ANALYSIS OF INFLUENCE OF FIBER ADDITION ON THE PROPERTIES PALM FIBERS PHYSICAL AND MECHANICAL PROPERTIES FOR
GYPSUM PROFILE WITH ACRYLIC LATEX ADHESIVE
ABSTRACT
Research and testing for the profile by adding gypsum fiber palm sugar Arenga pinata and acrylic latex binder has been conducted. Method for making specimen
using a hot press molding to obtain a more homogeneous fusion materials for gypsum composition, palm fiber and latex acrylic . From the testing that has been
conducted found that physical properties of materials: Density had passed with increasing fiber, where the value of the maximum density on the composition of
2.339 grcm
3
on gypsum : fiber fibers: acrylic latex 375:25:100. Water uptake decreased with increasing fibers, where there is maximum uptake of 34.39 on the
composition 395:05:100. From testing the mechanical properties of the specimens as follows: The maximum value of impact testing of 9.2 x 10-2 Jcm
2
on 375:25:100 composition, tensile test values to a maximum of 414.05 kPa, on the composition of
375: 25: 100, Test flexural strength MOE the maximum value of 3552.21 kgcm
2
at 375:25:100 composition, robust Test MOR maximum value of 3.5 Mpa at
composition 375; 25; 100. The results of mechanical tests have shown that the composition 375:25:100 optimum value of each test. Test data obtained from DTA
temperature both endothermic and exothermic temperatures, where the temperature is 155
C endotermic, exothermic temperature glass temperature 255 C, 280
C critical temperature and melting temperature of 360
C, for the composition of 375:
25: 100
Keywords: Fiber Sugar Palm Fiber, Gypsum, Ceiling, Physical Properties, Mechanical Properties, DTA
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan perumahan merupakan kebutuhan primer bagi manusia, dan seiring pertumbuhan penduduk yang sangat pesat, maka makin meningkat kebutuhan
perumahan, hal ini berakibat meningkatnya pembangunan fisik perumahan di Indonesia. Peningkatan pembangunan fisik perumahan berdampak pula pada
peningkatan bahan – bahan material bangunan. Bahan – bahan bangunan yang digunakan saat ini sebagian masih menggunakan produk – produk kayu hasil hutan.
Namun produksi kayu dari hutan saat ini semakin menipis dan semakin sulit mendapatkan yang berkualitas. Bahkan bila hutan tetap dieksploitasi kayu – kayunya
akan berdampak negative terhadap lingkungan sehingga menyebabkan bencana alam seperti yang terjadi saat ini, bahkan mungkin akan lebih dahsyat dimasa yang akan
datang. Untuk mengatasi kebutuhan bahan – bahan material tersebut perlu dicari alternative – alternative yang lebih ramah lingkungan, murah tetapi mempunyai
kemampuan yang sama dengan produk kayu hutan. Dengan perkembangan ilmu dan teknologi saat ini sudah banyak dikembangkan
bahan – bahan material baru untuk menggantikan fungsi kayu tersebut seperti, baja ringan sebagai pengganti kerangka atap dan plafon, papan panel partikel sebagai
pengganti dinding penyekat dan gipsum sebagai plafon serta propil sebagai penahan atau aksesoris pada dinding dan plafon. Papan gipsum dan propil gipsum adalah
salah satu produk jadi setelah material gipsum diolah melalui proses pabrikasi. Saat ini papan gipsum digunakan sebagai salah satu elemen dari dinding partisi dan
plafon menggantikan triplek yang sudah sulit didapat dan harganya juga
Universitas Sumatera Utara
cukup mahal. Sehingga penggunaan gipsum ini merupakan alternative yang tepat unutk menggantikan triplek, sayangnya masih banyak masyarakat yang belum
melihat manfaat dan kelebihan dari papan gipsum ini. Hal ini dimungkinkan karena ketersediaan papan gipsum dipasaran masih sangat kurang dan hal lain yang menjadi
pertimbangan, kekuatan bahan dari gipsum ini tidak sekuat triplek, karena salah satu sifat gipsum getas dan rapuh dan tidak tahan air. Untuk mengatasi sifat gipsum dan
profilnya yang kurang baik, maka dapat di modifikasi dengan menambahkan serat dalam produksinya, sehingga bahan campuran komposit akan meningkatkan sifat
mekanik yang kurang baik tersebut. Komposit itu sendiri berarti dua atau lebih materialbahan yang digabung dicampur secara makroskopi untuk mendapatkan
kekuatan sifat sfesifik dan masih dapat dilihat sifat – sifat unsur pembentuknya. Campuran komposit yang dapat digunakan dapat berupa serat fiber. Ijuk
aren merupakan salah satu serat alam yang cukup melimpah di Indonesia dan dapat diperbaharui serta memiliki keunggulan dibanding serat alami yang lain. Ijuk aren
diproduksi oleh tanaman aren atau enau Arengga pinata yang sangat mudah didapat, harganya murah dan mudah mengolahnya. Dengan penambahan ijuk akan
meningkatkan sifat mekanik dari gypsum propil itu. Perubahan sifat mekanik itu akan memperbaiki kinerja komposit gipsum profil dengan kualitas yang lebih bagus
dibandingkan dengan gipsum konvensional SNI 03-6434-2000 dan ASTM C 473.
