PENGARUH STRUKTUR AUDIT, KONFLIK PERAN, KETIDAKJELASAN PERAN, DAN KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP KINERJA AUDITOR

(1)

ABSTRAK

PENGARUH STRUKTUR AUDIT, KONFLIK PERAN, KETIDAKJELASAN PERAN, DAN KOMPLEKSITAS TUGAS

TERHADAP KINERJA AUDITOR

Oleh

CHAIRUMAN LUTFI

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh audit struktur, konflik peran, ketidakjelasan peran, dan kompleksitas tugas terhadap kinerja auditor. Penelitian ini dilakukan di daerah Sumatera bagian selatan dengan responden auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik yang dikeluarkan oleh IAI pada tahun 2009. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan stratified random sampling proporsional. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang disampaikan secara langsung dan melalui surat (mail survey). Jumlah kuesioner yang disebarkan adalah 110 salinan, tetapi hanya 46 kuesioner yang dikembalikan. Analisis data untuk penguji hipotesis dilakukan dengan Analysis of Varians (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik peran dan ketidakjelasan peran berpengaruh terhadap kinerja auditor sedangkan struktur audit dan kompleksitas tugas tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor

Kata kunci: Struktur Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, Kompleksitas Tugas, Kinerja Auditor.


(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF AUDIT STRUCTURE, ROLE CONFLICT, UNCLARITY ROLE, AND TASK COMPLEXITY TOWARD AUDITOR

PERFORMANCE

By

CHAIRUMAN LUTFI

This research was aimed to examine and to obtain empirical evidence on audit structure influence, role conflict, unclarity role, and task complexity toward auditor performance. This research was done in south area of Sumatera with auditor respondent working for public accounting released by IAI in 2009. Retrieval of sample was done by using proportionate stratified random sampling based on two strata, these are partner and audit staff. Data collecting was carried out with questionnaire submitted directly and by letters (mail survey). Number of questionnaires propagated was 110 copy but only 46 questionnaires returned. Data analysis for hypothesis tester was done with Analysis of Varians (ANOVA). Result of research indicates that role conflict and unclarity role are significantly effect to auditor performance, but audit structure and task complexity are doesn't have significantly effect to auditor performance.

Keywords : Audit structure, role conflict, un-clarity role, task complexity, Auditor performance


(3)

BAB V SIMPULAN

A. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran dan kompleksitas tugas terhadap kinerja auditor. Studi ini dilakukan di wilayah sumatera bagian selatan pada auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik yang dikeluarkan oleh IAI pada tahun 2009. Berdasarkan hasil pengujian data yang telah dilakukan dapat disusun suatu kesimpulan inti mengenai hasil uji

hipotesis:

1. Struktur audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan struktur audit belum tentu dapat membantu auditor dalam melaksanakan tugasnya menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan kinerja auditor. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Stuart (2001) dalam Fanani dkk (2007) tetapi mendiskonfirmasikan Bamber,et al (1989) Fanani dkk (2007).

2. Konflik peran berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Hal ini menunjukkan bahwa konflik peran yang merupakan suatu gejala psikologis yang dialami oleh auditor yang timbul karena adanya dua rangkaian tuntutan yang bertentangan sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman dalam bekerja dan secara potensial bisa menurunkan motivasi


(4)

kerja sehingga bisa menurunkan kinerja secara keseluruhan. Penelitian ini mendukung penelitian Fried (1998), Fischer (2001), dan Viator (2001) dalam Fanani dkk (2007)

3. Ketidakjelasan peran berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakjelasan peran yang muncul karena tidak cukupnya informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas atau pekerjaan yang dirasakan auditor dapat menurunkan kinerja mereka. Hasil temuan ini mendukung temuan Fried (1998) dan Fisher (2001) dalam Fanani dkk (2007) tetapi penelitian ini tidak mendukung hasil temuan Viator (2001) dalam Fanani dkk (2007).

4. Kompleksitas tugas tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Hal ini menunjukkan bahwa kompleksitas tugas yang muncul karena semakin tingginya variabilitas dan ambiguitas dalam tugas pengauditan tidak menjadi indikasi penyebab turunnya kinerja auditor Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Cheng dkk (2003) dalam Jamilah dkk (2007) dan Jamilah dkk (2007) tetapi penelitian ini tidak mendukung hasil temuan Chung dan Monroe (2001) dan Abdolmohammadi dan Wright (1986) dalam Jamilah dkk (2007).


