PEMUNCULAN KATA KASAR DALAM SINETRON INDONESIA (Analisis Isi Sinetron Si Entong di TPI)
PEMUNCULAN KATA KASAR DALAMSINETRON INDONESIA(Analisis Isi
Sinetron Si Entong di TPI)
Oleh: Aswin Rakhmansyah ( 03220124 )
Communication Science
Dibuat: 20080430 , dengan 3 file(s).
Keywords: Kata Kasar, Sinetron Indonesia
Bahasa pada umumnya dibatasi sebagai alat komunikasi antar manusia. Dengan bahasa manusia
dapat berhubungan satu dengan yang lain serta bekerja sama. Bahasa adalah sarana untuk
sosialisasi, pewarisan nilai, dan untuk menyebarluaskan informasi. Fenomena kekerasan dalam
bahasa (kata kasar) dalam kehidupan dewasa ini yang semakin tampak turut mewarnai aktivitas
berbahasa. Oleh karena itu, kondisi masyarakat yang demikian ini pada akhirnya mempengaruhi
sikap serta pandangan hidup pemiliknya. Adapun yang menjadi perhatian peneliti dalam kajian
ini adalah bagaimana tayangan sinetron pada media televisi yang memiliki simbol pendidikan
dalam hal ini Televisi Pendidkan Indonesia (TPI) mampu mewakili perubahan nilainilai budaya
negatif yang terjadi di masyarakat. Media televisi sebagai media informasi memang memiliki
fungsi menyajikan informasi yang terjadi di masyarakat. Oleh karenanya maka penulis ingin
mengkaji secara mendalam tentang fenomena munculnya kata kasar di media televisi, khususnya
dalam tayangan sinetron yang mendapat porsi besar.
Ruang lingkup penelitian ini adalah seluruh katakata atau kalimat yang termasuk dalam kategori
katakata kasar (kekerasan verbal) yang telah dikategorikan sebagai berikut: Umpatan, Makian,
Cemooh, Hardikan, dan Ejekan, pada acara sinetron Si Entong yang ditayangkan di TPI.
Penelitian ini dengan menggunakan deskriptif dengan dasar analisis ini yaitu salah satu metode
penelitian yang prosedurnya dirancang secara sistematis dan obyektif. Data yang diperoleh
dengan cara melihat acara “sinetron Si Entong” dan melakukan pencatatan terhadap kata kasar
yang diucapkan, untuk menunjang data dilakukan studi kepustakaan. Sedangkan untuk analisa
data disajikan dalam bentuk kualitatif berupa distribusi frekwensi dan prosentase, kemudian
dideskripsikan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian sehingga dapat ditarik
kesimpulan.
Dari hasil analisa terhadap kata kasar yang terdapay pada sinetron Si Entong sesuai dengan
kategori yang telah ditentukan, maka kategori kata kasar dengan cara makian dengan jumlah 44
kali kemunculan (67,7 %), sedangkan kata kasar dengan cara cemooh menmpati urutan kedua
dengan frekwensi 11 kali kemunculan (16,92%) urutan ketuga adalah kata kasar dengan umpatan
dengan frekwensi 5 kali kemunculan (7,7%), keempat ditempati oleh kata kasar dengan cara
ejekan sebanyak 3 kali (4,61%) dan yang terakhir adalah kata kasar dengan cara hardikan dengan
frekwensi kemunculan sebanyak 2 kali (3,07%). Dari keseluruhan hasil temuan yang diperoleh
dalam penelitian ini, dapat diambil kesimpulan bahwa frekwensi dan prosentase didominasi oleh
kategori kata kasar dengan cara makian. Untuk saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian
adalah hendaknya fihak Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) terutama produser acara sinetron
“Si Entong” untuk lebih memperhatikan penggunaan bahasa, karena perbedaan dalam berbahasa
walaupun masih tingkatan anakanak, sehingga tidak terjadi benturan pemahaman antara orang
tua dan anakanak.
The language is generally restricted as the communications equipment between humankind.
With the natural language could have one relationship with that was other as well as cooperated.
The language was means for the socialisation, the inheritance thought, and to spread information.
The phenomenon of the violence in the language (rough words) in the life today that increasingly
appeared to take part in influencing the very polite activity.
Therefore, the condition for the community like this in the long run influenced the attitude as
well as his owner's philosophy of life.
As for that became attention of the researcher in this study was how the presentation of the film
to the television media that had the symbol of education in this case Televisi Pendidkan
Indonesia (TPI) could represent the change in the values of the negative culture that happened in
the community.
The television media as the information media indeed had the function presented information
that happened in the community.
Therefore then the writer want to studied in depth about the phenomenon the emergence rough
words in the television media, especially in the presentation of the film that received the big
portion.
The scope of this research was all the word or the sentence that including in the category of rude
words (the verbal violence) that was categorised as follows: the Curse, Inserted Breaker Rough,
Cemooh, Pushing word, and Mockery, in the film agenda The Entong that was presented in TPI.
