Bioekologi Laba-Laba pada Bentang Alam Pertanian di Cianjur : Kasus Daerah Aliran Sungai (DAS) Cianjur, Sub-sub DAS Citarum Tengah, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat

BIOEKOLOGI LABA-LABA PADA
BENTANG ALAM PERTANIAN DI CIANJUR:
Kasus Daerah Aliran Sungai @AS) Cirttjur,
Sub-sub DAS Citarum Tengal, Kabupatem Ciujur, Jawa Barat

I WAYAN SUANA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2005

-

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMAS1
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Bioekologi Laba-laba pa&
Bentang Alarn Pertanian di Cianjur: Kasus Daerah Aliran Sungai (DAS) Cianjur,
Sub-sub DAS Citarum Tengah, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, adohah karya saya
sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguman tin= mana
pun. Sumber informasi yang krasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun ti&
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

ABSTRAK
Biaekologi Laba-laba pada Bentang Alam Pertanian di
Cianjur: Kasus Daerah Al iran Sungai (DAS) Cianjur, Sub-sub DAS Citarum
Tengah, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Dibimbing oleh DEDY DURYADI
SOLMIN, DAMAYANTI BUCHORI, SJAFRIDA MANUWOTO dan HERMANU

I WAYAN SUANA.

TRIWTCK)DO.

Laba-Iaba merupakan said satu kelompok pernangsa dorninan dan memegang
paanan penting dalam ekosistem sawah serta ekosistem pertanian pada umurnnya.
Kornpleksitas struktur benmg alam diduga turut -an
dalam menentukan kehadiran
lah-laba pada suatu ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengaruh
kompleksitas slmktw bentang alam pertanian terhadap komunitas laba-laba yang terdapat

di dalarnnya Penelitian dilakukan pada bentmg alam pertanim di DAS Cianjur yaitu:
bagian hulu (Desa Nyalindung), bagian tengah (Desa G a d ) dan b a g h hilir ( D e s
Selajarnbe), s e l m m dua musim tanam (Januari sampai September 2003). Penelitian terdiri
atas (1) struktur h t a n g alam pertanian, (2) sbulrtur komunitas laba-Iaba pada bentang
alam pertanian, (3) kelompok fungsional laba-hba di pertanaman pa&, serta (4)
kolonisasi dan dinamika komunitas laba-laba d~pertanaman pa&.
Bentang alam pertanian di bagian huly tengah, dan hilir DAS Cimjur dipetakan
kembah dengan memakai Global Positioning System (GPS), program Arc View GIS 3.2
dm Peta Rupa Bumi Digital Indonesia sehingga didapabkan peta baru yang berisi
informasi mengenai pola penutupan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentang
alam pertanian d~ b d a n hulu dan tengah mempunyai empat tipe tapak utama yaitu:
pertansrman padi pertanaman sayuran, rerumputan dan kebun catnppur. Pada bentang dam
perkmian & bagan hilir tidak dijumpai t q a k pmanaman sayuran. Benmg dam
pertanian bagian hulu mernpunyai sbuktur paling kornpleks &&an
bagicm hilir paling
sederhana.
Komunitas laba-laba diamati dengan perangkap jebak, n a m p kuning, jaring
ayun, pengisap famcop dan paaugkap kumg berperekat. Hmil penelitian rnmdapathm
83 spesies yang tergolong ke dalarn 16 famili. Bentang alam pertanian bagian hulu yang
sbukturnya p a h g kornpleks memiliki keanekaragaman dan kekayaan spesies t-ggi

& b a n w a n dengan bagian tengah clan hilir yang stmktumya lebih sederhana. Tipe
habitat, umur tanaman d m musim juga s e m Ttyata mempengaruhi keanekaragaman,
kekayaan dan kernerataan spies. Habitat lain di sekitar habitat pertanaman p d ~
merupakan sumber kolonisasi I&-laba ke pertanaman @. Kolonisasi laba-lab ke
pertanpadi terjadi meldui dua car%yaitu: dengan bergerak aktif meldui permulaan
tanah atau vegetasi dan t h w a melalui udara atau ballooning. Komposisi s p i e s pada
pertanaman p d selalu h b a h dari waktu ke waktu sejalan dengan pmbahan umur
tanaman. Dinamika tersebut wadi karma perbedaan strategi berbm masing-masing
spesies dalam kaitannya dengan sh-uktur fisik habitat pada setiap periode, serta
ketefsediaan mmgsa. Pabedaan stFateg berburu, pernilrhan mikrohabitat, iipe jaring
peraugkap serla periode aktif menyebabkan laba-laba dapat digolongkan ke ddatn
kelompok fungsional tertentu. Pada bentang dam pertanian di Cianjw diperoleh 12
kelompok fungsional tingkat famili dan 14 kelompok fungsional trngkat genus. Habitat
pertanaman padi mempmyai jurnlah kelompok fungsional paling banyak ~ ~ d i n g k a n
dengan tip habitat lain, walaupun kornposisinya tidak berbeda satu sama lain. Jurnlah
kelompok fungsional pada setiap periode perkembangan tanaman tidak berubah tetapi
komposisinya berubah.

ABSTRACT
1 WAYAN SUANA.Bioecology of Spiders in Agricultural Landscape at Cianjur: Case

Study in Cianjur Watashed, Middle Citarum Sub-sub Watershed, Cianjur Regency, West
Java. Under supervision o f DEDY DURYADI SOLlEtN, DAMAYANTl BUCHORI,
SJAFRlDA MANUWOTO and HERMANU TRIWlDODO.

Spiders are dominant prdabrs and have an important role not only in ricefields
ecosystem, but also in agroecosystems in general. All of spiders are predator, especially
to insects, so they have an important role in control insect population. The complexity of
lmdscape structure is expected to have an important role to the availability of spiders in
ecosystems. The objective of this research is to understand influence of agricultural
landscape structu~eto the spider's community in the lmdscape. Research was conducted
at agricultural landscape in Cianjur Watershed, i.e: upper part (Nyalindung Village),
middle part (Gasol Village) and lower part (Selajambe Village), tiom January to
September 2003. 'Ihe research consisted several topics: ( 1 ) the structure of agricultural
landscape, (2) community structure of spider in agricultural landscape, (3) functional
groups of spider in ricefields, and (4) colonization and community dynamic of spider in
ricefields.
Agricultural landscape at upper, middle and lower part of Cianjur Watershed were
mapped by usmg Global Positioning System (GPS), Arc View GIs 3.2. computer
program, and Digital Indonesian Land Use and Topographical Map fim Bakosurtanal.
This hsmment was used to make a new map which consist of infomation of h d use

system. Results showed that agricultural landscape at upper and middle part of Cianjur
Watershed have four main patch types there are: rice, vegetable, grass and mixed garden.
At lower part of Cianjur Watershed there is no vegetable patch type. Thus, landscape
structure at upper part of Cianjur Waterstted is more complex than that of at lower part.
Spider community in agricultural landscape were sampled by using five trapping
techniques (pitfd trap, yellow-pan hap, sweep net, suction trap and sticky trap). The
results showed that there were 83 species from 16 families of spiders in agricultural
landscape. Species diversity and species richness at upper part o f Cianjur Watershed were
higher than that of middle and lower part. Habitat type and p o d of crops growth were
sipficantly affect the species diversity, species richness and evenness. Habitats arouad
ricefield, such as grass, vegetable and mixed garden are source of spider colonization into
ricefields. There were two methods whereby spiders colonize the ricefields: by actively
moving on the ground or vegetation, and ballooning. The composition of species in
ricefields changed with the growth of crops in the field. Spiders cam be grouped into
different functional groups based on the differences of hunting strategies, microhabitat
preference, web types and active periods. There were 12 functional groups at M y level
and 14 functional groups at genus level. The number of functional groups in each habitat
types showed differences. kce-habitat type had the most functional groups than that of
others (vegetable, grass and mixed garden), but composition of functional groups were
not different on each habitat types. The number of functional groups on each parods of

crops & r o d was unchanged, but the composition changed.

