TAKE HOME UAS AKP

PERATURAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG
NOMOR 1 TAHUN 2016
TENTANG
TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PADANG PANJANG,
Menimbang

: a. bahwa dalam rangka mengembangkan potensi Pegawai Negeri
Sipil sebagai bagian dari kebijaksanaan manajemen Pegawai
Negeri Sipil dan dalam rangka mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik. maka diperlukan sumber daya
aparatur yang profesional dan berkualitas melalui program
tugas belajar dan izin belajar secara selektif;
b. bahwa demi tertibnya administrasi pemberian izin belajar dan
tugas belajar bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Pemerinrah Kota Padang Panjang, perlu diterbitkan Peraturan
Daerahnya;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan b, perlu membentuk Peraturan Daerah

tentang Tugas Belajar dan Izin Belajar bagi Pegawai Negeri
Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Padang Panjang.

Mengingat

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan
Daerah Otonom Kota Kecil Dalam Lingkungan Daerah
Propinsi Sumatera Tengah;

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian
Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil;
6. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 1961 tentang Pemberian
Tugas Belajar;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 Tahun 2009

tentang Pedoman Pemberian Tugas Belajar bagi Pegawai
Negeri Sipil di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional.

Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KOTA PADANG PANJANG
dan
WALIKOTA PADANG PANJANG
MEMUTUSKAN :
Menetapkan

:

PERATURAN DAERAH TENTANG TUGAS BELAJAR DAN
IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI
LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG.

BAB I
KETENTUAN UMUM
1.

2.
3.

Daerah adalah Kota Padang Panjang;
Pemerintah Daerah adalah Kota Padang Panjang;
Walikota adalah Walikota Padang Panjang;

4.
5.
6.
7.
8.

9.
10.

11.

12.
13.

14.
15.
16.
17.

18.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Padang Panjang;
Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Padang Panjang;
Badan Kepegawaian Daerah yang selanjutnya disingkat BKD adalah Badan
Kepegawaian Daerah Kota Padang Panjang;
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah Pegawai Negeri
Sipil Daerah Kota Padang Panjang;
Tugas Belajar adalah penugasan yang diberikan oleh Walikota kepada PNS
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi atau setara pada
Perguruan Tinggi Negeri dan/atau Swasta yang terkakreditasi , baik di dalam
maupun di luar negeri, bukan atas biaya sendiri dan meninggalkan tugas seharihari sebagai PNS;
Pegawai Pelajar adalah PNS di Lingkungan Pemerintah Kota yang diberi tugas
belajar;

Izin Belajar adalah izin yang diberikan oleh Walikota kepada seorang PNS atas
permintaan sendiri dengan tidak meninggalkan tugas kedinasan dan/atau tugas
pekerjaan sehari-hari untuk belajar pada perguruan tinggi negeri, satuan
pendidikan kedinasan, dan perguruan timggi swasta yang memiliki izin
operasional dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan yang beroperasi dalam daerah;
Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional yang selanjutnya disingkat SKHUN
adalah penamaan terhadap dokumen daftar hasil ujian akhir siswa dan/atau
penamaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
Pihak Ketiga adalah badan/yayasan/lembaga/perusahaan/organisasi swasta
nasional berbadan hukum dan pihak asing yang tidak mengikat;
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkup Pemerintah Kota Padang Panjang;
Pendidikan Akademik adalah pendidikan tinggi program sarjana dan/atau pasca
sarjana yang diarahkan pada penguasaan ilmu pengetahuan dan pengembangan
cabang ilmu pengetahuan dan teknologi;
Pendidikan Vokasi adalah pendidikan tinggi program diploma yang menyiapkan
mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai program
sarjana terapan;

Pendidikan Profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang
menyiapkan mahasiswa dalam pekerjaan yang memerlukan persyaratan
keahlian khusus;
Kenaikan Pangkat bagi Pegawai Pelajar adalah kenaikan pangkat pilihan
apabila sebelumnya menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional atau
kenaikan pangkat reguler apabila sebelumnya tidak menduduki jabatan
struktural atau jabatan fungsional;
Perjanjian Tugas Belajar adalah perjanjian tertulis antara Pegawai Pelajar denga
Walikota yang memuat syarat-syarat, hak dan kewajiban para pihak sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku;

19.
20.
21.
22.