Karakterisasi serat ijuk diperoleh massa jenis 1,136 gramcm
3
kandungan air 8,90 , seluas 51,54 , hemi selulosa 15,88 lignin 43,09 dan abu 2,54
Sitepu M, 2006. Perekat yang digunakan pada komposit gipsum profil adalah Lateks Akrilik. Perekat ini merupakan perekat sintetik yang terdapat pada cat tembok
produc ICI dengan merk dagang Dulux Weather Shield. Pemilihan perekat ini karena mempunyai sifat daya rekat yang tinggi karena mengandung Lateks Full Akrilik atau
100 Akrilik terdapat pada komposisi di merk tersebut
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah
Dengan menambahkan serat ijuk aren pada komposit gypsum propil dan perekat Lateks Akrilik diharapkan dapat meningkatkan sifat mekanik dan sifat fisis
serta sifat tahan air komposit gipsum propil, hingga dapat digunakan untuk penahan plafon dan juga dinding penyekat.
Berdasarkan uraian diatas perumusan masalah yang dapat dirumuskan adalah : a. Berapa besar peningkatan sifat mekanik gipsum profil dengan serat ijuk
aren dan pengikat Lateks Akrilik dibanding yang konvensional. b. Bagaimana tingkat porositas dan densitas sifat fisis gipsum dengan
penambahan serta ijuk aren dan pengikat Lateks Akrilik c. Bagaimana sifat ketahanan air gipsum profil berserat ijuk aren dan pengikat
Lateks Akrilik. d. Dengan pertimbangan peningkatan sifat mekanik, sifat fisis dan sifat tahan
air akan ditentukan komposisi ijuk dan susunan ijuk yang optimal untuk diaplikasikan dalam pembuatan gipsum profil untuk penahan sekaligus
aksesoris plafon.
1.3 Batasan Masalah
Pada penelitian ini masalah dibatasi pada : 1. Penambahan serat ijuk aren pada pembuatan gipsum profil dengan ijuk
berdiameter antara 0,1 mm sampai dengan 0.4 mm dan perekat Lateks Akrilik dari cat dulux full akrilik lateks merek dulux.
2. Pola penyusunan serat dan perbandingan fraksi serat dengan gipsum dan perekat.
3. Pengujian hasil gipsum berserat berupa : ·
Sifat fisis - Densitas
Universitas Sumatera Utara
- Daya serap air ·
Sifat mekanik - Kuat patah MOR
- Kuat lentur MOE - Impak
- Kuat tarik ·
Sifat thermal Uji DTA - Endotermik
- Eksotermik
1.4 Tujuan Penelitian
1. Membuat Gipsum profil dengan serat ijuk aren dan perekat lateks akrilik 2. Mengetahui komposisi optimal Gipsum dengan serat ijuk aren dan perekat
Akrilik Lateks untuk meningkatkan sifat mekanik,sifat fisis dan sifat thermal gipsum profil.