Hak cipta dilindungi
mngm?lW@abn-nyak-H~MfS&'
Instftutmnrian , m
n a h m n y a &m
h b k a p pun, ha&-4
q;
m M I m , &n -thp

BIOEKOLOGI LABA-LABA PADA
BENTANG ALAM PERTANIAN DI CIANJUR:
Kasus Daerah Aliran Sungai @AS) Cianjur,
Subsub DAS Citsrum Tengah, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat

I WAYAN SUANA

Disertasi
sebagai ulah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor
~


d

a

Program Studi BioIogi

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2005

Judd Disertasi

:

Bioekologi Laba-laba pada Bentang Alam Pertanian
di Cianjur: Kasus Daerah AIiran Sungai (DAS)
Cianjur, Sub-sub DAS Citarum Tengah , Kabupaten
Cianjur, Jawa Barat


Nama Mahasiswa

:

I Wayan Suana

NIM

:

G426010011

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dr.Ir. Dedv Duyadi Solihin, DEA.
Ketua


/.--..-

Prof. Dr. Lr. S 'ahda Manuwoto M.Sc.
Anggota

Dr. Ir. Damavanti Buchori, M.Sc.
Anggoh

&

Dr. ir. Hermanu Triwidodo, M.Sc.
Anggota

Di ketahui

Ketua Program Studi Biologi

Dekan Sekolah Pascasajana

Dr. Ir. Dedy Duryal Soli hin, DEA.


Prof. Dr. Ir. Sjafiida Manuwoto, M.Sc.

Tanggal Ujian: 20 Desember 2004

Tanggal Lulus: 2 5 JAN 2005

Walaupun seandainya engkau paling hdosa
diantara manusia yang memikul dosa
dengan m h u ilmu pengebhwn
lautan dosa engkau akan h n g i

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hymg Widhi Wasa karena
berkat asung kertha w m nugraha-Nya penulis dapat menyeIesaikan penelitim clan
penulisan disertasi ini sebagaimana ymg ctrharapkan. Tema yang dipilih dalam pettelitian
yang dilaksanakaa sejak bdan Januari 2003 m p a i September 2003 ini adalah biolog
dm ekologi laba-Ma, dengan judul Bioekologi Laba-laba pads Bentang Alam Perianian
di Cianjur: Kasus Daerah Aliran Sungai @AS) Cianjur, Sub-sub DAS Cihmm Tengah,
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Drsertasi ini tmdiri atas empat bab yang memuat hasil

penelitian. Tiga bab rnerupakan naskah artikeI ymg diajukan ke beberapa jurnal hmh.
Bab II bqudul Struktur Komunitas Laha-laba pada Bentang d a m P&an
di DAS
Cianjur, telah drpublikasikan p& Jurnal B i o h s ''Hayuti" Vol. 11 No. 4 Desember
2004. Bab TV berjudul Kolonisasi dan Dinamrka Komunitas Ma-laba di Pertammm
Padi, sedang menunggu penerbitan d JurnaI Biolugi Udayana. Bab I11 yang bqudul
Kelompok Fungsional Laba-laba pada Bentang A m Perlanian di DAS Cianjur, te1ah
ditulis dalam Bahasa I W s dan akan diajukm pada J o u m l ofAmchnolu~.
Penghargaan d m tepimakasih penulis sampaikm kepada Yth. Dr. Ir. Dedy
Duryrldt S o h & DEA, Yth. Dr. Ir. Damayanti Buchori, MSG, Yth. Prof. Dr. Ir. Sjdrida
Manuwoto, MSc. dan Yth. Dr. lr. Hermanu Triwidodo, MSG,s e b komisi pembimbing
atas bimbingan yang telah dtberikan. Terimakasih juga kepada Yth. Dr. Ir. Lilik
Budiprasetyo, M.Sc. dari Fakdtas Kehutanan PI3, Dr. Ir. H d i Susilo A n h , MS dari
Fakultas Pertanian IPB, dan Yth. Dr. Christian H.Schulze dari Institute of Ecology and
Conservation Biology, University of Vienna, Austria, yang telah memberikan komentar
dan arahan dalarn pengolahan dan penyajian data Kepada Ketua JSPS-DGHE Core
University Program in Applied Bio-Sciences The University of Tokyo and Bogor
Agricultural University atas d u n g a n sebagian dana penelitian ini. Kepada pengelola
EPPS DrrJen Dikti Depdiknas RI di Jakarta yang telah mernberilran beasiswa kepada
penulis. Kepada Kepala Laboratorium Bioekologi Redator dan Parasitoid, Faperta-IPB
yang telah mernhkan ijin untuk memanfaatkan fasilitas yang tersadia di laboriorim.
Kepada Bapak h a s Sjarifuddin, SH.beserta keluarga yang telah memberikan bukan
sekadar ternpat pemondokan tetapi telah menganggap penulis sebagai anggota keluarga
s e l m tinggal di Cimjur. Terimakasih juga kepada Pak Mrrman, Pak Bayi dan Sdr. Alan
yang telah membantu pekerjaan rll lapang. Kepada Kepah Desa dan petani di Desa
Nyalinhg, Gas01 dan Selajarnbe yang telah m e m W a n ijin untuk melakukan
penelitian pada lahannya Kepada Ir. Yaherwandi, M.Si, Ir. Yohanes Hendro Aguq MSG,
Drs. Arrijani, M-Si, Drs. Djufii, M.Si d m h a Rosdians, S.Si, atas kerjasarna yang begit11
kompak selama masa-masa perMiahan dm peneiitian berlangsung. Kepada ~-~
Punhawacana Bali IPB penulis mengucapkan terimakasih atas dukungan dan
kerjasammya. m y a , ucapan terimakasih pwulis samparkm kepda isai dan mmda
tercinta, ayah, ibu, dk,keponakaT1, juga kepada keluarga merlua, atas segala &a,
dmngau dan kasih sayangnya.
Semoga tulisan ini bermanfaat.
Bogor, Januari 2005
J Wayan Suana

W A Y A T HIDUP
Penufis dilahirkan di Lalariglinggab, Tabanan, Bah, pads tanggal 25 Mei 1970
sebagai mak pertama drui dua b e m u h a , dari p q a n I Wayan Gadera dan Ni Wayan
Siti. Pendidikan sarjana diternpuh di Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Aim, Universitas Udayana, Denpasar, lulus @a tahun 1995. Pada tclhun
19%, penulis diterima di Program Studi Biologi pada Program Prrscasajana Institut
Tehologi Bandung dm menamatkannya pada tahun 1998. Kesernpatan untuk
melanjutkan ke program doktor di Program Studi Biologi pada Sekolah Pascasarjana
lnstitut Pertrrnran Bogor hperoleh pada tahun 2001. Beasiswa pendidhn pascamjam
hperoleh dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tin=, Departemen PendiNasional
Republik tndonesia
Penulis bekerja sebagai staf pensjar di Jurusan BudidayJ Fakultas Pertanian,
Universitas Mataram sejak tahun 1998 m p a i s e h g . Penulis tercatat sebagai anggota
orgrmisasi profesi, antara lain: Perhimpunan Biologi Indonesia sejak tahun 2000 sampai
sekamng, dan Perhimpunan Entornolog Indonesia sejak hhun 2003 sampai sekarang.
Selma menghti program S3, pendis telah menysmpaikan makalah poster ymg
bejudul "Ecology of Spiders in Ricejeldr Ecosystems in Cianjur Watershed, with the
Emphasis on Orh-Web Spiders", &lam Iniermtional Seminar of T o w a d Rural and
Urban Sustainable Communities: Restructuring Human - Nacure Inlernction, di
Bandung, 6 - 7 J a n e 2004. K q a ilmiab tersebut merupakan b e a n dan program S3
penulis.
Pada tanggal 28 Oktober 2003, penulis menikah dengan Luh Swya Cahyani
Pucangaa, S.Si, dm dikaruniai seorang putra yang diberi nama I Gede Bagus Bhaskara
Doctyma Mas, yang lahir pa& tan@ 17 Agustus 2004.