Pemberhentian dari Jabatan Struktural adalah pemberhentian PNS dari jabatan
strukturalnya karena melaksanakan Tugas Belajar lebih dari 6 (Enam) bulan;
Pembebasan Sementara dari Tugas-Tugas Jabatan Fungsional adalah
pembebasan sementara PNS dari tugas-tugas jabatan fungsionalnya karena

melaksanakan tugas belajar lebih dari 6 (Enam) bulan;
Masa Wajib Kerja adalah masa wajib kerja pada unit kerja asal bagi PNS yang
telah berakhir masa tugas belajarnya dan pada SKPD;
Penilaian Prestasi Kerja PNS adalah suatu proses penilaian secara sistematis
yang dilakukan oleh Pejabat Penilai terhadap sasaran kerja Pegawai dan
perilaku kerja PNS.
BAB II
PRINSIP, MAKSUD DAN TUJUAN
Bagian Kesatu
Prinsip
Pasal 2

Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar berdasarkan prinsip :
a.
b.
c.
d.
e.
f.


Relevansi
Efektifitas dan Efisiensi
Keadilan
Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan
Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan; dan
Keterbukaan

Bagian Kedua
Maksud
Pasal 3
Maksud pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar yakni untuk meningkatkan
pengetahuan, perubahan pola fikir dan karakter PNS yang telah menunjukan dedikasi,
perilaku baik, loyalitas dan prestasi.

Bagian Ketiga
Tujuan
Pasal 4
Tujuan pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar adalah yakni untuk memenuhi
kebutuhan akan tenaga, yang memiliki kompetensi tertentu dalam rangka pelaksanaan
tugas dan fungsi serta pengembangan organisasi dan meningkatkan pengetahuan,

kemampuan, keterampilan serta sikap dan kepribadian.
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 5
Tugas Belajar dan Izin Belajar dapat dilaksanakan di dalam dan di luar negeri yang
meliputi :
a. Pendidikan Akademi
b. Pendidikan Vokasi
c. Pendidikan Profesi
BAB IV
JENIS PENDIDIKAN
Pasal 6
1) Pendidikan Akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a, terdiri atas
program sarjana (S1) dan program magister (S2).
2) Pendidikan Vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b, terdiri atas
program pendidikan Diploma I. Diploma II, Diploma III dan Diploma IV.
3) Pendidikan Profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c, merupakan
program pendidikan spesialis.
Pasal 7
Tugas Belajar dan Izin Belajar diberikan untuk masa tertentu sesuai dengan jenjang

pendidikan yang diikuti yakni :
a. Program Pendidikan Diploma I, selama 2 (Dua) Semester;
b. Program Pendidikan Diploma II, selama 4 (Empat) Semester;
c. Program Pendidikan Diploma III, selama 6 (Enam) Semester;
d. Program Pendidikan Diploma IV atau Sarjana, selama 8 (Delapan) Semester;
e. Program Pendidikan Magister atau yang setara, selama 4 (Empat) Semester; dan

f.

Program Pendidikan Spesialis, selama 10 (Sepuluh) Semester.
BAB V
PERENCANAAN TUGAS BELAJAR
Pasal 8

1) Penyusunan rencana kebutuhan Tugas Belajar dan Izin Belajar dimaksudkan
untuk memenuhi kebutuhan akan PNS, ketersediaan calon aparatir yang memiliki
pengetahuan, kemampuan, keterampilan serta sikap dan kepribadian profesional
sebagai salah satu persyaratan dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan.
2) Rencana kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan masingmasing Kepala SKPD yang dikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah.

Pasal 9
1) Rencana kebutuhan Tugas Belajar dan Izin Belajar sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 disusun dalam Rencana Strategis (Renstra SKPD)
2) Rencana Strategis (Renstra) SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dijabarkan dalam Rencana Kerja (Renja) SKPD.
3) Rencana kebutuhan Tugas Belajar dan Izin Belajar disusun dengan menggunakan
format yang berisi informasi mengenai :
a. Bidang pekerjaan yang membutuhkan tugas belajar;
b. Program pendidikan yang direncanakan;
c. Kualifikasi akademik calon pegawai pelajar;
d. Lembaga pendidikan penyelenggara Tugas Belajar;
e. Jangka waktu; dan
f. Sumber biaya.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai rencana kebutuhan Tugas Belajar dan Izin
Belajar yang menggunakan format sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur
dengan Peraturan Walikota.
BAB VI
PENYELENGGARA DAN SUMBER PEMBIAYAAN TUGAS BELAJAR
Bagian Kesatu
Penyelenggara
Pasal 10

Penyelenggaraan Tugas Belajar dilakukan oleh :
a. Perguruan Tinggi yang didirikan oleh Pemerintah, baik berbentuk badan hukum
atau tidak berbentuk badan hukum milik negara maupun berbentuk badan hukum
pendidikan;
b. Perguruan Tinggi Kedinasan;
c. Perguruan Tinggi yang didirikan oleh masyarakat minimal terakreditasi B dengan
program studi minimal terakreditasi B; dan
d. Perguruan Tinggi Negara Asing atau Negara Sahabat yang diakui oleh Negara
yang bersangkutan dan Pemerintah Indonesia.
Bagian Kedua
Sumber Pembiayaan
Pasal 11
1) Pembiayaan Tugas Belajar bersumber dari :
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN);
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Propinsi (APBN Prop)
c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota (APBN Kota)
d. Bantuan badan/yayasan/lembaga/perusahaan/organisasi swasta nasional
berbadan hukum;
e. Bantuan pihak asing yang tidak mengikat; dan
f. Sumber lain yang sah.
2) Komponen Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk :
a. Program D I, D II dan D III :
1) Biaya perjalanan pergi pulang ke dan dari tempat tugas belajar;
2) Biaya kuliah, literatur, Praktek Kerja Lapangan, ujian akhir dan wisuda; dan
3) Biaya Hidup
b. Program D IV, S1, S2 dan Spesialis Kedokteran
1) Biaya perjalanan pergi pulang ke dan dari tempat tugas belajar;
2) Biaya kuliah, literatur, Kuliah Kerja Nyata, penelitian, seminar, ujian akhir
dan wisuda;
3) Biaya Hidup; dan
4) Biaya matrikulasi (khusus S2 dan spesialis kedokteran)
c.

Biaya kuliah dibayarkan langsung oleh Pemerintah Daerah kepada lembaga
penyelenggara pendidikan.

BAB VII
BATAS USIA DAN KEPANGKATAN
Bagian Kesatu
Batas Usia
Pasal 12
1) Batas usia paling tinggi untuk
a. Program D I, D II dan D III
b. Program D IV / S1
c. Program S2
d. Spesialis Kedokteran

:
:
:
:

25 Tahun
25 Tahun
37 Tahun
40 Tahun

2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dikecualikan untuk
tenaga kesehatan non spesialis dari program D I, D II dan D III dengan batas usia
paling tinggi 45 (empat puluh lima) tahun.
Bagian Kedua
Batas Kepangkatan
Pasal 13
Batas kepangkatan/golongan paling rendah untuk :
a. Program D I, D II dan D III
:
Pengatur / II c
b. Program D IV / S1
:
Pengatur Tk. I / II d
c. Program S2
:
Penata Muda Tk. I / III b
d. Spesialis Kedokteran
:
Penata Muda Tk. I / III b

BAB VIII
PERSYARATAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 14

Persyaratan calon Pegawai Pelajar meliputi :
a. Administrasi; dan
b. Akademik
Bagian Kedua
Persyaratan Administrasi
Pasal 15
1) Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf a, meliputi
:
a. Telah mengabdi di lingkungan Pemerintah Daerah paling singkat 6 (enam)
tahun secara terus menerus terhitung sejak diangkat menjadi calon PNS yang
dibuktikan dengan surat keterangan dari Kepala BKD, kecuali bagi dokter
umum yang akan mengambil spesialis dan telah bekerja secara terus
menerus paling singkat 2 (dua) tahun;
b. Penilian Prestasi Kerja PNS selama 2 (dua) tahun terkahir yang semua unsur
penilaninnya bernilai baik;
c. Memiliki integritas PNS dalam dimensi intelektual, spiritual, mental dan
fizik yang dibuktikan dengan surat rekomendasi Kepala SKPD;
d. Berbadan sehat, tidak cacat jasmani dan rohani yang dinyatakan dengan
surat keterangan sehat dari dokter pemerintah;
e. Menandatangani perjanjian Tugas Belajar di atas kertas bermaterai;
f. Adanya jaminan pembiayaan Tugas Belajar dari Pihak Ketiga;
g. Lulus seleksi yang diwajibkan untuk program Tugas Belajar dari perguruan
tinggi tempat tugas belajar dilaksanakan;
h. Mendapat rekomendasi/persetujuan dari Kementerian/Lembaga Pemerintah
untuk tugas belajar ke luar negeri;
i. Mendapat rekomendasi/persetujuan dari Walikota untuk Tugas Belajar dalam
negeri dan luar negeri;
j. Tidak Sedang
1) Menjalani cuti di luar tanggungan negara;
2) Menjalani hukuman penjara karena melakukan tindak pidana;
3) Dalam proses penjatuhan hukuman tingkat sedang atau tingkat berat;
4) Mengajukan keberatan kepada atasan langsung dan banding administrasi
kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian (Bapek);
5) Menjalani hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat;
6) Dalam proses perkara pidana;
7) Melaksanakan masa wajib kerja setelah tugas belajar; dan
8) Melaksanakan tugas belajar pada jenjang pendidikan yang sedang
berlangsung.
k. Tidak Pernah
1) Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat;
2) Dijatuhi hukuman pidana;

3) Gagal dalam tugas belajar yang disebabkan kelalaiannya;
4) Dibatalkan mengikuti tugas belajar karena kesalahannya.
9) Persyaratan adminitrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didukung
dengan alat bukti yang disahkan oleh Kepala SKPD.
Bagian Ketiga
Persyaratan Akademik
Pasal 16
1) Persyaratan akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf b, meliputi :
a. Lulus ujian seleksi pada lembaga pendidikan tinggi yang terkareditasi;
b. SKHUN dan transkrip nilai yang memuat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
paling rendah untuk :
1)
Program D I, D II dan D III Murni :
7,00
2)
Program D IV / S1 Murni
:
7,00
3)
Program Diploma Transfer
:
2,50
4)
Program DIV/S1 Transfer
:
2,75
5)
Program S2 semua jurusan
:
2,75; dan
6)
Spesialis Kedokteran
:
2,75
7) Persyaratan akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi PNS
Tugas Belajar yang dibiayai pendidikannya oleh Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Propinsi maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) dan Pihak Ketiga.
8) Persyaratan akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi
PNS Tugas Belajar pada program khusus kesehatan atau program pendidikan
kedinasan lainnya.
BAB IX
PROSEDUR
Pasal 17
Prosedur pemberian Tugas Belajar sebagai berikut :
a. Kepala SKPD mengusulkan calon Pegawai Pelajar dengan melampirkan :
1. Surat Keterangan Sehat Jasmani dan Rohani dari Dokter Pemerintah;
2. Kartu PNS Elektronik;
3. Surat Keputusan Pengangkatan sebagai Calon PNS;
4. Surat Keputusan Pengangkatan sebagai PNS;
5. Surat Keputusan Kenaikan Pangkat Terakhir;
6. Surat Keputusan Jabatan Terakhir bagi PNS yang menduduki jabatan;

7.

Penilaian Prestasi Kerja PNS 2 (dua) tahun terkahir yang setiap unsur
penilainannya bernilai baik;
8. Akta Nikah bagi yang telah menikah dan akta kelahiran;
9. Surat Rekomendasi dari Kepala SKPD;
10. Surat Perjanjian Tugas Belajar di atas kertas bermaterai;
11. Surat Rekomendasi/persetujuan dari Kementerian/Lembaga Pemerintah
untuk tugas belajar ke luar negeri;
12. Surat Keterangan dari Kepala SKPD mengenai bidang studi yang akan
ditempuh mempunyai hubungan atau sesuai dengan kebutuhan dan
pengembangan organisasi;
13. Surat Rekomendasi kelulusan dari lembaga pendidikan tempat pelaksanaan
tugas belajar
14. Surat pernyataan tidak sedang :
a. Menjalani cuti di luar tanggungan negara;
b. Menjalani hukuman penjara karena melakukan tindak pidana;
c. Dalam proses penjatuhan hukuman tingkat sedang atau tingkat berat;
d. Mengajukan keberatan kepada atasan langsung dan banding administrasi
kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian (Bapek);
e. Menjalani hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat;
f. Dalam proses perkara pidana;
g. Melaksanakan masa wajib kerja setelah tugas belajar; dan
h. Melaksanakan tugas belajar pada jenjang pendidikan yang sedang
berlangsung.
15. Surat Pernyataan tidak pernah :
a. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat;
b. Dijatuhi hukuman pidana;
c. Gagal dalam tugas belajar yang disebabkan kelalaiannya;
d. Dibatalkan mengikuti tugas belajar karena kesalahannya.
a.
b.

