Profil Keluarga Dampingan Permasalahan Keluarga

2

1.1 Profil Keluarga Dampingan

Identias dari keluarga Bapak I Made Subaga bersama dengan seorang istri dan 2 orang anak sebagai objek keluarga dampingan seperti Tabel 1.1 berikut. Tabel 1.1 Identitas Keluarga Bapak I Made Subaga No Nama Status Umur Th Pendidikan Pekerjaan Ket 1 I Made Subaga Kawin 41 Tamat SMA Wiraswasta Kepala Keluarga 2 Ni Ketut Sri Widiani Kawin 34 Tamat SMA Pembantu RT Istri 3 Ni Putu Novia Indra Swari Belum Kawin 14 SMP Pelajar Anak 4 Ni Made Ayu Pramesti Belum Kawin 8 SD Pelajar Anak Bapak I Made Subaga merupakan salah satu keluarga yang masuk dalam kriteria keluarga Kurang Sejahtera KS dan tidak penerima bantuan Beras Miskin Raskin dari pemerintah. Bapak I Made Subaga memiliki keluarga yang terdiri dari 4 anggota keluarga, yaitu Bapak I Made Subaga sendiri sebagai kepala keluarga, seorang istri, dan 2 orang anak perempuan. Anak pertama dari Bapak I Made Subaga masih menduduki bangku kelas 3 pada Sekolah Menegah Pertama di SMPN 4 Mengwi, sedangkan anak keduanya masih menduduki bangku kelas 3 SD. Keluarga dari Bapak I Made Subaga ini dapat dikatakan sebagai salah satu keluarga pra-sejahtera karena dilihat dari segi perekonomian keluarga yang masih kurang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Rumah yang ditempati bapak I Made Subaga sudah dapat dikatakan layak. Rumah seluas 4 are itu terdiri dari teras, kamar tidur, dapur, kamar mandi, dan merajan tempat ibadahsembahyang.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

Ekonomi dari keluarga dampingan merupakan salah satu indikator dari standar tingkat kesejahteraan keluarga yang bersangkutan. Pengukuran tingkat kesejahteraan bertujuan untuk melihat dan mengidentifikasi sumber penghasilan 3 keluarga dampingan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Pada aspek ekonomi keluarga dampingan akan dibahas beberapa indikator utama sirkulasi dana dari keluarga dampingan yakni pendapatan keluarga sebagai sumber pemasukan serta pengeluaran sebagai hasil atas penggunaan dana yang didapatkan oleh keluarga dampingan yang bersangkutan yang dalam hal ini adalah keluarga Bapak I Made Subaga. Keluarga Bapak I Made Subaga merupakan salah satu keluarga pra- sejahtera yang bertempat tinggal di Banjar Dangin Bingin. Bapak I Made Subaga sempat mengenyam pendidikan hingga Sekolah Menengah Atas SMA, begitu pula dengan istrinya juga sempat mengenyam pendidikan hingga Sekolah Menengah Atas SMA. Bapak I Made Subaga saat ini masih tinggal dengan kedua orang tua Ayah dan Ibu, adik, dan keluarga dari Bapak I Made Subaga dalam satu rumah. Ayah dari Bapak I Made Subaga bernama I Wayan Gambrong yang sudah tidak bisa bekerja karena memiliki sakit asam urat, Ibu dari Bapak I Made Subaga bernama Ni Ketut Yasa dan adik dari Bapak I Made Subaga bernama I Nyoman Budiana yang memiliki seorang istri dan seorang anak.

1.2.1 Pendapatan Keluarga

Bapak I Made Subaga saat bekerja sebagai sopir pribadi pimpinan perusahaan Unilever dengan penghasilan kira-kira Rp. 1.600.000 per-bulan, sedangkan istri dari bapak I Made Subaga yaitu Ibu Ni Ketut Sri Widiani bekerja sebagai tukang sapu di Pasar Desa Sembung dengan penghasilan kira-kira Rp. 600.000 per-bulan. Dilihat dari pendapatan keluarga Bapak I Made Subaga, dapat dikatakan masih kurang untuk membiayai kebutuhan sehari-hari. Bapak I Made Subaga dibebani biaya pengobatan orang tua Ayah dari Bapak I Made Subaga memiliki sakit asam urat yang sudah 6 bulan tidak sembuh, Bapak I Made Subaga juga harus membiayai kedua anaknya sekolah. 4

