Pendahuluan T1 672010155 Full text

1

1. Pendahuluan

Kemajuan terbaru dalam teknologi sensor, komunikasi wireless dan komputasi digital telah menghasilkan pengembangan yang lebih lanjut, yaitu Wireless Sensor Network WSN. Sebuah Wireless Sensor Network dapat dijelaskan sebagai jaringan sebuah node-node yang saling berkolaborasi dalam melakukan penginderaan di daerah sekitarnya. Teknologi ini terdiri dari node sensor, sebuah head node atau cluster node serta base station. Berbagai macam aplikasi dari teknologi WSN adalah teknologi ini mampu melakukan monitoring fisik atau kondisi lingkungan sekitar seperti suhu, suara, tekanan, getaran, gerakan dan lain-lain [1]. Cara kerja dari WSN adalah dengan melakukan penginderaan lingkungan sekitarnya yang dilakukan oleh node-node yang tersebar yaitu dengan kemampuan tiap-tiap node yaitu mengirim, menerima dan merasakan. Kolaborasi atau kerja sama antar node-node memiliki peran penting dalam sistem. Di dalam implementasi perangkat lunak dan perangkat keras komputer dalam kaitannya dengan komputerisasi dan digitalisasi, faktor sumber daya energi dan tingkat konsumsinya perlu diperhatikan dengan baik. Beberapa faktor yang memengaruhi penggunaan energi WSN adalah kondisi implementasi dilapangan yang terbatas, setiap node sensor memiliki sumber daya yang kecil setara dengan daya yang biasa dihasilkan oleh sebuah baterai biasa. Hal ini menjadikan node- node sensor harus mampu bekerja dengan cepat dan maksimal, tanpa harus kehabisan sumber energi di tengah-tengah pekerjaannya. Hal ini menyebabkan Penggunaan energi menjadi masalah yang penting dalam penggunaan Wireless Sensor Network [2]. Namun yang menjadi masalah adalah apabila ada node sensor yang tidak berfungsi karena sudah kehabisan energi atau karena terjadinya kerusakan pada node sensor dalam hal ini cluster head, sehingga jalur routing perlu dibenahi kembali agar node-node yang masih aktif dapat terus bekerja [3]. Berdasarkan latar belakang tersebut, dilakukannya penelitian ini bertujuan untuk menganalisa ketahanan energi dalam WSN pada saat node sudah tidak berfungsi, sehingga meskipun ada cluster head yang telah kehabisan energi atau tidak berfungsi, tidak akan mengurangi efektifitas monitoring yang dilakukan oleh sensor. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan agar didapatkan informasi mengenai penggunaan energi yang lebih efisien dalam wireless sensor network, sehingga node-node masih dapat melakukan transmisi data meskipun ada cluster node yang tidak berfungsi atau kehabisan energi. Low Energy Adaptive Clustering Hierarchy LEACH protocol merupakan hierarchical clustering algorithm untuk sensor network. Kemampuan LEACH protocol dalam melakukan distribusi energi yang digunakan menjadi salah satu keunggulan metode ini, dimana penentuan jumlah cluster head dan anggota cluster menjadi hal yang memengaruhi performa Wireless sensor network, sehingga pada saat ada cluster head yang akan kehabisan energi maka akan dibuat jalur alternatif yang akan menjadi cadangan dan transmisi data tetap berjalan tanpa terjadi hambatan. 2

2. Tinjauan Pustaka