Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Permainan bola voli diciptakan oleh William G. Morgan tahun 1895 di kota Holkyoke, Massachusset Amerika Serikat. Nama semula permainan bola voli adalah mintonette permainannya hampir serupa dengan badminton. Sejalan dengan perkembangan dan berkat usaha William G. Morgan permainan bola voli berkembang pesat di Amerika kemudian permainan tersebut diubah namanya menjadi Volleyball yang artinya kurang lebih memvoli bola berganti-ganti. Pada perang Dunia II tentara-tentara sekutu menyebarkan permainan bola voli ke Negara-negara Asia dan Eropa terutama Negara Jepang, Cina, India, Philipina, Yogoslavia dan Jerman. Permainan bola voli masuk Indonesia sejak tahun 1928 pada jaman penjajahan Belanda melalui guru pendidikan jasmani yang didatangkan dari Belanda. Sampai sekarang permainan bola voli di Indonesia telah berkembang dengan pesat dari kota sampai ke pelosok desa, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, tua atau muda, pria atau wanita gemar bermain bola voli. Ini cukup beralasan karena permainan bola voli memiliki sifat yang sangat rekreatif. Dalam permainan yang tidak resmi peraturan bisa dimodifikasi sesuai dengan kondisi yang ada, misalnya mengenai jumlah pemain, jumlah skor atau bahkan ukuran lapangan yang dipergunakan. Munculnya bola voli pantai juga karena mudahnya permainan ini bisa dimodifikasi. 2 Permainan ini sangat fleksibel karena bisa dimainkan oleh segala umur ataupun oleh segala tingkatan sosial masyarakat. Sebagai contoh, permainan bola voli yang dimainkan oleh kelompok remaja di pedesaan. Tempat yang mereka gunakan untuk bermain sebenarnya juga merupakan tempat bersosialisasi. Sebagai tempat untuk bertukar pikiran, berkeluh kesah mencurahkan isi hati, memuntahkan perasaan jenuh, dan menghilangkan penat sehabis kerja atau belajar. Tujuan mereka bermain bola voli beraneka ragam ada yang sekedar mengisi waktu luang sebagai hiburan, maupun untuk tujuan prestasi. Cepatnya perkembangan bola voli di masyarakat dikarenakan orang mudah mempelajarinya. Di samping juga peralatan olahraga permainan ini relatif murah. Alasan lain juga permainan olahraga ini dapat dimainkan di mana saja, asal tersedia bidang datar yang memadai dan jaring. Maka tidak mengherankan apabila banyak kita jumpai lapangan atau arena bermain bola voli di sekolah, di kantor, di pekarangan rumah, di balai desa, di pantai bahkan di sawah saat masa habis panen. Sekarang ini di tengah-tengah masyarakat banyak bermunculan klub-klub bola voli. Di samping itu permainan bola voli sudah dimasukkan dalam kurikulum sekolah dan diajarkan mulai dari tingkat SLTP sampai tingkat SLTA. Bahkan di tingkat dasarpun sudah mulai diperkenalkan sebagai pelajaran materi pilihan. Hal demikian menambah semaraknya perkembangan bola voli di Indonesia. Pada kenyataannya, pembinaan yang telah dilakukan, kadang kurang seimbang dalam pemberian materi latihan antara keterampilan teknik dasar bermain maupun latihan kondisi fisiknya. Diumpamakan jika Kedua hal tersebut 3 perbandingan latihannya tidak seimbang maka akan berpengaruh ketika akan tampil dalam pertandingan maupun pada hasil akhir program. Sehingga harapan untuk diraihnya kemenangan kemungkinan kecil. Untuk itu dalam upaya peningkatan prestasi olahraga perlu diusahakan pembinaan yang terarah dan berkelanjutan melalui pemaduan bakat, pembibitan, pendidikan serta pelatihan olahraga yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi secara efektif dan efisien sebagai sarana untuk mencapai prestasi optimal. Juga perlu diupayakan langkah-langkah nyata mulai dari diperbarui metode latihan, peningkatan sarana dan prasarana, penggunaan peralatan yang baik, perhatian terhadap masalah gizi, tes dan pengukuran dalam olahraga sampai pada perhatian terhadap tim dokter dan psikolog perlu dilibatkan. Dalam permainan bola voli ada berbagai teknik permainan. Macam- macam teknik bola voli meliputi teknik tanpa bola yang terdiri atas sikap siap normal, pengambilan posisi yang tepat, langkah kaki, langkah smash dan block, guling, gerak meluncur dengan gerak tipuan. Sedangkan teknik dengan bola terdiri atas servis, pas bawah, pas atas, umpan, smash, dan block Suharno, 1983:23. Pada mulanya servis hanya merupakan pukulan awal untuk dimulainya suatu permainan, tetapi jika ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk diperoleh nilai agar suatu regu berhasil diraih kemenangan M. Yunus, 1992:68-69. Sedangkan