“Aku nggak ngerti maksud kamu, rei...”

“Aku nggak ngerti maksud kamu, rei...”

“Mungkin kamu nggak merasa bebas setelah pacaran dengan aku. Kamu dulu biasa bergaul dengan siapa aja, dan sekarang itu udah berubah. Walau aku sangat mencintai kamu, aku nggak mau

mengekang kamu lagi. Mulai sekarang kamu bebas jalan dengan siapa aja. Kita lebih baik berteman seperti dulu.”

“Mungkin aku emang salah. Tapi itu lebih baik daripada aku terluka nantinya...”

“Rei! Kamu nggak boleh nuduh aku kayak gitu! Ini nggak adil! Bagaimana saat kamu dekat dengan Sita ?” tukas Niken.

Mendengar ucapan Niken, Rei menoleh ke arah cewek itu.

“Jangan hubungkan dengan Sita. Kejadiannya berbeda. Aku dekat dengan dia karena kami punya rencana. Dan kami nggak cuman berdua. Vira juga tau rencana ini dari awal,” ujar Rei.

“Oya? Tapi siapa yang tau apa yang kalian lakukan saat berdua? Apa isi hati kalian sebenarnya... apa Vira juga tau soal ini? Kamu egois, !” Niken udah nggak mampu membendung air matanya lagi.

Kamu emang egois, rei ! batin Niken yang berbaring di tempat tidur. Matanya sembap dan merah karena hampir semalaman menangis. Untung ibunya nggak begitu memperhatikan wajah Niken karena sibuk dengan warungnya.

Niken mengakui dia masih sayang pada Rei. Tapi dia juga nggak mau Rei terlalu mengatur hidupnya. Terlalu mengatur dia harus berteman dengan siapa. Dan yang terpenting, Niken ingin Rei percaya padanya.

Kenapa kamu nggak mau percaya, Rei...

Vira akhirnya tahu kabar mengenai diri Niken. Bukan dari siapa-siapa, tapi dari Rei sendiri. Itu juga nggak sengaja, saat Vira menelepon Rei untuk menanyakan di mana Niken. Mungkin Rei tahu atau bahkan lagi bareng Niken. Dari Rei juga Vira tahu bahwa mereka berdua udah putus, beserta alasannya. Sesuatu yang sangat disesali Vira.

“Tapi mungkin Niken benar. Mungkin cowok yang namanya Gabriel itu cuman dianggap teman dan kakak kelasnya,” kata Vira melalui telepon.

“Aku tau... Niken mungkin aja jujur. Dan aku mutusin hubungan kami bukan karena nggak percaya sama dia. Aku cuman nggak pengin ngerasain sakit hati. Sakit kalo ternyata di kemudian hari Niken suka sama Gabriel. Kemungkinan itu kan selalu ada, apalagi kalo tiap hari mereka ketemu,” Rei membela diri.

“Kok kamu jadi penakut gini sih, Vin? Kamu mutusin Niken berdasarkan sesuatu yang belum terbukti. Apa kamu nggak sayan g dia?” balas Vira.

“Justru karena aku sayang dia, aku ngambil keputusan ini. Aku nggak mau kami putus di saat ribut, saat apa yang aku kuatirkan terjadi. Kalo sampai hal itu terjadi, nggak cuman hubungan pacaran, mungkin persahabatan kami berdua juga akan putus. Dengan cara ini, aku dan Niken masih bisa berteman. Dia mungkin akan marah dan kecewa saat ini, tapi nggak bakal lama, dan kami pasti bisa berteman lagi.”

“Yakin?”

“Aku tahu siapa Niken. Aku yakin itu...” Rei terdiam sejenak. “Lagi pula, bukannya kamu dulu mutusin Kak Aji juga dengan alasan yang sama?” Rei balik bertanya, membuat Vira gelagapan.

“Dari mana kamu tahu?” tanya Vira.

“Niken yang cerita...”

Setelah itu Vira nggak mendengar lagi kabar soal Niken dan Rei. Niken juga belum datang lagi ke rumahnya, dan Vira nggak mau mencari tahu soal ini. Dia udah cukup pusing dan tertekan dengan kondisinya sekarang dan nggak mau lagi dibebani oleh masalah orang lain. Kalau saat ini Vira terlihat tegar dan mulai bersikap biasa, itu cuman supaya mamanya nggak terlalu sedih melihat kondisi dirinya. Jauh di lubuk hatinya, Vira merasa hidupnya udah nggak berharga lagi. Sehari-hari dirinya hanya duduk di kursi roda, bengong kayak orang bego. Nggak ada yang bisa dilakukannya, apalagi dia udah nggak kuliah Karena mengajukan cuti (seandainya nggak cuti pun Vira juga udah males kuliah). Dia masih belum pede ketemu temen-temen kuliahnya, bahkan nggak pede ketemu orang lain.

Sehabis makan malam, seperti biasa Vira mengurung diri di kamarnya. Tapi kali ini ada yang berbeda. Saat melewati cermin besar yang ada di kamarnya, tiba-tiba Vira merasa benci melihat dirinya sendiri. Benci Karena merasa sebagai manusia yang cacat, dia nggak bisa melakukan apa yang diinginkannya. Bahkan Vira mulai benci kenapa dirinya masih hidup.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

The Correlation between students vocabulary master and reading comprehension

16 145 49

The Effectiveness of Computer-Assisted Language Learning in Teaching Past Tense to the Tenth Grade Students of SMAN 5 Tangerang Selatan

4 116 138

The correlation between listening skill and pronunciation accuracy : a case study in the firt year of smk vocation higt school pupita bangsa ciputat school year 2005-2006

9 128 37

Pembangunan Game Petualangan Si Pitung Berbasis Desktop

20 95 126

PENGARUH KOSENTRASI SARI KUNYIT PUTIH (Curcuma zediaria) TERHADAP KUALITAS TELUR ASIN DITINJAU DARI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, TOTAL FENOL, KADAR PROTEIN DAN KADAR GARAM The Addition of White Turmeric (Curcuma zedoaria) Concentrated Base on Quality Antioxidan

1 1 8

The effect of personal vocabulary notes on vocabulary knowledge at the seventh grade students of SMP Muhammadiyah Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 20

The correlation between synonym context clue and reading comprehension of English study program students of IAIN Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 2 27

CHAPTER I INTRODUCTION - The effectiveness of anagram on students’ vocabulary size at the eight grade of MTs islamiyah Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10

Master Cooking Boy The Real Master Cooking Boy

0 1 19