SAJADAH DAN BANK BNI

SAJADAH DAN BANK BNI
HUKUM PEMAKAIAN SAJADAH DI MASJID DAN HUKUM MENYIMPAN UANG
KAS MUHAMMADIYAH DI BANK (BNI)
Penanya:
H. Tamrin Harahap dan Aziz Harahap, Ketua dan Sekretaris PRM Sibaruang
(disidangkan pada hari Jum’at, 24 Shaffar 1427 H / 24 Maret 2006 M)
Pertanyaan:
1. Bagaimana hukumnya pemakaian sajadah (tempat shalat) di masjid?
2. Bagaimana hukumnya menyimpan uang kas Muhammadiyah di bank (BNI)?
Jawaban:
1. Untuk menjawab pertanyaan yang pertama, kami kemukakan beberapa hadits sebagai berikut:

ٍ ‫جإٍ ّنجأَرنِجَنيٍد ر جخلننَجعرَنُجضَن ج ٍ ج‬:‫عنْجَنِرٍ ر جض ٍيناج عجعُنناج َنِ َج‬
‫جصنرُّج عَج‬
‫ع‬
َََ َ َ َ َ
َ
ََ َ َ ََ َ َ
ٍ ‫عرَد ٍاجوَرّمجفَن َ َ هجيصرُّجعرَُجح‬
.]‫يج[ضو هج سرم‬
‫ص رج‬

َ َ َ َ َ ََ َ ََ َ
Artinya: “Diriwayatkan dari Jabir ra., ia berkata: Bahwa Abu Sa‘id masuk ke rumah Rasulullah
saw, mendapatkan (melihat) beliau sedang shalat di atas tikar dan bersujud padanya.” [HR.
Muslim].

ٍ
ٍ
‫جعرَد ن ٍنا َجو ََن نرّ َمج‬
َ َ‫جصن نرُّج ع‬
َ َ‫َع ننْج َ د َ نَ نَ َجضي ن َناج ع‬
َ ‫جعُن َك ننِج َِلَن ن ج َل ننِ َن َجض ََن ن َ ج ع‬
.]‫ةجج[ضو هج ج ِعَجإاج لر ذى‬
‫ُجعرَُج خَ ٍَج‬
َ ّ‫صر‬
َ َ‫ي‬
Artinya: “Diriwayatkan dari Maimunah ra., ia berkata: Bahwa Rasulullah saw shalat di atas
hamparan yang dibuat dari anyaman pelepah kurma.” [HR. al-Jama‘ah kecuali at-Tirmidzi].

ٍ‫عج َ ِل‬
ٍ ‫نُجض ٍينناج عجعُنناج َننِ َ ج َلننِ َنجضَ ن َ ج‬

‫نِجر ن ٍْج ِلٍن ر‬
‫نِجح ن ّ ج َلننِ َنج‬
‫ن‬
ُ
َ
َ
َ
َ
َ َ َ َ
َ
ََ
َ ٍ ‫َعننْجأََن‬
ٍ َ ‫ين َق ن‬
ٍ َ‫َِ ٍجصجصننيٍ ريجيننِجأَرننِجع دن ن ج ننِجفَنيننَج لُنييَدن ن جفَن َقننِ َ جو‬
‫ان َنَجرٍ َسننِ جلََُننِج‬
‫جخ‬
ٍ
َ
َ
َ

َ ََ َ َ َ َ َ َ
.]‫ج[ضو هج لر ذى‬.‫ا‬
‫ُجعرَد ٍج‬
َ ّ‫صر‬
َ َ‫ف‬
Artinya: “Diriwayatkan dari Anas Ibn Malik ra., ia berkata bahwa Rasulullah saw selalu