3.Mengoptimalkan penggunaan susunan serat ijuk aren dengan perekat Lateks Akrilik untuk membentuk komposit gipsum profil
1.5 Manfaat Penelitian
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan dan pengetahuan tentang manfaat gipsum profil berserat ijuk.
b. Mendorong penggunaan bahan – bahan pengganti kayu dalam memenuhi kebutuhan bahan bangunan yang lebih berkualitas, mudah didapat, ramah
lingkungan dan dapat terbaharui. c. Memaksimalkan dan memberi nilai tambah pemanfaatan serat ijuk aren
sehingga memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi. d. Dapat menggantikan ketergantungan bahan bangunan dari kayu kekomposit.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Serat Ijuk Aren
Serat ijuk adalah serat alam yang mungkin hanya sebagian orang mengetahui kalau serat ini sangatlah istimewa dibandingkan serta alam lainnya. Serat
berwarna hitam yang dihasilkan dari pohon aren memiliki banyak keistimewaan diantaranya :
a. Tahan lama hingga ratusan bahkan ribuan tahun lebih. Fakta ini ditemukan manakala ditemukannya benda purbakala yang
diperkirakan peninggalan abad ke 8 yang telah dipublikasikan dikoran kompas edisi Jum’at 24 Juli 2009. yang isinya, ditemukan pasak – pasak kayu yang lapuk
tetapi tali pengikat yang terbuat dari ijuk bewarna hitam masih relatif kuat. Kutipan penemuan diatas jelas membuktikan bawah serat ijuk aren mampu
bertahan hingga ribuan tahun lebih dan tidak mudah terurai. b. Tahan terhadap asam dan garam air laut.
Serat ijuk merupakan salah satu serat yang tahan terhadap asam dan garam air laut, salah satu bentuk pengolahan dari serat ijuk adalah tali ijuk yang telah
digunakan oleh nenek moyang kita untuk pengikat berbagai peralatan nelayan dilaut.
c. Mencegah penembusan Rayap tanah Hasil penelitian lembaga penelitian Universitas Hasanuddin yang telah
dipublikasikan di alamat : Jurnal Penelitian Vol.2 No.1 Januari 2006
Universitas Sumatera Utara
Serat ijuk dari pohon aren sering digunakan sebagai bahan pembungkus pangkal kayu – kayu bangunan yang ditanam dalam tanah untuk memperlambat
pelapukan kayu dan mencegah serangan rayap. Kegunaan tersebut didukung oleh sifat ijuk yang elastis, keras, tahan air
dan sulit dicerna oleh organisme perusak. Pada penelitian itu telah dilakukan kajian terhadap struktur, sifat fisis dan efektifitas ijuk aren dan dari hasil analisis
dan kajian ternyata serat ijuk aran berbeda dengan serat kaya, karena serat ijuk tidak memiliki dinding dan luman sel, tetapi merupakan suatu zat yang utuh
solid. Hasil penelitian dan pengujian dilapangan selama 6 bulan memberikan indikasi bahwa dengan cara penyusunan tertentu lapisan ijuk dapat secara efektif
mencegah penembusan rayap tanah dan menyebabkan kematian yang tinggi sampai 100. Sehingga lapisan ijuk mampu melindungi sample kayu dari
serangan rayap tanah, hingga kayu lebih awet. a. Sebagai Perisai Radiasi Nuklir
Penelitiannya telah dilakukan oleh Mimpin Sitepu dan kawan – kawan dari Universitas Sumatera Utara USU Medan yang dipublikasikan di Jurnal Sains
Kimia Vol. 10 No. 1,2006 : 4 – 9 dan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Hasanuddin .
Hasil temuan kedua penelitian sama yaitu Modifikasi serat ijuk dengan radiasi sinar C
– 60. Fraksi berat serat ijuk ternyata mempengaruhi koefisien serapan papan ijuk terhadap sinar dan dengan fraksi sekitar 40, koefisien
serapan papan komposit ijuk ternyata lebih tinggi dari Alimunium. Keistimewaan – keistimewaan serat ijuk sangatlah banyak, selain yang selama ini
telah banyak digunakan seperti sebagai bahan atap rumah pada suku karo, minang dan sumba, peralatan rumah tangga, sikat, kuas, sapu, kampas dll. Atau berbagai
material bangunan lain seperti, tali pengikat bamboo, saringan air,
Universitas Sumatera Utara
lapisan lapangan, campuran genteng, campuran beton dan pengisi gipsum serat yang akan menjadi objek penelitian dan tentu masih banyak lagi yang perlu
diteliti dan dikembangkan lebih lanjut.
