KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Analisis Isi pada Film Identitas Karya Aria Kusumadewa

KRITIK SOSIAL DALAM FILM
(Analisis Isi pada Film Identitas Karya Aria Kusumadewa)

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana ( S-1)

Oleh:
TONY WIJAYA KASUMA PUTRA
05220029

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011
1

LEMBAR PENGESAHAN

Nama


: Tony Wijaya Kasuma

NIM

: 05220029

Konsentrasi

: Audio Visual (AV)

Judul Skripsi : Kritik Sosial Dalam Film (Analisis Isi pada Film Identitas Karya Aria
Kusumadewa)

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
dan dinyatakan LULUS


Pada hari : Sabtu
Tanggal : 22 Januari 2011
Tempat : 609

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama

: Tony Wijaya Kasuma P

NIM

: 05220029

Jurusan

: Ilmu Komunikasi

Fakultas


: Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Kritik Sosial Dalam Film (Analisis Isi pada Film Identitas Karya
Aria Kusumadewa)

Menyetujui,
Pembimbing I

Pembimbing II

Nurudin, M.Si

Nasrullah, M.Si

Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

Dra. Frida Kusumastuti, M.Si

PERNYATAAN ORISINALITAS


Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama

: Tony Wijaya Kasuma P

Tempat, Tanggal Lahir

: Banjarmasin, 7 Desember 1986

NIM

: 05220029

Jurusan

: Ilmu komunikasi

Fakultas


: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :

KRITIK SOSIAL DALAM FILM
(Analisis Isi pada Film Identitas Karya Aria Kusumadewa)
adalah bukan karya ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam
bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan
ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 29 November 2010
Yang menyatakan,

Tony Wijaya Kasuma P

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
1. Nama


: Tony Wijaya Kasuma P

2. NIM

: 05220029

3. Konsentrasi

: Audio Visual

4. Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

5. Jurusan

: Ilmu Komunikasi

6. Judul Skripsi : Kritik Sosial Dalam Film (Analisis Isi pada Film
Identitas Karya Aria Kusumadewa)

7. Pembimbing : I. Nurudin, M.Si
II. Nasrullah, M.Si

DAFTAR ISI

LEMBAR ORISINALITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................................
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................
D. Kegunaan Penelitian ..................................................................................
E. Tinjauan Pustaka ........................................................................................
E.1. Film sebagai Kritik Sosial ....................................................................
E.2. Film .....................................................................................................
E.3. Analisis Isi ...........................................................................................

F. Definisi Konseptual....................................................................................
G. Kategorisasi ...............................................................................................
H. Metode Penelitian ......................................................................................

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
A. Gambaran umum film Identitas.................................................................
B. Profil film Identitas...................................................................................
C. Sinopsis film Identitas ..............................................................................
D. Biografi pemain dan profil sutradara film Identitas ...................................

BAB III SAJIAN DAN ANALISA DATA
A. Sajian Data ...............................................................................................
B. Analisis Isi Kritik Sosial dalam film IDENTITAS ....................................

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................................
B. Penutup ...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


DAFTAR PUSTAKA

Sobur, Alex. 2003. Analisis Teks Media. PT. Remaja Rosda Karya, Bandung
Baksin, Askurifai. 2003 . Membuat Film Indie Itu Gampang. Bandung: Katarsis.
Krippendorff, Klaus. 1991. Analisis Isi – Pengantar Teori dan Metodologi. Jakarta : Rajawali
Pers.
Marcelli, Joseph V. 1986. Angle, Komposisi, Kontiniti, Close Up, Editing dalam sinematografi.
Yayasan Citra: Jakarta
McQuail, Denis. 1989. Teori Komunikasi Massa. Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Masoed, Mohtar. 1999. Kritik Sosial Dalam Wacana Pembangunan. Yogyakarta: UII Press
Nasir, M. 1983. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Partono, Pius A. M. Dahlan Al Barry. 1994. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya, Arkola
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers.
Stokes, Jane. 2003. How To Do Media and Cultural Studies. Yogyakarta: Bentang.
Suleiman, A.Hamzah. (1985). Media Audio-Visual. Bandung.
Wimmer, Roger D. & Joseph R. Dominick. 2000, Mass Media Research. An Introduction.
London.: Wadsworth Publishing Company

