Proses Pemberdayaan BAHAN BACAAN

Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan 130 Garis besar cara penyusunan perencanaan yang berbasis regulasistandar nasional pendidikan antara lain adanya keterlibatan SDMstakeholders sekolah dalam melakukan evaluasi diri sekolah EDS. EDS adalah dasar atau rujukan dalam penyusunan perencanaan sekolah baik Rencana Kerja Jangka Menengah RKJM4 tahunan ataupun Rencana Kerja Tahunan RKT yang diintegrasikan menjadi Rencana Kegiatan dan Anggaran SekolahRKAS.

F. Prasyarat Pemberdayaan SDM dan Organisasi

Prasyarat yang harus dipenuhi dalam pemberdayaan SDM dan organisasi di sekolah di antaranya: 1. Mengenal karakter secara mendalam yang umumnya berkaitan dengan komitmen diri, antusiasme, kejujuran dan lainnya. Perilaku manusia menurut Profesor McGregor 2006, digambarkan dengan konsep Teori X dan Teori Y yang dinyatakan dalam dua pendekatan, atau filsafat manajemen yang diterapkan dalam perusahaan, di mana masing-masing didasarkan pada serangkaian asumsi mengenai manusia. Dalam asumsi Teori X mengenai manusia, manusia pada hakikatnya adalah malas dan menghindari kerja, maka dari itu manusia harus diperintah, dikontrol, dan diberi motivasi berupa rasa takut mendapat hukuman atau tidak mendapatkan sesuatu untuk memaksa agar mereka bekerja sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan, dan rata-rata manusia lebih suka diperintah untuk menghindarkan tanggung jawab dan memiliki ambisi yang relatif kecil, serta menghendaki atas jaminan keamanan dan kepastian. 2. Mengetahui keterampilankeahlian: kompetensi atau keterampilan apa yang dimiliki guru, staf, dan peserta didik SDM dan sejauhmana penguasaan ketrampilankeahlian tersebut sehingga jelas seperti apa langkah pemberdayaan yang perlu dilakukan. 3. Adanya kesepakatan yang saling menguntungkan: perlunya dikembangkan model kontrak sosial semua personel organisasi sehingga interdependensi setiap orang dibangun sebagai hubungan simbiosis mutualisme yang masing-masing ada konsekuensinya. 4. Pengawasan diri: yakni berkaitan dengan inisiatif dan pengendalian diri, berkenaan dengan kesepakatan yang dibuat dan sebagainya. 5. Struktur: berkaitan dengan format organisasi dan aktivitas fungsional berkenaan dengan pelaksanaan kesepakatan yang saling menguntungkan. 6. Leadership adanya kepemimpinan, yang dapat dijadikan sebagai role model bagi seluruh anggota kelompok sehingga kemampuan mentoring dan coaching harus juga diberikan. 7. Pertanggungjawaban: berkaitan dengan pembentukan dan penerimaan tanggung jawab personal untuk mempengaruhi dan mendatangkan hasil. Artinya dikembangkan keseimbangan antara hak dan kewajiban.

G. Proses Pemberdayaan

Untuk melakukan pemberdayaan secara umum diperlukan hal-hal sebagai berikut sebagai proses, antara lain meliputi: 1. Komitmen, yaitu menyangkut kesepakatan dari pihak-pihak terkait yang berkepentingan sebagai prakondisi untuk mendukung upaya menjamin ketersediaan informasi yang valid, menjamin adanya pilihan, terkondisikannya iklim saling percaya, adanya ketentuan yang konstruktif, adanya wahana berkembangnya rasa tanggungjawab, serta terbukanya ruang untuk pelibatan setiap individu dalam organisasi. 2. Menghargai setiap peran individu dan keberhasilannya, meliputi didisposisikannya Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan 131 keberhasilan individu sebagai keberhasilan bersama. Dengan begitu, tersedia tata nilai seperti standar kinerja, sistem penghargaan, iklim keterbukaan, ruang yang luas yang menjamin bahwa setiap kesempatan adalah peluang untuk berkreasi yang produktif. 3. Menerapkan pemberdayaan tim. Stamatis 1996 menyarankan bahwa dua kepala atau lebih cenderung lebih bagus dari satu kepala. Maksudnya bekerja secara tim jauh lebih bagus dari bekerja perseorangan. Dalam konteks kerja tim, King dalam Goetsch dan Davis 1994 menyarankan sepuluh strategi kerja tim ten team commandments. 4. Fokus pada organisasi. Artinya bahwa pemberdayaan mesti menyentuh serta fokus pada relung-relung organisasi, misalnya masuk pada struktur organisasi, desain pekerjaan, peran pimpinan, kepemimpinan, aliran informasi, sistem reward, dan bermuara pada proses kerja serta pengembangan personal. 5. Menumbuhkan kemitraan. Pemberdayaan merupakan sinergitas akses. Artinya, bangunan pemberdayaan adalah kebersamaan yang harmoni sehingga dilakukan dengan model kemitraan yang harmoni. 6. Menyatukan beragam potensi. Pemberdayaan adalah kegiatan terpadu yang berujung pada optimalisasi potensi. Pada dasarnya, proses pemberdayaan lebih menekankan proses daripada hasil. Ciri-ciri orang berdaya, antara lain ada rasa memiliki terhadap pekerjaannya, bertanggungjawab, punya andil dalam memajukan pekerjaan di tempat kerjanya, mengetahui di mana harus berdiri, memiliki kontrol terhadap pekerjaan, dan pekerjaan merupakan bagian hidupnya. Memberdayakan orang lain pada hakikatnya merupakan perubahan budaya. Pemberdayaan tidak akan berjalan jika seluruh budaya departemen atau organisasi tidak berubah secara mendasar. Untuk mencapai pemberdayaan yang efektif diperlukan dukungan terhadap perubahan dalam sikap dan praktik Stewart, 1998:53.

H. Keterlibatan SDM dan Organisasi Sekolah dalam Pembuatan Keputusan