2.2 Gipsum
Gipsum adalah batu putih yang terbentuk karena pengendapan air laut, mineral terbanyak dalam lingkungan sedimen, berbentuk Kristal berwarna putih,
kecoklatan transparan Sinaga S, 2009. Kata gipsum itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti memasak. Disebut demikian karena didaerah
Montmartre Paris, pada beberapa abad yang lalu orang-orangnya membakar gipsum untuk berbagai keperluan dan material itu kemudian disebut plester.
Karena gipsum merupakan mineral yang tidak larut dalam air dalam waktu yang lama, sehingga gipsum jarang ditemukan dalam bentuk butiran atau pasir,
kecuali yang ditemukan di White Sands National Moument di New Mexico AS terdapat 710 km
2
pasir gipsum putih yang cukup sebagai bahan baku untuk industry dry wall selama 1000 tahun. Gipsum banyak ditemukan diberbagai
daerah di dunia yaitu, Jamaika, Iran, Thailand, Spanyol Penghasil gipsum terbesar di Eropa. Jerman, Italia, inggris, Irlandia, Ontario, Canada, New York,
Michigan, Indiana, Texas, Lowa, Kamsas, Oklahoma, Arizona, New Mexico, Corolado, Utah, Nevada, Paris, California, New South Wales Kalimantan dan
Jawa Barat Indonesia. Gipsum adalah salah satu mineral dengan kadar kalsium yang mendominasi pada
mineralnya. Gipsum paling umum ditemukan adalah jenis hidrat kalsium sulfat dengan formula Kimia CaSO
4
.2H
2
O dan mineral yang teruapkan. Ketika air panas atau air memiliki kadar garam yang tinggi gipsum berubah menjadi basinit
CaSO
4
.H
2
O atau juga menjadi anhidrit CaSO
4
.
Universitas Sumatera Utara
Dalam keadaan seimbang, gipsum yang berada diatas suhu 108
o
F atau 42
o
C dalam air murni akan berubah menjadi anhidrit. Gipsum termasuk mineral dengan system Kristal monoklin, namun Kristal
gipsnya masuk ke dalam sistem Kristal Orthorhombic. Gipsum memiliki sifat lunak dan pejal dengan skalah Mohs 1,5-2. Kelarutan dalam air 1,8 gramliter
pada 0
o
C yang meningkat menjadi 2,1 gramliter pada 40
o
C, tetapi menurun lagi ketika suhu semakin tinggi Berat jenis gipsum antara 2,31-2,35. Gipsum
memiliki pecahan yang baik antara 66
o
sampai 114
o
dan dan belahannya adalah jenis Chocoidal. Gipsum memiliki sifat menolak magnet atau diamagnetik.
Gipsum memiliki banyak kegunaan sejak zaman prasejarah hingga sekarang. Beberapa kegunaan gipsum yaitu :
- Dry wall - Bahan perekat
- Penyaring dan sebagai pupuk tanah, diakhir abad 18 dan awal abad 19, gipsum Nova Scotia atau yang lebih dikenal dengan plaister digunakan
dalam jumlah besar sebagai pupuk diladang-ladang gandum AS. - Campuran pembuatan lapangn tenis
- Sebagai pengganti kayu pada zaman kerajaan-kerajaan ketika kayu menjadi langka pada zaman perunggu, gipsum ini yang digunakan sebagai bahan
bangunan. - Sebagai pengental tofu, karena memiliki kadar kalsium yang tinggi
khususnya dibenua Asia diproses secara tradisional. - Sebagai penambah kekerasan untuk bahan bangunan
- Untuk bahan baku kapur tulis - Sebagai salah satu bahan pembuat portland semen
- Sebagai indicator pada tanah dan air.
