Realitas keadaan anak di Indonesia masih belum menggembirakan
(2)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Realitas keadaan anak di Indonesia masih belum menggembirakan. Nasib mereka belum seindah ungkapan verbal yang sering memposisikan mereka sebagai sesuatu yang bernilai, penting, penerus bangsa, dan sejumlah kata – kata simbolik nan indah lainnya. Pada tataran hukum, hak – hak yang diberikan kepada setiap anak belum sepenuhnya bias ditegakkan. Hak – hak sebagaimana dokumen hukum mengenai perlindungan anak masih belum cukup ampuh untuk bisa menghilangkan keadaan yang buruk bagi anak. Karena pada kenyataannya, perilaku masyarakat masih menyimpan masalah, terutama dalam memandang dan memperilakukan anak.
Hal ini disebabkan anak – anak yang berkonflik dengan hukum membutuhkan perlindungan khusus dibandingkan dengan kelompok anak lainnya. Anak – anak yang berkonflik dengan hukum, terpaksa harus menghadapi situasi dan kondisi yang amat rentan terhadap kekerasan fisik maupun emosional yang dapat menghancurkan martabat dan masa depan mereka. Sebagai asset bangsa dan bagian dari generasi, anak berperan amat besar sebagai successor suatu bangsa. Peran strategis ini disadari oleh masyarakat internasional untuk melahirkan sebuah konvensi yang intinya menekankan posisi anak sebagai manusia yang harus mendapatkan perlindungan atas hak – hak yang dimilikinya.
(3)
1.2 Rumusan Masalah
Melihat dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah
“Bagaimana proses pendampingan lembaga advokasi anak terhadap anak yang berkonflik dengan hukum?”
(4)
1.3 Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
• Proses yang dilakukan LADA saat pendampingan
terhadap anak – anak yang berkonflik dengan hukum di kota Bandar lampung.
• Cara – cara atau langkah – langkah yang diambil LADA, bila terdapat kendala dalam penyelesaian kasusnya.
(5)
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang diharapkan muncul dari penelitian ini yaitu :
Mengembangkan studi sosiologi hukum sebagai salah satu cabang ilmu dari sosiologi. Melalui penelitian ini minimal akan di peroleh suatu pemehaman yang lebih mendalam bagaimana sosiologi secara akademis dikembangkan. Baik dari sudut kerangka teori, kerangka pemikiran, metodologi, maupun obyek penelitian.
Secara praktis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan sumber informasi dan bahan referensi awal bagi
penelitian – penelitian yang memiliki tema serupa.
Secara khusus diharapkan dapat menjadi masukan bagi LSM yang akan diteliti dalam rangka melaksanakan program – program
(6)
(7)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proses
Menurut alfian, dalam departemen pendidikan dan kebudayaan (1985 : 68) proses diartikan rangkaian berbagai kegiatan dari struktur dan fungsi yang bekerja dalam suatu unit dan kesatuan. Dan dalam kamus antropology,suyono (1989 : 335)
mengemukakan bahwa proses mengandung dua pengertian yaitu:
• Berlangsungnya suatu peristiwa dalam ruang waktu.
(8)
2.2 Pengertian Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
undang-undang republik indonesia No.4 tahun 1982 mendifinisikan bahwa LSM adalah kelompok yang bergerak pada kegiatan lingkungan saja. Sedangkan immendagri No.8 1990 lebih luas mendefinisikan kegiatan LSM. Definisi – definisi yang dikeluarkan pemerintah membuktikan bahwa keberadaan LSM diakui dan diperhitungkan serta bukan merupakan lembaga yang ilegal.
(9)
2.3 Tinjauan Tentang Anak
Anak dalam kedudukan hukum
anak dalam kedudukan hukum meliputi pengertian kedudukan anak dari pandangan sistem hukum. Kedudukan anak dikelompokkan sbb:
Anak menurut UUD 1945
Anak menurut hukum perdata
(10)
(11)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain penelitian
S. nasution (1996 : 23) mengungkapkan bahwa
desain penelitian merupakan rencana tentang cara
mengumpulkan dan menganalisa data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis dan serasi dengan tujuan itu sendiri.