(5)

41

B. Keterbatasan Peneltian

Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yang mungkin dapat melemahkan hasilnya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengukuran kinerja pada penelitian ini terbatas pada metode evaluasi diri sendiri sehingga kemungkinan responden yang baru bekerja pada KAP masih belum bisa mengukur kinerjanya sendiri.

2. Variabel yang mempengaruhi kinerja pada penelitian ini terbatas pada faktor internal saja yaitu struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, dan kompleksitas tugas. Dimana kinerja auditor dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal, misalnya: struktur perusahaan, sistem pengendalian, dan perilaku setiap individu. Faktor eksternal misalnya ketidakpastian lingkungan dan tingginya tingkat persaingan.

3. Ruang lingkup penelitian ini hanya dilakukan di Sumatera bagian selatan sehingga hasil penelitian ini terbatas generalisasinya.

C. Saran

Dari keterbatasan yang dikemukakan diatas, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut:

1. Peneliti selanjutnya disarankan untuk dikembangkan dengan pertautan antar variabel yang bersifat interaksi, serta dengan memposisikan variabel tertentu sebagai variabel moderating maupun sebagai variabel intervening seperti komitmen organisasi sebagai variabel moderating yang


(6)

mempengaruhi hubungan variabel konflik peran dan ketidakjelasan peran terhadap kinerja auditor.

2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan metode gabungan antara evaluasi bawahan terhadap atasan dan evaluasi atasan terhadap bawahannya, agar hasil penelitian yang dilakukan bisa

digeneralisasi dalam upaya memberikan dukungan empiris terhadap teori yang diajukan.

3. Penelitian selanjutnya hendaknya disarankan menggunakan obyek penelitian dari KAP yang memiliki tingkat kompleksitas tugas yang lebih variatif sehingga hasil penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan secara umum


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semakin mengglobalnya arus informasi dan transportasi yang disertai makin meningkatnya pula perdagangan di berbagai belahan dunia, yaitu dengan dibentuknya berbagai macam bentuk perjanjian perdagangan multilateral dan internasional yang bersifat bebas (GATT, WTO, AFTA, dan APEC).

Mengakibatkan banyak terjadinya perpindahan tenaga kerja asing dari negara maju seperti: Eropa, Jepang dan Amerika menuju negara lain di Asia termasuk di Indonesia. Hingga saat ini tidak dapat kita pungkiri bahwa globalisasi ekonomi dibidang liberalisasi perdagangan telah mulai banyak membawa pesaing ataupun tenaga ahli yang kompeten dibidangnya dari berbagai mancanegara memasuki pasar domestik dengan kandungan pengetahuan tingkat dunia.

Dengan jumlah penduduk lebih dari 220 juta jiwa, dan termasuk dalam salah satu negara dengan jumlah penduduk yang terbesar di dunia, serta posisi yang potensial dalam kawasan Asia Tenggara, menjadikan Indonesia sebagai ladang bisnis yang menjanjikan sebagai sasaran pasar berbagai produk dan jasa. Sehingga diperkirakan ketika terwujudnya perjanjian multilateral AFTA (Asean Free Trade Center Area) dan APEC, Indonesia akan dibanjiri oleh banyak produk dan pekerja (auditor) profesional dari luar negeri.


(8)

Dalam menghadapi Indonesia baru yang mampu bersaing dalam era lobalisasi yaitu AFTA dan APEC, diperlukan Sumber Daya Manusia, terutama sekali auditor dalam negeri yang berkualitas, yang diharapkan mampu bersaing dengan auditor dari luar negeri. Akan tetapi jika kita melihat praktek yang terjadi tidaklah demikian. Hal ini tercermin dari sikap pemerintah Indonesia yang lebih suka menggunakan jasa auditor asing, yang dipandang lebih mampu secara teknis dan indepeden dalam melaksanakan jasa audit terhadap beberapa perusahaan yang terkena kasus.