Universitas Sumatera Utara
Saat ini gipsum sebagai bahan bangunan digunakan untuk membuat papan gipsum dan profil pengganti triplek dari kayu. Papan gipsum profil adalah salah
satu produk jadi setelah material gipsum diolah melalui proses pabrikasi menjadi tepung. Papan gipsum profil digunakan sebagai salah satu elemen dari dinding
partisi dan plafon. Gipsum merupakan alternatif yang tepat untuk menggantikan triplek dan
dapat diklasifikasikan dari jenis performa papan dan ketebalannya sebagai berikut:
1 Papan Gipsum Standar Papan gipsum ini merupakan varian umum dari papan gipsum tebal yang
tersedia yaitu 9 mm, 12 mm dan 15 mm SNI 03-6384-2000. ASTM C 473
2 Papan Gipsum Tahan Api Papan gipsum ini mempunyai performa ketahanan terhadap api, durasi
ketahanan apinya tergantung dari system, dinding partisi yang digunakan. Tebal yang tersedia yaitu 12 mm dan 15 mm
SNI 03-6384-2000, ASTM E 119 3 Papan Gipsum Tahan Kelembaban
Papan gipsum ini mempunyai performa ketahanan terhadap kelembaban, cocok digunakan untuk daerah-daerah yang lembab dalam bangunan seperti
toilet, dapur dan gudang. Bila papan gipsum ini digunakan sebagai dinding kamar mandi, maka disarankan untuk dilapisi oleh kramik dinding, tahan
kelembaban bukan berarti tahan air. Tebal yang tersedia 9 mm, 12 mm dan 15 mm.
SNI 03-6384-2000, ASTM E96.
Universitas Sumatera Utara
4 Papan Gipsum Tahan Benturan Papan gipsum ini mempunyai performa ketahanan terhadap benturan-
benturan yang dimaksud adalah benturan tubuh manusia, trolly, meja, kursi dan sebagainya. Cocok dipergunakan dikoridor, ruang fitness, dinding kamar
rumah sakit dsb. Tebal yang tersedia yaitu 12 mm dan 15 mm. SNI 03- 6384-2000. ASTM C 645, ASTM C 473.
Selain hal diatas ada pula produk papan gipsum yang difungsikan untuk memperbaiki kualitas akustik ruang dan biasanya dibuat berlubang-lubang.
Dengan semua variasi papan gipsum diatas dan kehebatan-kehebatannya saying sekali bila pola pembangunan masih menggunakan bahan dari kayu
triplek. Dengan mengurangi penggunaan produk kayu berarti sudah berpartisipasi dalam membantu koservasi alam dan ikut mengurangi tingkat
pemanasan global.
2.3 Standar Papan Gipsum
Standar merupakan sesuatu yang ditetapkan untuk digunakan sebagai dasar pembanding dalam pengukuran atau penilaian terhadap kapasitas,
kuantitas, isi, luas, nilai dan kualitas Guralnik, 1979. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada penelitian ini digunakan standar papan gipsum dari
Bison Hubner, 1985 sebagai pembanding terhadap mutu papan gipsum yang dihasilkan, selain itu digunakan juga standar ISO International
Standard Organization 8335 cement bonded particleboards - boards of Portland or equivalent cement reinforced with fibrous wood particles ISO,
1987 dan SNI 03-2105 papan partikel DSN, 1996. Dengan demikian standar tersebut dapat memberikan gambaran apakah papan gipsum yang
dihasilkan telah memiliki mutu sesuai standar atau tidak. Tabel .1 dibawah ini nilai spesifik karakteristik papan tiruan dari tiga buah standar.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1 Standar Papan Gipsum
Sifat papan Standar
ISO BISON
1
BISON
2
SNI Kerapatan grcm
3
1.15 1.2
M aks 1 Kadar air
6 – 12 -
- Maks 10
Penyerapan air -
- -
Mkas 50 Pengembangan tebal
3 2.5
- Pengembangan panjang
- 0.03 – 0.05
0.05 -
Pengembangan lebar -
0.03 – 0.05 0.05
- Modulus Elastisitas kgcm
2
29411.765 28.4-29.4
44.1-49.0 -
Modulus patah kgcm
2
88.235 53.9
83.3-88.2 100-140
Keteguhan rekat internalkgcm
2
- 1.98
3.9 -
KCTP kg 50
39.2 68.6
- KCSP kg
- 19.6
29.4 -
Setelah direndam air selama 24 jam pada suhu kamar Keterangan
: ISO 8335 1987 Cement bonded particleboards SNI 03 – 2105 1996 papan partikel
1 Gipsum fibre board – Bison Hubner, 1985 2 Gipsum board flake reinforced – Bison Hubner,1985
KCTP = Keteguhan cabut sekrup tegak lurus permukaan KCSP = Keteguhan cabut sekrup sejajar permukaan
Universitas Sumatera Utara
2.4 Lateks Akrilik Cat
Binder Resin adalah bahan baku yang berfungsi membentuk film
pada cat tembok. Kualitas binder yang digunakan akan sangat mempengaruhi cat tembok yang dihasilkan. Adapun binder yang paling umum dipakai untuk cat
tembok adalah binder yang disebut sebagai LATEKS. Ini bukanlah lateks yang disebut sebagai lateks karet alam seperti yang dipakai pada kasur lateks,
tetapi ini adalah sejenis resin yang flexible. Belajar mengenai lateks, berarti belajar mengenai polimerisasi juga. Pada dasarnya polimerisasi resin adalah
pembentukan resinbinder dari polymer building block seperti monomers. Memang istilah ini sangat teknis sekali tetapi pada dasarnya polymer building
block inilah yang menentukan kualitas dan harga jual lateks yang dihasilkan. Prosesnya secara umum dinamakan EMULSION POLYMERIZATION, dan di
Indonesia sendiri ada beberapa perusahaan yang membuat Lateks sebagai bahan baku cat tembok
.
Pada umumnya Lateks yang dipakai pada cat tembok adalah ACRYLIC TECHNOLOGY, dimana untuk semua latex yang dibuat diberi embel-embel
akrilik. Sebagai contoh adalah :
2.4.1 Latex Full Acrylic atau 100 Akrilik Ini berarti bahan baku didalamnya adalah full acrylic building block, dimana
membawa sifat non-yellowing, high performance, dan fleksibilitas tinggi, sehingga sangat cocok dipakai untuk aplikasi EXTERIOR. Lateks jenis ini
bisa digunakan juga untuk aplikasi interior, tapi akan sangat over - engineered sekali jika dipakai untuk aplikasi interior karena harga lateks ini paling
mahal. Pemakaian lateks jenis ini juga mensyaratkan pemakaian additif yang khusus dan dalam jumlah lebih besar daripada lateks jenis lainnya.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Lateks Styrene Acrylic
Bisa dibilang paling populer. Gugus polymer acrylic dipadukan dimasak bersama dengan Styrene Monomers yang berharga ekonomis, menghasilkan
latex jenis ini. Latex ini populer karena hanya sedikit yellowing tergantung formulasi latexnya, tetapi menunjukan performance film yang relatif baik.
Beberapa produsen mampu memodifikasi menjadi latex yang hanya slightly yellowing sedikit menguning saja. Gugus Styrene Monomers sebenarnya
adalah bersifat yellowing, tapi dengan formulasi pembentukan latex yang tepat, maka sifat yellowingnya bisa ditekan. Latex yang dihasilkan oleh produsen ini
kemudian diberi embel-embel 2 ini 1, untuk aplikasi interior exterior. Banyak produsen cat tembok yang telah meluncurkan cat 2 in 1 jenis ini, bisa dipastikan
adalah menggunakan latex jenis stryene acrylic.
2.4.3 Lateks Vinyl Acrylic
Adalah jenis lateks yang dibilang paling ekonomis. Gugus Vinyl Monomers bersifat yellowing tetapi berharga murah dicampur dengan
Akrilik building block. Untuk cat tembok murah dengan high pvc biasanya menggunakan jenis lateks ini.
Jenis lateks yang populer diatas banyak dipakai oleh produsen cat tembok di Indonesia.