Kepala SKPD mengajukan usul calon Pegawai Pelajar kepada Walikota;
Ketentuan lebih lanjut mengenai usul calon Pegawai Pelajar sebagaimana
dimaksud dalam huruf a diatur dengan Peraturan Walikota.
BAB X
HAK DAN KEWAJIBAN PEGAWAI PELAJAR
Bagian Kesatu
Hak
Pasal 18

Pegawai Pelajar mempunyai hak :
a. Mendapat biaya Tugas Belajar

b.
c.
d.
e.

Mendapat Kenaikan Pangkat
Mendapat Kenaikan Gaji Berkala
Mendapat Penilaian Prestasi Kerja
Mendapat perhitungan masa kerja selama masa menjalani Tugas Belajar
Bagian Kedua
Kewajiban
Pasal 19

1) Pegawai Pelajar mempunyai kewajiban :
a. Menyerahkan tugas dan tanggung jawab sehari-hari kepada atasan langsung
atau pejabat lain yang ditunjuk;
b. Melaporkan alamat pendidikan dan tempat tinggal kepada Walikota dan
Kepala SKPD asal;
c. Melaporkan perubahan alamat tempat tinggal kepada Walikota dan Kepala
SKPD asal;
d. Melaporkan perkembangan pelaksanaan Tugas Belajar setiap semester
kepada Walikota dan Kepala SKPD asal;
e. Kembali ke SKPD asal pada kesempatan pertama setelah berakhirnya masa
tugas belajar;
f. Melaporkan secara tertulis kepada Walikota dan SPKD asal paling lambat 1
(satu) bulan setelah yang bersangkutan menyelesaikan tugas belajar atau
berakhir masa melaksanakan tugas belajar bagi pegawai pelajar dalam negeri
sedangkan bagi pegawai pelajar di luar negeri dilaporkan pula kepada
Kementerian atau Lembaga yang merekomendasikan untuk Tugas Belajar ke
luar negeri;
g. Melaksanakan masa wajib kerja pasca pendidikan selama 8n+1 bagi Pegawai
Pelajar yang melaksanakan pendidikan di dalam negeri dan 9n+1 bagi
Pegawai Pelajar yang melaksanakan pendidikan di luar negeri;
h. Menaati seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku baik bagi PNS
maupun Pegawai Pelajar;
i. Melaporkan perkembangan pelaksanaan tugas belajar kepada Perwakilan
Negara Republik Indonesia di Negara tempat tugas belajar;
j. Melaporkan perkembangan pelaksanaan tugas belajar kepada perwakilan
negara Republik Indonesia di Negara tempat tugas belajar bagi Pegawai
Pelajar di luar negeri sebagai bahan pertimbangan bagi pejabat dalam
pemberian Penilaian Prestasi Kerja;
k. Membayar sejumlah ganti rugi atas biaya pendidikan yang telah diterima
dari Daerah/Negara apabila Pegawai Pelajar :
1) Membatalkan secara sepihak tugas belajar yang harus dilaksanakan;
2) Membatalkan perjalanannya ke tempat tugas belajar;
3) Tidak mendapat hasil yang sewajarnya dalam kurun waktu yang telah
ditetapkan karena kelalaiannya;

4) Tidak melaksanakan masa wajib kerja, baik untuk seluruhnya maupun
untuk sebagian masa wajib kerja yang telah ditentukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Kewajiban melaksanakan masa wajib kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf g juga berlaku bagi yang tidak berhasil dalam melaksanakan Tugas Belajar
karena kelalaiannya.
BAB XI
PERJANJIAN TUGAS BELAJAR
Pasal 20
1) Perjanjian tugas belajar berisi :
a. Program pendidikan yang diikuti
b. Batas waktu
c. Lamanya masa wajib kerja yang harus dilaksanakan oleh Pegawai Pelajar
d. Penerapan pertauran disiplin PNS kepada Pegawai Pelajar
e. Besarnya ganti rugi yang harus dibayar Pegawai Pelajar
f. Diikut sertakannya keluarga Pegawai Pelajar untuk mengganti rugi
2) Perjanjian
tugas
belajar
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1) ditanda tangani oleh para pihak sebelum diterbitkan keputusan tugas belajar
oleh Walikota.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai perjanjian tugas belajar sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan (2) diatur dengan Peraturan Walikota.

