Harjadi
NIP. 130516353
NIP. 130203587
'r
NIP. 1 0536690
Tanggal Lulus :
2 2 au$ 1$992