Selain ketiga jenis lateks diatas, adapula bahan baku lateks lain yang mulai menanjak popularitasnya.Yaitu antara lain:
2.4.4 Veova
Ini adalah modifikasi lateks yang terbuat dari building block acrylic, vinyl acetate, dan Veova monomers yang diklaim memiliki keunggulan dalam pemakaian interior
dan exterior. Dalam beberapa test, produsen latex jenis ini
Universitas Sumatera Utara
menekankan bahwa untuk aplikasi exterior ekonomis, lateks jenis VEOVA mampu mengungguli daya tahan exterior lateks jenis Styrene Akrilik.
2.4.5 VAE Vinyl Acetate Ethylene Ini adalah teknologi baru yang diperkenalkan sebagai binder pada aplikasi
cat tembok. Seperti diketahui, cat tembok adalah cat berjenis Water-Borne, dimana dalam formulasinya tidak murni 100 berbahan dasar air, tapi tetap
perlu ditambahkan solvent tertentu untuk membantu mempermudah cat tersebut mencapai hasil aplikasi yang diinginkan. Adapun karena berkembangnya
kesadaran masyarakat akan pengurangan pencemaran lingkungan, maka sekarang diinginkan adanya produk dengan label Green Product, yang berarti
tidak mencemari lingkungan atau sangat minim sekali mencemari lingkungan. Penggunaan solvent dalam formulasi cat tembok akan menyebabkan cat tersebut
memiliki kandungan VOC Volatile Organic Compound, atau bahan yang mudah menguap yang dituding sebagai biang kerok perusak lingkungan.
Adapun dengan pemakaian lateks berjenis VAE, maka penggunaan solvent sebagai additif cat tembok bisa dihilangkan karena sifat VAE ini adalah low
additif demand untuk mencapai performance cat yang diinginkan. Adapun kekurangannya adalah secara kualitas dan juga harga menjadi kurang menarik
dibanding latex jenis lain mengurangi pemakaian solvent tapi harga lateks VAE lebih mahal dan performance kualitas cat yang dihasilkan masih dibawah lateks
jenis lain.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Uji Fisik. 2.5.1 Densitas
Densitas merupakan ukuran kepadatan dari suatu material. Ada dua macam densitas yaitu : Bulk Density dan true density. Bulk density adalah densitas dari
suatu sampel yang berdasarkan volume bulk atu volume sampel yang termasuk dengan pori – pori atau rongga yang ada pada sampel tersebut. Pengukuran bulk
density untuk bentuk yang tidak beraturan dapat ditentukan dengan Metode Archimedes yaitu dengan menggunakan persamaan sebagai berikut JIS A 5908-
2003: ñ
benda
= x ñ
H
2
O 2.1 Dengan :
Mk = massa kering benda gram
Msg = Massa sampel gantung gram
Mkp = Massa kawat penggantung gram
2.5.2 Pengujian daya serap air
Daya serap air suatu papan partikel dipengaruhi oleh jenis partikelnya. Menurut Siagian 1983, semakin besar tekanan kempa, suhu kempa dan kombinasi
keduanya maka makin kecil daya serap air papan serat. Perbedaan daya serap papan serat terhadap air berhubungan dengan kerapatan papan yang berbanding terbalik
dengan daya serap terhadap air. Semakin besar kerapatan papan maka makin kecil daya serapnya terhadap air.
Universitas Sumatera Utara
Daya serap air papan serat berkisar antara 14-67 dan nilai rataan daya serap air terbesar terdapat pada kombinasi suhu 150
o
C dengan tekanan kempa 0 kgcm
2
yaitu 65,6, sedangkan daya serap air terkecil terdapat pada kombinasi suhu 190
o
C dengan tekanan kempa 60 kgcm
2
yaitu 14,8 Siagian, 1983. Pengukuran daya serap air dilakukan dengan mengukur massa awal Mk,
kemudian direndam dalam air selama 24 jam. Setelah dilakukan perendaman selama 24 jam, kemudian diukur kembali massanya Mb.
Nilai daya serap air papan partikel dapat dihitung berdasarkan rumus SNI 03-2105, 1996 : Daya Serap Air =
2.2 Dengan :
Mk = Massa kering gr
Mb = Massa basah gr
2. 6 Uji mekanik 2.6.1 Kekuatan Impak