BAB XII
PEMBERIAN, PERPANJANGAN DAN PEMBATALAN TUGAS BELAJAR
Bagian Kesatu
Pemberian Tugas Belajar
Pasal 21
1) Pemberian tugas belajar ditetapkan dengan Keputusan Walikota
2) Asli Keputusan Walikota sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) diserahkan
kepada Pegawai Pelajar dan tembusan disampaikan kepada Instansi terkait
tempat belajar Pegawai Pelajar

Bagian Kedua
Perpanjang Masa Tugas Belajar
Pasal 22
1) Pegawai Pelajar yang tidak dapat menyelesaikan tugas belajar dalam waktu yang
telah ditentukan dapat diberikan perpanjangan masa tugas belajar
2) Pegawai Pelajar sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) mengajukan
permohonan perpanjangan masa tugas belajar kepada Walikota, 6 (enam) bulan
sebelum berakhirnya masa tugas belajar
3) Perpanjangan masa tugas belajar dapat diberkan apabila Pegawai Pelajar :
a. Terlambat melaksanakan tugas belajar bukan atas kelalaiannya
b. Mendapat rekomendasi dari lembaga pendidikan tempat Pegawai Pelajar
melaksanakan tugas belajar di dalam negeri dan dari Perwakilan Negara
Republik Indonesia bagi Pegawai Pelajar di luar negeri karena terlambat
melaksanakan tugas belajar sebagaimana dimaksud dalam huruf a.
c. Mendapat rekomendasi dari Kepala SKPD; dan
d. Mendapat rekomendasi jaminan perpanjangan pembiayaan dari Walikota.
4) Kepala SKPD mengusulkan perpanjangan masa tugas belajar kepada Walikota,
dengan melampirkan data pendukung sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3)
huruf b dan huruf c
5) Perpanjangan masa tugas belajar diberikan paling lama 1 (satu) tahun
6) Perpanjangan masa tugas belajar ditetapkan dengan Keputusan Walikota
7) Asli Keputusan Walikota sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) diserahkan
kepada Pegawai Pelajar dan tembusan disampaikan kepada Instansi terkait
tempat belajar Pegawai Pelajar
8) Ketentuan lebih lanjut mengenai perpanjangan masa tugas belajar sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Walikota.
Bagian Ketiga
Pembatalan Tugas Belajar
Pasal 23
1) Keputusan pemberian tugas belajar dapat dibatalkan oleh Walikota, baik sebelum
keberangkatan ke tempat tugas belajar maupun selama dalam mengikuti tugas
belajar
2) Alasan-alasan keputusan pembatalan tugas belajar dimaksud pada ayat (1),
sebagai berikut :
a. Dikemudian hari terdapat bukti Pegawai Pelajar tidak memenuhi syarat
pemberian tugas belajar;
b. Pegawai Pelajar dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat;

c. Tidak berangkat ke tempat pelaksanaan tugas belajar sesuai jadwal yang telah
ditentukan;
d. Pegawai Pelajar mengajukan permohonan pengunduran diri;
e. Tidak melaporkan perkembangan tugas belajarnya meskipun telah diberikan
peringatan;
f. Pegawai Pelajar bekerja diluar kegiatan tugas belajar;
g. Setelah dievaluasi, Pegawai Pelajar tidak mampu menyelesaikan program
tugas belajar yang diikuti;
h. Tidak dapat melaksanakan tugas belajar karena hal-hal peristiwa di luar
kemampuannya;
i. Tidak sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan oleh tim penguji kesehatan
tersendiri yang mengakibatkan Pegawai Pelajar tidak mungkin
menyelesaikan program tugas belajar sesuai dengan waktu yang ditentukan;
j. Pegawai Pelajar diangkat dalam jabatan struktural/fungsional; dan
k. Ada kepentingan dinas yang mengharuskan Pegawai Pelajar tetap
melaksanakan tugas di Lingkungan Pemerintah Daerah.
3) Akibat pembatalan keputusan pemberian tugas belajar sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a sampai dengan huruf g, Pegawai Pelajar yang bersangkutan
wajib mengembalikan ke kas Daerah semua biaya yang telah dikeluarkan selama
melaksanakan tugas belajar
4) Kepala SKPD mengusulkan pembatalan tugas belajar kepada Walikota dengan
melampirkan bukti atau kelengkapan data pendukung sesuai dengan alasan
pembatalannya
5) Pembatalan tugas belajar ditetapkan dengan Keputusan Walikota
6) Asli Keputusan Walikota sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) diserahkan
kepada Pegawai Pelajar dan tembusan disampaikan kepada Instansi terkait
tempat belajar Pegawai Pelajar
7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembatalan tugas belajar sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Walikota
BAB XIII
PENGAKTIFAN KEMBALI PEGAWAI PELAJAR
Pasal 24
1) Pegawai Pelajar yang telah selesai atau tidak lagi melaksanakan tugas belajar
diaktifkan kembali dalam tugas-tugasnya dengan Keputusan Walikota
2) Ketentuan mengenai pengkatifan kembali Pegawai Pelajar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mengacu pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku dengan melampirkan bukti-bukti yang terkait dengan pelaksanaan tugas
belajar.