Beutelstahl 1986:9, juga menyatakan bahwa mulanya servis hanya dipandang sebagai pukulan permulaan saja, cara melempar bola untuk memulai permainan. Tetapi servis saat kemudian 4 berkembang menjadi suatu senjata yang ampuh untuk menyerang. Jadi teknik dasar ini tidak bolah diabaikan dan harus dilatih dengan baik terus-menerus. Mengingat begitu pentingnya teknik servis dalam permainan bola voli, maka perlu dilakukan kegiatan pembinaan secara serius. Selain teknik yang benar, keberhasilan servis atas bola voli juga ditentukan oleh kondisi fisik. Adapun komponen-komponen kondisi fisik tersebut yaitu: 1 kekuatan, 2 daya tahan, 3 daya otot, 4 kecepatan, 5 daya lentur, 6 kelincahan, 7 koordinasi, 8 keseimbangan, 9 ketepatan, dan 10 reaksi. M. Sajoto 1995:8- 9. Dari berbagai berbagai faktor kondisi fisik tersebut ada beberapa faktor yang paling menunjang keberhasilan dalam melakukan servis atas bola voli yang diantaranya adalah koordinasi mata tangan, kelentukan togok dan kekuatan otot lengan Menurut M. Sajoto 1988:59, koordinasi adalah kemampuan seseorang, dalam mengintegrasikan gerakan-gerakan yang berbeda ke dalam suatu pola gerakan tunggal secara efektif seperti dalam melakukan teknik pukulan servis atas dalam olahraga bola voli, seorang pemain akan kelihatan mempunyai koordinasi gerak yang baik apabila ia dapat mengarahkan bola servis atas ke dalam bidang lapangan yang diinginkan. Selain harus memiliki koordinasi mata tangan yang baik, dalam melakukan servis juga memerlukan kelentukan togok dan kekuatan otot lengan yang tinggi. Menurut M. Sajoto 1995: 9, kelentukan merupakan efektifitas seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan pengukuran tubuh yang leluasa. Kaitannya dalam pelaksanaan servis atas kelentukan togok yang 5 tinggi akan memungkinkan pemain dapat menarik togok kebelakang yang seluas- luasnya sehingga saat melakukan pukulan servis togok dapat dilecutkan ke muka dengan cepat sehingga dapat menghasilkan pukulan yang semakin keras. Kedudukan kekuatan otot lengan dalam melaksanakan servis atas bola voli adalah sebagai tenaga penggerak lengan untuk memukul bola. Lebih lanjut A. Kamiso 1991:40, menyatakan bahwa hanya dengan kekuatan dapat gerakan diciptakan. Mungkin ada kekuatan tanpa gerak, tapi tidak ada gerak tanpa kekuatan. Dengan demikian jelas bahwa kekuatan otot lengan sangat diperlukan untuk menunjang gerak lengan saat memukul bola servis atas dalam permainan bola voli. Berdasarkan hasil pengamatan penulis di UKM bola voli putri UNNES diketahui bahwa dalam pembinaan kemampuan servis atas cenderung hanya diprioritaskan pada pembinaan teknik dasar saja tanpa diimbangi dengan pembinaan kondisi fisik yang diperlukan dalam pelaksanaan servis atas. Kondisi yang demikian menjadikan keberhasilan dalam pembinan servis atas tidak dapat optimal. Hal tersebut dapat dilihat selama pelaksanaan pertandingan bola voli yang diikuti tim bola voli putri UNNES jarang sekali servis atas yang dilakukan dapat dijadikan sebagai serangan awal yang dapat melemahkan pertahan lawan ataupun dapat memberikan point. Masih rendahnya kualitas teknik dasar dari pemain-pemain UKM bola voli putri UNNES juga dapat dilihat dari prestasi minimnya prestasi yang dapat diraih. Selama beberapa tahun terakhir ini prestasi yang menggembirakan dari tim bola voli UNNES hanya pada tahun 2007 yaitu dapat menjadi juara I pada PORSENI mahasiswa rayon I, juara I Waisak Cup I, dan juara II PORPERTI se-Indonesia. 6 Berdasarkan penjelasan di atas, di mana kemampuan servis atas dari UKM bola voli putri UNNES dipandang kualitasnya masih rendah, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Koordinasi Mata- tangan, Kelentukan Togok dan Kekuatan Otot Lengan dengan Kemampuan Servis Atas pada UKM Bola Voli Putri Universitas Negeri Semarang Tahun 2008. Adapun alasan yang melatar belakangi pemilih judul tersebut adalah sebagai berikut : 1 Prestasi yang optimal ditentukan oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah faktor fisik yang di dalamnya terdapat juga komponen koordinasi mata tangan, kelentukan togok dan kekuatan otot lengan. 2 Servis sebagai salah satu pukulan yang penting yaitu pukulan pembuka permainan, namun dapat pula digunakan sebagai alat penyerangan pertama dalam permainan bola voli. 3 Servis merupakan salah satu ketrampilan gerak yang ditentukan oleh kondisi fisik yang antara lain komponen koordinasi mata tangan, kelentukan togok dan kekuatan otot lengan.