Penelitian this with used descriptive with the foundation of this analysis that is one of the
research methods that his procedure was drafted systematically and objectively.
Sinetron Si Entong di TPI)
Oleh: Aswin Rakhmansyah ( 03220124 )
Communication Science
Dibuat: 20080430 , dengan 3 file(s).
Keywords: Kata Kasar, Sinetron Indonesia
Bahasa pada umumnya dibatasi sebagai alat komunikasi antar manusia. Dengan bahasa manusia
dapat berhubungan satu dengan yang lain serta bekerja sama. Bahasa adalah sarana untuk
sosialisasi, pewarisan nilai, dan untuk menyebarluaskan informasi. Fenomena kekerasan dalam
bahasa (kata kasar) dalam kehidupan dewasa ini yang semakin tampak turut mewarnai aktivitas
berbahasa. Oleh karena itu, kondisi masyarakat yang demikian ini pada akhirnya mempengaruhi
sikap serta pandangan hidup pemiliknya. Adapun yang menjadi perhatian peneliti dalam kajian
ini adalah bagaimana tayangan sinetron pada media televisi yang memiliki simbol pendidikan
dalam hal ini Televisi Pendidkan Indonesia (TPI) mampu mewakili perubahan nilainilai budaya
negatif yang terjadi di masyarakat. Media televisi sebagai media informasi memang memiliki
fungsi menyajikan informasi yang terjadi di masyarakat. Oleh karenanya maka penulis ingin
mengkaji secara mendalam tentang fenomena munculnya kata kasar di media televisi, khususnya
dalam tayangan sinetron yang mendapat porsi besar.
Ruang lingkup penelitian ini adalah seluruh katakata atau kalimat yang termasuk dalam kategori
katakata kasar (kekerasan verbal) yang telah dikategorikan sebagai berikut: Umpatan, Makian,
Cemooh, Hardikan, dan Ejekan, pada acara sinetron Si Entong yang ditayangkan di TPI.
Penelitian ini dengan menggunakan deskriptif dengan dasar analisis ini yaitu salah satu metode
penelitian yang prosedurnya dirancang secara sistematis dan obyektif. Data yang diperoleh
dengan cara melihat acara “sinetron Si Entong” dan melakukan pencatatan terhadap kata kasar
yang diucapkan, untuk menunjang data dilakukan studi kepustakaan. Sedangkan untuk analisa
data disajikan dalam bentuk kualitatif berupa distribusi frekwensi dan prosentase, kemudian
dideskripsikan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian sehingga dapat ditarik
kesimpulan.
Dari hasil analisa terhadap kata kasar yang terdapay pada sinetron Si Entong sesuai dengan
kategori yang telah ditentukan, maka kategori kata kasar dengan cara makian dengan jumlah 44
kali kemunculan (67,7 %), sedangkan kata kasar dengan cara cemooh menmpati urutan kedua
dengan frekwensi 11 kali kemunculan (16,92%) urutan ketuga adalah kata kasar dengan umpatan
dengan frekwensi 5 kali kemunculan (7,7%), keempat ditempati oleh kata kasar dengan cara
ejekan sebanyak 3 kali (4,61%) dan yang terakhir adalah kata kasar dengan cara hardikan dengan
frekwensi kemunculan sebanyak 2 kali (3,07%). Dari keseluruhan hasil temuan yang diperoleh
dalam penelitian ini, dapat diambil kesimpulan bahwa frekwensi dan prosentase didominasi oleh
kategori kata kasar dengan cara makian. Untuk saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian
adalah hendaknya fihak Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) terutama produser acara sinetron
“Si Entong” untuk lebih memperhatikan penggunaan bahasa, karena perbedaan dalam berbahasa
walaupun masih tingkatan anakanak, sehingga tidak terjadi benturan pemahaman antara orang
tua dan anakanak.
The language is generally restricted as the communications equipment between humankind.
With the natural language could have one relationship with that was other as well as cooperated.
The language was means for the socialisation, the inheritance thought, and to spread information.
The phenomenon of the violence in the language (rough words) in the life today that increasingly
appeared to take part in influencing the very polite activity.
Therefore, the condition for the community like this in the long run influenced the attitude as
well as his owner's philosophy of life.
As for that became attention of the researcher in this study was how the presentation of the film
to the television media that had the symbol of education in this case Televisi Pendidkan
Indonesia (TPI) could represent the change in the values of the negative culture that happened in
the community.
The television media as the information media indeed had the function presented information
that happened in the community.
Therefore then the writer want to studied in depth about the phenomenon the emergence rough
words in the television media, especially in the presentation of the film that received the big
portion.
The scope of this research was all the word or the sentence that including in the category of rude
words (the verbal violence) that was categorised as follows: the Curse, Inserted Breaker Rough,
Cemooh, Pushing word, and Mockery, in the film agenda The Entong that was presented in TPI.
Penelitian this with used descriptive with the foundation of this analysis that is one of the
research methods that his procedure was drafted systematically and objectively.