Pertumbuhan Kerang Hijau (Perna viridis L.) di Muara Kamal, Teluk Jakarta.

セOPWr
セッjM

en GYセ

PERTUMBUHAN KERANG HIJAU (Perna viridis L.)
DI MUARA KAMAL, TELUK JAKARTA

Oleh:
Rina Rubianti
C02497040

SKRIPSI

'

e


-,-


;,0:

-".

.•

...

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAlRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGaR
September 2001

PERTUMBUHAN KERANG HIJAU (Perna viridis L.)
DI MUARA KAMAL, TELUK JAKARTA

Oleh:
Rina Rubianti

C02497040


SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

8

!--·

Mセ



;,0:

-..

"



セM

MANAJEMENSUMBERDAYAPERAlRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
September 2001

Rina Rubianti. C02497040. Pertumbuhan Kerang hijau (Perna viridis L.) di Muara
Kamal, Teluk Jakarta. Dibawah bimbingan Dr. Ir. Sutrisno Sukimin, DEA dan Ir.
Isdradjad Setyobudiandi, M.Sc.

RINGKASAN
Kerang hijau (Perna viridis L.) merupakan salah 1 surnber protein hewani
berkualitas tinggi dengan kadar proteinnya sebesar 18,3% dari berat basahnya
(Sivalingam, 1977). Selain itu daging kerang hijau kaya akan asam amino esensial
terutama arginin, leucine dan lysine. Untuk memenuhi kebutuhan gizi protein
hewani dari ikan, maka masyarakat di sekitar Muara Kamal banyak mengembangkan
usaha budidaya kerang hijau. Salah 1 indikator yang penting untuk diketahui dalam
upaya pengembangan budidaya kerang hijau adalah aspek perturnbuhan.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka kerang hijau yang merupakan salah 1

surnberdaya perairan yang potensial dan ekonomis penting di perairan Muara Kamal
perlu diteliti aspek biologinya yaitu perturnbuhan, sehingga dapat digunakan sebagai
salah I landasan utama dalam usaha pengelolaan stok secara bijaksana.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pertumbuhan kerang hijau (Perna
viridis L.) di 2 stasiun dan pada kedalaman yang berbeda terhadap kualitas
lingkungan di perairan Muara Kamal, Teluk Jakarta.
Penelitian dilakukan di Muara Kamal (Teluk Jakarta) dari bulan November
2000 sampai Mei 2001. Lokasi pengamatan terdiri dari 2 stasiun, stasiun 1 terletak
dekat pantai (±1 Km) sedangkan stasiun 2 terletak di daerah yang agak jauh dari
pantai (± 2 Km). Stasiun pengamatan perturnbuhan kerang hijau adalah bagan-bagan
tempat budidaya dan contoh air diambil disekitar bagan tersebut. Kerang hijau yang
diambil berasal dari kerang yang menempel pada tambang yang panjangnya tiga
meter dengan pengambilan sampel dilakukan setiap dua bulan sekali, dengan
mengambil dua buah tambang dari masing-masing stasiun. Selanjutnya tambang
yang dipasang pada bagan dipotong kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik
_ _ _ _セ 、 。 ョ
diawetkmLd_engan.fonnalirLlD%._Untukmembedakarr..pengaruh.pertumbuhan!-------terhadap kedalaman maka tambang dibagi menjadi dua bagian, pada bagian atas
dengan panjang 0-1,5 meter dan bagian bawah 1,5-3 meter. Pertumbuhan kerang
hijau dapat dilihat dengan menggunakan analisis Von BertalanffY dan klasifikasi
kelompok ukuran dengan alat bantu software FiSAT. Kemudian dikembangkan uji

statistik untuk melihat perbedaan kesesuaian perkembangan hubungan panjang dan
berat.
Hasil analisis pengamatan terhadap parameter fisika dan kimia yang diukur
pada bagian permukaan dan dasar menunjukkan bahwa nilai kecerahan berkisar 50270 cm, kekeruhan 1-5 NTU, suhu29-31°C, salinitas 22-30 %0, pH 6-7, oksigen
terlarut 3-13 mg/l dan COD 25-85 mg/1. Parameter fisika dan kimia di lokasi tersebut
memperlihatkan bahwa perairan Teluk Jakarta masih layak dan mendukung
kehidupan kerang hijau.
Hasil analisis pengelompokkan kerang hijau dengan menggunakan metode
Bhattacharya berdasarkan perbedaan stasiun menunjukkan bahwa di stasiun 1

memiliki kisaran panjang rata-rata sebesar 0,98 - 3,75 em sedangkan di stasiun 2
memiliki kisaran panjang rata-rata yang lebih besar daripada stasiun 1 sebesar 0,83 4,85 em. Pengelompokkan kerang hijau berdasarkan perbedaan kedalaman
menunjukkan bahwa bahwa stasiun 1 dan stasiun 2 pada bagian permukaan memiliki
kisaran panjang rata-rata yang lebih tinggi yaitu 1,31-3,75 em untuk stasiun 1 bagian
permukaan dan 0,97-3,52 em untuk stasiun 2 bagian permukaan dibandingkan pada
bagian dasar yaitu dengan kisaran panjang rata-rata sebesar 0,84-3,53 em untuk
stasiun 1 bagian dasar dan 0,79-2,79 em untuk stasiun 2 bagian dasar, karena dengan
berambahnya kedalaman maka ketersediaan makanan menjadi faktor pembatas bagi
fitoplankton yang menjadi makanan kerang muda sehingga kerang banyak tumbuh di
dekat permukaan.

HasH analisis hubungan panjang dan berat pada pengamatan I menunjukkan
nilai b = 2,34, pada pengamatan II nilai b = 2,48, pada pengamatan III nilai b = 2,41
dan pada pengamatan IV nilai b = 2,44 yang menunjukkan pola pertumbuhan bersifat
allometrik negatif (b