Sedangkan menurut Moh. Nasir (1999: 99), untuk menerapkan metode ilmiah dalam praktek penelitian maka diperlukan suatu desain penelitian yang sesuai
dengan kondisi seimbang dalam pangkalnya
(12)
3.2 Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kualitatif deskriptif, dimana prosedur ,
dan menafsirkan hasil penelitiannya bersifat menjelaskan, mengelola, menggambarkan dan
menafsirkan hasil penelitian dengan susunan kata
dan kalimat sebagai jawaban atas permasalahan yang diteliti.jadi pada penelitian ini tidak terbatas pada pengumpulan data saja, akan tetapi meliputi
juga analisis dan menginterprestasikan tentang
(13)
3.3 Fokus Penelitian
Fokus penelitian dianggap penting, karena dengan
adanya fokus penelitian akan membatasi studi
yang diteliti. Membahas studi yang dilakukan memiliki peranan penting dalam memandu
danPadaprinsipnya fokus penelitian dimaksudkan
untuk dapat membantu penulis agar dapat melakukan penelitiannya, sehingga hanya akan ada beberapa hal atau beberapa aspek yang
diarahkan penulis sesuai dengan tema yang telah
(14)
3.4 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dibandar lampung
yaitu pada lembaga advokasi anak. Dengan
pertimbangan:
•
Selain letaknya yang strategis, LADA tercatat
sebagai
instansi
yang
concern
dalam
menangani kasus anak konflik hukum,
dibandingkan dengan instansi sejenisnya.
(15)
3.5 Informan dan penentuan informan
Informan awal dalam penelitian ini dipilih sesuai dengan menggunakan cara purposif ( purposive sampling).
Dengan berdasarkan pada subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data, dan bersedia memberikan data.
3.6Teknik Pengumpulan Data
Wawancara mendalam Dokumentasi
(16)
3.7 Teknik Pengolahan Data
•
Seleksi Data
•
Klasifikasi Data
3.8 Analisis Data
•
Reduksi Data
•
Penyajian Data (
display)
(17)
(18)
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Kota Bandar Lampung
Kota Bandar lampung merupakan ibu kota provinsi lampung. Dengan demikian kota Bandar lampung telah menjadi pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendididkan dan kebudayaan, serta pusat kegiatan perekonomian di provinsi lampung.
Kota Bandar lampung memiliki luas 192,2 KM2, yang secara geografis terletak 50-300 lintang selatan dan 1050 280 sampai 1050
370 bujur timur. Kota Bandar lampung berada di teluk betung di
bagian selatan provinsi lampung dan ujung selatan pulau sumatera. Posisi tersebut menempatkan kota Bandar lampung sebagai pintu gerbang antara pulau sumatera dan jawa.
(19)
4.2 Kondisi Demografis
Penduduk kota Bandar lampung terdiri dari
berbagai suku bangsa (heterogen). Dari hasil
proyeksi penduduk tahun 2002, jumlah penduduk kota Bandar lampung tercatat 767.036 jiwa. Penyebaran penduduk tahun 2002 di kota Bandar
lampung tidak merata bila dirinci secara
perkecamatan. Jumlah penduduk terbanyak kota Bandar lampung di kecamatan teluk betung selatan yaitu 102.793 jiwa, sedangkan di
kecamatan tanjung seneng jumlahnya paling
(20)
4.3 Gambaran Umum Lembaga Advokasi Anak (LADA)
Lembaga advokasi anak (LADA) adalah sebuah organisasi non pemerintah. LADA merupakan bagian dari perkumpulan Damar. Lembaga advokasi anak (LADA) berdiri pada tanggal 28 januari 2001 dan berkedudukan di jalan brawijaya kusuma No.7 RT.003 RW.003 kelurahan rawalaut kecamatan tanjung karang timur Bandar lampung. Lembaga advokasi anak (LADA) di bentuk dengan prinsip – prinsip demokratis yaitu partisipatif, kolektif, berbasis pada keanggotaan. Lembaga advokasi anak (LADA) merupakan lembaga yang menjalankan program advokasi dan pengorganisasian terhadap hak – hak anak yang berkonflik dengan hukum.
(21)
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Proses Advokasi Penanganan Kasus Anak
Konflik Hukum ( AKH )
Proses pendampingan (advokasi) yang dilakukan oleh LADA terhadap anak yang berkonflik
dengan hukum (AKH) dilaksanakan secara
bertahap dan komprehensif. Dimana
proses-proses tersebut dilaksanakan secara runut sebagai upaya pembelaan terhadap AKH, yang nanti
hasilnya diharapkan maksimal. tahapan-tahapan
tersebut meliputi pembelaan perkara, reintegrasi,
(22)
5.1.1 Pembelaan Perkara
Pembelaan perkara merupakan suatu langkah awal yang dilakukan oleh LADA dalam proses pendampingan anak yang berkonflik dengan hukum. Metode yang dilakukan dalam hal ini melalui investigasi selama proses hukum berlangsung mulai dari investigasi ke orang tua AKH dan kepolisian, investigasi ke kejaksaan dan kepolisian, hingga investigasi ke balai pemasyarakatn,
(23)
5.1.2 Reintegrasi
Reintegrasi merupkan suatu upaya untuk menyatukan kembali seorang anak yang pernah berkonflik dengan hukum kepada lingkungannya dan penyamaan persepsi antara pihak LADA dengan orang tua, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta pihak sekolah tempat AKH bersekolah. Hal ini dalam upaya menghilangkan stigma negative yang akan atau terlanjur melekat pada AKH.
5.1.3 Pemulihan (Recovery)
Pemulihan dianggap sebagai langkah dalam memulihkan kondisi psikologis seorang AKH yang biasanya mengalami goncangan (shock) akibat permasalahan yang sedang dihadapinya. Upaya ini dilakukan sejak proses hukum berjalan sampai dengan pasca hukuman.
(24)
5.2 Relevansi Hasil Penelitian terhadap Teori Struktural Fungsional
Suatu masyarakat atau lembaga dilihat sebagai
suatu jaringan kelompok yang bekerja sama
secara terorganisir yang bekerja dalam suatu cara yang teratur menurut seperangkat peraturan dan
nilai yang dianut oleh sebagian besar masyarakat
tersebut. Masyarakat dipandang sebagai suatu system yang stabil dengan suatu kecenderungan kearah keseimbangan, yaitu kecenderungan untuk
mempertahankan system kerja yang selaras dan
(25)
(26)
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat di simpulkan bahwa anak yang melakukan pelanggaran atau kejahatan (berkonflik
dengan hukum), sering kali tidak mendapatkan hak – hak yang seharusnya
mereka terima. Hak – hak anak tersebut tidak terlindungi mulai dari fase
pemeriksaan, seperti proses penyelidikan yang lazimnya orang dewasa, proses penyelidikan interogasi yang tak jarang diwarnai kekerasan, proses persidangan di pengadilan yang tanpa didampingi pengacara atau mendapat advikasi, hingga putusan pengadilan yang tidak berpihak pada anak. Begitu
pula ketika ditahan (dalam penjara), anak –anak itu dicampur dengan
(27)
(28)
Oleh:
1. dede suganda 0746021015
2. eca chintia Rosady 0746021017
3. fitri yunesta 0746021022
4. gema reka yassa 0746021024
5. netilia desiana 0746021051
Proses Pendampingan Lembaga
Advokasi Anak Terhadap Anak Yang
(1)
5.1.2 Reintegrasi
Reintegrasi merupkan suatu upaya untuk menyatukan kembali
seorang anak yang pernah berkonflik dengan hukum kepada
lingkungannya dan penyamaan persepsi antara pihak LADA
dengan orang tua, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta
pihak sekolah tempat AKH bersekolah. Hal ini dalam upaya
menghilangkan stigma negative yang akan atau terlanjur
melekat pada AKH.
5.1.3 Pemulihan (Recovery)
Pemulihan dianggap sebagai langkah dalam memulihkan
kondisi psikologis seorang AKH yang biasanya mengalami
goncangan (shock) akibat permasalahan yang sedang
dihadapinya. Upaya ini dilakukan sejak proses hukum berjalan
sampai dengan pasca hukuman.
(2)
5.2 Relevansi Hasil Penelitian terhadap Teori
Struktural Fungsional
Suatu masyarakat atau lembaga dilihat sebagai
suatu jaringan kelompok yang bekerja sama
secara terorganisir yang bekerja dalam suatu cara
yang teratur menurut seperangkat peraturan dan
nilai yang dianut oleh sebagian besar masyarakat
tersebut. Masyarakat dipandang sebagai suatu
system yang stabil dengan suatu kecenderungan
kearah keseimbangan, yaitu kecenderungan untuk
mempertahankan system kerja yang selaras dan
(3)
(4)
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat di simpulkan bahwa anak yang melakukan pelanggaran atau kejahatan (berkonflik dengan hukum), sering kali tidak mendapatkan hak – hak yang seharusnya mereka terima. Hak – hak anak tersebut tidak terlindungi mulai dari fase pemeriksaan, seperti proses penyelidikan yang lazimnya orang dewasa, proses penyelidikan interogasi yang tak jarang diwarnai kekerasan, proses persidangan di pengadilan yang tanpa didampingi pengacara atau mendapat advikasi, hingga putusan pengadilan yang tidak berpihak pada anak. Begitu pula ketika ditahan (dalam penjara), anak –anak itu dicampur dengan tahanan dewasa.
(5)
(6)