Tantangan lain yang harus dihadapi dalam abad 21 maraknya terjadi skandal manipulasi dan kecurangan atas laporan keuangan, serta berbagai kasus pelanggaran etika lainnya yang secara langsung atau tidak langsung

melibatkan para auditor didalamnya, baik dalam maupun luar negeri. Krisis moral dalam dunia bisnis yang mengemuka akhir-akhir ini adalah kasus Enron Corporation. Laporan keuangan Enron sebelumnya dinyatakan wajar tanpa pengecualian oleh kantor akuntan Arthur Anderson, salah satu kantor akuntan publik (KAP) dalam jajaran big four, namun secara mengejutkan pada 2 Desember 2001 dinyatakan pailit. Kepailitan tersebut salah satunya karena Arthur Anderson memberikan dua jasa sekaligus, yaitu sebagai auditor dan konsultan bisnis (Santoso, 2002 dalam Trisnanigsih, 2007).

Di Indonesia sendiri ada kasus Kimia Farma dan Bank Lippo, dengan


(9)

3

audit tinggi. Kasus Kimia Farma dan Bank Lippo juga berawal dari terdeteksinya manipulasi dalam laporan keuangan. Kasus lain yang cukup menarik adalah kasus audit PT. Telkom yang melibatkan KAP ”Eddy Pianto & Rekan”, dalam kasus ini laporan keuangan auditan PT. Telkom tidak diakui oleh SEC (pemegang otoritas pasar modal di Amerika Serikat). Peristiwa ini mengharuskan dilakukannya audit ulang terhadap PT. Telkom oleh KAP yang lain (Winarto, 2002 dalam Trisnanigsih, 2007). Berbagai bukti tersebut diatas menunjukkan kepada kita bahwa adanya: 1) Penurunan kualitas citra Sumber Daya Manusia akuntan atau auditor, 2) Persaingan antara auditor dan Kantor Akuntan Publik dalam dan luar negeri yang sudah semakin ketat. Dimana masalah-masalah tersebut harus segera diatasi.

Setidaknya hal ini bisa menjadi pembelajaran bersama bagi perkembangan profesi auditor di indonesia dengan lebih meningkatkan kinerja mereka. Kinerja auditor merupakan hasil kerja yang dicapai oleh auditor dalam melaksanakan tugasnya, sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

padanya dan menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya, sehingga perlu diberi perhatian secara serius karena kinerja auditor menjadi perhatian utama, baik bagi klien ataupun publik, dalam menilai hasil audit yang dilakukan.

Kinerja auditor diduga dapat ditingkatkan melalui penggunaan struktur audit. Keuntungan menggunakan struktur audit yaitu: dapat mendorong efektivitas,


(10)

dapat mendorong efisiensi, dapat mengurangi litigasi yang dihadapi KAP, mempunyai dampak positif terhadap konsekuensi sumber daya manusia, dan dapat memfasilitasi diferensiasi pelayanan atau kualitas (Bowrin, 1998 dalam Fanani dkk, 2007). Kondisi kerja yang kurang kondusif juga mempengaruhi kinerja auditor sehingga dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap akuntan publik sebagai pihak yang independen dalam pengauditan laporan keuangan. Efek potensial dari konflik peran dan ketidakjelasan peran sangatlah rawan, bukan saja pada individual dalam pengertian konsekuensi emosional seperti tekanan tinggi yang berhubungan dengan pekerjaan, kepuasan kerja, dan menurunnya kinerja tetapi juga bagi organisasi dalam pengertian kualitas kinerja yang lebih rendah.

Kompleksitas tugas yang diterima oleh auditor dapat mempengaruhi kinerja auditor. Kompleksitas muncul dari ambiguitas dan struktur yang lemah, baik dalam tugas-tugas utama maupun tugas-tugas lain. Pada tugas-tugas yang membingungkan (ambigous) dan tidak terstruktur, alternatif-alternatif yang ada tidak dapat diidentifikasi, sehingga data tidak dapat diperoleh dan

outputnya tidak dapat diprediksi. Peningkatan kompleksitas dalam suatu tugas atau sistem, akan menurunkan tingkat keberhasilan tugas itu. Terkait dengan kegiatan pengauditan, tingginya kompleksitas audit ini bisa menyebabkan akuntan berperilaku disfungsional sehingga menyebabkan penurunan kualitas audit (Restu dan Indriantoro, 2000 dalam Prasita dan Priyo, 2006).