bersama kami, sehingga pada suatu saat beliau berkata kepada adikku yang masih kecil; Wahai
Abu ‘Umair, apa yang dilakukan oleh anak burung serindit? Anas berkata: Disiramlah
hamparan permadani itu, kemudian beliau shalat di atasnya.” [HR. at-Tirmidzi].
Memperhatikan hadits-hadits yang ditulis di atas, kami berpendapat bahwa dibenarkan
shalat di atas sajadah atau alas lain, sepanjang suci; baik untuk shalat di rumah maupun untuk
shalat di masjid.
2. Perlu diketahui bahwa pada saat ini BNI ada dua macam, yakni BNI konvensional yang dalam
praktik perbankan menggunakan sistem bunga; dan BNI syariah yang dalam praktik
perbankannya menggunakan sistem bagi hasil (mudlarabah). Boleh jadi yang saudara tanyakan
atau dimaksudkan dalam pertanyaan tersebut adalah BNI konvensional. Terhadap penggunaan
bank milik Pemerintah yang konvensional ini, dalam Muktamar Majelis Tarjih 1968 di Sidoarjo
Jawa Timur, - dan sampai saat ini belum ada perubahan,- diputuskan: Bunga yang diberikan oleh
bank-bank milik negara kepada para nasabahnya atau sebaliknya yang selama ini berlaku,

termasuk perkara musytabihat. Kata musytabihat dalam pengertian bahasa ialah perkara
(sesuatu) yang tidak jelas. Adapun menurut pengertian Syara’ ialah sebagaimana yang tersimpul
dalam Hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Nu'man Ibn Basyir yang kesimpulannya
sebagai berikut: Bahwasanya yang halal sudah jelas, demikian pula yang haram, yaitu telah
dijelaskan oleh al-Qur’an maupun al-Hadits dengan nash-nash sharihnya. Misalnya, daging
kambing halal dimakan dan daging babi haram dimakan. Selain yang telah ditentukan hukumnya
dengan jelas itu, terdapat beberapa hal yang hukumnya tidak jelas bagi seseorang atau beberapa
orang, apakah itu halal atau haram, sehingga dari mereka timbul ragu-ragu dan tidak dapat
menentukan salah satu di antara dua macam hukum itu. Perkara yang masih meragukan dan tidak
jelas hukumnya inilah yang disebut musytabihat.
Terhadap hal yang masih musytabihat atau masih diragukan hukumnya, Nabi Muhammad saw
telah menganjurkan agar kita berlaku hati-hati dengan menghindari atau menjauhinya demi
untuk menjaga kemurnian jiwa dalam pengabdian kita kepada Allah Swt. Hal ini dikecualikan
manakala dalam rangka menjaga kemaslahatan kehidupan baik dalam urusan keduniaan maupun
urusan keakhiratan tidak ada jalan lain atau nyaris tidak mungkin untuk dihindari, seperti di
suatu daerah yang tidak atau belum ada lembaga keuangan seperti bank yang beroperasi dengan
menggunakan sistem syariah. Namun pada saat ini lembaga keuangan syariah sudah berdiri di
berbagai tempat, seperti BNI juga telah membuka kantor cabang BNI Syariah di berbagai daerah.
Selain itu, di berbagai dareah juga telah berdiri Baitul Mal wat Tamwil (BMT).
Dengan memperhatikan keterangan di atas, hendaknya dana milik Muhammadiyah disimpan di

lembaga keuangan yang beroperasi dengan menggunakan sistem syariah, misalnya BNI Syariah.
Jika demikian, dana milik Muhammadiyah yang telah terlanjur disimpan di BNI konvensional
dapat dipindahkan ke BNI Syariah yang terdekat yang telah ada, atau di lembaga keuangan
syariah yang lain. Jika memang di daerah saudara belum ada lembaga keuangan syariah, maka
tentunya masih dibolehkan menggunakan Bank konvensional milik Pemerintah, mengingat
sebuah hadits:
.]‫ج[ضو هجأم جو رْج َِا‬

ٍ َ‫اَجي ضجوا‬
‫جيَ َضج‬
َ َََ

Artinya: “Tidak boleh membuat kemadlaratan pada diri sendiri dan tidak boleh membuat
kemadlaratan pada orang lain.” [HR. Ahmad dan Ibnu Majah].
Dan kaidah ushul fiqh:

ٍ ‫ا وض تجتَبٍدَج محا ض‬
‫تج‬
َ َ َ َ َ َ َّ ‫ل‬
Artinya: “Kemadlaratan-kemadlaratan itu membolehkan larangan-larangan”

Wallahu a’lam bishshawab. *dw)

Tim Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
E-mail: tarjih_ppmuh@yahoo.com dan ppmuh_tarjih@yahoo.com.