DAFTAR IS1

DAFTAR TABEL ..........................................................................

DAFTAR GAMBAR ....................................................................

XIV

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................

xvi

PENDAHLnUAN ......................................................................
Latar Belakang Penelitian .......................................................
. . .....................................................................
Tujuan Penel~han
..
Manfaat Penel~t~an
...................................................................
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................
Ekologi Bentang Alam ..........................................................
Biologi Laba-laba...................................................................
Ekologi Laba-laba...................................................................
Metode PengambiIan Sampel, Identi fikasi dm Interpretasi
Data.........................................................................................

BAB I .

STRUKTUR BENTANG ALAM PERTANIAN DI
DAERAH ALIRAN SUNGAI CIANJUR....................
Abstrak..........................................................................

Pendahuluan..................................................................
Bahan dan Metode........................................................
Hasil dan Pembahasan..................................................
Kesimpulan ...................................................................
Dafhr Pustaka...............................................................
BAB I1. STRUKTUR KOMUNlTAS LABA-LABA PADA
BENTANG ALAM PERTANIAN DI DAS
CrANJUR......................................................................
Abstrak..........................................................................

Pendahuluan..................................................................
B a l m dan Metode........................................................
Hasil dan Pembahasan..................................................
Kesimpulan...................................................................
Dahr Pustaka..............................................................

BAB I11. KELOMPOK FUNGSIONAL M A - L A B A PADA
BENTANG ALAM PERTANIAN DI DAS
CIANJUR......................................................................
Abstrak ..........................................................................
Pendahuluan..................................................................
Bahan dan Metode........................................................
Hasil dm Pembahasan................................................
Kesimpulan...................................................................
Daftar Pustaka...............................................................

BAB IV. KOLONISASI DAN DINAMIKA KOMUNITAS

LABA-LABA DI PERTANAMAN PAD1...................
Abstrak ..........................................................................
Pendahuluan..................................................................
Bahan clan Metode........................................................
Has11dan Pembahasan..................................................
Kesimpulan...................................................................
Daftar Pustaka...............................................................

PEMBAHASAN UMUM...............................................................

KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................

DAFTAR TABEL

TINJAUAN PUSTAKA

K d e r i s t i k bentang darn alami dan bentang alam
buatan manusia..................................................................

Metode pengambilan sampel laba-laba b e r W k a n
habitat dan cara hidup..........................................................
Beberapa
indeks
keanekamgaman
untuk
mengnterpretasikan data keanekmgaman hayati..............
BAB I

Bentuk tapak pada kntang alam pertanian di bagian hulu
DAS Cianjur........................................................................

Bentuk tapak pada bentang alam pertanian di hgian
tengah DAS Cianjur.. ..........................................................
Bentuk tapak pada bentang aIam pertanian d~ bagian hilir
DAS Cianjw .......................................................................
BAB I1

Jumlah famili, genera, spesies dm individu Iaba-laba
yang diamati dari tiga bentang darn pertanian di DAS
Cianjur, Jawa Barat............................................................
BAB I11

Kelompok fungsional laba-laba tingkat fami1i pada
bentang alam pertanian di DAS Cianjur..............................

Kelompok fungsional Iaba-laba tingkat genus pada
bentang dam pertanian di DAS Cianjur..............................
BAB 1V

Matriks kesamaan komunitas laba-laba (Indeks Sarrensen)
pada habitat pertanaman padi, sayur, rerumputan dm
kebun campur, pada bentang alam pertanian di bagan
huIu DAS Cianjur................................................................
Laba-laba yang melakukan kolonisasi aktif melalui
permukaan tanah dan terbawa melalui udara pada
pertanaman padi di bagian hulu DAS Cianjur.....................
Komposisi spesies laba-laba pada p-hnaman padi di
bagan hulu DAS Cianjur, pada umur tanaman padi
tertentu.................................................................................

100
xiii

DAFTAR GAMBAR

Kerangka penelitian bioekolog lah-laba pada bentang
alam pertanian di DAS Cianjur.............................................

Struktur jaring bulat.................................................
BAB 1
Struktur bentang darn yang terdiri atas matriks, tapak dan
koridor yang menghubmgkan tapak.....................................

Bentuk-bentuk tapak berdasarkan nilai S.............................
Struktur
. . bentang aIam pertanian di badan huIu DAS
C~anjur..
................................................................................
Stnddur
. . bentang alam pertanian di bagian tengah DAS
Clanjur.................................................................................

Struktur
. . bentang alam p e h a n di b a n hilir DAS
C~anjur..
................................................................................
BAB II

Alat-alat yang digunakan untuk mengiunbil sampel labalaba........................................................................................

Kelimpahan famili laba-lah pada ketiga bentang alarn
pertanian di DAS Cianjur....................................................
Akumulasi spesies laba-laba pada ketiga bentang alam
pe&an di DAS Cianjur berdasarkap Jack J estimator, a)
akumulasi spesies laba-laba pada habitat pertmaman padi,
sayuran, rerumputan dan kebun campur, b) akumulasi
spesies laba-laba pada habitat pertamm padi...................
Keanekaragarnan spesies (a), kerneratam spesies @) dan
kekayaan spesies lab-laba (c) pada bentang alam
pertanian di DAS Cianjw.....................................................

Keanekaragarnan spesies (a), kerneratam spesies (b) dm
kekayaan spesies laba-laba (c) berdasarkan psrda tip
habitat....................................................................................

xiv

Keanekaragaman spesies (a), kerneratam spesies (b) dm
kekayaan spesies laba-laba (c) berdasarkan umur tanaman..

Keanekaragaman spesies (a), kemerataan spesies (b) dan
kekayaan spesies laba-laba (c) berdasarkan rnusim..............
Pengelompokan komunitas laba-laba p d a tipe habitat dm
umur tanaman yang berbeda rnenggunakan UPGMA d m
j arak Euclidean.....................................................................
BAB 111

Kelompok fungsional labs-laba tingkat famili pada
bentang alam pertanian di DAS Cianjur.............................
Kelompok fungsional laba-laba tingkat genus pada
bentmg alam pertanian di DAS Cianjur...............................

Komposisi kelompok fungsional laba-lab pa& beberapa
ti pe habitat, pada bentang alam pertanian di DAS Cianjur...
Kornposisi kelompok fungsional lab-laba pa& periode
perkembangan tanaman pad^, pada bentang alam pertanian
di DAS Cianjur....................................................................
BAB IV

Jurnlah spesies laba-laba yang terdapt pada habitat
pertanaman pad, rumput, sayur, dan kebun campur, pda
bentang alam pertanian di bagim hulu DAS Cianjur............
Famili laba-laba yang berkolonisasi melalui udara (a) clan
melalui permukaan tanah atau vegetasi (b), pada bentang
dam pertanian di bagian hulu DAS Cianjur..........................
Kelirnpahan relatif beberapa spesies laba-laba @a
pertanaman padi umur tertentu di bagian hulu DAS Cianjur
PEMBAHASAN UMUM

Faktor-faktor kunci y ang mempengaruh keanekaragaman,
kekayaan, kemerataan, jurnlah dm komposisi kelompok
fungsional laba-laba pada bentang dam pertanian
(implementasi hasil peneiitian pada model Robson 2002). ...