(11)

5

Penelitian ini merupakan pengembangan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Fanani dkk pada tahun 2007. Fanani dkk (2007) melakukan penelitian tentang pengaruh struktur audit, konflik peran, dan ketidakjelasan peran terhadap kinerja auditor.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Fanani dkk (2007) terletak pada lokasi, tahun penelitian, dan variabel yang

digunakan. Perbedaan pertama, lokasi penelitian yang berbeda, Fanani dkk (2007) melakukan penelitian pada seluruh auditor pada Kantor Akuntan Publik yang berada di Jawa Timur sedangkan penelitian ini dilakukan seluruh auditor pada Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah Sumatera bagian selatan. Perbedaan kedua, perbedaan waktu penelitian, penelitian ini dilakukan pada tahun 2009, sedangkan Fanani dkk melakukan penelitiannya pada tahun 2007. Perbedaan ketiga adalah variabel yang digunakan, Fanani dkk (2007) melakukan penelitian dengan menggunakan variabel struktur audit, konflik peran, dan ketidakjelasan peran yang dapat mempengaruhi variabel kinerja auditor sedangkan penelitian ini menambahkan variabel kompleksitas tugas yang dapat mempengaruhi variabel kinerja auditor.

Berdasarkan pada pemikiran di atas, penulis tertarik untuk menulis judul “Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan Kompleksitas Tugas Terhadap Kinerja Auditor”.


(12)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah struktur audit mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor? 2. Apakah konflik peran mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor? 3. Apakah ketidakjelasan peran mempunyai pengaruh terhadap kinerja

auditor?

4. Apakah kompleksitas tugas mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor?

C. Batasan Masalah

Dalam penulisan ini masalah yang dibahas adalah konflik antara auditor dengan klien (konflik audit) dengan menggunakan empat variabel yaitu pengaruh struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran dan kompleksitas tugas terhadap kinerja auditor dengan obyek para auditor di wilayah Sumatera Bagian Selatan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empris bahwa: 1. Struktur audit mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor ? 2. Konflik peran mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor ?

3. Ketidakjelasan peran mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor ? 4. Kompleksitas tugas yang mempunyai pengaruuh terhadap kinerja auditor ?


(13)

7

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Menambah pengetahuan akuntansi khususnya auditing dan akuntansi

keperilakuan dengan memberikan bukti empiris tentang pengaruh struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, dan kompleksitas tugas terhadap kinerja auditor.

2. Menjadi referensi dalam melakukan penelitian yang akan datang. 3. Memberikan kontribusi praktis bagi auditor dan organisasi terkait yaitu

kantor akuntan publik untuk menerapkan pendekatan struktur audit yang lebih efektif dan menurunkan terjadinya konflik.


(1)

Dalam menghadapi Indonesia baru yang mampu bersaing dalam era lobalisasi yaitu AFTA dan APEC, diperlukan Sumber Daya Manusia, terutama sekali auditor dalam negeri yang berkualitas, yang diharapkan mampu bersaing dengan auditor dari luar negeri. Akan tetapi jika kita melihat praktek yang terjadi tidaklah demikian. Hal ini tercermin dari sikap pemerintah Indonesia yang lebih suka menggunakan jasa auditor asing, yang dipandang lebih mampu secara teknis dan indepeden dalam melaksanakan jasa audit terhadap beberapa perusahaan yang terkena kasus.

Tantangan lain yang harus dihadapi dalam abad 21 maraknya terjadi skandal manipulasi dan kecurangan atas laporan keuangan, serta berbagai kasus pelanggaran etika lainnya yang secara langsung atau tidak langsung

melibatkan para auditor didalamnya, baik dalam maupun luar negeri. Krisis moral dalam dunia bisnis yang mengemuka akhir-akhir ini adalah kasus Enron Corporation. Laporan keuangan Enron sebelumnya dinyatakan wajar tanpa pengecualian oleh kantor akuntan Arthur Anderson, salah satu kantor akuntan publik (KAP) dalam jajaran big four, namun secara mengejutkan pada 2 Desember 2001 dinyatakan pailit. Kepailitan tersebut salah satunya karena Arthur Anderson memberikan dua jasa sekaligus, yaitu sebagai auditor dan konsultan bisnis (Santoso, 2002 dalam Trisnanigsih, 2007).