1.2 Permasalahan

Dokumen yang terkait

SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT PERUT DAN KEKUATAN OTOT LENGAN BAHU TARHADAP KEMAMPUAN ACCURACY SMASH NORMAL PADA UKM BOLA VOLI PUTRA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2012

0 12 101

SUMBANGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, LENGAN, DAN KELENTUKAN TOGOK DENGAN HASIL SMASH SEMI BOLA VOLI PADA PEMAIN PUTRAKLUB IVOKAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013

0 14 118

Sumbangan Kekuatan Otot Lengan dan Kelentukan Pergelangan Tangan Terhadap kemampuan Smash Normal Dalam Permainan Bola Voli Pada Siswa Putra Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli SMA Negeri I Tuntang Kab. Semarang Tahun 2008.

0 0 1

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KETEPATAN SERVIS ATAS BOLA VOLI PESERTA EKSTRAKURIKULER SMA NEGERI 1 PUNDONG BANTUL TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 8 101

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI PUTRA SMP NEGERI 4 SLEMAN.

1 2 107

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KETEPATAN SERVIS ATAS BOLA VOLI SISWA KELAS X BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 9 98

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI PUTRA SMP NEGERI 4 KALASAN SLEMAN.

3 11 93

HUBUNGAN ANTARA PANJANG LENGAN, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAN KOORDINASI MATA TANGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS ATAS PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI PUTRA DI SMA NEGERI I SEYEGAN.

0 3 95

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN DENGAN KETEPATAN SERVIS ATAS SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI SMP NEGERI 2 MIRIT.

0 0 102

KETERAMPILAN SERVIS ATAS BOLA VOLI (Studi Korelasional Antara Kekuatan Otot Lengan dan Kelentukan Togog Terhadap Servis Atas Bola Voli pada Mahasiswa Penjaskes Putra IKIP-PGRI Pontianak)

0 1 14