Beberapa faktor yang mempengaruhl keanekaragaman,
kekayaan, kernerakelompk fungsional, dan dinamika
komunitas laba-laba di pertanaman pad^ (implementasi
hasil penelitian pada model Marc ef al. 1999).......................

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I
1. I .

Kerapatan, Frekuensi dan Indeks Nilai Penting rumputnunputan yang terdapat d~ sekitar bentang alam pertanian
di bagian hulu DAS Cianjur................................................

-2.

Kerapatm, Frekuensi dm Indeks Nilai Penting nunputrumputan yang terdapat d~ selutar bentang alam pertanian
dz bagan tengah DAS Cianjur...........................................

1.3.

Kerapatan, Frekuensi dan lndeks Nilai Penting rumputrumputan yang terdapt di sekitar kntang alam pertanian
di bagian hilir DAS Cianjur.............................. ................
BAB I1

2.1.

Keanekaragaman laba-laba pa& kntang alam pertanian
di DAS Cianjur, Januari - September 2003........................
BAB III

3.1.

Karakter yang dipakai untuk mengklasifikasikan
kelompok fungsional t aba-Iaba p& tingkat farni li ............

3.2.

Karakter yang dipakai untuk mengklasifikasikan
kelompok fungsional lab-laba pada tingkat genus............

3.3.

Klasifikasi kelompok
fungsional Iaba-laba menurut
..
kberapa penelrh ................................................................

xvi

STRUKTUR BENTANG ALAM PERTAMAN
DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CIANJUR

Sbuktur bentang dam merupakm s u m cara untuk menerangkan pola spasial d m
elemen-elemen bentang alam. Kompleksitas struktur bentang alam dapat mempenganh
kelimpahan dan keanekaragaman organisme yang terdapat d~ dalamnya. Komponen
penting dati kompleksitas struktur bentang dam terdiri atas derajat rnonokultur,
fhgmentasi dan isolasi habitat serta dampak keseluruhan kompleksitas sbuktur bentang
dam. PeneIitian ini h j u a n untuk mernetakan kompleksitas struktur bentang darn
perkmian dl DAS Cianjur. Dengan memakai Global Positioning System (GPS), program
komputer Arc View GILT3.2 dan Peta Rupa Bumi Digital Indonesia, bentang darn
pertanian d~ DAS Cianjur d~petakankembali sehingga didapatkan peta barn yang berisi
informasi mengenai pola penutupan lahan. Luas arm bent& komposisi, jumlah dan
dstribusi tap&-tapak & dalm ber~tangdm pertanian dr DAS Cianjur dihitung dan
penganrhnya terhadap keanekxagaman organisme yang terdapat di dalarnnya
didskusikan dengau memakai contoh kasus dari penelitian-penelitiau sebelumnya.
I n f o m i ini akan digunakan sebagai b a r untuk menerangkan pengaruh kompleksitas
mktw bentaag alam terhadap keanekaragarnan laba-laba pads bab hikutnya
Kata-kata kunci : struktur bentang dam, DAS Cianjur, keanekaragaman spesies

Pendabuluan

Struktur bentang alam merupakan suatu cara untuk menerangkan pola
spasial dari elemen-elernen bentang alam (Samways 1995). Struktur bentmg alam

memuat tentang ukuran, bentuk, komposisi, jumlah dan distribusi ekosistern-

ekosistem di dalarn bentang alam (Molles 1999). Samways (1995) mengatakan
bahwa terdapat tiga struktur dasar kntang alam yaitu: matnks (matrix), tapak
(pa~ch)
dan koridor (corridor) (Garnbar 1 . I ).

Matriks merupakan elemen bentang alam yang dominan, ukurannya paling
Iuas dan berperan dominan &lam fungsi bentang alam secara keseluruhan

(Forman & Godron 1986, Barnes 2003). Tapak merupakan sebidang lahan yang
tidak linier dan penarnpakannya berbeda dengan matriks yang mengelilinginya
(Forman & Godron 1986, Barnes 2003). Tapak merupakan unit-unit lahan atau
habitat yang seragam (homogen) jika dibandingkan dengan lingkungan di

sekeIilingnya (Barnes 2003). Koridor merupakan lahan sempit yang kedua sisinya
linier (Forman & Godron 1986, Barnes 2003). Koridor dapat berfungsi sebagai:
habitat (Lewis 1974 &lam Sarnways 1995), tempt perpindahan (Haddad &

Baum 1999, Hess & Fischer 2001) dan perintang (Forman & Godron 1986,
Landis & Orr 1996).

Gambar 1. I . Struktur bentang alam yang terdiri atas matriks (paling dominan), tapak, dan
koridor yang menghubungkan tapak (Barnes 2003)

Kornpleksitas struktur bentang alam dapat mernpengaruhi kelimpahan dan
keanekaragaman organisme yang terdapat di dalamnya. Perkernbangan ilmu

ekologi bentmg alam dm alat d i s i s n y a telah meningkatkan penelitian tentang
pengaruh struktur bentang alarn terhadap organisme yang berada di dalamnya

(Cook et al. 2002, Hamazaki 1996, Hunter 2002, h e s s & Tscharntke 1994).
Komponen penting dari kornpleksitas struktur bentang aiam terdiri atas

derajat monokultur, fragmentmi clan isolasi habitat serta dam pak keseluruhan
kompleksitas s t m k t u ~bentang aIam (Landis & Marino 1999). Penelitian ini

bertujuan untuk memetakan kompleksitas stnrktur bentang alarn pertanian di DAS
Cianjur. Peta yang dihasilkan akan berisi informasi mengenai pola penutupan

lahan yang meliputi ukuran, bentuk, komposisi, jumlah dan distribusi tapak-tapak
di dalam bentang alam. Inforrnasi ini akan digunakan sebagai dasar untuk

menerangkan

pengaruh

kornpIeksitas

struktur bentang alam

terhadap

keanekaragaman taba-laba pada bab berikutny a.

Bahan dan Metode
Lokasi penelitian
Penelitian hlakukan p d a bentang alam pertank di DAS Cianjur. DAS
rnempakan kawasan yang dibatasi secara topods

oleh punggungan bukit,

dimana air hujan yang jatuh diatasnya akan dialirkan menuju sduran (outlet)
tertentu. Kawasan DAS Cianjur di bagiam barat berbatasan dengan pun&

dm

punggungan Gunung Gede Pangrango, bagian utara dengan perbdatan Gunur~g
Geulis, clan bagian selatan dengan Gunung Puntang (Saroinsong 2002). Pada
penelitian ini dipilih tiga daerah yang mewakiIi bagan hulu, tengah dan hi lir DAS
Cianjur. Pada bagian hulu DAS Cianjur dipilih Desa Nyalindung (S M047'22,7"E
107°03'30,6") dengan ketinggian 879

-

1010 meter diatas permukaan faut (m.

dpl), bagian tengah dipilih Desa Gasol (S 06'48'1 7,O" E 107°05'40, 1 ") dengan

ketinman 665

-

693 m. dpI.,

dan bagian hilir dipilih Desa Selajambe (S

06"48'09,0"E 107"12'52,9") dengan ketinggian 346 - 35 1 m.dpl. (Gambar 1.2).

