1
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
KKN-RM Universitas Udayana merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh setiap mahasiswa di beberapa desa yang telah ditentukan. Program ini secara
garis besar bertujuan dalam pembentukan pola pikir masyarakat yang baik dan benar. Dalam prosesnya, Mahasiswa wajib menjalankan program yang sudah
ditentukan dari pusat atau dari kementrian Kemenko PMK yang bergerak di bidang sosial. Dalam sehingga dapat mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Salah satu program wajib pada KKN-PPM ini adalah program pendampingan keluarga atau biasa disebut dengan KK dampingan.
Program KK dampingan ditujukan kepada beberapa keluarga terpilih yang terdapat di beberapa dusun di Desa Subamia, Kabupaten Tabanan. Keluarga yang
terpilih merupakan keluarga-keluarga yang tergolong kurang mampu yang membutuhkan pendampingan untuk berusaha membantu menyelesaikan
permasalahan mereka dan mencapai taraf hidup yang lebih baik baik itu dalam bentuk dorongan moral maupun dalam bentuk materi. Berdasarkan rekomendasi
dari kelian dinas banjar Subamia Kelong Pak I Gede Arianta, penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga kurang mampu yang ada di
Banjar Subamia Kelong yaitu keluarga ibu Gusti Ayu Nyoman Suriadi
1.1 Profil Keluarga Dampingan
No Nama
Status Umur Pendidikan
Pekerjaan Ket
1. Gst.Ayu.Nym
Suriadi Kawin 71
Tahun Tamatan
SD Pedagang
Kepala Keluarga
2. Gst.Ayu.Pt Dewi
Pebrianti Belum
Kawin 22
Tahun Tamatan
SMA Pramuniaga Cucu
3. Gst.A.Md.Wisnu
Wardana Murti Belum
Kawin 20
Tahun Tamatan
SMA Tukang
Pahat Cucu
4. Gst..A.Nym.Dipa
Parta Wijaya Belum
Kawin 10
Tahun SD
Pelajar Cucu
2
5. Gst.A.Kt.Agus
Juliarta Belum
Kawin 8
Tahun SD
Pelajar Cucu
Keluarga ibu Gusti Ayu Nyoman Suriadi merupakan salah satu keluarga sederhana yang tinggal di banjar subamia kelong, desa subamia, kabupaten
Tabanan. Beliau dikaruniai anak karena suatu hal. Beliau merupakan salah seorang pedagang bubur dan juga penjual banten. Di masa tua yang seharus nya di
isi dengan kegiatan yang menunjang kesehatan dan banyak beristirahat tetapi tidak untuk ibu Gusti Ayu Nyoman Suriadi Selain harus bekerja untuk
menanggung beban hidup sendiri ibu Gst Nyoman Suriadi juga menanggung hidup ke 4 cucu, semenjak di tinggal meninggal oleh kedua orang tua nya ke 4
cucunya dirawat oleh ibu Gusti Nyoman Suriadi, selain menjadi penjual bubur ibu Gusti Nyoman Suriadi juga sering mencari kayu bakar ke ladang dan juga
memetik buah coklat untuk tambahan untuk menghidupi 4 orang cucunya, cucu pertamanya sudah bekerja sebagai pramuniaga dan yang kedua bekerja sebagai
buruh ukir tetapi upah yang di dapat hanya cukup untuk kebutuhan hidup mereka berdua Namun akhir akhir ini pendapatan yang biasanya di dapat melalui usaha
menjual bubur harus hilang sementara dikarenakan kondisi fisik ibu Gusti Ayu Nyoman Suriadi memburuk dan menderita penyakit vertigo
Jika dilihat dari kondisi ekonomi dan kehidupan sosialnya keluarga ibu Gusti Ayu Nyoman Suriadi ini tergolong kurang mampu. Hal ini bisa dilihat dari
kondisi fisik dan psikis ibu Gusti Ayu Nyoman Suriadi sendiri, pasalnya beliau merupakan seorang janda karena suaminya tekah berpulang ke yang maha kuasa.
Kondisi perekonomian keluarga ibu Gusti Nyoman Suriadi ini membuat beliau terus bekerja keras membanting tulang demi bisa memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Tak jarang beliau harus meminjam uang untuk bisa memenuhi kebutuhan pokok maupun kebutuhan lain. Beliau biasanya meminjam uang di
LPD Subamia dengan nominal yang tidak sama
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan