KERJASAMA AUSTRALIA-INDONESIA PARTNERSHIP FOR HIV(AIPH) DALAM MENANGGULANGI HIV/AIDS DI INDONESIA

(1)

i SKRIPSI

KERJASAMA AUSTRALIA-INDONESIA PARTNERSHIP FOR HIV(AIPH) DALAM MENANGGULANGI HIV/AIDS DI INDONESIA

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) strata-1

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Oleh:

SOKIP MUSTOPA NIM : 08260117

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


(2)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Sokip Mustopa

NIM : 08260117

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Hubungan Internasional

Judul skripsi : KERJASAMA AUSTRALIA-INDONESIA PARTNERSHIP

(AIPH) DALAM MENANGGULANGI HIV/AIDS DI

INDONESIA

Disetujui,

DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Ayusia Sabhita Kusuma, M.Soc Sc. Dra. Juli Astuti, M.si Mengetahui,

Dekan FISIP UMM Ketua Jurusan

Hubungan Internasional


(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Sokip Mustopa

NIM : 08260117

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Hubungan Internasional Judul skripsi :

KERJASAMA AUSTRALIA-INDONESIA PARTNERSHIP FOR HIV(AIPH) DALAM MENANGGULANGI HIV/AIDS DI INDONESIA

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Hubungan Internasional Dan dinyatakan LULUS

Pada hari: Rabu Tanggal: 22 Mei 2013

Tempat: Laboratorium Hubungan Internasional

Mengesahkan, Dekan FISIP UMM

Dr. Wahyudi, M. Si.

Dewan Penguji:

1. Tonny Dian Effendi, M. Si ( )

2. Demeiati Nur Kusumaningrum, MA ( )

3. Ayusia Sabhita Kusuma, M.Soc Sc ( )


(4)

iv

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sokip Mustopa

Tempat, tanggal lahir : Kediri, 10 February 1989

NIM : 08260117

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Hubungan Internasional

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:

KERJASAMA AUSTRALIA-INDONESIA PARTNERSHIP FOR

HIV(AIPH) DALAM MENANGGULANGI HIV/AIDS DI INDONESIA Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 23 Agustus 2013 Yang menyatakan,


(5)

v

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

1. Nama : Sokip Mustopa

2. NIM : 08260117

3. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

4. Jurusan : Hubungan Internasional

5. Judul Skripsi : KERJASAMA AUSTRALIA-INDONESIA

PARTNERSHIP FOR HIV (AIPH) DALAM MENANGGULANGI HIV/AIDS DI INDONESIA

6. Pembimbing : 1. Ayusia Sabhita Kusuma, M.Soc Sc. 2. Dra. Juli Astuti, M.si

7. Kronologi Bimbingan :

Tanggal Paraf

Pembimbing I Tanggal

Paraf Pembimbing

II

Keterangan

11 Maret 2012 Maret 2012 Pengajuan

Judul Skripsi 12 September

2012

12 September 2012

ACC Bab I 1 Februari

2013

8 Februari 2013

ACC Bab II

8 April 2013 8 April 2013 ACC Bab III

3 Mei 2013 6 Mei 2013 ACC Bab IV

3 Mei 2013 7 Mei 2013 ACC Ujian


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu’alaikum warahmatullahhi wa barakatuh.

Alhamdulillah, segenap syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikut. Semoga kita dimaksukkan ke dalam golongan orang-orang yang mendapatkan safaatnya di akhir zaman.

Penulis akhirnya dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul: Kerjasama Australia-Indonesia Partnership for HIV(AIPH) dalam Menanggulangi HIV/AIDS di Indonesia

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna, baik kekurangan dalam pengerjaan maupun dalam penyajian. Oleh karena itu penulis menyambut kontribusi ide dan kritik yang membangun sehingga tulisan ini menjadi salah satu literatur yang bermanfaat bagi penggiat studi Hubungan International untuk menambah wawasan pengetahuan khususnya terhadap isu terkait.

Malang, 23 Agustus 2013 Penulis, Sokip Mustopa


(7)

vii

Sebagai rasa syukur atas terselesaikanya skripsi ini maka penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan, Alhamdulillah ya Allah. 2. Kedua orang tua, Ibu Sarini dan Bapak Rusik (Alm), adik dan kakak- kakak

saya, beserta keluarga besar terima kasih dukungan dan doanya.

3. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang,

4. Bapak Tonny Dian Effendi dan Ibu Demeiati Nur Kusumaningrum sebagai Dewan Penguji yang telah memberikan saran dan tambahan ide

5. Ibu Ayusia Sabhita. K. M.Soc Sc dan Ibu Dra. Juli Astuti, M.si yang telah memberikan banyak masukan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 6. Segenap Dosen Jurusan Hubungan Internasional

7. Teman – teman seperjuangan yang telah mewarnai perjalanan study selama kurang lebih lima tahun. Temans, kalian luar biasa!!

8. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian penulisan skripsi ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.


(8)

viii

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 5

1.4.2 Manfaat Praktis ... 6

1.5 Penelitian Terdahulu ... 6

1.6 Landasan Konsep/ Teori ... 8

1.6.1 Human Security ... 9

1.6.2 Kerjasama Internasional ... 11

1.7 Metodologi Penelitian ... 12

1.7.1 Jenis Penelitian ... 12

1.7.2 Teknik Pengumpulan Data ... 12

1.7.3 Teknis Analisa Data ... 13

1.7.4 Ruang Lingkup Penelitian ... 13

1.7.4.1 Batasan Materi ... 13

1.7.4.2 Batasan Waktu ... 14

1.8 Argumen Dasar ... 14

1.9 Sistematika Penulisan ... 14

BAB II PERKEMBANGAN HIV/AIDS DI INDONESIA 2.1 Definisi HIV/AIDS dan Pola Penularan ... 16

2.2 Kondisi HIV di Indonesia ... 21

2.3 Dampak HIV/AIDS di Indonesia ... 24


(9)

ix

2.3.2 Dampak terhadap Sistem Pelayanan Kesehatan ... 25

2.3.3.Dampak terhadap Ekonomi Nasional ... 26

2.3.4 Dampak terhadap Tatanam Sosial ... 28

2.4 Respon Pemerintah Indonesia dalam Menanggulangi Kasus HIV/AIDS ... 29

2.4.1 Pembentukan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) ... 29

2.4.2 Program Pengurangan Dampak Buruk pada Pengguna Napza Suntik 29 2.4.3 Perumusan Strategi dan Rencana Aksi Nasional (SRAN) ... 30

2.4.4 Komitmen Internasional ... 32

2.5 Australia Agency for Internasional Development(AusAID) ... 33

2.5.1 Definisi AusAID ... 33

2.5.2 Strategi Internasional AusAID untuk Penanggulangan HIV ... 38

BAB III KERJASAMA AUSTRALIA-INDONESIA PARTNERSHIP FOR HIV(AIPH) DALAM MENANGGULANGI HIV/AIDS DI INDONESIA 3.1 Australia Partnership for HIV (AIPH) ... 42

3.1.1 HIV Cooperation for Indonesia ... 44

3.1.1.1 Program Kepemimpinan ... 45

3.1.1.2 Program di Papua dan Papua Barat ... 50

3.1.1.3 Program Peningkatan dalam Pasokan Obat Anti Retroviral ... 53

3.1.1.4 Program Pengurangan Dampak Buruk di Kalangan Penasun ... 54

3.1.2 Clinton Health Access Initiative (CHAI) ... 57

3.1.3 Dana Kemitraan Indonesia untuk AIDS (DKIA) ... 57

3.1.4 Program pada Lelaki Seks Lelaki (LSL) ... 59

3.2 Manfaat Kerjasama AIPH ... 59

3.2.1 Kesehatan sebagai isu Human Security ... 60

3.2.2 Peranan Kerjasama Internasional ... 61

3.2.3 Bagi Australia... 63

3.2.1 Bagi Indonesia ... 65

3.3 Kendala dan Tantangan ... 66

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ... 67


(10)

x DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Posisi Penulis ... 8 Tabel 3.1 Ringkasan Kerjasama AIPH ... 44 Tabel 3.2 Total Belanja Nasional Penanggulangan HIV ... 47

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Para Pemain Cinta dari Wamena ... 52 Gambar 3.2 Kunjungan Menlu Australia Bob Carr ke Puskesmas Gedentengen

Yogyakarta Sabtu 14 Juli 2012 ... 56

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1 Jumlah Kasus HIV-AIDS menurut tahun di Indonesia, 2005-Maret 2012 ... 21 Grafik 2.2 Presentase kasus AIDS baru Juni 2006 dan Juni 2011 menurut cara

penularan ... 22 Grafik 2.3 Sepuluh Provinsi dengan jumlah kumulatif kasus AIDS terbanyak

tahun 1987- Maret 2012... 23 Grafik 2.4 Proporsi kumulatif kasus AIDS menurut kelompok umur di Indonesia,


(11)

xi

DAFTAR PUSTAKA

Buku dan ebook:

William, Paul D, 2008. Security Studies: An Introduction.New York: Routledge Buzan, Barry, Waever, Ole dan Wilde, Jaap de (1998). Security: A new

Framework Analysis. Boulder. Colorado: Lynne Riener. Dalam Transformasi HI, Yulius P. Hermawan

Lawson, Stephanie, 2003. International Relations, Cambridge:Polity Press

Perwita, Anak Agung Banyu dan Yani, Yanyan Mochamad, 2006. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Cet. 2, Bandung:Rosda Karya

Holsti, K. J, 1983, Politik Internasional: kerangka untuk analisis, ed. 4, terj. M.Tahir Azhary, Jakarta : Erlangga

May, T. Rudy, 2009, Administrasi dan Organisasi Internasional, Bandung: Refika Aditama

Murni, Suzana et al., 2003. Pasien Berdaya, Yogjakarta:Yayasan Spiritia

Gunung, I Komang et al., 2003. Buku Pegangan Konselor HIV/AIDS, Australia: Burnet Institute

Majalah, Jurnal dan Laporan Resmi:

AusAID, 2009, Intensifying the response : Halting the Spread of HIV. Canberra AusAID, 2006. Impact of HIV/ Synopsis Report of the HIV Epidemiological

Modelling and Impact Study.Canberra:AusAID AIDS 2005-2025 in Papua New Guinea, Indonesia, East Timor. Canberra

Muhidin, Indonesia HIV/AIDS Prevention and Care Project(IHPCP) dalam Membantu Menanggulangi penyebaran virus HIV/AIDS di Jawa Barat(2004-2007). (skripsi)

United Nations Development Programme, 1994, Human Development Report 1994. New York: Oxford University


(12)

xii

Aris Pramono, 2010. Peran UNHCR dalam Menangani Pengungsi Myanmar Etnis Rohingya di Bangladesh (Periode 1978-2002), FISIP UI (skripsi)

Ausaid, 2007. AIPH 2008-15: Partnership and Program Design, diunduh dari http://www.ausaid.gov.au/Publications/Pages/hiv-partnership-program-design.aspx, tanggal 1 Februari 2012

AusAID, 2011, Review of Australia-Indonesia Partnership for HIV(AIPH),

diunduh dari

http://www.ausaid.gov.au/countries/eastasia/indonesia/Documents/hiv-ipr-ipm.pdf, tangal 1 April 2012

KPAN, 2012, Republic of Indonesia Country Report on the Follow up to the Declaration of Commitment on HIV/AIDS (UNGASS) Reporting

2010-2011, diunduh dari

http://www.unaids.org/en/dataanalysis/knowyourresponse/countryprogress reports/2012countries/ce_ID_Narrative_Report.pdf, tanggal April 2013 Reyes, Socorro, 1997. Local Legislative Advocacy Manual, Philippines: The

Center for Legislative Development, dalam

http://www.idea.int/publications/strategic_advocacy/upload/man_adv_kebi jakan.pdf, diakses tanggal 3 Februari 2013

Catatan Pertemuan Diskusi HIV dan AIDS VIII, diunduh dari http://www.aidsindonesia.or.id/repo/perpustakaan/Catper_HIVAIDS08-website.pdf, tanggal 1 November 2012

Rangkuman Eksekutif Upaya Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia 2006-2011, diunduh http://www.aidsindonesia.or.id/repo/ExSumLap5thnInd.pdf, tanggal 1 Maret 2012

Internet :

,UNAIDS report 2012, diunduh dari

http://www.unaids.org/en/dataanalysis/knowyourresponse/countryprogressreports/ 2012countries/ce_ID_Narrative_Report.pdf, tanggal 1 April 2013

, Dewan Keamanan soroti peran misi perdamaian PBB dalam tanggapi

AIDS global, dalam


(13)

xiii

aian%20PBB%20dalam%20tanggapi%20AIDS%20global.html, diakses pada 20 Mei 2012

, http://www.aidsindonesia.or.id/dasar-hiv-aids/perawatan, diakses pada 20 Juni 2012

Stalker, Peter 2008, Lets Speak out for MGDs, dalam

http://www.undp.or.id/pubs/docs/Let%20Speak%20Out%20for%20MDGs %20-%20ID.pdf, diunduh tanggal 8 Maret 2012

Stefan Elbe, Stefan, 2006, “HIV/AIDS: A Human Security Challenge for the 21st

Century”, dalam http://www.stefanelbe.com/7.html, diunduh tanggal 20 Juni 2012.

, Obat Anti Retroviral dalam http://www.aidsindonesia.or.id/dasar-hiv-aids/perawatan, diakses pada 20 Juni 2012

http://health.kompas.com/read/2011/12/01/09535164/Kenali.Beda.HIV.dengan.AI DS, diakses tanggal 29 Desember 2012

, http://www.ausaid.gov.au/about/Pages/default.aspx, diakses tanggal 1 Januari 2013

, http://www.ausaid.gov.au/aidissues/Pages/home.aspx, diakses tangal 1 Januari 2013

, http://www.ausaid.gov.au/about/Pages/default.aspx, diakses tanggal 1 Januari 2013

, http://www.ausaid.gov.au/about/pages/history.aspx, diakses tanggal 1 Januari 2013

,http://www.ausaid.gov.au/countries/Pages/default.aspx, diakses 1 Januari 2013

,http://www.ausaid.gov.au/makediff/Pages/default.aspx, diakses pada 1 Januari 2013

, http://www.ausaid.gov.au/Budgets/PublishingImages/budget-regional-12-13-lg.jpg, diakses tanggal 1 Januari 2013


(14)

xiv

,http://www.ausaid.gov.au/Budgets/Documents/budget-highlights-2012-13.pdf, diakses tanggal 12 Maret 2012

,http://www.ausaid.gov.au/aidissues/health/hivaids/Pages/default.aspx, diakses 1 Januari 2013

,http://www.kangguru.org/ausaidprojects/2000hivaidsindonesian.htm, diakses pada 1 Januari 2013

,http://www.aidsindonesia.or.id/repo/perpustakaan/Catper_HIVAIDS08-website.pdf, tanggal 26 Maret 2013

,http://www.indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/SM12_058.html, diakses tanggal 3 Februari 2013

, http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_rantai_suplai, diakses tanggal 3 Februari 2013

,http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/09/04/128996, tanggal 26 Maret 2013

,http://efata.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=80, diakses tanggal 3 Februari 2013

,http://www.tribunnews.com/images/regional/view/122501/kunjungan-menlu-australia-ke-yogyakarta, diakses tanggal 3 Februari 2013

,http://www.ausaid.gov.au/countries/eastasia/indonesia/Pages/health-init3.aspx, diakses 1 Januari 2013

,http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-barat- nasional/13/01/01/mfxwbo-hivaids-di-jabar-gambarkan-fenomena-gunung-es, diakses 3 Mei 2013

,http://www.expat.or.id/info/PenggunaanTenagaKerjaAsing-May2010.pdf, diakses 4 Mei 2013

,http://www.gatra.com/budaya/wisata/6801-jumlah-wisatawan-australia-ke-bali-melonjak.html

,http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/2258-bersama-


(15)

xv

http://www.who.int/hiv/data/2011_epi_core_en.png, diakses pada 8 Maret 2012 http://www.clintonhealthaccess.org/about/history, diakses 8 Maret 2012


(16)

xvi

Independent Progress Report Clinton HIV/AIDS Initiative in Indonesia, http://www.ausaid.gov.au/publications/pdf/indonesia-clinton-hivaids-ipr.pdf, diakses tanggal 3 Maret 2012

www.aidsindonesia.or.id/download/LT3Kemkes2011.pdf, diakses 3 Maret 2012 Rangkuman Eksekutif Upaya Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia 2006

– 2011, http://www.aidsindonesia.or.id/download/ExSumLap5thnInd.pdf, diakses pada 3 Maret 2012

Edi Prasetyono, Human Security, http://

www.propatria.or.id/download/.../human_security_ep.pdf, diakses pada 8 Maret 2012


(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.000 pulau. Tempat bagi lebih dari 237 juta penduduk yang terbagi dalam 250 etnik. Merupakan negara dengan jumlah penduduk terpadat nomer empat di dunia.

Salah satu permasalahan global yang dihadapi Indonesia adalah ancaman penyebaran epidemi HIV/AIDS. Secara global, berdasarkan laporan UNAIDS World Aid Report 2011 jumlah orang yang hidup dengan HIV (ODHA) mencapai 34 juta jiwa di seluruh dunia. Pada Januari 2000, Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi 1308 dimana resolusi tersebut menyadari potensi dari epidemi HIV/AIDS, yang apabila tidak terkendali akan menimbulkan resiko terhadap stabilitas dan keamanan.1

Di Indonesia sendiri, kasus HIV pertama dilaporkan pada tahun 1987. Prevelensi keseluruhan HIV pada orang dewasa(15-49 tahun) diperkirakan 0.27 pada tahun 2010. Jumlah kumulatif dari laporan infeksi HIV meningkat tajam dari 7,915 di tahun 2006 ke lebih dari 76,000 di tahun 2011. Menurut perkiraan infeksi HIV nasional tahun 2009, ada sekitar 186,257 orang hidup dengan HIV.2

1DewanKeamanan soroti peran misi perdamaian PBB dalam tanggapi AIDS global, dalam

http://www.unic-jakarta.org/Dewan%20Keamanan%20soroti%20peran%20misi%20perdamaian%20PBB%20dala m%20tanggapi%20AIDS%20global.html, diakses pada 20 Mei 2012

2UNAIDS report 2012, diunduh dari

http://www.unaids.org/en/dataanalysis/knowyourresponse/countryprogressreports/2012countries/c e_ID_Narrative_Report.pdf, tanggal 1 April 2013


(18)

2

Epidemi ini berkembang pesat, khusunya di Provinsi Papua dan Papua Barat sekitar 2.4 persen.3 Penggunaan narkoba suntik adalah cara utama HIV yang

telah menular di Indonesia selama bertahun-tahun, terutama di Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali. Namun, mayoritas baru kasus orang yang tertular HIV dari hubungan seks heteroseksual, dengan epidemi menyebar cepat diantara pekerja seks dan klien mereka.4

Papua dan Papua Barat mengalami generalized epidemic5 yang sangat terkait tidak hanya dengan hubungan seks heteroseksual(terutama dengan pekerja seks dan pasangan yang hidup dalam jangka waktu lama) tetapi juga penyalahgunaan alkohol, kekerasan seksual, serta pengetahuan dan pencegahan HIV yang buruk.6

HIV bukan hanya menyangkut masalah kesehatan dan individu saja. Namun dampaknya meluas ke berbagai bidang, seperti yang dilaporkan AusAID:

Increased levels of sickness and death from HIV can have economic and social impacts both in terms of short-term shocks, which may be primarily at the individual, household or family level and, depending on the extent of the epidemic, longterm complex deteriorations to the community and national interest. 7

Menurut AusAID peningkatan penyakit dan kematian yang disebabkan oleh HIV dapat berdampak terhadap perekonomian dan sosial dalam jangka pendek,

3 2008 Report on the Global AIDS Epidemic. UNAIDS 2008. dalam AUSAID, 2009, Intensifying

the response : Halting the Spread of HIV. Canberra

4 AUSAID, 2009, Intensifying the response : Halting the Spread of HIV. Canberra

5 Generalized epidemic secara umum didefinisikan jika satu persen dari jumlah total penduduk

hidup dengan HIV

6 Republic of Indonesia. National AIDS Commission. Reporting period 2004-2005. Dalam

AUSAID, 2009, Intensifying the response : Halting the Spread of HIV. Canberra

7 AusAID, 2006. Impact of HIV/AIDS 2005-2025 in Papua New Guinea, Indonesia, East Timor:


(19)

3

utamanya bagi individu, rumah tangga atau dalam tingkat keluarga. Kemudian jangka panjangnya bisa berupa kerusakan masyarakat dan kepentingan nasional.

Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Abu Rizal Bakrie yang pada tahun 2006 menjabat sebagai ketua KPAN. Dalam sambutannya pada Hari AIDS Sedunia 2006, Abu Rizal berkata bahwa AIDS tidak saja menjadi masalah kesehatan, tetapi secara langsung juga menjadi persoalan sosial, politik, dan bahkan ekonomi yang sangat serius akibat produktivitas secara kolektif menurun.

Menghentikan laju pertumbuhan epidemi ini merupakan salah satu target pemerintah Indonesia. Sesuai kesepakatan MDG8 goal ke enam yaitu memerangi penyakit menular paling berbahaya, yang pada urutan teratas adalah HIV. Target goal ke enam adalah menghentikan laju penyebaran HIV serta membalikkan kecenderungan pada 2015.

Masalah utama saat ini adalah rendahnya kesadaran tentang isu-isu HIV dan AIDS serta terbatasnya layanan untuk menjalankan tes dan pengobatan. Selain itu, kurangnya pengalaman untuk menanganinya dan anggapan bahwa ini hanyalah masalah kelompok risiko tinggi ataupun mereka yang sudah tertular. Stigma yang masih kuat menganggap bahwa HIV hanya akan menular pada orang-orang tidak bermoral. Kondisi ini dapat terlihat secara jelas jika dibandingkan dengan respon

8Pada September 2000, para pemimpin dunia yang tergabung dalam PBB bertemu di New York

mengumumkan “Deklarasi Milenium” sebagai tekad untuk menciptakan lingkungan “yang

kondusif bagi pembangunan dan pengentasan kemiskinan”. Dalam rangka mewujudkan hal ini kemudian dirumuskan 8 (delapan) Tujuan Pembangunan Milenium. Adapun 8 goal tersebut adalah: (1) Memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem; (2) Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua; (3)) Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; (4) Menurunkan angka kematian anak; (5) Meningkatkan kesehatan ibu; (6) Memerangi HIV dan AIDS, malaria serta penyakit lainnya; (7) Memastikan kelestarian lingkungan; (8) Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.


(20)

4

terhadap penyakit penyakit lain seperti malaria dan TBC, dimana lebih mudah melibatkan masyarakat karena tidak ada stigma dan diskriminasi terhadap penyakit - penyakit tersebut.9

Kerjasama internasional dengan mitra bilateral maupun multilateral adalah suatu komponen yang bermakna dalam penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia. Australia merupakan salah satu negara yang sejak tahun 1995 aktif menjalin kerjasama dengan Indonesia dalam penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia. Australia memiliki komitmen membantu Indonesia melalui proyek- proyek kerjasama AusAID atau Australian Agency for Internasional Development. Dimana AusAID adalah sebuah lembaga resmi yang bertanggung jawab menyalurkan bantuan pemerintah Australia ke negara lain.

Kerjasama antara Australia dan Indonesia dalam menanggulangi HIV/AIDS di Indonesia yang pertama ditandai dengan proyek kerjasama IHPCP Phase 1 ( September 1995 – Juni 2001), Kemudian dilanjutkan dengan IHPCP Phase 2 (September 2002 – Februari 2008). Selanjutnya semua kegiatan Australia mengenai HIV di Indonesia dibingkai dalam kemitraan baru, the Australia-Indonesia Patnership for HIV (AIPH). Kemitraan ini dimulai pada Februari 2008 dan akan diperpanjang sampai akhir 2016.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik membahas mengenai kerjasama Australia dan Indonesia dalam menanggulangi HIV/AIDS di Indonesia. Peneliti akan memfokuskan penelitiannya pada kerjasama AIPH. Ditengah

9 Peter Stalker, 2008, Lets Speak out for MGDs, dalam

http://www.undp.or.id/pubs/docs/Let%20Speak%20Out%20for%20MDGs%20-%20ID.pdf, diakses tanggal 8 Maret 2012


(21)

5

meningkatnya penyebaran HIV/AIDS dari tahun ke tahun, penting kiranya untuk melihat upaya yang dilakukan Indonesia dan Australia yang terbingkai dalam kerjasama AIPH.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana bentuk kerjasama Australia-Indonesia Partnership for HIV(AIPH) dalam menanggulangi HIV/AIDS di Indonesia?

1.3Tujuan

 Menjelaskan tentang program-program kerjasama Australia-Indonesia Partnership for HIV(AIPH) dalam menanggulangi HIV/AIDS di Indonesia.

 Mengetahui tentang program-program kerjasama Australia-Indonesia Partnership for HIV(AIPH) dalam menanggulangi HIV/AIDS di Indonesia.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis

Dengan adanya penelitian ini maka akan memperluas kajian Ilmu Hubungan Internasional yang fokus pada faktor aktornya dan peran yang mereka jalankan dalam interaksi Internasional.


(22)

6 1.4.2 Manfaat Praktis

Dengan adanya penelitian ini peneliti mengharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi rekomendasi dan bahan pertimbangan bagi pemerintah Indonesia dalam bekerja sama yang berkaitan dengan menanggulangani HIV/AIDS

1.5Penelitian Terdahulu

Sebagai dasar untuk melengkapi tinjauan pustaka, maka disajikan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian ini.

Stefan Elbe menjelaskan mengenai HIV/AIDS dalam kajian Human Security dalam HIV/AIDS: A Human Security Challenge for the 21st Century.10 Penelitan Elbe mengambarkan bagaimana HIV / AIDS sebagai sebuah ancaman langsung bagi human security jutaan manusia karena sifat mematikan dari penyakit ini dan kurangnya akses ke obat - obat anti-retroviral11 di negara

berkembang. Elbe mengambil kesimpulan dari beberapa pakar lain yang berkontribusi dalam perdebatan mengenai security dan lebih khususnya pada human security. Elbe kemudian mengkhususkan AIDS sebagai salah satu isu human security yang paling mendesak di abad 21.

Penelitian lain adalah tugas akhir yang ditulis oleh Muhidin dengan judul

“Peranan Australian Agency of International Development(AusAID) melalui Indonesia HIV/AIDS Prevention and Care Project(IHPCP) dalam Membantu

10 Dr. Stefan Elbe, 2006, HIV/AID“: A Hu a “ecurity Challe ge for the stCe tury , dala

http://www.stefanelbe.com/7.html, diakses 20 Juni 2012.

11Obat antiretroviral digunakan dalam pengobatan infeksi HIV. Obat-obatan ini bekerja melawan

infeksi itu sendiri dengan cara memperlambat reproduksi HIV dalam tubuh, dalam http://www.aidsindonesia.or.id/dasar-hiv-aids/perawatan, diakses pada 20 Juni 2012


(23)

7

menanggulangi penyebaran virus HIV/AIDS di Jawa Barat(2004-2007)”12. Dalam tugas akhirnya ini Muhidin menjelaskan peran AusAID dalam menanggulangi HIV/AIDS di Jawa Barat. Menurut Muhidin HIV/AIDS merupakan masalah serius karena bukan hanya merupakan masalah kesehatan atau persoalan pembangunan, tetapi juga masalah ekonomi, sosial, dan lain-lain. Dan banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh HIV/AIDS ini, diantaranya mengurangi produktivitas dan kapasitas dari masyarakat. Dampak yang ditimbulkan AIDS terhadap masyarakat dapat besifat permanen atau setidaknya berjangka sangat panjang. Melalui IHPCP, AusAID membantu penanggulangan HIV/AIDS di Jawa Barat melalui beberapa program seperti Program penguatan KPAP Jawa Barat, Media Relatations, dan Program Harm Reduction.

Elbe mengkaji bagaimana HIV/AIDS dapat diidentifikasi mempengaruhi human security secara umum dan Muhidin meneliti peran AusAID di Jawa Barat dalam upaya menanggulangi HIV/AIDS. Kedua penelitian terdahulu berkaitan dengan penelitian penulis, dimana landasan konseptual yang digunakan sama. Namun penulis lebih menekankan pada bagaimana kerjasama Australia dan Indonesia dalam menanggulangi HIV/AIDS di Indonesia beserta ingin membahas manfaat kerjasama bagi kedua negara.

Jika pada penelitian Muhidin menjelaskan sebatas kepada peran yang diberikan AusAID dikhususkan ke provinsi Jawa Barat. Berbeda dengan penulis yang ingin mengetahui mengenai kerjasama Australia dan Indonesia untuk menanggulangi HIV/AIDS di Indonesia pada tingkat negara.

12Muhidin, Indonesia HIV/AIDS Prevention and Care Project(IHPCP) dalam Membantu


(24)

8

Tabel 1.1 Posisi Penulis

No. Nama/ Judul Metodologi Hasil

1. Stefan Elbe/ A Human Security Challenge for the 21st Century

- HIV / AIDS sebagai

sebuah ancaman

langsung bagi human security jutaan manusia karena sifat

mematikan dari

penyakit ini dan kurangnya akses ke obat – obat anti-retroviral di negara berkembang

2. Muhidin/ Peranan

Australian Agency of International

Development (AusAID) melalui Indonesia HIV/AIDS Prevention and Care Project (IHPCP) di Provinsi Jawa Barat (2004-2007)

Hubungan Internasional Kerjasama Internasional Peranan National Keamanan Nasional  HIV/AIDS merupakan masalah yang serius karena dampaknya yang multi sektor

 AusAID membantu Provinsi Jawa Barat dengan serangkaian program yaitu; penguatan KPAD, Media Relations

dan Harm

Reduction

1.6Landasan Konsep/ Teori

Sebagai dasar untuk memahami bagaimana kerjasama Australia dan Indonesia dalam penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia maka disajikan landasan konsep yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi yaitu sebagai berikut;


(25)

9 1.6.1 Human Security

Dengan berakhirnya perang dingin analis keamanan bergeser dari yang dulunya fokus terhadap ancaman, khususnya ancaman militer, ke resiko yang beragam. Ini membuka pintu terhadap beragam isu yang kemudian dipertimbangankan sebagai masalah keamanan. Perang dingin memprioritaskan keamanan nasional sedangkan pasca perang dingin, dunia global dan human

security mulai dipertimbangkan.13

Tepatnya, isu keamanan non tradisional mulai mengemuka pada akhir dekade 1900-an ketika sekelompok pakar yang dikenal dengan sebutan “the

Copenhagen School” seperti Barry Buzan, Ole Waever, dan Jaap de Wilde

mencoba memasukkan aspek-aspek di luar hirauan tradisional keamanan-seperti misalnya masalah kerawanan pangan, kemiskinan, kesehatan, lingkungan hidup, perdagangan manusia, terorisme, bencana alam dan sebagainya- sebagai bagian dari studi keamanan. 14

Definisi human security yang paling umum adalah menurut Human

Development Index 199415. Secara ringkas human security dapat dijelaskan

dengan dua aspek. Pertama, kemananan dari ancaman-ancaman kronis seperti kelaparan, penyakit, dan represi. Kedua, perlindungan dari ganguan yang datang

13 Paul D. Williams, 2008, Security Studies: An Introduction. New York: Routledge, h. 276

14 Barry Buzan, Ole Waever dan Jaap de Wilde (1998). Security: A new Framework Analysis.

Boulder. Colorado: Lynne Riener. Dalam Transformasi HI, Yulius P. Hermawan, h. 13

15United Nations Development Programme, 1994, Human Development Report 1994. New York:


(26)

10

secara tiba-tiba dan menyakitkan di dalam pola-pola hidup keseharian, baik di rumah, di tempat kerja maupun komunitas.

Adapun tujuh daftar keamanan yang lebih spesifik yang dipertimbangkan ke dalam human security, yaitu:16

1. Keamanan ekonomi (economic security) : jaminan individu terhadap pendapatan dasar

2. Keamanan pangan (food security): jaminan terhadap setiap individu untuk mendapatkan akses bahan pangan

3. Keamanan kesehatan( health security) : jaminan untuk mendapatkan akses perawatan kesehatan dan perlindungan dari penyakit

4. Keamanan lingkungan (environmental security): perlindungan terhadap polusi dan penipisan, contoh: kelangkaan akses terhadap air bersih

5. Keamanan individu(personal security): meliputi jaminan keamanan terhadap perang, penganiayaan, kekerasan seksual dan bentuk-bentuk lain dari penyerangan termasuk di dalamnya kekerasan domestik (KDRT)

6. Keamanan komunitas(community security): mengacu pada jaminan integritas dan keberlangsungan budaya tradisional dan minoritas 7. Keamanan politik (political security): perlindungan hak sipil dan

politik


(27)

11

Dari paparan definisi diatas, masalah penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia jelas termasuk ke dalam elemen health security. Namun adanya dampak-dampak lain yang signifikan seperti dalam aspek politik, ekonomi, sosial yang bersifat nasional dan internasional mendorong negara pada akhirnya mau atau tidak mau harus mengakomodasi isu-isu human security yang sering kali masih dipandang sebagai low-level issues. 17Luasnya penyebaran dan seriusnya dampak yang ditimbulkan dari HIV/AIDS mendorong perlunya kerjasama untuk penanganan yang serius dan komprehensif terhadap masalah ini, terutama kerjasama oleh aktor negara dengan aktor internasional (Australia/AusAID).

1.6.2 Kerjasama Internasional

Dalam Hubungan Internasional dikenal apa yang dinamakan kerjasama Internasional. Dalam suatu kerjasama Internasional bertemu berbagai macam kepentingan nasional dari berbagai negara dan bangsa yang tidak dapat dipenuhi di dalam negeri sendiri. Kerjasama internasional dapat terbentuk karena kehidupan internasional meliputi berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, keamanan dan lingkungan hidup. Maka, untuk mencari solusi atas berbagai masalah tersebut beberapa negara menbentuk suatu kerjasama internasional.18

Hal ini sejalalan seperti yang dikemukakan oleh Holsti tentang konsep kolaborasi atau kerjasama, bahwa:

17 Aris Pramono, 2010, Peran UNHCR dalam Menangani Pengungsi Myanmar Etnis Rohingya di

Bangladesh (Periode 1978-2002), FISIP UI, h.12 (skripsi)

18 Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani, 2006, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Cet. 2, Bandung, Rosda Karya, h. 34


(28)

12

Sebagian besar transaksi dan interaksi di antara negara-negara dalam sistem internasional dewasa ini adalah bersifat rutin dan hampir bebas konflik. Timbul berbagai masalah nasional, regional, atau global yang memerlukan perhatian dari banyak negara. Dalam kebanyakan kasus, sejumlah pemerintah saling mendekati dengan penyelesaian yang diusulkan, merundingkan atau membahas masalah, mengemukakan bukti teknis untuk menyetujui satu penyelesaian atau lainnya, dan mengakhiri perundingan dengan perjanjian atau pengertian tertentu yang memuaskan kedua belah pihak.19

Sedangkan Menurut T. May Rudy kerjasama internasional tidak selalu harus berbentuk organisasi internasional. Mungkin saja dilaksanakan atau diejawantahkan melalui perjanjian (treaty) atau kesepakatan (agreement) saja.20

1.7 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan suatu cara yang utama dan sistematis diperlukan untuk mengerjakan suatu penelitian dalam suatu hal dengan usaha untuk mencapai keberhasilan dalam suatu penelitian. Adapun metode penelitian yang penulis gunakan dalam pengumpulan data, yaitu sebagai berikut :

1.7.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Dilihat dari tujuannya, penelitian ini termasuk ke dalam jenis deskriptif, dimana penulis berusaha menjelaskan mengenai kerjasama Australia dengan Indonesia dalam penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia.

19 K.J Holsti, 1983, Politik Internasional: kerangka untuk analisis, ed. 4, ter. M.Tahir Azhary,

Jakarta : Erlangga, h. 209

20 T. May Rudy. 1998. Administrasi dan Organisasi Internasional. Bandung. PT refika Aditama,


(29)

13 1.7.2 Teknik Pengumpulan data

Peneliti menggunakan teknik kajian pustaka, mengumpulkan data-data sekunder yang relevan dengan masalah yang akan diamati, yaitu data yang diolah orang lain dalam bentuk dokumen, baik tertulis maupun verbal dan dipublikasikan. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah buku, jurnal, artikel di surat kabar, laporan resmi, dan internet. Kemudian data-data diolah menggunakan teknik analisi data kualitatif karena data-data diperoleh berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka-angka serta tidak dapat disusun dalam kategori-kategori atau klasifikasi-klasifikasi.

1.7.3 Teknis Analisa Data

Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Analisa data adalah suatu unsur penelitian yang merupakan bagian terpenting karena dengan analisis inilah data yang ada dapat diberi arti dan makna dalam memecahkan masalah penelitian.

Analisa data berhubungan dengan tujuan penelitian yang akan diteliti. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analitis. Peneliti mencari data dan menyajikan data guna dianalisis sesuai teori dan interpretasikan mengenai data-data tersebut secara rasional dan obyektif, kemudian menggambarkan hubungan antara variabel yang diteliti agar dapat menggambarkan fenomena tertentu secara konkrit dan terperinci.


(30)

14 1.7.4 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam sebuah penelitian, diperlukan adanya batasan waktu dan materi, untuk membatasi waktu yang ingin diteliti dan pembahasan dalam penelitian agar tidak melebar sehingga didapatkan hasil penelitian yang tepat dan akurat. Oleh karena itu, penulis memberi dua batasan yaitu materi dan waktu :

1.7.4.1 Batasan Materi

Batasan materi menunjukan ruang sebuah peristiwa, yakni cakupan daerah dan gejala study. Adapun batasan materi dalam penelitian ini adalah Peneliti berusaha menjelaskan kerjasama Australia dan Indonesia dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia. Kerjasama yang dimaksud adalah the Australia-Indonesia Patnership for HIV (AIPH). Penelitian ini akan menjelaskan bagaimana bentuk program – program dalam kerjasama ini dapat memberikan kontribusi terhadap penanngulangan HIV/AIDS di Indonesia.

1.7.4.2 Batasan Waktu

Sedangkan batasan waktu adalah rentang waktu terjadinya suatu peristiwa atau obyek yang dianalisis. Dalam penelitian ini peneliti memberikan batasan waktu dimulai pada tahun 2008 hingga 2012.

1.8 Argumen Dasar

Argumen sementara dari penelitian ini adalah Penyebaran HIV/AIDS merupakan isu human security yang sudah sepatutnya mendapatkan perhatian serius dari negara. Kerjasama AIPH penting bagi Indonesia untuk mendukung


(31)

15

program pemerintah Indonesia dalam menanggulangi HIV dan untuk mencapai target MDG goal 6 yaitu menghentikan laju penyebaran HIV serta membalikkan kecenderungan pada tahun 2015. Suatu kerjasama terselenggara karena manfaat yang ingin dicapai oleh kedua belah pihak. Selain memberikan manfat bagi Indonesia, kerjasama ini tentunya juga memberikan manfaat bagi Australia.

1.9 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini terdapat sistematika sebagai berikut:

BAB I :

Berisi pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka Pemikiran, Metode Penelitian.

BAB II : Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia

Pada bab ini akan dibahas mengenai perkembangan HIV/AIDS serta membahas usaha-usaha yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia.

BAB III : Kerjasama Australia dan Indonesia dalam Penanggulangan HIV/ AIDS di Indonesia

Berisi mengenai deskripsi bentuk-bentuk Kerjasama Australia dan Indonesia dalam penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia

BAB IV : Kesimpulan


(32)

(1)

11

Dari paparan definisi diatas, masalah penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia jelas termasuk ke dalam elemen health security. Namun adanya dampak-dampak lain yang signifikan seperti dalam aspek politik, ekonomi, sosial yang bersifat nasional dan internasional mendorong negara pada akhirnya mau atau tidak mau harus mengakomodasi isu-isu human security yang sering kali masih dipandang sebagai low-level issues. 17Luasnya penyebaran dan seriusnya dampak yang ditimbulkan dari HIV/AIDS mendorong perlunya kerjasama untuk penanganan yang serius dan komprehensif terhadap masalah ini, terutama kerjasama oleh aktor negara dengan aktor internasional (Australia/AusAID). 1.6.2 Kerjasama Internasional

Dalam Hubungan Internasional dikenal apa yang dinamakan kerjasama Internasional. Dalam suatu kerjasama Internasional bertemu berbagai macam kepentingan nasional dari berbagai negara dan bangsa yang tidak dapat dipenuhi di dalam negeri sendiri. Kerjasama internasional dapat terbentuk karena kehidupan internasional meliputi berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, keamanan dan lingkungan hidup. Maka, untuk mencari solusi atas berbagai masalah tersebut beberapa negara menbentuk suatu kerjasama internasional.18

Hal ini sejalalan seperti yang dikemukakan oleh Holsti tentang konsep kolaborasi atau kerjasama, bahwa:

17 Aris Pramono, 2010, Peran UNHCR dalam Menangani Pengungsi Myanmar Etnis Rohingya di

Bangladesh (Periode 1978-2002), FISIP UI, h.12 (skripsi)

18 Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani, 2006, Pengantar Ilmu Hubungan


(2)

12

Sebagian besar transaksi dan interaksi di antara negara-negara dalam sistem internasional dewasa ini adalah bersifat rutin dan hampir bebas konflik. Timbul berbagai masalah nasional, regional, atau global yang memerlukan perhatian dari banyak negara. Dalam kebanyakan kasus, sejumlah pemerintah saling mendekati dengan penyelesaian yang diusulkan, merundingkan atau membahas masalah, mengemukakan bukti teknis untuk menyetujui satu penyelesaian atau lainnya, dan mengakhiri perundingan dengan perjanjian atau pengertian tertentu yang memuaskan kedua belah pihak.19

Sedangkan Menurut T. May Rudy kerjasama internasional tidak selalu harus berbentuk organisasi internasional. Mungkin saja dilaksanakan atau diejawantahkan melalui perjanjian (treaty) atau kesepakatan (agreement) saja.20 1.7 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan suatu cara yang utama dan sistematis diperlukan untuk mengerjakan suatu penelitian dalam suatu hal dengan usaha untuk mencapai keberhasilan dalam suatu penelitian. Adapun metode penelitian yang penulis gunakan dalam pengumpulan data, yaitu sebagai berikut :

1.7.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Dilihat dari tujuannya, penelitian ini termasuk ke dalam jenis deskriptif, dimana penulis berusaha menjelaskan mengenai kerjasama Australia dengan Indonesia dalam penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia.

19K.J Holsti, 1983, Politik Internasional: kerangka untuk analisis, ed. 4, ter. M.Tahir Azhary,

Jakarta : Erlangga, h. 209

20 T. May Rudy. 1998. Administrasi dan Organisasi Internasional. Bandung. PT refika Aditama, h.3


(3)

13

1.7.2 Teknik Pengumpulan data

Peneliti menggunakan teknik kajian pustaka, mengumpulkan data-data sekunder yang relevan dengan masalah yang akan diamati, yaitu data yang diolah orang lain dalam bentuk dokumen, baik tertulis maupun verbal dan dipublikasikan. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah buku, jurnal, artikel di surat kabar, laporan resmi, dan internet. Kemudian data-data diolah menggunakan teknik analisi data kualitatif karena data-data diperoleh berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka-angka serta tidak dapat disusun dalam kategori-kategori atau klasifikasi-klasifikasi.

1.7.3 Teknis Analisa Data

Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Analisa data adalah suatu unsur penelitian yang merupakan bagian terpenting karena dengan analisis inilah data yang ada dapat diberi arti dan makna dalam memecahkan masalah penelitian.

Analisa data berhubungan dengan tujuan penelitian yang akan diteliti. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analitis. Peneliti mencari data dan menyajikan data guna dianalisis sesuai teori dan interpretasikan mengenai data-data tersebut secara rasional dan obyektif, kemudian menggambarkan hubungan antara variabel yang diteliti agar dapat menggambarkan fenomena tertentu secara konkrit dan terperinci.


(4)

14

1.7.4 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam sebuah penelitian, diperlukan adanya batasan waktu dan materi, untuk membatasi waktu yang ingin diteliti dan pembahasan dalam penelitian agar tidak melebar sehingga didapatkan hasil penelitian yang tepat dan akurat. Oleh karena itu, penulis memberi dua batasan yaitu materi dan waktu :

1.7.4.1 Batasan Materi

Batasan materi menunjukan ruang sebuah peristiwa, yakni cakupan daerah dan gejala study. Adapun batasan materi dalam penelitian ini adalah Peneliti berusaha menjelaskan kerjasama Australia dan Indonesia dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia. Kerjasama yang dimaksud adalah the Australia-Indonesia Patnership for HIV (AIPH). Penelitian ini akan menjelaskan bagaimana bentuk program – program dalam kerjasama ini dapat memberikan kontribusi terhadap penanngulangan HIV/AIDS di Indonesia.

1.7.4.2 Batasan Waktu

Sedangkan batasan waktu adalah rentang waktu terjadinya suatu peristiwa atau obyek yang dianalisis. Dalam penelitian ini peneliti memberikan batasan waktu dimulai pada tahun 2008 hingga 2012.

1.8 Argumen Dasar

Argumen sementara dari penelitian ini adalah Penyebaran HIV/AIDS merupakan isu human security yang sudah sepatutnya mendapatkan perhatian serius dari negara. Kerjasama AIPH penting bagi Indonesia untuk mendukung


(5)

15

program pemerintah Indonesia dalam menanggulangi HIV dan untuk mencapai target MDG goal 6 yaitu menghentikan laju penyebaran HIV serta membalikkan kecenderungan pada tahun 2015. Suatu kerjasama terselenggara karena manfaat yang ingin dicapai oleh kedua belah pihak. Selain memberikan manfat bagi Indonesia, kerjasama ini tentunya juga memberikan manfaat bagi Australia.

1.9 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini terdapat sistematika sebagai berikut: BAB I :

Berisi pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka Pemikiran, Metode Penelitian.

BAB II : Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia

Pada bab ini akan dibahas mengenai perkembangan HIV/AIDS serta membahas usaha-usaha yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia.

BAB III : Kerjasama Australia dan Indonesia dalam Penanggulangan HIV/ AIDS di Indonesia

Berisi mengenai deskripsi bentuk-bentuk Kerjasama Australia dan Indonesia dalam penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia

BAB IV : Kesimpulan


(6)