2.2.3. Penyebab Ulkus Kornea
Penyebab
ulkus kornea
dapat diuraikan dalam bentuk infeksi dan non infeksi yang dijelaskan sebagai berikut :
1. Infeksi
a.
Infeksi Bakteri :
P. aeraginosa, Streptococcus pneumonia
dan spesies
Moraxella
merupakan penyebab paling sering. Sebuah penelitian terbaru menyebutkan bahwa telah ditemukan Acinetobacter juni sebagai salah satu
penyebab
ulkus kornea
. Penyebab ulkus kornea 38,85 disebabkan oleh bakteri.
b.
Infeksi Jamur: disebabkan oleh
Candida, Fusarium, Aspergilus, Cephalosporium
dan spesies mikosis
fungoides
. Penyebab
ulkus kornea
40,65 disebabkan oleh jamur.
c. Ulkus kornea
oleh virus
herpes simplex
cukup sering dijumpai. Bentuk khas dendrit dapat diikuti oleh
vesikel-vesikel
kecil dilapisan epitel yang bila pecah akan menimbulkan
ulkus
.
d. Acanthamoeba
Infeksi
kornea
oleh
Acanthamoeba
sering terjadi pada pengguna lensa kontak lunak. Infeksi juga biasanya ditemukan pada bukan
pemakai lensa kontak yang terpapar air yang tercemar. 2.
Noninfeksi
a.
Bahan kimia, bersifat asam atau basah tergantung PH
b.
Radiasi atau suhu
c. Sindrom Sjorgen
d.
Defisiensi vitamin A
e.
Obat-obatan
kortikosteroid, idoxiuridine, anestesi topikal, immunosupresif f.
Kelainan dari membran basah, misalnya karena trauma
g.
Pajanan
exposur h.
Neurotropik
Yusi Farida, 2015.
2.3. Pengertian Analisis
Analisis sistem merupakan sebuah teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi beberapa bagian komponen-komponen dengan tujuan
mempelajari kinerja dari masing-masing komponen dan berinteraksi untuk mencapai tujuan Sulindawati, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Analisis sistem digunakan sebagai pembelajaran sebuah sistem dan komponen- komponennya sebagai prasyarat desain sistem untuk sistem yang akan dibuat ataupun
sistem yang akan diperbaharui. Analisis dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan
maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan
perbaikannya.
2.4. Pengertian Metode
Certainty Factor
Menurut T.Sutojo dalam Aldino Moto, 2010
certainty factor
merupakan suatu metode untuk membuktikan ketidakpastian pemikiran seorang pakar, dimana untuk
mengakomodasi hal tersebut seseorang biasanya menggunakan
certainty factor
untuk menggambarkan tingkat keyakinan pakar terhadap masalah yang sedang dihadapi.
Ada dua cara untuk mendapatkan tingkat keyakinan dari sebuah aturan
rule,
yaitu dengan menggunakan metode ‘Net Belief’ dan dengan cara mewawancarai
seorang pakar. Tingkat keyakinan diperoleh dari jawaban
user
saat melakukan suatu konsultasi. Ada 2 dua macam faktor kepastian yang digunakan, yaitu faktor
kepastian yang diisikan oleh pakar bersama dengan aturan dan faktor kepastian yang diberikan oleh pengguna.
Faktor kepastian yang diisikan oleh pakar menggambarkan kepercayaan pakar terhadap hubungan antara
antacedent d
an konsekuen. Sementara itu faktor kepastian dari pengguna menunjukan besarnya kepercayaan terhadap keberadaan masing-
masing elemen dalam
antecedent
.
Certainty factor CF
merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN
untuk menunjukkan besarnya kepercayaan.
Certainty factor paralel
merupakan
CF
yang diperoleh dari beberapa premis pada sebuah aturan. Besarnya
Certainty Factor paralel
dipengaruhi oleh
Ceratainty Factor user
untuk masing-masing premis dan operator dari premis.
2.4.1. Kelebihan Metode Certainty Factor
Kelebihan metode
certainty factor
terdapat dalam beberapa hal bahwa metode ini cocok dipakai dalam sistem pakar untuk mengukur sesuatu apakah pasti atau tidak
pasti dalam mendiagnosis dan mengidentifikasi hama atau penyakit sebagai salah satu
Universitas Sumatera Utara
contohnya. Kemudian perhitungan dengan metode ini dalam sekali hitung hanya dapat mengolah dua data saja sehingga keakuratan data dapat terjaga Dodi Harto, 2013.
2.4.2. Kekurangan Metode Certainty Factor
Kekurangan metode
certainty factor
juga dapat dilihat di dalam beberapa hal bahwa, ide umum dari permodelan kepastian manusia dengan menggunakan
numeric certainty factor
biasanya diperdebatkan sebagian orang akan membantah pendapat bahwa formula untuk metode
certainty factor
diatas memiliki sedikit kebenaran. Kemudian metode ini dapat mengolah ketidakpastian atau kepastian hanya dua data
saja perlu dilakukan beberapa kali pengolahan data untuk data yang lebih dari dua buah Dodi Harto, 2013.
CFH,E = MBH,E - MDH,E
…………………………………..
2
CF H,E :
Certainty factor
MB H,E : Ukuran kepercayaan
measure of increased belief
terhadap hipotesis H yang jika diberikan
evidence
E antara 0 dan 1 MD H,E
: Ukuran ketidakpercayaan
measure of increased disbelief
terhadap
evidence
H, jika diberikan
evidence
E antara 0 dan 1 Bentuk dasar rumus certainty factor sebuah aturan JIKA E MAKA H adalah
seperti ditunjukkan oleh persamaan 2 berikut:
CF H,e = CF E,e CF H,E
……………………………………….
3
Dimana: CF E,e
:
Certainty factor evidence
E yang dipengaruhi oleh
evidence
e. CF H,E
:
Certainty factor
hipotesis dengan asumsi
evidence
diketahui dengan pasti, yaitu ketika CF E, e = 1.
CF H,e :
Certainty factor
hipotesis yang dipengaruhi oleh
evidence
e. Jika semua
evidence
pada
antecedent
diketahui dengan pasti maka persamaannya akan menjadi:
Universitas Sumatera Utara
P E = 1
– P E …………………………………………………..4
CF H,e = CF H,E
……………………………..……………………
5
Dalam aplikasinya, CF H,E merupakan nilai kepastian yang diberikan oleh pakar terhadap suatu aturan, sedangkan CF E,e merupakan nilai kerpercayaan
yang diberikan oleh pengguna terhadap gejala yang dialaminya. Sebagai contoh, berikut ini adalah sebuah aturan dengan CF yang diberikan oleh seorang pakar :
JIKA Penglihatan Menurun DAN Fotofobia Silau
DAN Mata Merah DAN Hipopion
MAKA Ulkulus Kornea, CF: 0,8
2.5. Pengertian Metode