Pelaksanaan peneli tian

Pada ketiga bentang alam pertanian dilakukan analisis bentang alam
dengan menggunakan perangkat lunak Global Positioning Sy.stem (GPS), program
kornputer Arc View GIS 3.2. (ESRI 1999) dan Peta Rupa Bumi Digital Indonesia

skala 1 : 25000 lembar 1209 - 214 dan 1209 - 219 (Bakosurtanal 1999). GPS
dipakai untuk menentukan penutupan lahan d~ setiap lokasi dengan cara

mengelilingi setiap tapak dan mencatat koordinatnya pada tiaptiap jarak tertentu.
Data dari GPS diolah dengan program Arc View 3.2. sehingga dihasilkan peta

baru yang beri sikan inforrnasi rnengenai pola penutupan lahan yang me11puti

ukuran, bentuk, komposisi, jumlah dan distribusi tapak-tapak di dalam bentang
alam.

Analisis data
a. Bentuk ta pak

Bentuk tapak ditentukan berdasarkan formula yang dikembangkan oleh
Bowen & Burgess (1 98 1) dalam Molles (1999) yaitu:

S = bentuk tapak
P = perimeter tapak
A = area tapak

Jika nilai S sama dengan 1 (satu) maka rasio antara lebar : panjang h a n g lebih

sama atau tapak kira-kira berbentuk bulat. Peningkatan nilai S menandakan
bentuk bulat semakin berkurang. Secara lebih rinci Farina (1 998) menggambarkan
bentuk-bentuk tapak berdasarkan nilai S (Gambar 1.3).

Analisi s statistik menggunakan p r o m SPSS fir Windows 11.0 (SPSS
2001). ANOVA satu-arah (one-wuy ANOVA) dan uji Scheffe pada taraf

kepercayaan 95% dipakai unt uk membandingkan bentuk tapak pada masingmasing bentang a1am.

Ciiarnbar 1 - 3 Bentuk-bentuk tap& berdasarkan niIai S, a) berliku-liku ( S = 1,857), b) kotak
(S= 1,119), c) memanjang (S= 1,7451, d) tak beraturan (S=3,2 17). e) bulat (S=l,05 1)
(Farina 1 998).

b. Kompleksitas struktur bentang alam

Kompleksitas
keanekara-

struktur

bentang alam ditentukan

dengan indeks

(H) (Kienast 1 993). Formulanya adalah sebagai berikut:

Pk= proporsi tipe penutupan lahan atau tapak ke-k
terhadap total tipe penutupan lahan atau tap&

m

=

jurnlah tipe penutupan lahan atau tap&

Semakin tinggi niIai H maka semakin beragam tipe penutupan Man dan semakin

banyak jumlah tipe penutupan lahan yang menyusun suatu bentang alam. Dengan
demikian semakin tinggr nilai H dan suatu bentang darn rnaka semakin kompIeks
bentang darn tersebut. Bila suatu bentang darn adalah sebuah lahan pertanian
maka dapat di-kan

bahwa pola tanam pada bentang alam tersebut bersifat

polikultur. Demikian pula sebaliknya semakin rendah nilai H maka sernakin

ssderhana struktur bentang alam tersebut atau poIa tanaumya bersifat monokultur.
c. Keaneka ragaman vegetasi bukan-tanamaa
Vegetasi bukan-tanaman yang terdapat di luar habitat pertanaman padl

ditentukan kerapatan, frekuensi clan indeks nilai pentingnya (Setiadi et al. 1989)
dengan memakai persamaan s e b a p berikut:

Jml individu suatu jenis i
Kerapatan Mutlak (i)

=

Jml total luas area petak contoh
Jrnl satuan pet& contoh yang diduduki jenis i
Frekuensi Mutlak (i)

=

Jml petak contoh yang dibuat dalam analisis
Indeks Nilai Penting (i) = Kerapatan Mutiak (i) + Frekuensi Mutlak (i)

Easil dan Pem bahasan

Struktur bentang alam pertanian di DAS Cianjur
Struktur bentang aiam pertanian di DAS Cianjur terdiri atas empat tipe
tapak utama yai tu: pertanaman @,pertanaman sayuran, kebun campur di sekitar

pemukiman, dan rerumputan di pinggiran sun@

atau saluran irigasi . Padi yang

ditanarn terdiri atas beberapa varietas antara lain: Morneng dm Pandan Wangi
yang merupakan varietas padi berumur panjang; IR64, Sari Wang, Aqua dan

Ciherang yang merupakan varietas padi berumur pendek. Sayuran yang

dibudidayakan oleh petani di Cianjur antara lain: bawang daun, caysin, wortel,
cabe, kacang panjang, jagung d m ubi jalar. Tapak-tapak yang lain bempa kebun
campur yang terdapat di pemukiman serta dekat areal persawahan. Selain itu

terdapat j uga sungai, saluran irigasi dan jalan yang menghubungkan pemukiman

penduduk. Di pinggir-pinggir sungai, sduran irigasi dm jalan ditumbuhi vegetasi
liar berupa rerumputan, semak dan pepohonan.
Bentang darn pertanian di bagian hulu DAS Cianjur topografinya relatif

curam sehingga sawah dibuat berteras (Gambar 1.4).Padi yang ditanam umumnya

varietas berumur panjang pa& ketinggian 900 rn. dpl. keatas, tetapi sebagian kecil
pada persawahan di bagan bawah (ketinwan dibawah 900 m, dpl.) masih
dijumpai varietas padi berumur pendek. Luas penutupan lahan oleh pertanaman
pad^ mencapai 394368,57 m2 atau 52,02%. Sisanya 47,98% merupakan tapak

pertanaman sayuran dan kebun campur di sekitar pemuluman. Sayuran yang

ditanam petani di daerah ini antara lain: bawang daun, caysin, wortel, cabe dan
kacang panjang. Kebun campur yang terdapat di sekitar pemukiman umumnya
ltanami buah-buahan tetapi tidak diusahakan secara intensif sehlngga bercampur
dengan vegetasi liar. Rumpun bambu banyak terdapat di bagian selatan clan timur

bentang alam persawahan y ang topografinya sangat curam.
Bentang darn pertanian di bagian tengah DAS Cianjur mempunyai

kekhasan tersendiri karena dilalui oleh 2 buah sungai yang cukup besar serta
beberapa saluran inp s i . Di pinggr-pinggr sungai tersebut banyak ditumbuhi
pohon-pohon besar (Gambar 1.5). Penutupan lahan didominasi oleh pertanaman
padi dengan luas area sekitar 627833,35 m2 atau 80,60%. Sisanya merupakan

tap& pertanaman sayuran dm kebun campur di sekitar pernukirnan. Pa& yang

ditanam umumnya varietas yang berumur pndek, tetapi sebagian k a i l masih
dijumpai varietas yang bentmur panjang. Sayuran yang ditanam terdiri atas
jagung, ubi jalar, caysin dan cabe.

