1
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
KKN PPM Universitas Udayana merupakan suatu program yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa Universitas Udayana, yang kegiatan atau
program ini berwujud sebuah pengabdian kepada masyarakat di suatu desa yang menjadi lokasi KKN PPM. Salah satu pogram kerja di dalam KKN PPM yang
wajib dilakukan oleh para mahasiswa peserta KKN-PPM adalah program KK Dampingan.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberi bantuan kesejahteraan hidup keluarga yang tergolong keluarga prasejahtera yang memerlukan semangat dan dukungan
dengan cara menyarankan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi dan berusaha menggali potensi-potensi dalam lingkungan keluarga dampingan. Patut
disyukuri bahwa program keluarga dampingan mendapat respon yang baik oleh masyarakat di desa.
1.1 Profil Keluarga Dampingan
Ibu Poniati merupakan seorang kepala rumah tangga dari sebuah keluarga pra- sejahtera. Keluarga ini tinggal di daerah Dusun Dharmatiaga, Desa Blahbatuh,
Kecamatan Blahbatuh. Ibu Poniati menjadi kepala keluarga semenjak suaminya meninggal pada tahun 2015 karena sakit. Keluarga Ibu Poniati sudah menempati rumah
sendiri. Dimana luas lahan yang dimiliki oleh keluarga ini cukup luas yang terdiri dari bangunan rumah yang ditempatinya berkisar 300 m
2
. Beliau memiliki 2 anak laki-laki. Anak pertama Ibu Poniati adalah I Wayan Gede Budiarnata berumur 17 tahun dan masih
menempuh pendidikan di SMK PGRI BLAHBAT, kelas XII. Anak yang ke dua Ibu Poniati bernama I Made Alit Sugeng Pranayoga berumur 15 tahun dan pada saat ini
sedang duduk di kelas X di SMK PGRI BLAHBATUH. Ibu Poniati merupakan salah satu
keluarga yang kurang mampu di daerahnya karena penghasilan yang diperoleh beliau tidak sebanding dengan pengeluaran sebulan beliau dan keluarga. Sebenarnya beliau
memiliki pekerjaan utama yaitu sebagai seorang buruh pembuat penek sarana upakara upacara di didaerahnya. Selain sebagai buruh pembuat penek, kadang-kadang Ibu Poniati
juga menerima pesanan untuk membuat jejaitan yang dipesan oleh tetanggaa disekitar. Sedangkan anak-anak Ibu Poniati juga ikut bekerja sebagai pemahat kayu untuk
membantu perekonomian keluarga. Hal ini dilakukan karena oleh anak-anaknya kasihan
2 melihat ibunya yang bekerja keras sendirian untuk mencukupi kebutuhan keluarga yang
semakin hari kebutuhan keluarga semakin besar.
NO NAMA
Status Umur
tahun Pendidikan
Pekerjaan Ket.
1 Alm. I Made
Selamet Kepala
Keluarga Alm
SMA -
- 2
Ni Made Poniati Istri
39 tahun SMA
Buruh Lepas
Cerai Mati
3 I Wayan Gede
Budiarnata Anak
17 tahun SMP
Pelajar Belum
Kawin 4
I Made Alit Sugeng Pranayoga
Anak 15 tahun
SMP Pelajar
Belum Kawin
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Sumber Penghasilan Perkonomian pada keluarga dampingan yang saya dampingi selama pelaksanaan
KKN PPM UNUD Periode XIII tahun 2016 tergolong keluarga ekonomi kurang berkecukupan, dimana pendapatan yang diperoleh berasal dari penghasilannya
sebagai buruh lepas pembuat penek , selain itu Ibu Poniati juga mendapatkan penghasilan tambahan dari pesanan pembuatan sarana upakara yang dipesan oleh
tetangga disamping rumahnya. Dan penghasilan untuk keluarga juga dibantu oleh anak- anak dari Ibu Poniati.
Jika dirata-ratakan penghasilan yang diperoleh oleh Ibu Poniati yang bekerja sebagai buruh lepas yaitu sekitar Rp.40.000,- per harinya, dan juga mendapatkan
penghasilan dari pembuatan pesanan pembuatan sarana upakara sekitar 15.000,- dan cendrung tidak menentu, tergantung pesanan, dan penghasilan dari anak-anaknya yang
bekerja sebagai pemahat kayu yaitu sekitar 30.000,- per hari dari kedua anaknya.
3 1.2.2
Pengeluaran Keluarga
Pendapatan dari keluarga Ibu Poniati hanya terbatas untuk memenuhi kebutuhan pokok ataupun kebutuhan primer seperti konsumsi, kesehatan,
kerohanian, dan sosial.
1.2.2.1 Kebutuhan sehari-hari Biaya kebutuhan sehari-hari dari keluarga Ibu Poniati
tidak menentu, tergantung dari keperluan dapur dan kesehatan anggota keluaraga. Penghasilan Ibu Poniati
sebagai buruh biasanya digunakan untuk membeli kebutuhan pokok. Sehingga secara umum kebutuhan
pokok yang dikeluarkan kurang lebih Rp 30.000,-hari.
1.2.2.2 Pendidikan Tidak banyak biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh Ibu
Poniati untuk kedua anaknya, karena kedua anaknya mendapat tanggungan biaya pendidikan. Sehingga untuk
biaya biaya yang dikeluarkan untuk masing-masing anak adalah untuk pembelian ATK dan seragam sekolah yakni
sebesar Rp.1000.000,-.
1.2.2.3 Kesehatan Untuk biaya kesehatan keluarga Ibu Poniati tidak
dianggarkan, karena pengeluaran dibidang kesehatan bersifat dadakan. Jika ada keluarga Ibu Poniati yang sakit,
akan dibawa ke dokter atau puskesmas terdekat. Sehingga,untuk biaya kesehatan tidak dapat diprediksi
pengeluarannya. Selain itu keluarga Ibu Poniati sudah mendapatkan
JAMKESMAS Jaminan
Kesehatan Masyarakat untuk berobat.
4
1.2.2.4 Sosial Biaya sosial yang dikeluarkan meliputi biaya iuran banjar
pada waktu-waktu tertentu untuk keperluan upacara adat. Biaya yang paling kecil adalah Rp 100.000,- dan yang
paling besar dapat mencapai Rp 400.000,- bulan.
1.2.2.5 Kerohanian Pengeluaran
untuk aspek
kerohanian merupakan
pengeluaran yang bersifat situasional. Jika ada rahinan dan piodalan di pura atau sanggah maka diperlukan biaya
kerohanian. Biaya
untuk pembuatan
bantenpun dikondisikan dengan keuangan yang ada. Jika Ibu Poniati
mendapatkan rejeki lebih tentu juga akan dialokasikan untuk aspek rohani. Sehingga tidak dapat ditentukan
secara pasti jumlah rupiah yang disediakan untuk aspek ini.
1.2.2.6 Lain-lain Kebutuhan lain-lain yang merupakan biaya rutin yang
harus di tanggung oleh Ibu Poniatiantara lain:
- Biaya Listrik : Rp. 28.500
- Air
: Rp. 31.500,- + TOTAL
: Rp. 60.000 Jadi Ibu Poniati memerlukan biaya air dan listrik sebesar
Rp. 60.000 untuk setiap bulannya.
5
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH