Potensi Siswa Potensi Guru

6

8. Organisasi Peserta didik dan Ekstrakurikuler

Terdapat banyak kegiatan ekstrakurikuler yang dikelola oleh pihak sekolah bagi siswa kelas X dan XI. Ekstrakurikuler tersebut meliputi : Bidang Olahraga : Basket, Bulu tangkis, Tennis meja, futsal, Kesenian : Paduan suara, marawis Penalaran : Kelompok Ilmiah Remaja KIR, Robotika Minat Khusus : Pramuka, Paskibra Tonti, Pecinta Alam, Palang Merah Remaja PMR Keagamaan : Kerohanian Islam Rohis

9. Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan Konseling membantu kepala sekolah dalam kegiatan- kegiatan sebagai berikut: a Penyusunan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling b Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah- masalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar. c Memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar d Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan perkerjaan yang sesuai. e Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling f Menyusun statistik hasil penilaian bimbingan dan konseling g Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar h Menyusun dalam melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan konseling i Menyusun laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling

10. Potensi Siswa

Siswa MAN Yogyakarta I banyak yang memiliki potensi untuk dikembangkan baik dari segi bakat maupun kemampuannya. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kelulusan siswa pada tahun 2016 yang mencapai 100 dan diterimanya beberapa alumni MAN Yogyakarta I di Perguruan Tinggi Negeri PTN. Hal itu juga didukung dari banyaknya prestasi-prestasi yang telah diraih oleh para siswanya. Pada tahun ini, MAN Yogyakarta I berhasil mengirimkan siswanya untuk mewakili provinsi DIY dalam Olimpiade Siswa Nasional OSN yang berlangsung di Pontianak, Kalimantan Barat. Prestasi dalam perlombaan esai dan karya tulis tingkat nasional pun telah diraih oleh MAN Yogyakarta I. Salah satunya adalah inovasi mahasiswa yang telah meneliti daun pepaya sebagai pencegah karat. Potensi yang dimiliki siswa MAN Yogyakarta I tidak hanya dalam bidang akademik saja namun juga non akademik, seperti mengikuti kompetisi futsal yang diselenggarakan oleh 7 UNY. Hal ini mencerminkan bahwa potensi dan kemampuan siswa MAN Yogyakarta I dapat bersaing dengan potensi MASMA lain. Meskipun banyaknya prestasi yang diraih MAN Yogyakarta I, terdapat pula siswa-siswa yang kurang menguasai materi dan kurang berkonsentrasi selama pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, sekolah mengadakan tambahan pelajaran seperti EC English Conversation, pendalaman materi, matrikulasi dan ekstrakurikuler. Diharapkan dengan adanya tambahan pelajaran ini seluruh siswa mampu meningkatkan kemampuannya dalam bidang akademik dan non akademik.

11. Potensi Guru

Latar belakang guru yang sesuai dengan mata pelajaran yang mereka ampu menyebabkan masing – masing guru termasuk guru yang profesional di bidangnya. Sebagian besar sudah termasuk PNS dan bersertifikasi. Guru – guru MAN Yogyakarta I juga aktif dalam mengikuti workshop atau seminar dalam rangka meningkatkan kemampuan mereka. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru MAN Yogyakarta I menyesuaikan kondisi lingkungan sekolah dan siswa termasuk media yang ada. Para guru juga mampu memanfaatkan dengan baik fasilitas sarana maupun prasarana yang cukup lengkap di MAN Yogyakarta I, Para guru pun juga mengacu pada permendiknas – permendiknas yang ada, sebagai contoh telah diterapkannya Kurikulum 2013 bagi kelas X, XI dan XII.

B. Analisis Permasalahan

Dalam proses observasi, ada tiga aspek penting terkait dasar observasi kelas yaitu perangkat pembelajaran, proses pembelajaran, dan perilaku siswa. Perangkat pembelajaran berkaitan dengan materi yang akan menjadi acuan dalam kegiatan belajar mengajar seperti silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Sedangkan, dalam proses pembelajaran, aspek yang diamati adalah bagaimana menguasai dan mengondisikan kelas selama proses Pembelajaran berlangsung berdasarkan tahapan–tahapan yang ada. Terakhir, perilaku siswa berkaitan dengan bagaimana sikap siswa selama di kelas maupun di luar kelas. Perubahan kurikulum 2013 yang mengalami revisi pada tahun 2016, menyebabkan permasalahan-permasalahan muncul dalam perangkat pembelajaran. Kurangnya sosialisasi kurikulum 2013 revisi dan proses transisi kurikulum yang jelas, menimbulkan sebagian besar guru kurang memahami bagaimana cara penerapan kurikulum tersebut. Hal ini menyebabkan guru belum memiliki acuan yang jelas, sehingga perangkat pembelajaran yang ada kurang