1.2.2 Pengeluaran Keluarga

Bapak I Made Subaga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari sudah tentu harus mengatur pengeluaran rumah tangga seperti untuk konsumsi, kesehatan, sosial dan lain – lain. Rincian dari berbagai keperluan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Kebutuhan Sehari-hari Konsumsi Perincian untuk kebutuhan sehari-hari keluarga Bapak I Made Subaga dalam sebulan adalah sekitar Rp. 45.000 x 30 hari = Rp. 1.350.000. 2. Kesehatan Kesehatan merupakan suatu hal yang paling penting karena sangat mempengaruhi produktivitas seseorang. Hal ini sangat diperhatikan oleh keluarga Bapak I Made Subaga, namun untuk biaya kesehatan Bapak I Made Subaga tidak menganggarkan biaya tertentu karena disesuaikan dengan kondisi kesehatan. 3. Pendidikan Biaya pendidikan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membiayai sekolah anak-anak dari Bapak I Made Subaga. Biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh Bapak I Made Subaga mencapai Rp. 500.000 perbulannya. Anak-anak dari Bapak I Made Subaga belum menerima bantuan dari pemerintah seperti Kartu Indonesia Pintar. 4. Sosial Bapak I Made Subaga dalam kehidupan bermasyarakat tentu banyak pengeluaran yang ditanggung oleh Bapak I Made Subaga. Hal ini ditambah lagi dengan adat-istiadat yang ada di Banjar yang menuntut pengeluaran tambahan selain kebutuhan pokok. Keperluan sosial yang harus dikeluarkan oleh Bapak I Made Subaga seperti iuran banjar, uang suka duka ngaben, pawiwahan, upacara yadnya, dan berbagai kegiatan adat-istiadat lainnya. Bapak I Made Subaga tidak menganggarkan secara khusus untuk pengeluaran seperti itu. Hal ini disesuaikan dengan kondisi keuangan saat itu. Namun, apabila beliau tidak memiliki uang disaat yang mendesak, maka Bapak I Made Subaga terpaksa untuk berhutang terlebih dahulu. Jumlah yang dikeluarkan pada umumnya untuk iuran banjar, uang suka 5 duka ngaben, pawiwahan, upacara yadnya, dan berbagai kegiatan adat-istiadat lainnya mencapai Rp. 200.000. 5. Kerohanian Kegiatan kerohanian juga merupakan salah satu pemicu timbulnya pengeluaran bagi Bapak I Made Subaga. Seluruh anggota keluarga Bapak I Made Subaga beragama Hindu. Apabila ada kegiatan melaspas atau piodalan, keluarga Bapak I Made Subaga harus membayar urunan ke Pura. Jumlah urunan berbeda- beda berdasarkan keputusan pengempon pura. Biasanya berkisar Rp 75.000. Keperluan kerohanian dapat berupa keperluan sembahyang sehari-hari seperti canang dan segehan, Istri Bapak I Made Subaga membuatnya sendiri, sehingga tidak terlalu memberatkan beban pengeluaran keluarga. Pada hari raya, seperti Galungan dan Kuningan ataupun jika terdapat piodalan karya agung di Pura, keluarga Bapak I Made Subaga membeli buah-buahan dan perlengkapan banten di pasar. Biaya pembuatan banten disesuaikan dengan kondisi keuangan yang ada. Keluarga ini tidak pernah memaksakan diri melebihi kemampuannya dalam berbelanja untuk membeli keperluan, mereka selalu mengutamakan kesedarhanaan. 6. Lain-lain Selain biaya untuk kebutuhan sehari-hari, ada berbagai kebutuhan yang harus dikeluarkan oleh Bapak I Made Subaga selama sebulan seperti biaya untuk listrik dan biaya untuk membeli air. Biaya untuk sewa tanah tempat tinggal yakni sebesar Rp. 500.000. Dana untuk lisrik per bulan yang harus dikeluarkan oleh beliau per bulan adalah sekitar Rp. 50.000 per bulan. Sedangkan untuk biaya air per bulan sekitar Rp. 50.000 per bulan. 6 BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH Bab II ini akan memaparkan mengenai masalah-masalah yang dianggap sebagai permasalahan utama sehingga harus diprioritaskan untuk dibahas dan ditanggapi agar dapat menentukan solusi yang sekiranya tepat. Permasalahan tersebut bisa meliputi masalah keuangan, pendidikan, hingga masalah kesehatan.

2.1 Permasalahan Keluarga

Pengidentifikasian suatu permasalahan dibutuhkan suatu pendekatan secara langsung terhadap keluarga dampingan. Pendekatan tersebut dapat dilakukan melalui wawancara secara langsung dan observasi tempat lingkungan rumah dengan mengunjungi keluarga dampingan. Setelah mengunjungi rumah keluarga dampingan yang dalam hal ini rumah Bapak I Made Subaga, didapatkan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh beliau. Adapun permasalahn tersebut meliputi masalah keuangan, kesehatan, maupun permasalahan keluarga. Bapak I Made Subaga merupakan tamatan SMA dan tidak begitu memiliki keahlian khusus yang membuat Bapak I Made Subaga susah mencari pekerjaan yang layak. Orang tua Ayah dari Bapak I Made Subaga juga menderita sakit asam urat di kakinya yang sudah selama 6 bulan tidak sembuh. Bapak I Made Subaga juga tidak memiliki kendaraan, untuk sehari-hari Bapak I Made Subaga masih meminjam sepeda motor kepada ayahnya dan sering menumpang kepada temannya untuk berangkat kerja.

2.2 Masalah Prioritas