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini komunikasi menjadi kebutuhan yang hakiki bagi umat manusia,
dikatakan kebutuhan yang hakiki karena dalam kehidupan manusia komunikasi
menjadi alat yang membantu dalam segala kegiatan yang ada.perkembangan
teknologi yang sangat cepat pada teknologi komunikasi telah membawa sebuah
implikasi perubahan sosial pada masyarakat. Kini media massa sebagai sarana
komunikasi telah menjadi hal dominan dalam kehidupan sosial masyarakat, media
massa mampu menembus batas ruang dan waktu untuk memberi kebutuhan akan
informasi bagi masyarakat global. Kekuatan media massa telah menjadi tambang
informasi, hiburan dan mata untuk melihat realitas dunia.
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, media massa telah menjadi alat
perpanjangan alat indra. Melalui media massa, dapat diperoleh informasi tentang
orang, benda atau tempat yang tidak dialami secara langsung. Dunia telalu luas
untuk diarungi dan dimasuki secara personal maka media massa hadir untuk
menyampaikan informasi tentang lingkungan sosial dan politik; televisi telah
menjadi jendela kecil untuk melihat berbagai peristiwa dunia.
Kritik sosial dan media massa, adalah dua hal yang berbeda namun tak
dapat dipisahkan dan saling berhubungan. Media massa banyak digunakan oleh

aktor politik sebagai “kendaraan” untuk meraih simpati masyarakat luas.
Menggingat media adalah salah satu alat komunikasi massa yang bisa bersifat

1

persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan,
dan atau melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan tertentu.
Film merupakan salah satu dari sekian bentuk media massa yang mampu
memberikan nilai hiburan pada masyarakat disaat kepenatan aktifitas masyarakat
dalam menjalani rutinitas kehidupan sehari-hari. Denis McQuail (Marseli, 1996:
13) menyatakan bahwa film berperan sebagai sarana cara yang digunakan untuk
menyebarkan hiburan yang menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, humor
dan sajian teknis lainnya pada masyarakat umum. Film disini merupakan
perwujudan dari seluruh realitas kehidupan dunia yang luas dalam masyarakat,
oleh karena itu film mampu menumbuhkan imajinasi, ketegangan, ketakutan dan
benturan emosional penonton, seolah mereka ikut merasakan dan menjadi bagian
dari cerita tersebut
Film sering digunakan sebagai alat sosialisasi atau sebagai media untuk
mengkonstruksi wacana tertentu bagi kesadaran masyarakat. Perkembangan film
itu sendiri juga tidak lepas dari perkembangan budaya masyarakat yang berlaku
dibelakangnya. Pada latar masyarakat industri, perkembangan film-film yang
diedarkan banyak dipengaruhi oleh kebutuhan pasar penonton, dimana tema-tema
yang diangkat dalam film tidak jauh dari cerita yang berkisah tentang
permasalahan-permasalahan yang populis. Latar tema film populis memang tidak
bisa lepas dari semangat industri yang menuntut daya tarik para penonton
sebanyak-banyaknya, sehingga tidak jarang beberapa tema cerita film-film
industri memiliki semangat cerita yang memang mudah dicerna oleh penonton,
serta tidak mengindahkan permasalahan etika dan konflik yang membutuhkan
banyak nalar atau pengetahuan yang sulit dicerna.

2

Keberadaan Film kerap dianggap minor dalam kemampuannya memuat
kritik sosial dibandingkan dengan media lain. Media lain memiliki wahana
jurnalisme yang mampu menghadirkan peran media sebagai pilar keempat
demokrasi, sedangkan film kaprah dianggap sepenuhnya sebagai kendaraan
komersial pencari keuntungan. Film memang dibuat dengan investasi ekonomi
yang besar sehingga memiliki antusiasme masyarakat yang tinggi dan sepertinya
lebih mengabaikan muatan-muatan yang memperlihatkan tanggung jawab
sosialnya.
Tapi apakah film memang memiliki kewajiban melakukan kritik sosial
mengingat karakternya yang lebih mirip media hiburan. Media film sebenarnya
memiliki kekuatan lebih dibandingkan media lain dalam melakukan representasi
terhadap kenyataan. Jurnalisme mungkin mendaku kerjanya pada realitas, tetapi
jurnalisme dikendalikan oleh prinsip kelayakan berita yang memenggal realitas itu
dalam satuan-satuan kelayakan berita tersebut. Sedangkan film nyaris tak terbatasi
oleh hukum-hukum ekstrinsik macam itu. Ketika pembuat film memilih sebuah
tema, maka yang membatasinya adalah hukum-hukum intrinsik film itu sendiri.
Dengan pilihan yang nyaris sama luasnya dengan kehidupan itu sendiri, film
punya kemungkinan yang tak terbatas.
Membuat film untuk dijadikan kritik sosial memang tidak mudah dan
semua ini berangkat dari tradisi yang panjang, baik dalam berkesenian secara
umum maupun dalam bertutur lewat media film. Negeri ini belum memiliki
keduanya. Paling tidak, cara tutur media film di negeri ini sama sekali belum ajeg
dan belum memiliki tradisi yang panjang. Media film dipandang sebagai sebuah
kegiatan ekonomi yang tak perlu repot dengan pengungkapan muatan dan

3

pencarian cara tutur yang mampu menangkap fenomena dalam masyarakat
tersebut.
Asumsi peneliti dari kritik adalah sebagai sebuah kecaman atau kontrol
yang dapat membawa malu atau menyakitkan bagi penerima kritik, padahal apa
yang dikehendaki dari sebuah kritik membangun tidak lebih dari sekedar saran,
dan petunjuk-petunjuk bagi penerima kritik itu sendiri. Kritik sosial juga
merupakan sindiran, tanggapan, yang ditujukan pada suatu hal yang terjadi dalam
masyarakat manakala terdapat sebuah konfrontasi dengan realitas berupa
kepincangan atau kebobrokan. Kritik sosial diangkat ketika kehidupan dinilai
tidak selaras dan tidak harmonis, ketika masalah-masalah sosial tidak dapat diatasi
dan perubahan sosial mengarah kepada dampak-dampak disosiatif dalam
masyarakat. Kritik sosial disampaikan secara langsung maupun tidak langsung.
Secara tidak langsung, kritik sosial dapat disampaikan melalui media. Media
penyampaian kritik sosial beraneka ragam jenisnya.
Dalam hal ini, terobosan baru yang dibuat oleh Aria Kusumadewa seorang
sutradara yang begitu kental kaitannya dengan film indie, yang kemudian
mendistribusikannya dari kampus ke kampus membuat sebuah film yang berjudul
Identitas. Dengan membawa tema masyarakat bawah yang dekat dengan
kemiskinan, mulai dari susahnya mengurus asuransi kesehatan untuk warga
miskin, para politikus yang berkampanye mengumbar janji untuk mensejahterakan
warga miskin, sampai perempuan yang menjadi pelacur untuk membiayai orang
tuanya yang dirawat dirumah sakit.
Film ini diproduksi oleh PT Demi Gisela Citra Sinema, Esa Films dan Tits
Film Workshop, dengan maksud dari Aria Kusumadewa untuk memainstrem film

4

Identitas yang mempunyai dasar Indie tersebut ke layar lebar. Dan tak pelak, film
Identitas meraih penganugerahan sebagai Film Terbaik FFI (Festival Film
Indonesia) 2009 dan sang Sutradara beserta pemain pria utamanya, Tio
Pakusadewa menjadi yang Terbaik FFI 2009 sesuai kategorinya. Meskipun dari
pemberitaan di media massa memuat bahwa terjadi kontroversi dari kemenangan
film Identitas sebagai film terbaik FFI 2009 ini.
Dari uraian dan latar belakang diatas, menarik peneliti untuk menguraikan
lebih jauh tentang sebuah kritik sosial dalam film. Dengan melihat
penganugeraahan yang diberikan kepada film Identitas karya Aria Kusumadewa
ini, peneliti memilih film Identitas untuk mengetahui kritik sosial yang ada dalam
film, mengingat cerita dalam film ini mengangkat kehidupan sosial sesuai dengan
realitas sosial yang terjadi. Jadi dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui
sarat atau tidaknya film ini dengan kritik sosial didalamnya.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Seberapa besar prosentase kemunculan isi atau pesan tentang kritik sosial
dalam film Identitas karya Aria Kusumadewa?
2. Siapa pihak-pihak yang menjadi sasaran kritik sosial dalam film Identitas,
dan seberapa besar frekuensi kemunculannya

5

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan seberapa
besar prosentase kemunculan kritik sosial serta siapa saja pihak-pihak yang
menjadi sasaran kritik sosial dalam film Identitas karya Aria Kusumadewa.

D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Akademis
Memberikan manfaat bagi peneliti lain dalam mengembangkan dan
memperluas

pendalaman

studi

komunikasi

khususnya

pengkaji

komunikasi perfilman, sehingga mampu menjadi referensi bagi penelitian
serupa dimassa yang akan datang.
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi praktisi dan penikmat
film, dimana dengan mengetahui kandungan isi serta tema pesan tertentu
dari film, maka penikmat dan praktisi film dapat melakukan interpretasi
secara luas dengan pemahaman yang lebih mendalam terhadap film
tersebut.

6