PEMBUATAN PAPAN PARTIKEL SERAT BUAH BINTARO

16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 PEMBUATAN PAPAN PARTIKEL SERAT BUAH BINTARO

Papan partikel dari serat buah bintaro dibuat melalui metode yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Papan yang dicetak dengan dimensi panjang 30 cm, lebar 30 cm, dan tebal 1 cm. Papan partikel dari serat buah bintaro dibuat dengan dua komposisi perekat PF Phenol Formaldehyde, yaitu 10 dan 12 dengan masing-masing tiga kali ulangan. Gambar papan partikel serat buah bintaro disajikan pada Gambar 6. Gambar 6. Papan partikel serat buah bintaro Dalam proses pembuatan papan partikel ini terdapat beberapa hal yang mengakibatkan kualitas papan partikel belum memenuhi standar yang ditetapkan pada JIS A 5908:2003. Kualitas papan partikel serat buah bintaro disajikan pada subbab berikutnya. Pertama, proses persiapan partikel yang dilakukan secara manual akan membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan menggunakan mesin. Persiapan partikel dengan cara manual dipotong 2-4 cm mengakibatkan geometri partikel yang akan dikempa tidak seragam dan masih terdapat kandungan bahan non serat pith, sehingga kualitas papan partikel yang dihasilkan tidak mencapai kualitas papan pada kondisi ideal. Sifat pengembangan tebal akan turun apabila geometri partikel seragam, karena akan mengurangi rongga antar partikel yang bisa diisi oleh air. Geometri partikel dan kandungan pith juga mempengaruhi sifat mekanis papan partikel. Geometri partikel yang tidak seragam mengakibatkan ikatan antar partikel kurang kuat, sehingga sifat 17 mekanis papan partikel lebih rendah. Kandungan pith yang cukup banyak akibat proses persiapan partikel secara manual akan menyerap lebih banyak perekat, sehingga ikatan antar partikel menjadi lebih lemah. Oleh karena itu, dibutuhkan alat pencacah serat buat bintaro secara mekanis yang dapat menyeragamkan geometri partikel dan menghilangkan pith pada partikel yang diap dikempa. Kedua, proses pencampuran partikel dengan perekat akan mempengaruhi kualitas papan partikel yang dihasilkan. Penyebaran partikel yang tidak merata akan menyebabkan simpangan baku antar sampel dalam satu perlakuan menjadi lebih besar. Pada proses pencampuran yang dilakukan, penggunaan rotary blender sebagai wadah dengan kecepatan berputar hingga 400 kali per manit dan spray gun yang berfungsi untuk menyemprotkan perekat cair ke dalam rotary blender menghasilkan campuran antara partikel dan perekat kurang merata. Hal ini ditunjukkan pada sifat kekuatan rekat internal internal bonding yang ditampilkan selanjutnya. Berat jenis partikel yang rendah menyebabkan proses pengadukan di dalam rotary blender berlangsung kurang optimal, sehingga terjadi pencampuran perekat yang kurang merata. Salah satu indikator proses pencampuran yang kurang merata tersebut ditunjukkan oleh adanya noda atau bercak akibat penggumpalan perekat pada permukaan papan. Oleh karena itu diperlukan alat pencampur antara partikel dan perekat yang bisa mencampur perekat dengan partikel dengan berat jenis rendah secara merata. Proses pengempaan panas dilakukan menggunakan mesin kempa yang spesifikasinya disajikan pada lampiran 3. Proses pengempaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas papan partikel yang dihasilkan. Tekanan kempa, lama pengempaan, dan suhu pengempaan disesuaikan dengan karakteristik partikel dan perekat yang digunakan, agar dapat mencapai kualitas optimum papan yang dihasilkan. Semakin rendah berat jenis partikel yang digunakan, maka tekanan yang dibutuhkan akan semakin tinggi. Pada penelitian ini, papan dikempa dengan tekanan 25 kgcm 2 . Lama pengempaan disesuaikan dengan perekat fenol formaldehida PF yang membutuhkan suhu pengempaan yang tinggi dan lama pengempaan yang cukup lama. Oleh karena itu, pada penelitian ini suhu yang diberikan sebesar 160 o C selama 12 menit. Kerapatan papan yang sudah ditetapkan, mengharuskan penggunaan plat baja profil persegi dengan sisi sebesar tebal papan yang ingin dihasilkan. Pada penelitian ini, tebal yang diinginkan sebesar 1 cm, oleh karena itu digunakan plat baja profil persegi dengan sisi 1 cm. Hasil pengukuran kerapatan papan partikel, didapat kerapatan papan yang tidak sesuai dengan kerapatan target. Hal ini diduga akibat penempatan plat baja yang hanya pada kedua sisi papan, sehingga terjadi pergerakan partikel ke arah yang tidak ditahan oleh plat baja tersebut.

4.2 SIFAT FISIS PAPAN PARTIKEL