Sawah pada bentang alarn bagian hilir DAS Cianjur berbentuk blok-blok

dengan hamparan yang luas. Hal ini dimunglunkan karena topografinya yang
relatif datar (Gambar 1.6). Bentang alam di bagian bawah DAS Cianjur
didominasi oleh pertanaman padi dengan luas area sekitar 1197296,43 m2 atau
84,86%. Tapak yang lain berupa kebun carnpur yang terdapat di sekitar

pernukirnan. Tidak dijumpai adanya tapak pertanaman sayuran seperti yang
dijumpi pada kedua bentang alam yang lain.
Dengan memakai indeks keanekaragaman (H) terli hat bahwa struktur

bentang alam pertanian di bagan hulu DAS Cianjur paling kompIeks dengan
H=3, f 86. Di bagian tengah d m hilir DAS Cianjur indeks keanekaragaman

(H)

berturut-turut 1,928 dm 1,500. Hal ini terjadi karena pola tanam di bagian hulu
DAS Cianjur bersifat polikultur, sedangkm di bagan hilir bersifat monokultur.

Selain menanam padi, petani di bagian hulu DAS Cianjw j u g menanam sayuran
yang memang cacok untuk dataran tinggi.

Dalam Pengelolaan Hama Terpadu (PHT), kompleksitas struktur bentang
alam memegang peranan penting bagi keberhasilan penerapan PHT tersebut
(Thies & Tscharntke 1999). Pada penelitian Marino & hndis (1 996) ddapatkan
bahwa pada struktur bentang alam kompleks tingkat parasitisme terhadap ulat

tentara Iebih tinggi danpada struktur bentang alam sederhana. Tingkat parasitisme
terhadap kumbang (Meligethes aeneus) juga lebih tinggi pada stnrktur bentang
alam kompleks (Thies & Tscharntke 1999). Studi pada bentang aiam pertanian di
Indonesia yang dilakukan oleh Settle

er

al. (1996) menemukan bahwa bentang

alam kompleks memicu keanekaragaman sumberdaya dasar yang menjadi rnangsa
tambahan bagi pemangsa. Kehadiran mangsa tambahan menjdkan populasi

pemangsa generalis terpeli hara dalarn kelimpahan yang tingg sehingga perannya

untuk menekan hama menjadi lebih besar pada periode perkembangan tanaman
berikutnya.

Koridor
Pada ketiga bentang alam pertanian di DAS Cianjur terdapat saluran

irigasi, sungai dan jalan yang dipinggir-pinggirnya ditumbuhi oleh rerumputan
maupun pepohonan. Saluran irigasi, sungai dm jalan dapat menjadi koridor
perintang bag beberapa jenis hewan. Rerumputan dan pepohonan yang tumbuh
dipingglr-pinggir saluran irigasi, sungai dan jalan dapat berfungsi sebagai koridor
penghubung yang menghubungkan antar habitat atau tapak. Bagi laba-laba yang

menyebar melal ui permukaan tanah, pematang sawah juga rnerupakan koridor
penghubung. Pematang sawah membantu perpindahan atau penyebaran laba-Iaba

c h sumber penyebaran ke d a r n pertanaman padi (Tulung 1999). Koridor
perintang, seperti sungai atau saluran irigasi clapat merintangi penyebaran laba-

laba yang menyebar melalui permukaan tanah (Kajak 1990). Pagar pembatas yang
dibuat di pematang sawah untuk menghindari serangan tikus juga secara nyata
merintang penyebaran laba-laba yang menyebar melalui perrnukaan tanah

(Tulung 1 999).
Koridor yang menghubungkan tapak-tapak yang tersisolasi dapat

meningkatkan kelimpahan dan keanekaragaman spesies pada tapak tersebut
melalui peningkatan laju irnigrasi. Contohnya pada pergerakan kupu-kupu
,Iunonia coenia yang di laporkan oleh Haddad (2000). Koridor mem fasilitasi kupu-

kupu untuk mengkalonisasi tapak jika kupu-kupu dilepaskan pada jarak yang jauh

dan habitat yang sesuai. Jika kupu-kupu dilepas pada jarak yang dekat dengan
habitat yang sesuai maka koridor tidak berperan untuk mernfasilitasi pergerakan

kupu-kupu. Walaupun demikian Haddad & Baum (1999) berkesimpulan bahwa
pergerakan kupu-kupu diantara tapak secara nyata dipengaruhi oleh adanya

koridor. Disimpulkan pula bahwa kelimpahan populasi lebih tinggi pa& tapak
yang berhubungan satu sama lain dibandingkan dengan tapak y ang teri solasi

dengan luas area masing-masing tapak sama.

Bentuk tapak
Bentuk tapak merupakan atribut penting dalarn mempengaruhi perubahan-

perubahan abiotik dan biotik (Farina 1998). Pehedaan bentuk, baik yang
kraturan maupun tidak beraturan, umum dijumpai 1alam. Berdasarkan rata-rata

nilai S pa& masing-masing bentang alam pertanian di DAS Cianjur, di bagian
hulu (rata-rata S=2,12), tengah (rata-rata S=2,68), dan hilir (rata-rata S=2,45),
maka bentuk tapak secara umum adalah berliku-liku sarnpai tidak beraturan

(Tabel 1 . I., 1.2., 1.3.). Analisis statistik dengan one-way ANOVA pada taraf
kepercayaan 95% menunjukkan bahwa bentuk tapak pada ketiga bentang alam

pertanian di DAS Cianjur tidak berbeda nyata (F2,18 = 0,448 ;p > 0,05).

Semakin tidak beraturan bentuk tapak maka semakin banyak tepi yang

tersedia. Hal ini berpengaruh terhadap pemencaran tumbuhan dm pergerakan
hewan (Farina 1 998). Bentuk tapak juga berpengaruh terhadap kel impahan spesies

yang terdapat di dalarnnya. Hal ini diungkapkan oleh Hamazaki (1996) yang
meli hat pengaruh berbagai bentuk tapak terhadap j umlah Oxidus gracilis

(Diplopoda) di dalam tapak. 0. gmcilis merupakan hewan yang mempunyai
mobilitas tinggi dan selalu bergerak dan satu habitat ke habitat lain. Tapak-tapak
yang diuji mernpunyai luas area sama 900 m2 tetapi bentuknya bekda (rasio

lebar : panjang adalah I : 1, 1.4, 1:9, 1:36, 1:144). Jumlah 0.gr~cilissecara nyata
Iebih banyak terdapat pada tapak yang bentuknya memanjang. Hasil tersebut
mengindikasikan bahwa tapak yang bentuknya memanjang lebih disukai oIeh

spesies yang mempunyai mobilitas tinggi yang memertukan irnigrasi atau
emigrasi untuk dapat bertahan hidup. Tingginya iaju irnigrasi sangat penting
untuk menjaga viabilitas populasi di daIam tapak. Tapak yang bentuknya

memanjang secara spasial dan ternpod banyak dipengaruhi oleh lingkungan di
sekelilingnya. Sebaliknya tapak yang berbentuk bulat akan lebih disukai oleh

spesies yang bersifat sedenter clan spesies interior. Hal ini untuk mengurmgi
tekanan invasi dari spesies matnks dan mengurmgi ernigrasi dari spesies interior

(Buechner 1 987 dalam Hamazaki 1996).