Di Indonesia sendiri ada kasus Kimia Farma dan Bank Lippo, dengan


(2)

audit tinggi. Kasus Kimia Farma dan Bank Lippo juga berawal dari terdeteksinya manipulasi dalam laporan keuangan. Kasus lain yang cukup menarik adalah kasus audit PT. Telkom yang melibatkan KAP ”Eddy Pianto & Rekan”, dalam kasus ini laporan keuangan auditan PT. Telkom tidak diakui oleh SEC (pemegang otoritas pasar modal di Amerika Serikat). Peristiwa ini mengharuskan dilakukannya audit ulang terhadap PT. Telkom oleh KAP yang lain (Winarto, 2002 dalam Trisnanigsih, 2007). Berbagai bukti tersebut diatas menunjukkan kepada kita bahwa adanya: 1) Penurunan kualitas citra Sumber Daya Manusia akuntan atau auditor, 2) Persaingan antara auditor dan Kantor Akuntan Publik dalam dan luar negeri yang sudah semakin ketat. Dimana masalah-masalah tersebut harus segera diatasi.

Setidaknya hal ini bisa menjadi pembelajaran bersama bagi perkembangan profesi auditor di indonesia dengan lebih meningkatkan kinerja mereka. Kinerja auditor merupakan hasil kerja yang dicapai oleh auditor dalam melaksanakan tugasnya, sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

padanya dan menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya, sehingga perlu diberi perhatian secara serius karena kinerja auditor menjadi perhatian utama, baik bagi klien ataupun publik, dalam menilai hasil audit yang dilakukan.

Kinerja auditor diduga dapat ditingkatkan melalui penggunaan struktur audit. Keuntungan menggunakan struktur audit yaitu: dapat mendorong efektivitas,


(3)

dapat mendorong efisiensi, dapat mengurangi litigasi yang dihadapi KAP, mempunyai dampak positif terhadap konsekuensi sumber daya manusia, dan dapat memfasilitasi diferensiasi pelayanan atau kualitas (Bowrin, 1998 dalam Fanani dkk, 2007). Kondisi kerja yang kurang kondusif juga mempengaruhi kinerja auditor sehingga dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap akuntan publik sebagai pihak yang independen dalam pengauditan laporan keuangan. Efek potensial dari konflik peran dan ketidakjelasan peran sangatlah rawan, bukan saja pada individual dalam pengertian konsekuensi emosional seperti tekanan tinggi yang berhubungan dengan pekerjaan, kepuasan kerja, dan menurunnya kinerja tetapi juga bagi organisasi dalam pengertian kualitas kinerja yang lebih rendah.

Kompleksitas tugas yang diterima oleh auditor dapat mempengaruhi kinerja auditor. Kompleksitas muncul dari ambiguitas dan struktur yang lemah, baik dalam tugas-tugas utama maupun tugas-tugas lain. Pada tugas-tugas yang membingungkan (ambigous) dan tidak terstruktur, alternatif-alternatif yang ada tidak dapat diidentifikasi, sehingga data tidak dapat diperoleh dan

outputnya tidak dapat diprediksi. Peningkatan kompleksitas dalam suatu tugas atau sistem, akan menurunkan tingkat keberhasilan tugas itu. Terkait dengan kegiatan pengauditan, tingginya kompleksitas audit ini bisa menyebabkan akuntan berperilaku disfungsional sehingga menyebabkan penurunan kualitas audit (Restu dan Indriantoro, 2000 dalam Prasita dan Priyo, 2006).