BAB XIV
IZIN BELAJAR
Pasal 25
1) PNS dapat diberikan izin belajar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi atau pendidikan yang setara
2) PNS yang akan mengikuti izin belajar, harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Biaya pendidikan dan fasilitas penunjang lainnya ditanggung oleh yang
bersangkutan;
b. Tidak meninggalkan tugas kedinasan dan/atau pekerjaan sehari-hari
c. Memiliki Penilaian Prestasi Kerja PNS 2 (dua) tahun terakhir yang setiap
unsur penilaiannya bernilai baik
d. Mendapatkan rekomendasi dari Kepala SKPD mengenai bidang studi yang
akan ditempuh sesuai dengan tugas pekerjaannya.
BAB XV
PROSEDUR PEMBERIAN IZIN BELAJAR
Pasal 26
Prosedur pemberian izin belajar sebagai berikut :
a. PNS yang bersnagkutan mengajukan permohonan kepada Walikota dengan
melampirkan :
1. Surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari dokter pemerintah
2. Surat keputusan calon PNS
3. Surat keputusan pangkat terakhir
4. Surat keputusan jabatan terakhir bagi yang menduduki jabatan
e. Penilaian Prestasi Kerja PNS 2 (dua) tahun terakhir yang setiap unsur
penilaiannya bernilai baik
f. Surat keterangan dari Kepaka SKPD mengenai bidang studi yang akan
ditempuh sesuai dengan tugas pekerjaannya.
b.
c.
d.

Usul pemberian izin belajar atas biaya sendiri, sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, diajukan oleh Kepala SKPD kepada Walikota.
Bupati menetapkan keputusan tentang pemberian izin belajar atas biaya sendiri
Asli Keputusan Walikota sebagaimana yang dimaksud dalam huruf c diserahkan
kepada PNS dan tembusan disampaikan kepada Instansi terkait tempat belajar
PNS.

BAB XVI
HAK DAN KEWAJIBAN PNS IZIN BELAJAR
Bagian Kesatu
Hak
Pasal 27
PNS yang diberikan izin belajar mempunyai hak :
a. Mendapat hak-hak kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku
b. Mendapat kenaikan pangkat penyesuaian ijazah dan/atau pengakuan ijazah.
Bagian Kedua
Kewajiban
Pasal 28
PNS yang diberikan izin belajar mempunyai kewajiban :
a. Melaporkan secara tertulis perkembangan pelaksanaan izin belajar setiap
semester kepada Walikota; dan
b. Mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi PNS.
BAB XVII
SANKSI
Pasal 29
1) Pegawai Pelajar yang melanggar kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal
19 dikenakan sanksi :
a. Hukuman disiplin sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku; dan
b. Mengembalikan/menyetor ke kas Daerah semua biaya yang telah dikeluarkan
selama tugas belajar dan ditambah 10% (sepuluh persen).
2) PNS Izin Belajar yang melanggar kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal
28 dikenakan sanksi hukuman disiplin sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.

Pasal 30
1) Kewajiban mengembalikan/menyetor ke kas Daerah semua biaya yang telah
dikeluarkan selama tugas belajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1)
huruf k wajib dilaporkan kepala BKD kepada Walikota.
2) Pegawai Pelajar dan PNS izin belajar yang tidak mentaati ketentuan peraturan
perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf h dan
Pasal 29 huruf b yang dikenakan hukuman disiplin, wajib dilaporkan kepala
SKPD kepada Walikota.
BAB XVIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 31
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Mahasiswa Tugas Belajar dan Ikatan
Dinas yang sedang mengikuti pendidikan berdasarkan Surat Keputusan Walikota
tentang Tugas Belajar dan Izin Belajar wajib menyesuaikan dengan ketentuan yang
diatur dalam Peraturan Daerah ini.
BAB XIX
KETENTUAN PENUTUP
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Padang Panjang.
Ditetapkan di Padang Panjang
Pada tanggal 2 Januari 2016
WALIKOTA PADANG PANJANG

HENDRI ARNIS
Diundangkan di Padang Panjang
Pada tanggal 2 Januari 2016
SEKRETARIS DAERAH
KOTA PADANG PANJANG

SYAHDANUR, SH.MM

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG
TAHUN 2016 NOMOR 1
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG
NOMOR 1 TAHUN 2016
TENTANG
TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG
I.