Tabel 1.1. Bentuk tapak pada berrtang alam perta~anbagian hulu DAS Cianjur

Nama Tapak
Bawang daun
Bawang daun, caysin, kacang
Cake
Caysin
Caysin, bawang dmn
Kacang
Kacang, caysin
Pemukiman (tennasuk kebun campur)
Kebun bunga, bawang daun, caysin
Wortel
Wortel bawang daun
Padi

Perimeter
(ml)
1946

326
299
306
1991

504
61 8
3919

379
1 1499
1168

207

Area
(m2)
3 7240
4592
5075

S
2,846
1,358
1,186

2690

1,666

59152
9906
13637
209520
4165
15 795

2,3 10
1,430

2018

1,302
5,166

394368

1,495
2,415

1,657
2,623

Bentuk
Tak beraturan
Mernanjang
Kotak
Memanjang
Berliku-liku
Memanjang

Mernanjang
Berliku-liku
Memanjang
Tak beraturan
Kotak
Tak baaturan

Tabel I .2. Bentuk tapak pada bentang alam pertanian bagian tengah DAS Cianjur
Perimeter

Nama Tapak

Cabe
Caysin
JWng

Pemukiman (temsuk kebun carnpur)
Ubi jalar
Padi

(m2)
415
167
1896

4797
9407
434

Area
(m2)
4158

1590
16878
I23165

5320
627833

S
1,818
1,188
4,119
3,857
1,68 1
3,349

Bentuk
Memanjang
Kotak

Tak bmturan
Takberaturan
Mernanjang
Tak beraturan

The1 1.3. Bentuk tapak pada bentang alam pertanian bagian hllir DAS Cianjur

Narna Tapak
Kebun campurltalun
Pemukirnan (termasuk kebun campur)
Padi

Perimeter

Area

(m2)

(m2>

332
7995
6413

5015

208573
1 197296

S
1,325
3,962
2,061

Bentuk
Memanjang
Tak beraturan
Berliku-liku

Keaaekaragaman vegetasi buhn-tanaman di sekitar areal pertanaman
budidaya

Pada ketiga bentang alam pertanian di DAS Cianjur terdapat beberapa
jenis vegetasi bukan-tamman yang dominan antara lain beberapa jenis rumput

berbunga dari famili Asteraceae (Ageratum co~lyzoidesL., Galinsoga parvgora
Cav. dm Spilanthespanicdufa Wall. ex. DC)(Lampiran 1. 1 - 1.3).
Vegetasi bukan-tanaman y ang terdapat di sekibr tanaman budidaya

memberikan beberapa keuntungan bagi arthropods tenrtama bag pemangsa dan

parasitoid. Pertanaman pa& yang terdapat vegetasi bukan-tanaman di sekitarnya
mempunyai keanekaragaman arthropoda lebi h tinggi dibandingkan dengan tidak
ada vegetasi bukan-tanaman di sekitar pertanaman padi (Heong et al. 1991,

Her1inda 2000). Selain berfungsi sebagai tempat berlindung, vegetasi bukantanaman tersebut juga memberikan mangsa atau inang alternatif ketika mmgsa
atau inang utama tidak ada (van Emden 1991 dalarn Kartosuwondo 1994).

Spesies-spesies yang dapat beralih (sh@ing species) dapat menggunakan vegetasi

bukan-tanaman di sekitar tanaman budidaya sebagai habitat sementara apabila
tanaman budidaya tidak tersedia di lapang clan melakukan rekolonisasi apabila
habitat utamanya telah ada (Opdam 2002).

Kesim pulan

Struktur bentang alam pertanian di DAS Cianjur terdiri atas empat tipe
tapak utama yaitu: pertanaman p d i , pertanaman sayuran, kebun campur dan

rerumputan. Bentang alarn pertanian di bagian hulu DAS Cianjur memiliki
struktur paling kompleks dibandingkan dengan di bagian tengah d m hitir. Bentuk
tapak pada ketiga bentang alam pertanian di DAS Cianjur umurnnya berliku-liku

sarnpai tidak beraturan. Vegetasi bukan-tanaman yang tumbuh di pinggir-pinggr
sunm, saluran irigasi dan jalan dapat menjadi koridor penghubung atau koridor

perintang bagi beberapa spesies hewan. Vegetasi bukan-tanaman yang terdapat di
sekitar tanaman budidaya juga dapat sebagai tempt krlindung, mendapatkan

mangsa atau inang, dan habitat sernentara apabila tanaman budidaya tidak terdapat
di lapang.

[Bakosurtanal] Badan Koordinasi Survei clan Pernetaan Nasional. 1999. Peta Rupa
Bumi Digital Indonesia. Jakarta.

Barnes GT. 2003. Landscape ecology and ecosystems management [Serial
online]. http://www.ca.ukv.edu.[29 Oktober 20031.
Cook WM, Lane KT, Foster BL, Holt RD.2002. Island theory, matnx effects and
species richness patterns in habitat fragments. Ecol. Lett. 5 : 619 - 623.
[ESRI] Environmental System Research Institute. 1999. Arcview GIS 3.2. New
York.

Farina A. 1998. Principles and Methods in Landscape Ecology. London:
Chapman & HaII.
Foman RTT, Godron. 1986. Lanscape Ecology. New York: J Willey.
Haddad NM, Baurn KA. 1999. An experimental test for corridor effects on
butterfly densities. Ecol. Appl. 9:623 - 633.

Haddad NM. 2000. Corridor length and patch colonization by a butterfly, .lunonia
coenia. Conser. Biol. 14: 738 - 745.

Hamazah T.1996. Effects of patch shape on the number of organisms. Landscape
Ecology 1 l(5): 299 - 306.
Heong KL, Aquino GB, Barrion AT. 199 1 . Arthropod community structure of
rice ecosystem in the Philippines. Bull. Entomol. Res. 8 1 : 407 - 4 16.

Herlinda, S. 2000. Analisis artropoda predator di ekosistem persawahan daerah
Cianjur, Jawa Barat. pisertasi] Bogor: IPB.
Hess GR, Fischer RA. 200 1 . Communicating clearly about conservation corridors.
Landscape and Urban Planing 55 : 195 - 208.

Hunter MD. 2002. Landscape structure, habitat fragmentation, and the ecology of
insects. Agnc. Forest Entomol. 4: 159 - 166.
Kajak A. 1990. Spatial pattern of the intensity of area searching by predators. Di
Marn: Koponen, S., Lehtinen, P.T., Rime, V. (ed). Praceedlng of the XI
international Congress of Arachnology; Turku, Finland, 7 - 12 August
1989. Acta Zml. Fern.190: 199 - 204.

Kartosuwondo U. 1994. Populasi PluteZZu xyloslella (L.) (Lep: Yponorneutidae)
dan parasitoid Diadegm semiclamurn Helen (Hym: Ichneumonidae) pada
kubis clan dua jenis Brassicaceae liar. Bul. HPT 7: 39 - 49.

Kienast F. 1993. Analysis of historic landscape patterns with a Geographical
Information System - a methodological outline. Landscape Ecol. 8(2): 103
- 118.
Kruess A, Tscharntke T. 1994. Habitat fi-agmentation, species loss, and biologcal
control. Science 264: 1581 - 1584.

Landis DA, Marino PC. 1999. Landscape structure and extra-field prosses: impact
on management of pests and kneficials. Di &lam: Ruberson RR. (ed).
Handbook of Pest Management. p. 79 - 104.
Landis DA, Orr DB. 1996. Biological control: approaches and applications [Serial
online] http://www.ipmworld,umn.edu.[29 Oktober 20031.

Marino CP,Landis DA. 1996. Effect of landscape structure on parasitoid diversity
and parasitism in agroecosystem. Ecol. Appl. 6 (1): 276 - 284.
Moles MC Jr. 1999. Ecology: Concepts and Applications. Boston: McGraw-Hi l I.
Opdam P. 2002. Landeconet: the study of biodiversity in changing landscapes
[SeriaI online] http://www.nmw.ac.uk/1TE/econet,opdam. h t l [25 Mei
20021.

Samways MJ. 1995. Insect Conservation Biology. London: Chapman & Hdl.
Saroinsong FB. 2002. Studi Alokasi Penggunaan Lahan untuk Optimasi
Pelestarian Lingkungan dengan Integrasi Penggunaan Model Hidrologi,
SIG, dm Penginderaam Jauh [Tesis]. Bogor: IPB.
Setiadi D, Muhadiono I, Yusron A. 1989. Penuntun Praktikum Ekologi. Bogor:

PB.
Settle WH el al. 1996. Managing tropical rice pests through conservation of
generalist natural enemies and alternative prey. Ecology 77 (7): 1975 1988.
SPSS. 200 1. SPSS for Windows 11.O. USA: Lead Tech.
Thies C , Tscharntke T. 1999. Landscape structure and biological control in
agroecosystems. Science 285: 893 - 895.

Tulung M. 1999. Ekologi laba-laba di pertanaman padi dengan perhatian utama
pada Pardosa pseudounnulata (Boes. & Str.) [Disertasi]. Bogor: IPB.

Lampiran 1.1. Kerapatan, Frekuensi dm Indeks Nilai Penting rumput-rumputan yang terdapat di
sekitar bentang a l m pertman bagian hulu DAS Cianjur.
Kerapatan
KM

(%.)

-&h(Aubl.)

aC.

M:

Cyperaceae
crparDass&.) O.K.

--Ed.

Poaceae
W

s

p

E m - . )

&orb-#.

EchmDchlrw colrrnrsn &.) Link.

(Pd)C.E. Hubb.

Brrhawr*

-w
Fwb3.m-L.
Axcwrrrprs cpmparsur (SW.) BoPw

b d m m R d s * R . & S .

-.-

I-

uriolxjdsa-.)

Nsssen Weud

Apmceae

4.)Urb.

Arnannthaceae
A
-

m
b
. aw.

-A

(L.)M:

Omlidaeeae
0m-L.

Brassicaceae
Ron-pp.

&.).nRm

Onagraceae
L-

(G. Don) Wl

Malvaceae
30

Xtll

w-c.

Butomaceae
&.) &rchsnau

KR(%)

Frekuensi

FM

FR(%)

INP (46)

-sp

XtX

Fam.1

JUMLAH

815

100

12

100

i
w

Lampiran 1.2. Kerapatan. Frekumsi dan Indeks NiIai Penting mmput-rumputan yang terdapat di
sekitar bentang alam pertanian bagian tengah DAS Cianjur.

Kerapatan
KM

bteraceae
AWmymidraL

-w
-ap
s ~ p a i w r s a a W n B . ~ DC.
w.

R.) OC. ex. W W

E m

-E

ndwaSa (W.)Sch.*.

E

m &.) L.

W

mswmbmiaRdz.
k r w # m H.B.K

-bern(Bum.f,)

DC.

Pdacaceae
-dsracsaL.

Commelinsceae

-

Ccwnnslrrpa

Runnf.

Rubiaceae
kvls (La&.) G d .

Cyperaceae
C r n M E n d s .

m-ud.
C-rri.L-

C V p w w W L .

CVpaus-L.

.

.

hmbtWykmirpepe(L)Vahl
,

.

Fhbdm

(Rstr.)V d

Poaceae
m

w

Ekur*rsinderQ.)Gmm.

cdrnwn R.) Link.

m
-

0
C.E. Hubb.

Ischssmum-Krrllh

- w R . ) - .
s R.) NDOS

m

--BRg.

vd-(Rsb.)NemwStsud

Apiiceae
Larnk

-

(L.) u-b.

Amaranthaceae
A ~ ~ D s s l D s s l

&(L.) Dc

Oxalidaceae
0d.S-L.

KR(%)

Frekuensi

FM

FR(%)

INP (%)

Lampiran 1.2. lanjutan
Brassieaceae
Raippa in&

a,).Hiem

Onagraceae
-L

(L3 I-lam

WJ
L.
L-

a h w M i.tmx+) Raw

Malvaceae

s&

mombnbc.L.

Lamiaceae
SP

mcapilblshcq.
Acanthaceae
RarblWarfasurrdvlrW.

Euphorbiiceae

48

XIX

Melastomataceae

JUMLAH

74e

100

12.9

100

zoo

Lampiran 1.3. Kerapatan, Frekuensi dm Indeks Nilai Pent@ rumput-rumputan yang terdapat di
sekitar bentang aIam pertanian b e a n hilir DAS Cianjur.
INP (%)

I

-rMw&)A.&.&&.
spilamar-

Well. a.DC.

(1.)M3. a.w
m

Mi
-E

(Sw.) Scft.-Eip.

M ~ I &n&adm H.6.K

-

shmsa bcrsra (Bmlf.) OC.

-s

L.
(L.) Lsss.

Pmtdacaceae
ArlulsDa-C.

Commehnaceae

aBurm.f.
Rubiaceae
h d a (tamk.) Griwb.

Barsramw

Cyperaceae
EM.
cypPnra Ha L.
C m - L
Crparscmlr*asaurL.

Flmbrlst)fa-w.)gm

Poaceae

n0itSri.w
E - e

&.)Gwm.

-&.I

Link

C.E. W .

v
m

hrm.
(L.) Bsan.

b c*

w-Bsrp.

Fam.1
J h s p

Amarantham
-prseir;r[3051.

-

Oxalidaceae
O&--L.

Brassicaceae
RPipps

4.).F&m

Onagraceae

(G.Dar)Ex&

L-pmmjsL.

1
-

(JBEq.) RPWn

XII
39

Xlll

Makaeeae
Sa-L.

Lamiaceae
8.-

35

nrreb-Jacq.
Fam.8

XIV
36

XV

SP 0

Euphorbiaceae

37

ErrphrblarnL.

38

Ffl~uirwiaL

c;Rbils Kkin ex Wild.

39

XVI

-

6.)

3

Leguminosae

40

- m L .

dl

~ i r M m M d e * c o b

XW

Dokumen yang terkait

Kajian Debit Aliran Sungai dan Sedimen Melayang serta Arahan Penggunaan Lahan pada Tiga Outlet Sub DAS di Kawasan Hulu DAS Padang

4 40 60

Kerusakan hulu daerah aliran Sungai Citanduy dan akibatnya di hilir (Studi penilaian ekonomi di sub DAS Citanduy Hulu Jawa Barat dan Sub DAS Segara Anakan Jawa Tengah)

0 9 1

Struktur Lanskap Perdesaan Di DAS Cianjur - Cisokan, Citarum Tengah, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

0 4 85

Sistem Budidaya Tanaman Dan Karakteristik Usahatani Pekarangan Di DAS Cisokan Sub DAS Citarum Bagian Tengah Kabupaten Cianjur

0 9 76

Bioekologi Laba Laba pada Bentang Alam Pertanian di Cianjur Kasus Daerah Aliran Sungai (DAS) Cianjur, Sub sub DAS Citarum Tengah, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat

0 10 132

Persepsi dan perilaku masyarakat dalam pengelolaan ekosistem sub daerah aliran sungai(DAS) Cikundul:kasus di Desa Cikanyere, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat

2 20 77

Persepsi perilaku masyarakat dalam pengelolaan ekosistem SUB Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikundul kasus di Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat

1 9 82

Keanekaragaman Hymenoptera Parasitoid Pada Sturuktur Lanskap Pertanian Berbeda Di Daerah Aliran Sungai (Das) Cianjur, Jawa Barat

0 6 12

Struktur Komunitas Hymenoptera Parasitoid Pada Tumbuhan Liar Di Sekitar Pertanaman Padi Di Daerah Aliran Sungai (Das) Cianjur, Jawa Barat

0 5 13

Keanekaragaman Hymenoptera parasitoid pada beberapa tipe lanskap pertanian di daerah aliran sungai (DAS) Cianjur, kabupaten Cianjur, Jawa Barat

0 2 128