(4)

Penelitian ini merupakan pengembangan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Fanani dkk pada tahun 2007. Fanani dkk (2007) melakukan penelitian tentang pengaruh struktur audit, konflik peran, dan ketidakjelasan peran terhadap kinerja auditor.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Fanani dkk (2007) terletak pada lokasi, tahun penelitian, dan variabel yang

digunakan. Perbedaan pertama, lokasi penelitian yang berbeda, Fanani dkk (2007) melakukan penelitian pada seluruh auditor pada Kantor Akuntan Publik yang berada di Jawa Timur sedangkan penelitian ini dilakukan seluruh auditor pada Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah Sumatera bagian selatan. Perbedaan kedua, perbedaan waktu penelitian, penelitian ini dilakukan pada tahun 2009, sedangkan Fanani dkk melakukan penelitiannya pada tahun 2007. Perbedaan ketiga adalah variabel yang digunakan, Fanani dkk (2007) melakukan penelitian dengan menggunakan variabel struktur audit, konflik peran, dan ketidakjelasan peran yang dapat mempengaruhi variabel kinerja auditor sedangkan penelitian ini menambahkan variabel kompleksitas tugas yang dapat mempengaruhi variabel kinerja auditor.

Berdasarkan pada pemikiran di atas, penulis tertarik untuk menulis judul “Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan Kompleksitas Tugas Terhadap Kinerja Auditor”.


(5)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah struktur audit mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor? 2. Apakah konflik peran mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor? 3. Apakah ketidakjelasan peran mempunyai pengaruh terhadap kinerja

auditor?

4. Apakah kompleksitas tugas mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor?

C. Batasan Masalah

Dalam penulisan ini masalah yang dibahas adalah konflik antara auditor dengan klien (konflik audit) dengan menggunakan empat variabel yaitu pengaruh struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran dan kompleksitas tugas terhadap kinerja auditor dengan obyek para auditor di wilayah Sumatera Bagian Selatan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empris bahwa: 1. Struktur audit mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor ? 2. Konflik peran mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor ?

3. Ketidakjelasan peran mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor ? 4. Kompleksitas tugas yang mempunyai pengaruuh terhadap kinerja auditor ?


(6)

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Menambah pengetahuan akuntansi khususnya auditing dan akuntansi

keperilakuan dengan memberikan bukti empiris tentang pengaruh struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, dan kompleksitas tugas terhadap kinerja auditor.

2. Menjadi referensi dalam melakukan penelitian yang akan datang. 3. Memberikan kontribusi praktis bagi auditor dan organisasi terkait yaitu

kantor akuntan publik untuk menerapkan pendekatan struktur audit yang lebih efektif dan menurunkan terjadinya konflik.


Dokumen yang terkait

PENGARUH KONFLIK PERAN, KETIDAKJELASAN PERAN DAN KELEBIHAN PERAN PADA KINERJA AUDITOR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran Dan Kelebihan Peran Pada Kinerja Auditor Dengan Kecerdasan Emosional Sebagai Variabel Pemoderas

2 21 19

PENGARUH KONFLIK PERAN, KETIDAKJELASAN PERAN, INDEPENDENSI, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, Independensi, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor (Studi empiris pada Kantor Akuntan Publik di

0 2 19

PENGARUH STRUKTUR AUDIT, KONFLIK PERAN, KETIDAKJELASAN PERAN DAN GAYA Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor (Studi empiris pada Kantor Akuntan Publik di kota Surakarta).

0 2 13

PENGARUH STRUKTUR AUDIT, KONFLIK PERAN, KETIDAKJELASAN PERAN DAN GAYA Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor (Studi empiris pada Kantor Akuntan Publik di kota Surakarta).

0 2 23

PENGARUH STRUKTUR AUDIT, KONFLIK PERAN DAN KETIDAKJELASAN PERAN TERHADAP KINERJA AUDITOR (Studi Pada KAP di Sumatera Barat).

0 1 6

Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, Struktur Audit, Motivasi, dan Kepuasan Kerja pada Kinerja Auditor.

1 1 16

KUESIONER PENGARUH KONFLIK PERAN, KETIDAKJELASAN PERAN, KELEBIHAN PERAN DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KINERJA AUDITOR

0 1 24

Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran dan Penerapan Good Governance Terhadap Kinerja Auditor - Unika Repository

0 1 14

Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran dan Penerapan Good Governance Terhadap Kinerja Auditor - Unika Repository

0 0 9

Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran dan Penerapan Good Governance Terhadap Kinerja Auditor - Unika Repository

0 0 18