UMUM
Bahwa tujuan dari Manajemen Pegawai Negeri Sipil sebagaimana yang
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43
Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian adalah untuk menjamin penyelenggaraan
tugas pemerintahan dan pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna.
Untuk mewujudkan tujuan dimaksud, maka diperlukan Pegawai Negeri
Sipil yang memiliki kemampuan sumber daya yang handal agar dapat
melaksanakan tugas secara profesional, bertanggung jawab dan kompetitif, jujur
serta memiliki integritas diri yang tinggi. Hal ini karena Pegawai Negeri Sipil
merupakan unsur utama sumber daya manusia aparatur Negara yang mempunyai
peran yang sangat strategis dalam mengemban tugas pemerintahan dan
pembangunan.
Sejalan dengan berubahnya regulasi bidang kepegawaian dimana sumber
daya aparatur menjadi titik pijak dalam euforia reformasi birokrasi, dalam
mengikut sertakan Pegawai Negeri Sipil untuk melanjutkan pendidikan formal
dan mahasiswa bebas yang memiliki kemampuan dan kecakapan pada bidang
ilmu tertentu merupakan upaya pembinaan sekaligus penyiapan sumber daya
aparatur yang akan melaksanakan tugas secara profesional.

II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup Jelas
Pasal 2
Huruf a

Yang dimaksud dengan “ relevansi : adalah pemberian tugas belajar
dan izin belajar harus ada kesesuaian antara disiplin ilmu yang hendak
dipelajari dengan kebutuhan Daerah.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “ Efektiftas dan Efisiensi “ adalah pemberian
tugas belajar dan izin belajar harus memberikan manfaat yang besar
bagi Daerah dengan biaya pendidikan yang sesuai dengan kemampuan
keuangan Daerah
Huruf c
Yang dimaksud dengan “ keadilan “ adalah pemberian tugas belajar
dan izin belajar harus berdasarkan pertimbangan yang obyektif dan
tidak diskriminatif
Huruf d
Yang dimaksud dengan “ kesamaan kedudukan dalam hukum dan
pemerintahan “ adalah setiap PNS mempunyai hak yang sama untuk
disertakan dalam program tugas belajar
Huruf e
Yang dimaksud dengan “ Keseimbangan, keserasian dan keselarasan “
adalah pemberian tugas belajar dan izin belajar berdasarkan
keseimbangan wilayah, keserasian dengan tuntutan dunia pendidikan
dan selaras dengan program Pemerintah Daerah.
Huruf f
Yang dimaksud dengan “keterbukaan” adalah penerimaan siswa
dilakukan secara terbuka dengan mengumumkan kepada Masyarakat
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Cukup jelas

Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Cukup jelas
Huruf f
Cukup jelas
Huruf g
Cukup jelas
Huruf h
Cukup jelas
Huruf i
Cukup jelas
Huruf j

Cukup jelas
Huruf k
Angka 1)
Cukup jelas
Angka 2)
Cukup jelas
Angka 3)
Yang dimaksud dengan “disebabkan karena
kelalaiannya” adalah hal atau peristiwa yang terjadi
karena perbuatan pribadi yang menyebabkan PNS yang
bersangkutan tidak dapat melanjutkan pendidikannya.
Angka 4)
Cukup jelas
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “alat bukti” adalah seluruh kelengkapan
dokumen adminsitrasu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1)
wajib disahkan oleh Kepala SKPD.
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Cukup jelas
Huruf f
Cukup jelas
Huruf g
Cukup jelas

Huruf h
Yang dimaksud dengan “8n+1 dan 9n+1” adalah angka 8 dan 9
menunjukan masa wajib kerja yang harus dijalani oleh Pegawai
Pelajar pasca pendidikan huruf n menunjukan lamanya masa
pendidikan dan angka satu merupakan masa tambahan wajib
kerja bagi Pegawai Pelajar.