P = 2
60
10
2.2 dimana dalam satuan SI:
P = daya kW T = torsi Nm
N = putaran kerja rpm Sebagai catatan, torsi adalah ukuran dari kemampuan sebuah mesin melakukan
kerja sedangkan daya adalah angka dari kerja telah dilakukan. Besarnya daya mesin yang diukur seperti dengan didiskripsikan di atas dinamakan dengan brake power Pb.
Daya disini adalah daya yang dihasilkan oleh mesin untuk mengatasi beban, dalam kasus ini adalah sebuah rem [Ref.4].
2.5.2 Tekanan Efektif Rata-Rata
Unjuk kerja mesin relatif yang diukur, dapat diperoleh dari perbandingan kerja per siklus dengan perpindahan volume silinder per siklus. Parameter ini merupakan gaya
per satuan luas dan dinamakan mean effective pressure mep.
Kerja per
siklus = P
2.3 Tekanan efektif rata-rata juga dapat dinyatakan dengan torsi.
bmep =
6,28
2.4
dimana dalam satuan SI: n
R
= jumlah putaran engkol untuk setiap langkah kerja 2 untuk siklus 4 langkah
1 untuk siklus 2 langkah bmep = tekanan efektik rata-rata kPa
V
d
= volume silinder displacement volume dm
3
Brake mean effective pressure bmep didefinisikan sebagai tekanan konstan teoritik yang dapat dibayangkan terjadi pada setiap langkah kerja dari mesin untuk
menghasilkan output daya yang sama dengan brake horsepower-BHP effective horsepower. BHP itu sendiri didefinisikan sebagai jumlah daya yang terdapat pada
poros, sedangkan indicated horsepower IHP didefinisikan sebagai daya yang dikonsumsi oleh motor [Ref.4].
2.5.3 Rasio Ekuivalen ϕ
Setelah diketahui aliran massa bahan bakar ṁ
ƒ
, dalam pengujian mesin, pengukuran juga dilakukan terhadap laju aliran massa udara
ṁ
a
. Perbandingan antara keduanya berguna untuk mengetahui kondisi operasi mesin [Ref.4].
Air Fuel Ratio =
̇̇ ̇̇
2.5
Fuel Air Ratio =
̇̇ ̇̇
2.6 dimana dalam satuan SI:
ṁ
a
= laju aliran massa udara kgjam
ṁ
ƒ
= laju aliran massa bahan bakar kgjam ϕ = Rasio ekuivalen
Untuk rasio ekuivalen ϕ :
ϕ = 2.7
Rasio ekuivalen ini memberikan parameter informasi yang berguna untuk menetapkan komposisi campuran udara-bahan bakar yang baik.
Jika : ϕ 1 = maka campuran itu kaya akan bahan bakar
ϕ = 1 = campuran stokiometri ϕ 1 = maka campuran itu miskin akan bahan bakar
Jangkauan pengoperasian normal untuk mesin dengan bahan bakar diesel yaitu 18 AF 70 0,014 FA 0,056.
Jika oksigen yang dibutuhkan tercukupi, bahan bakar hidrokarbon dapat dioksidasi sempurna. Karbon C pada bahan bakar kemudian berubah menjadi karbon dioksida
CO
2
dan untuk hidrogen H berubah menjadi uap air H
2
O. Jika jumlah udara yang diberikan kurang dari yang dibutuhkan secara
stoichiometry
maka akan terjadi campuran kaya bahan bakar. Produk dari campuran kaya bahan bakar adalah CO, CO
2,
H
2
O dan HC hidrokarbon tidak terbakar. Jika jumlah udara yang diberikan lebih besar dari kebutuhan maka akan terjadi campuran
miskin bahan bakar [Ref.4]. 2.5.4 Konsumsi Bahan Bakar
Dalam pengujian mesin, konsumsi bahan bakar diukur sebagai laju aliran massa bahan bakar per unit waktu Q. Pengetahuan ini dilakukan untuk mengetahui
bagaimana efisiensi mesin dalam menggunakan bahan bakar untuk menghasilkan daya[ref.3].
Q = 2.8
dimana, Q = konsumsi bahan bakar mls
V = volume bahan bakar ml t = waktu detik
2.5.5 Efisiensi Bahan Bakar